Pages

Monday, March 7, 2011

Indonesian Air Forces TNI-AU Part 2 [HD]

Indonesian Air Forces TNI-AU (part 1)

Sukhoi Su-27 'Flanker'

Rusia: Intervensi Militer, Bukan Solusi Krisis Libya



Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, intervensi militer bukan solusi atas krisis saat ini di Libya. IRNA mengutip media-media Rusia melaporkan, Lavrov, Senin sore (7/3) dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Norwegia, Jonas Gahr Stoere di Kaliningrad, menolak efektivitas segala bentuk intervensi militer untuk mengkahiri krisis di Libya. Dikatakannya, krisis di Libya harus diselesaikan oleh rakyat di negara itu. Menurut Lavrov, untuk mengakhiri kekerasan dan pertumpahan darah di Libya diperlukan langkah-langkah politik. Ia menyatakan bahwa sikap resmi Moskow dalam menghadapi krisis di negara Afrika Utara itu adalah menentang segala bentuk intervensi militer.
"Kondisi di Libya mengkhawatirkan. Setiap hari jumlah korban tewas terus bertambah dan dunia menyaksikan terjadinya sebuah perang sipil di negara itu," ujarnya.
Seraya menegaskan perlunya mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil, Lavrov menuturkan, "Kami mendukung segala bentuk inisiatif internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Libya."
Menlu Rusia ini mengingatkan bahwa kejahatan terhadap warga sipil di Libya akan punya konsekuensi. Ditambahkannya, Rusia mendukung langkah PBB dalam mengirim utusannya untuk mempelajari kondisi di Libya.
Lavrov berada di kota perbatasan, Kaliningrad untuk membicarakan berbagai isu dengan mitranya seperti mekanisme pelaksanaan kesepakatan mempermudah pengeluaran visa dan masalah-masalah lain. (IRIB/RM/PH)

