Pages

Friday, August 27, 2010

SBY Didesak Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia


Elvan Dany Sutrisno - detikNews


Jakarta - Kalangan politisi Senayan semakin geram dengan sikap lembek Pemerintah atas prilaku Malaysia. Kalau Pemerintah Malaysia tidak mengubah sikapnya, Presiden SBY diminta memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

"Malaysia sudah tidak menunjukkan itikad baik terhadap Indonesia. Kami minta Presiden SBY mengambil tindakan tegas. Putuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia," tegas anggota Komisi IX DPR dari FPDIP Rieke Diah Pitaloka dalam konferensi Pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (27/8/2010).

Sikap tegas Rieke ini dilatarbelakangi tidak jelasnya hubungan diplomasi Indonesia-Malaysia. Terutama, Rieke yang membidangi ketenagakerjaan, justru melihat TKI yang makin tidak dihargai di Malaysia.

"Presiden SBY harus tahan badan terhadap vonis mati TKI, usahakan dengan diplomasi personal. Lakukan desakan politik agar ada keringanan dan kebebasan TKI tersebut berapapun jumlahnya," jelas Rieke.

Rieke mengenang masa pemerintahan Presiden Gus Dur yang tegas membela warga negaranya. Bahkan saat Gus Dur sudah tidak menjadi Presiden pun beberapa kali memperjuangkan WNI di negara lain. Rieke berharap SBY tegas dan arif dalam melindungi warga negaranya.

"Oleh karena itu kami minta Presiden SBY mencopot pejabat negara yang tidak dapat melindungi warganya di luar negeri. Terutama di timur tengah dan di Malaysia," harap Rieke.

(van/yid)

DETIK 

Menlu atau Presiden Yang Lembek?

