Sunday, May 26, 2024
Pesawat Tempur TNI AU dan TUDM Patroli Bersama Jaga Keamanan Ruang Udara dan Perairan Selat Malaka
Kemhan RI Semprot Media Korsel Terkait Pembayaran Jet Tempur KF-21, Tegaskan Bukan Pengurangan Tetapi Penyesuaian
Kementerian Pertahanan RI dikabarkan meminta koreksi terhadap terminologi yang mengemuka di media Korea Selatan terkait persoalan pembayaran iuran KF-21.Istilah pasti terkait pengadaan iuran pemerintah Indonesia terhadap proyek jet tempur KF-21 ada 'penyesuaian pembayaran'.Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.
Jadi bukan 'pemotonan pembayaran' seperti yang selama ini beredar luas di jaga maya.
Sebelumnya, media Korea Selatan Yonhap News
menyebutkan bahwa Indonesia telah meminta pengurangan kontribusi kerja sama
produksi jet tempur KF-21.
Sementara Administrasi Program Akuisisi
Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan dalam
konferensi pers bahwa pihak Indonesia mengusulkan penyesuaian kontribusi
menjadi 600 miliar won pada tahun 2026, ketika pengembangan sistem KF-21
selesai.
DAPA pun mengungkap sedang melakukan
penyesuaian terhadap 600 miliar won, yang bisa dibayar oleh Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan
memutuskan menerima usulan Indonesia untuk mengurangi kontribusi
pengembangan pesawat tempur KF-21 dari 1,6 triliun won
menjadi 600 miliar won.
Seorang pejabat dari DAPA mengatakan,
"Sama sekali tidak mungkin (Indonesia) mengambil teknologi senilai 1,6
triliun won dengan hanya membayar 600 miliar won."
Pejabat tersebut mengatakan bahwa penyediaan
prototipe KF-21, yang awalnya di pengembalian pembayaran kontribusi, juga akan
dikaji ulang dari awal.
Awalnya diputuskan untuk memberikan satu
dari enam prototipe KF-21 ke Indonesia.
Akan tetapi dijelaskan bahwa prototipe mungkin tidak diberikan karena penurunan kontribusi
sumber zonajakarta
Monday, April 29, 2024
7 Fakta Sistem Pertahanan Udara Hisar O Turki yang Baru Saja Resmi Dibeli Indonesia
Indonesia baru saja
secara resmi memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli sistem canggih Hisar
O dari Turki.
Kemampuannya yang luar biasa dalam
melacak dan menghancurkan target udara menjadikannya aset berharga bagi negara.
Melansir akun Instagram Kementerian
Pertahanan RI di @kemhanri, Minggu, 28 April 2024, artikel ini akan mengupas 7
keunggulan hisar O
Dengan memahami keunggulan Hisar O, kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini berkontribusi dalam meningkatkan kekuatan militer Indonesia di kancah internasional.
1. Kemampuan Melacak Target Udara yang
Luar Biasa
Seperti yang dilaporkan Zona Jakarta
sebelumnya, Hisar O mampu melacak dan menghancurkan hingga 60 target udara
secara simultan, menjadikannya salah satu sistem pertahanan udara paling
canggih di dunia.
Hal ini dimungkinkan berkat kombinasi hulu ledak fragmentasi high explosive dan mesin roket propelan padat dua tahap.
2. Jangkauan yang Luas
Hisar O memiliki jangkauan intersepsi
mencapai 20-25 km dan dapat mencapai ketinggian 10 km.
Jangkauan ini jauh lebih luas dibandingkan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran 10 km.
3. Fleksibilitas dan Kompatibilitas
Tinggi
Hisar O memiliki struktur modular yang membuatnya kompatibel dengan berbagai platform pertempuran, seperti darat, laut, dan udara. Fitur ini memungkinkan Hisar O untuk digunakan di berbagai medan dan situasi.
4. Kemampuan Meluncur 360 Derajat
Hisar O mampu meluncur 360 derajat
secara vertikal, memberikannya fleksibilitas dan kemampuan manuver yang luar
biasa.
Hal ini memungkinkan Hisar O untuk menargetkan musuh dari berbagai arah.