IRIB

Terbukti, AS dan Israel di Balik 'Virus' Stuxnet

 Pakar keamanan komputer ternama asal Jerman, Ralph Langner, mengungkapkan bahwa worm (semacam virus komputer) Stuxnet sengaja dibuat oleh Amerika Serikat dan Israel untuk melumpuhkan instalasi nuklir Iran.
Selama ini, sudah banyak pakar yang memperkirakan bahwa worm Stuxnet yang telah menyebar secara luas ke Iran itu memang dibeking negara tertentu.Pasalnya Stuxnet merupakan worm yang sangat kompleks dan canggih. Ia memanfaatkan empat celah keamanan sekaligus di sistem Windows. Ini merupakan yang pertama kalinya, sebuah program yang secara simultan mengancam dari begitu banyak celah.
"Opini saya, badan intelijen Israel Mossad terlibat [di belakang Stuxnet]," ujar Langner kepada, pada saat berbicara di Konferensi teknologi internasional Technology, Entertainment, Design (TED), di Long Beach, California AS, dikutip dari BBC.
Langner mengatakan, proyek penyerangan Stuxnet terhadap instalasi nuklir Iran membutuhkan informasi orang dalam yang sangat detail. "Begitu detailnya, sehingga mereka mungkin mengetahui ukuran sepatu dari operator [yang bekerja di instalasi Iran," kata Langner.
Namun, ia melanjutkan, Israel bukan satu-satunya dan peran utama pembuat Stuxnet. "Hanya ada sumber utama yang memimpin ini, dan itu adalah Amerika Serikat," katanya.
Langner adalah salah satu dari pakar sekuriti SCADA (sistem otomatisasi industri) yang sejak awal telah menunjukkan bagaimana malware Stuxnet mampu mengambil alih kontrol terhadap peralatan industri. Stuxnet dipercaya ditargetkan untuk melumpuhkan sebuah peralatan yang digunakan untuk pengayaan Uranium.
Sebelumnya, New York Times juga melaporkan bahwa keampuhan worm Stuxnet sempat diujicobakan di instalasi nuklir milik Israel, Dimona, yang terletak di gurun Negev.
Belum lama ini, secara terpisah, pensiunan kepala Mossad, Meir Dagan, dan Menlu AS Hillary Clinton mengatakan bahwa pengembangan nuklir Iran mengalami kemunduran hingga beberapa tahun ke belakang akibat stuxnet.
Namun klaim tersebut dibantah Tehran. Kepala Pusat Sistem Keamanan Nuklir Republik Islam Iran Naser Rastkhah mengumumkan bahwa virus Stuxnet terbukti tidak berdampak terhadap kontrol reaktor nuklir Bushehr, di selatan Iran. Rastkhah dalam wawancara dengan IRNA kemarin menjelaskan bahwa pihak-pihak yang tidak ingin Iran memiliki reaktor nuklir berusaha menggunakan beragam cara dalam menebar isu kontroversial untuk menyulut kekhawatiran masyarakat internasional soal program nuklir Iran.
Rastkhah mengungkapkan, reaktor nuklir Bushehr telah memenuhi standar keamanan internasional sehingga kasus kebocoran radiasi nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl tidak akan terulang lagi.
Laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa insinyur Rusia dipekerjakan di instalasi Bushehr Iran, untuk mengganti 163 rod bahan bakar yang rusak. Namun sumber Iran mengatakan bahwa masalah itu akibat kerusakan rod, bukan Stuxnet.
Reaktor yang terletak di wilayah barat daya Iran, selama ini menjadi salah satu pemicu tingginya tensi antara Iran dan Barat. Barat, termasuk AS, mengklaim bahan bakar dari reaktor itu bisa diproses menjadi plutonium tingkat tinggi dan digunakan untuk membangun beberapa senjata nuklir. Padahal Tehran dan IAEA sendiri dalam berbagai laporannya menegaskan bahwa program nuklir Iran bertujuan damai dan tidak mengarah pada proyek militer.
Stuxnet sendiri merupakan program yang sangat berbahaya. Worm ini mengincar komputer Windows yang menjalankan sistem kontrol industri skala-besar yang terdapat pada pabrik-pabrik dan instalasi lain.
Sistem kontrol itu adalah SCADA (supervisory control and data acquisition) yang digunakan pada instalasi pembangkit listrik, pabrik-pabrik, pemipaan minyak, dan instalasi militer.
Stuxnet disebut-sebut oleh pakar keamanan komputer sebagai malware yang paling rumit yang pernah ada. Ia memanfaatkan empat celah keamanan sekaligus di sistem Windows. Ini merupakan yang pertama kalinya, sebuah program yang secara simultan mengancam dari begitu banyak celah.

"Melihat derajat tipe program yang ada, bisa kami katakan bahwa kode pemrograman ini sangat-sangat komplek. Pemrograman Ini hanya bisa dilakukan oleh misanynya sebuah negara, bukan seorang hacker yang bermain-main di rumah orang tuanya," ujar Eric Chien pakar keamanan komputer dari Symantec.

Hal senada juga diungkapkan oleh perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Kaspersky. Menurutnya, tujuan utama Stuxnet bukan untuk memata-matai sistem yang terinfeksi tetapi untuk melakukan sabotase. Ini mengindikasikan bahwa perkembangan Stuxnet didukung sebuah negara dengan dukungan biaya besar, tim penyerang dengan keahlian tinggi, pengetahuan teknologi SCADA yang baik, serta data intelijen yang kuat.
"Program jahat ini tidak dirancang untuk mencuri uang, mengirimkan spam, atau mengambil data pribadi. Tapi jenis malware ini dirancang untuk menyabotase gedung-gedung, untuk merusak sistem industri," kata Co-founder dan Chief Executive Officer of Kaspersky Lab Eugene kaspersky, dalam rilis resmi yang diterima VIVAnews.
Lebih jauh, Kaspersky percaya Stuxnet adalah prototipe senjata dunia maya. "Saya khawatir ini adalah awal dari dunia baru. Tahun 90-an adalah dekade vandalisme cyber, tahun 2000-an adalah dekade penjahat dunia maya. Sekarang kita memasuki dunia yang benar-benar baru, yakni era perang dunia maya dan terorisme dunia maya," ujar Kaspersky.(IRIB/vivanews)