Sejak gerakan Ganyang Malaysia yang dikobarkan Presiden Soekarno pada 27 Juli 1963, Indonesia tak pernah lagi bersikap tegas kepada Malaysia. Insiden pelanggaran wilayah atas teritorium Indonesia terus terjadi. Tetapi, itu dibiarkan diplomasi luar negeri Indonesia.
Yang terakhir, Jumat (13/8) malam, saat polisi Malaysia menangkap tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia di perairan Indonesia. Petugas KKP, saat itu, tengah menindak pencuri ikan Malaysia di perairan dekat Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Tujuh pencuri Malaysia ditahan Indonesia. Tetapi, polisi Malaysia, setelah dua kali melontarkan tembakan, menahan tiga petugas perikanan DKP.
Sikap Lembek Indonesia
Menanggapi hal itu, Menlu Marty Natalegawa pada tanggal hari Selasa, (17/8) hanya mengatakan, "Telah terjadi pelanggaran perbatasan. Kita minta ini tidak terulang lagi."
Padahal pelanggaran itu bukan kali ini saja. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan, "Sudah sepuluh kali kita mengalami ini dengan Malaysia". Namun, tidak pernah ada sikap tegas dari pihak Indonesia. Insiden terakhir diselesaikan dengan cara tujuh pencuri ikan Malaysia dilepaskan dan tiga petugas DKP dipulangkan.
Sikap lemah Indonesia membuat Malaysia besar kepala. Dubes Malaysia untuk Indonesia Datuk Syed Munshe Afzaruddin Syed Hassan, hari Selasa (17/8) menanggapi enteng peristiwa baru-baru ini, dan menyatakan, "Ini hanya isu kecil yang bisa diselesaikan dengan persahabatan serumpun."
Menghadapi sikap melecehkan Malaysia, Presiden Soekarno, 47 tahun lalu, mengatakan, "Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat. Yoo... ayoo... kita... Ganyang... Ganyang... Malaysia...."
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan dalam Peringatan HUT Ke-65 Proklamasi Kemerdekaan RI pada Sidang Bersama DPR dan DPD di Jakarta, Senin (16/8), menyatakan, "Kita kini menempuh politik luar negeri ke segala arah. Kita dapat mempunyai sejuta kawan, tanpa musuh."
Menaggapi pernyataan SBY itu, Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan mengatakan, pada kasus terakhir, posisi politik luar negeri itu justru berpotensi tidak mendatangkan kawan. "Kecuali kawan yang semu atau suka menertawakan dan melecehkan kita," tandasnya.
Kinerja Menlu Perlu Dipertanyakan
Menlu Marty Natalegawa dinilai terlalu lembek dalam aksi diplomasi, terutama menghadapi Malaysia. Akibat lembeknya diplomasi Indonesia, Malaysia sering kali meremehkan Indonesia.
"Kualitas diplomasinya terlalu lembek. Hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Malaysia ini terlalu lembek, oleh karena itu kami meminta Presiden mengevaluasi kinerja Menlu," tegas Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan, kepada detikcom, Minggu (22/8/2010).
Taufik mengaku kecewa melihat sikap Menlu yang tidak kunjung tegas menghadapi Malaysia, walaupun DPR terus mengkritisi aksi diplomatiknya. Menlu, menurut Taufik, seharusnya mengadakan pertemuan terbatas dengan Menlu Malaysia menyelesaikan masalah perbatasan kedua negara yang terus berkepanjangan.
"Menlu Indonesia bersama dubes Indonesia di Malaysia harusnya duduk bersama dengan Menlu Malaysia untuk meluruskan perbedaan selama ini. Kedua belah pihak harus menegaskan bahwa tidak boleh ada saling mengancam lagi, permasalahan diplomatik selama ini harus tuntas," tegas Taufik.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Priyo menilai martabat Indonesia sudah jatuh di hadapan Malaysia.
Menlu diminta untuk memperbaiki pola hubungan diplomasi Indonesia dengan Malaysia, dimana kedua negara harus menyadari pentingnya perdamaian. Dengan saling menghormati kedua negara, maka kasus penangkapan petugas DKI Kepri oleh Malaysia tidak terulang kembali.
"Panggil dubes Malaysia dan segera peringatkan mereka," desak Priyo.
Sebelumnya, Ketua FPDIP DPR Tjahjo Kumolo, kepada detikcom, Sabtu (21/8/2010), mengatakan, "Menurut Saya, sangat layak kalau seluruh anggota Komisi I DPR mengajukan hak interpelasi kepada Pemerintah terkait lemahnya diplomasi terhadap Malaysia," ujar.
Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR ini mengaku kecewa dengan cara diplomasi Deplu yang terkesan seperti membarter petugas DKP Kepri dengan nelayan Malaysia. Menlu dinilai terlalu lembek dan justru mempermalukan Indonesia. (Detik/ Media Indonesia/IRIB/AR)

Thursday, August 26, 2010

Iran Siap Perkuat Militer Lebanon

Menyusul keputusan Amerika Serikat yang akan menghentikan bantuan militernya terhadap Lebanon, Republik Islam Iran menyatakan kesiapannya untuk membantu Beirut memperkuat angkatan bersenjatanya. Sebagaimana diberitakan Press TV, Duta Besar Republik Islam Iran di Beirut, Ghazanfar Roknabadi menegaskan kesiapan negaranya untuk memperkuat militer Lebanon. "Persoalan ini akan dibicarakan dalam lawatan mendatang Presiden Ahmadinejad ke Lebanon", tutur Ghazanfar.
Rencananya, Ahmadinejad berkunjung ke Lebanon setelah bulan Ramadhan. Selama di sana, ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Lebanon, Michel Sleiman guna merundingakan rencana bantuan militer.
Ghazanfar menjelaskan, "Jika Lebanon meminta bantuan secara resmi kepada Iran untuk mempersenjatai angkatan militernya, tentu Tehran siap menyambut permintaan bantuan tersebut".
Menyusul permintaan bantuan Presiden Michel Sleiman kepada Iran untuk mempersenjatai tentara Lebanon, Menteri Pertahanan Iran, Brigjen Ahmad Vahidi juga menyatakan kesiapan pihaknya untuk membantu Lebanon.
Menyusul serangan akhir rezim zionis Israel di selatan Lebanon yang mendapat perlawanan dari militer negara ini, AS mengumumkan akan menghentikan bantuan militernya senilai 100 juta dolar kepada Beirut

IRIB

DPR Ancam Panggil Dubes Malaysia Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mendesak Menlu Indonesia memanggil Dubes Malaysia  Dato Syed Manshe Afdzaruddin Syed Hassan. Pemanggilan ini guna menjelaskan statemen Menlu Malaysia tentang travel advisory yang akan dirilis jika diperlukan.