5. Integrasi Multiplatform Interface
Hisar O dilengkapi dengan integrasi
multiplatform interface yang memungkinkannya untuk berkoordinasi dengan sistem
pertahanan udara lainnya.
Fitur ini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertahanan udara secara keseluruhan.
6. Sistem Kontrol Vektor Dorong
Hisar O memiliki sistem kontrol vektor dorong yang memungkinkan pengendalian arah dan kecepatannya dengan presisi tinggi.
Hal ini meningkatkan akurasi dan efektivitas serangan terhadap target udara.
7. Mendukung Pengendalian Kebakaran
dan Infrastruktur Kendali Komando
Hisar O tidak hanya mampu
menghancurkan target udara, tetapi juga dapat digunakan untuk mengendalikan
kebakaran dan infrastruktur kendali komando.
Fitur ini membuatnya menjadi aset yang
berharga dalam berbagai situasi.
Pembelian Hisar O merupakan bukti
komitmen Indonesia dalam memodernisasi alutsista dan memperkuat pertahanan
udaranya.
Kemampuan sistem ini yang luar biasa
diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap berbagai
ancaman udara, seperti pesawat tempur, rudal, dan drone.
Dengan memahami fakta-fakta menarik
tentang Hisar O, kita dapat melihat bagaimana sistem pertahanan udara ini
berkontribusi dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas Indonesia.
Kehadiran Hisar O menandakan era baru
dalam pertahanan udara Indonesia, dan menunjukkan tekad negara untuk menjadi
kekuatan militer yang diperhitungkan di kawasan ini
sumber : Zonajakarta
Indonesia Resmi Borong Sistem Pertahanan Udara Hisar O Turki yang Mampu Lacak 60 Target Udara Sekaligus
Indonesia resmi menyepakati kerja sama dengan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara Hisar O.
Kontrak pembelian Hisar O tersebut ditandatangani oleh Indonesia dan Turki dalam sebuah pameran alutsista yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu.
Keunggulan untuk melacak target udara dalam jumlah besar menjadi salah satu hal yang mendasari Hisar O agar diborong Indonesia.
Dilansir ZONAJAKARTA.com dari akun Instagram @kemhanri melalui sebuah unggahan reels pada Minggu, 28 April 2024, pendandatanganan kontrak tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto
Pembelian
Hisar O nantinya diharapkan dapat menjadikan kekuatan militer Indonesia semakin
disegani di kancah internasional.
Menhan Prabowo sendiri menargetkan agar negeri ini bisa masuk dalam jajaran sepuluh besar militer terkuat di dunia.
Sehingga modernisasi alutsista baik di darat, laut, maupun udara menjadi sebuah keharusan.
Pada tahun ini, Indonesia telah sukses melunasi p embelian 42 jet tempur Rafale yang sudah dipesan sejak tahun 2022 lalu.
Pembayaran dilakukan dalam tiga termin yang berakhir tepat 9 Januari 2024 untuk pelunasan delapan belas unit terakhir
Lantas seperti apakah spesifikasi Hisar O yang baru saja disepakati pembeliannya oleh Indonesia?
Melansir laman resmi Roketsan, Hisar O merupakan sistem pertahanan udara yang sangat berguna untuk melindungi berbagai aset militer strategis sebuah negara.
Antara lain pangkalan militer, pelabuhan, fasilitas dan pasukan dari serangan pesawat sayap putar dan tetap, rudal jelajah, rudal udara-ke-darat, dan kendaraan udara tak berawak.
Seperti halnya Hisar A yang berada dalam satu keluarga, Hisar O memiliki struktur modular agar kompatibel dengan berbagai platform pertempuran.
Fitur ini juga bermanfaat untuk mengendalikan kebakaran dan infrastruktur kendali komando.
Ada beberapa fitur unik yang dimiliki sistem pertahanan udara ini sehingga memicu daya tarik bagi Indonesia.
Mulai dari kemampuan meluncur 360 derajat secara vertikal, motor roket dua tahap sebagai penggerak, integrasi multiplatform interface, sistem kontrol vektor dorong, fuze dampak dan kedekatan, sambungan tabung dan pusar umum, serta interface untuk unit perangkat.