IRIB

Angkatan Laut Iran Siapkan Kapal Tempur Baru



Laksamana Habibullah Sayyari
Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Habibullah Sayyari, mengkonfirmasikan produksi kapal tempur baru tipe destroyer. Dalam wawancaranya dengan IRNA kemarin (7/3) Sayyari mengatakan, setelah kapal tempur Jamaran, kini Angkatan Laut Iran tengah memproduksi kapal tempur baru. Ditambahkannya bahwa Angkatan Laut Iran tengah meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan meningkatkan kemampuan kapal-kapal tempurnya, serta berusaha memproduksi kapal tempur baru yang jauh lebih handal dari tipe sebelumnya.
"Angkatan Laut Iran selalu mempersiapkan diri menghadapi segala bentuk ancaman dan dalam hal ini tidak pernah lengah," tegasnya.
Pejabat tinggi militer Iran itu menambahkan, "Dewasa ini Angkatan Laut Republik Islam Iran dan juga Angkatan Laut Pasdaran, di perairan selatan siap menghadapi segala bentuk ancaman terhadap perbatasan maritim negara, dan kesiapan tersebut telah dibuktikan dalam berbagai manuver."
Lebih lanjut Sayyari menjelaskan, Angkatan Laut Iran juga siap membela kepentingan negara di segala kondisi.



kapal perusak ‎sekelas Jamaran.‎
 

"Kemampuan Angkatan Laut Iran harus ditingkatkan sesuai dengan berbagai macam ancaman dan atas dasar ini, produksi kapal selam juga terus ditingkatkan," ungkapnya.
Kapal tempur Jamaran, yang sebelumnya telah bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran, memiliki panjang 94 meter dan lebar 10 meter serta tinggi mencapai 3,1 meter.
Berat minimum kapal ini mencapai 1.400 ton. Dengan dua motor berkekuatan 10.000 tenaga kuda, kapal ini mampu melaju di kecepatan 28 knot. Kapal ini juga mampu mengangkut helikopter dan mengisi bahan bakarnya.
Sejumlah sistem utama yang digunakan oleh kapal tempur Jamaran hanya dikuasai oleh segelintir negara Barat. Namun para pakar muda Iran berhasil memecah monopoli teknologi tersebut dan memasang teknologi serupa pada kapal Jamaran. (IRIB/MZ)

IRIB

Batalyon 466 Paskhas Laksanakan Terjun Free Fall dan Static


Pentak Lanud Hnd - 8/03/2011
Komandan Batalyon 466 Paskhas Letkol Pasukan Sujatmiko, Selasa (8/3) pukul 06.00 Wita melaksanakan terjun penyegaran free fall dan terjun Statik di sepanjang landasan lama Bandar Udara Sultan Hasanuddin dengan menggunakan pesawat Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud ABD Saleh Malang dengan ketinggian 5000 feet yang dipiloti Kapten Pnb Urip, 1 tim jumping Master dan VCP dari Mawing II Paskhas Malang serta Tim Pengawas Latihan dari Mako Korpaskhas Bandung.

Komandan Batalyon 466 Paskhas selesai melaksanakan terjun static dengan sigap dan cepat berganti payung Free Fall untuk naik lagi manuju Hercules untuk terbang yang kedua dengan ditemani anggota Paskhas lainnya antara lain Lettu Pasukan Rulli, Letda Psk Suez, Serka Djuarianto serta Andi Tamsil atlet penerjun dari Fasida Sulawesi Selatan turut melaksanakan terjun free fall berjalan mulus yang disaksikan oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Mujianto,Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Andi Kustoro dan Komandan Wing II Paskhas Letkol Psk Budi Sumarsono .

Terjun penyegaran Free Fall maupun Statik yang telah dilaksanakan, disamping untuk memberikan tingkat kualifikasi kepada seluruh anggota Batalyon 466 Paskhas merupakan upaya satuan agar tercapainya kesiapan operasional dalam menghadapi tugas kedepan, khususnya tugas Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U

TNI AU

BERITA POLULER