"Saya meminta Menlu kita memanggil Dubes Malaysia," kata Priyo di gedung DPR, Senayan, Jumat (27/8/2010). Jika Menlu enggan memanggilnya, maka DPR akan turun tangan.

"Kalau tidak dipanggil, kami akan memanggil ke DPR,"  ujar politisi Golkar ini.

Menurut Priyo, pernyataan Menlu Malaysia tentang travel advisory itu sangat bernuansa provokasi.

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah menyatakan, Malaysia hilang kesabaran terkait aksi demonstrasi yang tertuju ke kedutaannya di Jakarta. "Kami akan memantau situasi. Jika perlu, kami akan mengeluarkan sebuah travel advisory," kata Anifah pada Rabu 26 Agustus lalu.

(van/nrl)

detik news 

BUAH DARI SEBUAH EMBARGO NEGARA BARAT (USA) TERHADAP INDONESIA

TNI di embargo oleh Amerika Serikat sejak tahun 1998 membuat alutsista TNI kekurangan suku cadang, mulai dari sinilah INDONESIA khususnya TNI berfikir dan mencari alternati agar supaya ALUTSISTA TNI jangan merujuk satu negara saja, dan dari sinilah INDONESIA bangun dari mimpinya. diantaranya

MATRA UDARA
Dimatra udara PT Dirgantara Indonesia berhasil membuat pesawat CN 235 Military, CN 235 MPA, bahkan sekarang CN 235 MPA + Antisub marine dan PT DI berhasil membuat Helicopter serang, dan mampu membuat suku cadang F16 loocked martin, membuat sayap air bus, dan sekarang Indonesia melalui PT DI mengadakan kerjasama pembuatan jet tempur generasi KE 5 yang mempunyai teknologi siluman stealth dengan teman kita Kore Selatan dan produksi bersama T-50 golden eagle, dengan pakistan ditawari untuk produksi JF 17 thunder, dengan turki juga yang notabenenya turki mempunya lisensi untuk produksi suku cadang F16. bahkan PT DI sedang mengembangkan Hovercraft untuk TNI AD.

LAPAN berhasil membuat roket-roket jenis RX dan D230 berjarak 100 km 300 km 400 km yang berpandu laser bahkan dikembangkan menjadi 1000 km dengan program SLV untuk peluncuran satelit made in INDONESIA, bahkan LAPAN berhasil membuat satelit mikro, rencananya SLV orbit di tahun 2014.

PT PINDAD berhasil membuat rudal dari darat - kedarat , BPPT berhasil membuat pesawat UAV, LIPI berhasil membuat radar made in INDONESIA.

PT SARI BAHARI berhasil membuat bom P100 P200 untuk bom latih Jet tempur Shukoi

Untuk menutupi kekurangan industri pertahanan dalam negeri DI MATRA UDARA INDONESIA menggandeng kawan lamanya yaitu RUSSIA yang mempunya politik tanpa syarat "ada uang kami jual tanpa syarat apapun" INDONESIA memdapat pinjaman lunak dari RUSSIA alhasil masuklah 7 sukhoi 27,30 akan datang 3 sukhoi tiba INDONESIA sebelum september, Pembelian 12 kapal selam kelas kilo dan amur, 20 tank BMP 3, HELI SERANG, rudal rudal dari RUSSIA, INDONESIA MENGANDENG CINA, TURKI, KORSEL,PAKISTAN,INDIA.......