Secara teknis, Hisar O memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan bisa mencapai ketinggian 10 km.
Kemudian target udara yang bisa dibidik mampu mencapai angka 60 sasaran sekaligus secara simultan.
Kemampuan ini tak lepas dari sokongan hulu ledak berjenis fragmentaasi high explosive disertai mesin roket propelan padat dua tahap yang menopang sistem pertahanan udara tersebut.
Ini
berbeda dengan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran
10 km.
Untuk pemandunya, Hisar O menggunakan sistem navigasi inersia (INS) dan pencari citra inframerah (IIR) serta dilengkapi dengan one-way datalink.***
Sumber
:Zonana Jakarta, kompas.com
Wednesday, April 24, 2024
KASAU Cuma Sebut Bayraktar Tapi Indonesia Diumumkan Bakal Beli Drone Kizilelma Turki yang Segera Diproduksi Massal
Angkatan Udara Republik Indonesia alias TNI AU baru saja merayakan hari jadi yang ke-78 tahun.
Diusia yang ke-78 tahun TNI AU nampaknya akan semakin gagah karena tak hanya diperkuat dengan pesawat tempur maupun pesawat angkut namun juga dengan drone atau pesawat tak berawak alias UAV.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 22 April 2024, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
"Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia
Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
"Mohon doa restunya angkatan udara menjadi angkatan udara yang adaptif mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan situasi nasional, regional, maupun global," kata Tonny Harjono.
Menurut dia, drone atau pesawat tanpa awak modern tersebut merupakan bagian dari pesawat alutsista baru yang sedang didatangkan untuk memperkuat TNI AU.
Meski KASAU Tonny Harjono tak menyebutkan nama pasti varian UAV buatan Bayraktar yang akan dibeli TNI AU, namun Indonesia disebut berencana membeli Kizilelma buatan Turki.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun X @Defence_IDA lewat unggahan pada 23 April 2024
"Indonesia plans to purchase #Kizilelma when it becomes available (Indonesia berencana membeli #Kizilelma ketika sudah tersedia)," jelas akun pemerhati alutsista X @Defence_IDA.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari TNI AU maupun Kemenhan soal pembelian drone Kizilelma buatan Bayraktar Turki ini.
Bayraktar Kizilelma adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) tempur yang dirancang untuk melakukan operasi lepas landas dan mendarat di kapal induk dengan landasan pendek dan untuk menjalankan misi menggunakan amunisi yang dibawa secara internal.
Dikutip Zonajakarta.com dari Airforce Technology, Kizilelma dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar Technologies.
UAV tempur ini akan dapat beroperasi dari kapal induk dengan landasan pendek seperti Anadolu, kapal serbu amfibi tipe landing helikopter dock (LHD) milik Turki.
UAV Bayraktar Kizilelma juga dapat menjalankan misi secara mandiri dan berkolaborasi dengan pesawat yang dikemudikan.
Jet tempur tak berawak buatan dalam negeri Turki ini dirancang untuk melaksanakan berbagai operasi militer termasuk serangan strategis, dukungan udara jarak dekat, serangan rudal, penindasan pertahanan udara musuh dan penghancuran pertahanan udara musuh.
Perusahaan berencana memulai produksi massal UAV Bayraktar Kizilelma pada tahun 2024.
UAV Bayraktar Kizilelma memiliki ketinggian operasional 30,000 kaki, radius tempur 500 mil laut, daya tahan lima jam, dan kapasitas muatan 1,500kg (1,5t).
UAV memiliki berat lepas landas maksimum 8,5t, kecepatan jelajah Mach 0,6 dan kecepatan maksimum Mach 0,9.
Pesawat ini mempunyai fitur penampang radar yang rendah, kemampuan manuver yang tinggi, kemampuan line-of-sight (LOS) dan beyond line-of-sight (BLOS), dan peningkatan kesadaran situasional yang difasilitasi oleh radar active electronically scanning array dari Aselsan, sebuah perusahaan pertahanan Turki.
UAV tempur Bayraktar Kizilelma mampu menembakkan rudal udara-ke-udara Bozdogan dan Gokdogan.