MATRA DARAT

Untuk Matra darat kita punya PT Pindad yang mem produksi Panser Anoa 6x6 bahkan dikembangkan panser cannon , prototypenya sudah jadi tinggal produksinya saja, Pindad juga berhasil membuat Senjata Serbu 2, SS2 yang kecanggihannya diakui dunia, bukan itu saja senjata ringan sampai kelas berat PT PINDAD memproduksinya bahkan sekarang lagi mengembangkan rudal-rudal untuk TNI AD, kita juga bekerjasama dengan russsia dan cina.

MATRA LAUT

TNI Angakatan laut sekarang dan yang akan datang sudah bisa memakai ALUSISTA buatan dalam negeri (Made in Indonesia) dari ,kapal patroli cepat, LPD, Konvert nasional, bahkan jenis Destroyer /Kapal Perusak Kawal Rudal


OLEH : INDRA WIJAYA

Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat

Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat
Nuklir Bushehr
Pada tanggal 9 Juni lalu, resolusi anti-Iran secara tiba-tiba diputuskan Dewan Keamanan (DK) PBB. Padahal sebelumnya, Iran, Brazil dan Turki berhasil menggapai kesepakatan bersama yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Tehran. Kesepakatan konstruktif ini semestinya mendapat sambutan dari lembaga-lembaga internasional. Akan tetapi fakta berbeda dengan realita. Menyusul Deklarasi Tehran itu, negara-negara arogan memaksa DK PBB supaya meratifikasi resolusi baru anti-Iran. Pada akhirnya, resolusi sepihak itu diputuskan DK PBB dengan tekanan arogansi dunia. Menyusul resolusi anti-Iran itu, para pengamat di Iran dan sejumlah analis asing malah menilainya sebagai senjata makan tuan bagi Barat. Resolusi itu malah akan memperkokoh Republik Islam Iran. Selama 30 tahun lebih sejak terjadinya Revolusi Islam Iran, negara ini membuktikan kepada dunia bahawa sanksi dan embargo tidak akan menggoyahkan kemajuan bangsa ini. Hal itupun dibuktikan dengan sederetan keberhasilan Negeri Mullah ini yang memaksa para musuh dan negara-negara Barat berdecak kagum.
Nuklir Bushehr
Pada tanggal 21 Agustus lalu, Iran berhasil mengoperasikan reaktor nuklir Busher yang sempat terkatung-katung karena tekanan arogansi dunia. Pada akhirnya, Iran yang bekerjasama dengan Rusia, berhasil mengaktifkan reaktor Busher dengan pengisian bahan bakar. Keberhasilan ini dapat dikatakan sebagai pukulan telak bagi Barat.
Salehi di Bushehr, Jumat malam (20/8) di hadapan para wartawan mengatakan, "Pemindahan bahan bakar ke bangunan utama reaktor nuklir Bushehr dimulai Sabtu pagi (21/8)." Ia menjelaskan, "Pemindahan itu akan berlangsung di bawah pengawasan tim Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Dengan acara pemindahan itu, reaktor nuklir Bushehr dinyatakan beroperasi." Ia menambahkan, "Tanggal 16 September, kami kembali akan menyaksikan pengisian kembali bahan bakar di reaktor nuklir Busher yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri luar negeri dan pejabat nuklir Rusia. Adapun pada pertengahan November, reaktor nuklir Bushehr akan dihubungan dengan jaringan listrik negara yang rencananya akan dihadiri para pemimpin negara tetangga dan para tokoh penting tingkat internasional. Pada saat itu, kita akan menggelar pesta akbar nuklir."
Pembangunan dunia unit reaktor di 12 km selatan kota Busher sudah berlangsung sejak tahun 1973 oleh perusahaan Jerman, Siemens. Saat itu, Jerman sudah menerima lima milyar mark, tapi setelah revolusi Islam Iran, negara ini tidak bersedia menuntaskan proyek milik rakyat Iran ini. Pada tanggal 25 Agustus 1992, Tehran menandatangani kerjasama komprehensif nuklir dengan Moskow. Berdasarkan kesepakatan tersebut, perusahaan nuklir Rusia bersedia menyelesaikan proyek nuklir Bushehr hingga 8 Januari 1995.
Meski mendapat tekanan luar biasa, bangsa Iran tetap bertekad kuat untuk mengembangkan teknologi nuklir sipil. Keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain. Dengan pengoperasian reakltor Busher, Iran membuktikan bahwa high technology seperti reaktor nuklir sipil merupakan hak semua bangsa di dunia.