Pesawat ini juga dapat dilengkapi untuk meluncurkan rudal jelajah SOM-J, yang memiliki jangkauan melebihi 250 km, serta bom berpemandu keluarga Mini Akilli Mühimmat (MAM).
Bom MAM diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan dirancang untuk misi serangan kecil.
UAV tempur ini didukung oleh mesin turbofan AI-322F yang diproduksi oleh Ivchenko-Progress, sebuah biro desain negara Ukraina yang mengkhususkan diri dalam rancangan dan rencana mesin pesawat.
Kontrak mesin ditandatangani pada November 2021.
Mesin turbofan AI-322F dikembangkan bersama oleh Ivchenko Progress dan Motor Sich, produsen mesin pesawat Ukraina.
Mesinnya memiliki kipas berdiameter 624mm, panjang 3.138mm dan berat kering tidak melebihi 560kg.
Mesinnya menawarkan daya dorong maksimum 4.200 kilogram-force bila dilengkapi dengan afterburner.
sumber zonajakarta
Satuan Rudal Hanud Teluk Naga – Dari Era SA-2 Guideline Menuju Penggelaran NASAMS
Meski efek deterennya tak sedahsyat pada dekade 60-an, namun penggelaran (kembali) sistem rudal hanud MERAD (Medium Range Air Defence) pengaman ibu kota di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, membawa angin segar dalam dunia alutsista di Tanah Air. Dalam perspektif strategis, Kohanudnas dan TNI AU akan kembali menghidupkan Satuan Rudal (Satrudal) pengaman ibu kota, yang sebelumnya telah di-non aktifkan berdasarkan instruksi KSAU Nomor INS/10/XI/1984 tanggal 20 November 1984
Seperti diketahui, pada dekade 60-an, TNI AU berdasarkan Skep Men/Pangau Nomor 53 Tahun 1963, tanggal 12 September 1963, telah mengaktifkan sistem rudal hanud jarak jauh dengan alutsista berupa rudal V-75 “Dvina” (kode NATO – SA-2 Guideline) buatan Uni Soviet. Wujud organisasinya yaitu dengan dibentuknya Wing Pertahanan Udara (WPU) 100 yang membawahi tiga skadron peluncur dan satu skadron teknik peluru kendali, dengan rincian sebagai berikut:
– Skadron Teknik 104 Penyiap Peluru Kendali yang berkedudukan di Pondek Gede
Lettu Supriyanto menerangkan, bahwa satuan TNI AU Teluk Naga sudah berdiri dalam Satuan Peluru Kendali (Satrudal) sejak tahun 1962. Ketika itu di area Satrudal TNI AU Teluknaga tersebut belum ada sama sekali bangunan masyarakat atau steril.
“Tetapi sejak Satrudal TNI AU tidak aktif tahun 1980 sampai sekarang, masyarakat mulai mendirikan bangunan tanpa izin,” ungkap Supriyanto. Sebagai syarat penggelaran rudal, nantinya area dalam radius 160 meter dari Satrudal harus steril dari pemukiman warga agar tidak terkena dampak dari peluru kendali tersebut.
Dikutip dari tni-au.mil.id, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungan ke Satrudal di Teluk Naga pada 22 Januari 2020, mengajak semua pihak untuk mendukung program TNI Angkatan Udara dalam membangun sistem pertahanan negara. KSAU minta kerja sama dan bantuan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan dan keamanannya. “Pembangunan satuan rudal ini sangatlah strategis, untuk itu mohon kepada seluruh pihak, baik Forkopimda dan masyarakat agar dapat mendukungnya, karena ini semua untuk pertahanan negara,” ujar KSAU.
Sistem NASAMS yang ditempatkan di Teluk Naga terdiri dari peluncur rudal AIM-120 AMRAAM berpemandu active radar homing, radar Raytheon MPQ-64F1 Sentinel high-resolution, sensor infra red (IR) dan electro optic (EO), dan command post atau FCU (Fire Control Unit). MPQ-64F1 adalah 3D beam surveillance radar yang punya jarak pantau hingga 75 km.
Sementara untuk rudal AIM-120 AMRAAM bisa dipilih, mulai dari varian AIM-120 A/B dengan jarak tembak 55- 75 km, AIM-120C (105 km), AIM-120D (180 km), dan AIM-120 ER (Extended Range) dengan jarak tembak 40 – 50 km lebih jauh dari AIM-120D. (Gilang Perdana)
Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System 2 (NASAMS 2) menjadi sistem pertahanan udara jarak sedang yang memiliki taji tinggi.
Itu terbukti dari pengguna NASAMS 2 yang jumlahnya sangat banyak di beberapa negara.
Dijelaskan dari kongsberg com, NASAMS 2 sudah digunakan oleh Norwegia selaku developer, Amerika Serikat, Oman, Spanyol, Belanda, Indonesia, Finlandia, serta Ukraina.
Dan beberapa negara lainnya diyakini akan menggunakan NASAMS 2 sebagai andalannya termasuk Malaysia yang bisa jadi menggunakan alutsista ini.
erlepas dari itu, NASAMS 2 sendiri rupanya mampu membawa beberapa jenis rudal.
Seperti AIM-20 AMRAAM jenis C-7 atau C-8, AIM-9 versi X jadi andalan amunisi NASAMS 2.
Teruntuk Indonesia sendiri ternyata menjadi negara pertama yang menggunakan NASAMS 2 di kawasan Asia Pasifik.
Dijelaskan dari Asia Pacific Defense Journal pada 31 Desember 2020, Indonesia diketahui sudah membeli NASAMS 2 sebanyak dua baterai.
Dengan pembelian NASAMS 2 sebanyak dua baterai dari Korngsberg Group maka nilainya mencapai 77 USD atau sekitar Rp 1.1 triliun pada kurs hari ini.
Dari pembelian NASAMS 2 tersebut maka Indonesia jadi yang pertama di ASEAN yang memiliki sistem pertahanan udara ini.
Apalagi pembelian NASAMS 2 oleh Indonesia ini mengacu dengan amunisi jenis rudalnya yang bisa dipakai juga oleh jet tempur F-16.
Tak hanya itu saja, tetapi penggunaan NASAMS 2 juga unggul dalam melakukan mobilitas.
Pasalnya NASAMS 2 bisa dimasukan kedalam C-130 Hercules berserta beberapa perlengkapan lainnya
Alhasil NASAMS 2 menjadi sistem pertahanan udara strategis yang memiliki peran yang luar biasa.
Selain itu, NASAMS 2 sendiri memiliki dua sampai tiga peluncur dalam satu baterainya.
Itu artinya dalam satu baterai NASAMS 2 dapat memiliki 12-18 rudal AIM-20 AMRAAM siap tembak.
Tak hanya dua peluncur, tetapi dalam satu baterai NASAMS 2 masih terdapat beberapa komponen lainnya.
Seperti radar 3D AN/TPQ-36A LASR (Low Altitude Surveillance Radar) atau AN/MPQ-64 F1 Improved Sentinel 3D X-band.
Lalu ada peran mobil komando penembakan NASAMS 2 serta kendaraan kamera elektro optik untuk kegunaan visual.
Perlu diketahui bahwa dalam satu baterai NASAMS 2 tidak memerlukan banyak personel.
Tercatat jika 22-25 prajurit ssaja untuk bisa mengoperasionalkan NASAMS 2 dengan baik.
Dari deretan kelebihan ini alhasil NASAMS 2 sangat ideal sebagai sistem pertahanan udara jarak sedang.
Dijelaskan dari Eurasian Times pada 29 Oktober 2022, NASAMS 2 terbukti telah melindungi wilayah udara sensitif di sekitar Gedung Putih dan US Capitol di Washington.
Dengan ini maka peran NASAMS 2 sangat apik dalam mengantisipasi berbagai serangan udara.
Termasuk rudal balistik subsonik, jet tempur, drone, helikopter, bom amunisi berpemandu, serta pesawat intai bisa dinetralisir oleh NASAMS 2.
Dalam penjelasannya NASAMS 2 diketahui mampu menyerang target sampai jarak 40 km.
Sedangkan jarak terpendek yang mampu diantisipasi oleh NASAMS 2 sekitar 2.500 meter.