Jet Tempur Tanpa Awak
Dalam beberapa hari terakhir ini, Iran juga mengejutkan kembali dunia dengan memamerkan kesuksesannya di bidang industri pertahanan militer. Jet pembom tanpa awak produksi dalam negeri Iran bernama Karrar, dipamerkan tanggal 22 Agustus di Universitas Industri Malek Ashtar, bertepatan dengan peringatan Hari Industri Pertahanan. Pameran jet pembom itu disaksikan oleh Presiden, Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Karrar adalah pesawat tanpa awak jarak jauh pertama milik Iran yang mampu mencapai target jarak jauh dengan membawa bahan peledak yang cukup berat. Ini adalah kesuksesan teknologi Iran yang menakjubkan karena selama ini, hanya dua negara yang mampu membuat jet tanpa awak dengan teknologi tinggi. Kedua negara itu adalah AS dan Perancis. Selain itu, Rezim Zionis Israel juga memproduksi pesawat tanpa awak dengan bantuan AS.
Iran juga sudah memulai pembuatan pesawat tanpa awak sejak militer Rezim Saddam Husein menyerang Iran pada dekade 80-an. Hingga kini, Iran sudah membuat berbagai jenis pesawat tanpa awak.
Jet tanpa awak Karrar mempunyai spesifikasi luar biasa. Motor turbojet Karrar dapat mencapai kecepatan hingga 1000 km perjam dengan ketinggian yang luar biasa. Jet tanpa awak Karrar ini mempunyai panjang empat meter yang juga dapat membawa berbagai jenis bom dan roket. Empat jenis roket yang diangkut Karrar dapat menghancurkan target dari jarak 1000 km dan bomnya juga dapat meratakan posisi musuh dengan daya destruktif yang luar biasa.
Dalam acara yang yang memamerkan jet Karrar tersebut, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan pesan perdamaian dan menyatakan bahwa jet tanpa awak ini dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan musuh. Ia menegaskan, "Republik Islam Iran tidak dapat diam dalam menyikapi kezaliman dan ketidakadilan. Untuk itu, Iran harus mencapai tingkat kemajuan dan ketangguhan yang membuat para musuh pesimis." Dengan demikian, Ahmadinejad menegaskan bahwa Karrar itu berfungsi sebagai senjata defensif yang menahan serangan musuh.
Keberhasilan jet tempur tanpa awak yang dibuat Iran, spontan mendapat reaksi dari berbagai media asing. Koran Perancis, Le Parisien, menyinggung acara yang memamerkan jet tempur Karrar menulis, "Iran menunjukkan kemampuannya menghadapi kemungkinan segala serangan atas situs-situs nuklirnya." Koran itu juga menambahkan, Iran akhir-akhir ini menunjukkan berbagai keberhasilannya di bidang industri militer, khususnya di bidang sistem rudal, pesawat tanpa awak, kapal cepat dan kapal selam."
Koran Al-Quds Al-Arabi juga menulis, "Awal tahun ini, AS menyatakan kekhawatirannya atas program dalam pembuatan pesawat tanpa awak Republik Islam Iran. Menurut laporan koran itu, Iran dengan membuat jet tanpa awak Karrar, bergabung dengan negara-negara pembuat pesawat tanpa awak di dunia.