Akan tetapi jarak sasar ketinggian dari rudal NASAMS 2 tak dijelaskan lagi soal informasinya
Selain itu, NASAMS 2 telah digunakan di Ukraina dalam melindungi beberapa objek vital.
Alhasil NASAMS 2 mampu mengantisipasi serangan jamming dan mampu menyasar target secara akurat.
Serta peran NASAMS 2 yang mampu beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca membuat alutsista ini sangat luar biasa.
Ada penjelasan jika NASAMS 2 memiliki tautan data Link-16 yang berarti sistem tersebut tidak memerlukan radar pengawasan.
Dan NASAMS 2 dapat diarahkan ke target oleh aset pengawasan udara seperti E-3 Sentry AWACS.
Oleh karenanya NASAMS 2 mampu dengan mandiri menargetkan sasran di udara.
Dari beberapa kelebihan ini maka tak heran NASAMS 2 masih digunakan sampai saat ini.
Walaupun NASAMS versi 3 sudah ada, tetapi NASAMS 2 masih dipergunakan.
Dalam sejarahnya RNoAF selaku operator NASAMS 2 sudah mulai dikembangkan dari tahun 2000-an.
Alhasil NASAMS 2 pertama kali dikirimkan ke RNoAF pada pertengahan tahun 2006.
Itu artinya NASAMS 2 sudah beroperasi selama 22 tahun.
Itu dia beberapa penjelasan dari NASAMS 2 yang menjadi sistem pertahanan udara tercanggih Indonesia.***
Fakta Singkat
Peran dan Mobilitas | Pertahanan Udara Jarak Menengah; Sangat mobile, dipasang di truk atau rel |
Pencegat dan Jangkauan | SLAMRAAAM; 40km |
Target | Pesawat Terbang, UAV, dan Rudal Jelajah |
Status dan Ekspor | Operasional: Norwegia, Belanda, Spanyol, Amerika Serikat (pertahanan Wilayah Ibu Kota Nasional), Finlandia, Oman, Lituania, Indonesia, dan negara yang dirahasiakan Dalam proses pengadaan: Hongaria, Australia, Qatar, dan Ukraina |
Produsen | Raytheon dan Kongsberg Pertahanan dan Dirgantara (Norwegia) |
SUMBER : BERBAGAI SUMBER
Sunday, January 28, 2024
Pertahan Dan Kekuatan NKRI Harga Mati
Di Musim Pemilihan Presiden Ini Kita berharap siapa saja peminpinnya kekuatan Pertahanan dan Kemanan Negara Kesatuan RI harga mati dengan di imbanginya Kekuatan Ekonomi Negara kita makin mumpuni, ada uang ada alutsista,... ada alutsista pertahan kita kuat ekonomi tumbuh dengan baik karena banyak yang investasi ke Indonesia karena merasa aman dan nyaman, rasa aman ini akibat dari pertahanan keamanan yang kuat dan begitu sebalikknya dengan ekonomi.
Kita tidak ingin masuk wilayah politik Namun jangan sampai kemudian khalayak salah persepsi perihal perkuatan alutsista TNI yang sedang berlangsung saat ini berdasarkan framing dan penggiringan opini. Semua harus berdasarkan fakta historis dan fakta terkini. Maka perlu kita jelaskan secara rinci berdasarkan fakta on the spot, fakta di lapangan.
Awal era reformasi kondisi alutsista kita sangat memprihatinkan bersamaan dengan gejolak GAM, ricuh di beberapa daerah dan embargo alutsista oleh AS dan sekutunya. Ketika gejolak GAM menghebat di Aceh tahun 2000-2004, TNI dengan segala keterbatasannya menggunakan jet tempur Hawk untuk mengebom, dan tank Scorpion untuk menggempur GAM. Tiba-tiba Inggris bereaksi keras agar Hawk dan Scorpion buatan dia tidak boleh digunakan di Aceh. Inggris ini sudah dua kali memperlihatkan arogansinya soal alutsista kepada Indonesia.