Rudal dan Kapal Perang
Keberhasilan lainnya yang membuat dunia tercengang adalah rudal baru Qiam dari darat ke darat. Rudal ini menjadi koleksi terbaru rudal Iran. Rudal baru Qiam itu diumumkan dua hari sebelum dipamerkannya jet tanpa awak Karrar. Spesifikasi unggul Qiam ini adalah tidak memiliki sayap sirip yang dapat meningkatkan kecepatan dan membidik target dengan jitu. Ketua Badan Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Sayid Mehdi Farahi menyatakan, "Rudal balistik Qiam dapat diluncurkan dengan menggunakan berbagai launcher khusus."
Rudal Qiam juga dapat menghantam berbagai macam target di berbagai jarak sesuai dengan misi yang ditentukan. Bahkan menurut Brigjen Farahi, "Dapat dikatakan bahwa pengalaman 25 tahun industri pertahanan dan penerbangan Iran, telah teringkas dalam rudal Qiyam." Lebih dari itu, rudal Qiam juga berfungsi sebagai anti-radar.
Bersamaan dengan uji coba rudal Qiam, Iran juga menguji rudal generasi ketiga Fateh 110. Rudal balistik ini diproduksi untuk pertama kali pada tahun 2002. Kini, rudal ini dengan kejituan luar biasa dapat membidik target. Selain itu, rudal Fateh 110 menggunakan bahan bakar padat.
Dalam beberapa hari terakhir ini, dua kapal terbaru Iran, Dzulfiqar dan Seraj diproduksi massal. Dua kapal cepat itu berfungsi sebagai penangkal serangan musuh. Dalam manuver militer beberapa bulan lalu, kedua kapal itu mampu menampilkan manuver dengan sempurna. Kedua kapal itu mempunyai kecepatan tinggi dan memiliki daya bidik yang luar biasa.
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjen Ahmad Vahidi dalam acara peresmian pabrik yang memproduksi kapal-kapal cepat Seraj 1 dan generasi baru kapal Dzulfiqar, hari Senin (23/8), mengatakan, "Kapal Seraj 1 didesain sebagai kapal cepat destroyer yang dilengkapi rudal untuk wilayah panas." Ia juga menjelaskan, "Organ kapal Seraj 1 adalah fiberglass yang juga dilengkapi dengan alat-alat komunikasi dan radar pendeteksi." Vahidi menambahkan, "Kapal Seraj 1 didesain sedemikian rupa sehingga suara akibat kecepatan tinggi kapal ini tidak masuk dalam kabin kapal."
Adapun mengenai kapal Dzulfiqar, Ahmad Vahidi menjelaskan, "Kapal ini didesain sebagai kapal operasi yang dapat menyerang kapal-kapal musuh dengan cepat. Kapal itu juga dilengkapi roket dan senjata lainnya." Ia menambahkan, "Kecepatan tinggi dan manuver cepat adalah spesifikasi khusus yang dimiliki kapal Dzulfiqar."
Panglima Angkatan Laut Pasdaran Republik Islam Iran, Ali Fadavi, setelah peresmian pabrik kapal Seraj dan Dzulfiqar, menyatakan, "Di bidang kapal cepat pelempar roket, tidak ada negara di dunia yang mempunyai kekuatan seperti ini." Ia juga menegaskan, "Rata-rata kecepatan kapal cepat Iran lebih cepat dua kali lipat dibanding kapal-kapal cepat AS."
Iran tidak hanya berhasil membuat kapal-kapal kelas menengah, tapi juga mampu membuat kapal selam dengan kecanggihan yang menakjubkan. Empat kapal selam modern Ghadir produksi Perindustrian Maritim Kementerian Pertahanan Iran, Ahad siang (8/8) secara resmi bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran. Kapal selam Ghadir sepenuhnya produk dalam negeri dan termasuk tipe kapal selam ringan yang memiliki kemampuan manuver khusus. Ghadir didesain khusus untuk laut dangkal di Teluk Persia sehingga membuat kapal selam ini gesit bermanuver.
Terkait hal ini, Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Habibullah Sayyari, Senin (9/8) kepada televisi Iran, menjelaskan teknologi pembuatan kapal selam yang hanya dimiliki oleh beberapa negara. Dikatakannya, seluruh fase pembuatan kapal selam itu sepenuhnya dilakukan di Iran dan kemampuan itu dicapai berkat usaha dan kreatifitas ilmuan lokal.
Industri Militer Iran Bukan Ancaman
Dengan berbagai keberhasilan di bidang militer, Republik Islam Iran menekankan bahwa semua pembuatan senjata militer itu bertujuan untuk kepentingan membela diri dari segala kemungkinan serangan musuh. Para musuh dalam tiga dekade terakhir ini, mengggunakan berbagai cara untuk menekan Republik Islam Iran. Sementara itu, Iran selalu menekankan persahabatan dengan negara-negara tetangga. Iran pun menunjukkan iktikad baik itu melalui berbagai kerjasama politik, ekonomi dan militer.
Pada awal bulan Agustus lalu, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran berkunjung ke Oman guna menandatangani kerjasama pertahanan. Berdasarkan kerjasama tersebut, kedua pihak siap melakukan transaksi, bahkan siap menggelar manuver militer bersama. Sebelum itu, Iran juga menandatangani kerjasama militer dengan Qatar. Kerjasama yang sama juga ditandatangani oleh Iran dan Tajikistan. Kedua pihak sepakat mengembangkan kerjasama pertahanan, pendidikan dan teknis.

Salah satu aspek penting dari inovasi-inovasi baru di bidang militer adalah hasil karya lokal. Semua senjata militer itu dibuat atas hasil karya para pakar lokal. Hal yang menarik, inovasi baru itu muncul di tengah sanksi dan embargo terhadap Republik Islam Iran. Untuk itu, sanksi sama sekali tidak berpengaruh pada Iran, bahkan membuat negara ini kian independen. Terkait sanksi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Para pejabat Iran telah mengambil keputusan yang tepat dalam menyikapi sanksi sepihak AS dan Eropa. Insya-Allah, dengan kekuatan persatuan dan solidaritas, sanksi berubah menjadi peluang."

Kasal : Kapal Selam Akan Ditambah


26 Agustus 2010, Cilegon -- Armada kapal selama yang dimiliki oleh Indonesia yang hanya dua buah, dianggap kurang baik untuk melakukan patroli laut, dan rencananya dalam waktu dekat ini akan dilakukan penambahan.

"Kami akan menambah armada kapal selam, yang selama ini melakukan pengamanan ditertirorial wilayah perairan Indonesia," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Agus Suhartono, usai menerima Brevet Hiu Kencana yang dilakukan oleh Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim, Kolonel Laut (P) Muhammad Ali, Kamis.

Di Tempat terpisah, Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI, Herry Setianegara menjelaskan, kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi, karena karakternya yang sulit dideteksi dam mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau maupun peluru kendali.

"Bagi Indonesia , memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal," kata Herry menjelaskan.

Sejarah peperangan laut katanya, membuktikan bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan, selain itu, kapal selam dapat menghancurkan sebuah armada tempur. "Kapal selam juga dapat menjadi center of gravity Angkatan laut," imbuhnya.

Melihat dari fungsi dan kegunaan itu masih menurut Herry dimana dengan memiliki kapal selam semakin menguatkan pemikiran bahwasanya kapal selam merupakan senjata yang bernilai strategik bagi TNI AL.

"Memiliki kapal selam baik dalam jumlah yang cukup maupun kemampuan tempur yang handal merupakan keniscayaan dalam mewujudkan TNI AL yang kuat dan dicintai rakyat,." jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, selain Kasal, Laksamana TNI Agus Suhartono yang menerima Brevet Hiu Kencana, Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI George Toisutta, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat juga menerima penghargaan yang merupakan kehormatan kapal selam TNI AL.

Penyematan brevet itu sendiri dilaksanakan di dalam kapal selam KRI Cakra-401 yang menyelam pada kedalaman sekitar 15 meter dibawah permukaan laut di perairan Selat Sunda, sekitar pukul 14.00 WIB.

ANTARA News

BERITA POLULER