Sebelumnya di era tahun 1990an ketika Indonesia membeli 40 jet tempur Hawk dari Inggris. Pada pengiriman gelombang terakhir secara ferry, 4 Hawk yang diterbangkan pilot Inggris ditinggalkan begitu saja di Bangkok Thailand. Alasannya keputusan London menghukum Jakarta karena peristiwa Santa Cruz di Dilli Timor Timur tahun 1991 yang menewaskan ratusan orang. Akhirnya pilot TNI AU yang menerbangkan pesawat Hawk itu sampai Soewondo AFB (Polonia) di Medan setelah berkoordinasi dengan otoritas Thailand.
Embargo AS karena kasus Santa Cruz menyebabkan 10 jet tempur F16 TNI AU kekurangan suku cadang. Hanya 2 unit yang ready for use dengan memanfaatkan suku cadang kanibal. Pada saat yang bersamaan tahun 2002-2007 konflik Ambalat dengan Malaysia memanas. Sebagai akibat Sipadan Ligitan lepas dari Indonesia karena keputusan Mahkamah Internasional. Suatu ketika 4 pesawat Bronco TNI AU melakukan patroli udara diatas Sipadan Ligitan, Malaysia kemudian mengerahkan 3 jet tempur F5E untuk mengusir Bronco. Jelas kalah kelas, F5E membawa rudal dan kecepatan supersonic dibanding Bronco yang baling-baling dan tak punya rudal.
Kemudian Juli 2003, 2 jet tempur F16 TNI AU melakukan aksi "bonek" dengan mendatangi rombongan kapal induk AS di Bawean yang sedang menuju Australia. Pasalnya ada manuver 5 jet tempur F18 Super Hornet yang membahayakan penerbangan sipil di Surabaya, Makassar dan Denpasar. Bayangkan 2 jet tempur F16 kita dikeroyok 5 jet tempur Super Hornet AS. Namun mereka akhirnya patuh. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius soal insiden Bawean dan embargo alutsista. Presiden Megawati kemudian mengambil langkah cepat dengan membeli 4 jet tempur Sukhoi dari Rusia. Hanya dalam hitungan bulan 4 jet tempur Sukhoi datang dan ikut memeriahkan HUT TNI 5 Oktober 2003.
Presiden SBY pernah mengunjungi menara suar Karang Unarang di Ambalat dengan beberapa KRI Maret 2005. Tiba-tiba pesawat Malaysia datang dan terbang rendah dengan bermanuver mengejek. Dalam tata krama diplomatik peristiwa ini merupakan penghinaan. Betapa arogansinya jiran sebelah manakala kekuatan alutsista kita sedang melemah waktu itu. Kasus Ambalat ini kembali membakar semangat nasionalis patriotik Indonesia. Gema ganyang Malaysia menggema. Sayangnya militer kita waktu itu kalah daya dengan jiran sebelah. Untuk angkatan udara Malaysia punya segerobak jet tempur yaitu 18 Sukhoi, 8 Hornet, 18 Mig 29, 16 F5E. Bandingkan dengan Indonesia kita yang hanya punya 4 Sukhoi tanpa senjata, 10 jet tempur F16 dan 12 F5E dalam kondisi diembargo.
Dengan pertimbangan analisis intelijen, geostrategis dan geopolitik kawasan, Presiden SBY kemudian membuat program strategis menguatkan militer Indonesia. Program strategis ini dikenal dengan Program MEF TNI (minimum essential force), dimulai tahun 2010. Saat ini kita sudah berada di MEF jilid tiga 2020-2024. Perkuatan alutsista TNI sudah meningkat secara signifikan meski belum sampai pada kekuatan minimal yang dibutuhkan. Secara defacto Indonesia saat ini mengontrol penuh seluruh perairan Ambalat dengan kehadiran patroli 4-5 KRI bergantian bersama pesawat patroli TNI AU.
Dinamika dan provokasi di Laut China Selatan (LCS) selama sepuluh tahun terakhir dengan klaim ten dash line alias "lidah naga" China kembali menyentak kita. Natuna harus kita perkuat. Keputusannya adalah membangun pangkalan militer tiga matra di pulau garis depan itu. Provokasi China di perairan ZEE Natuna semakin menjadi-jadi. Eksploitasi Migas di Blok Natuna Timur Laut diganggu oleh kapal coast guard China dengan back up kapal perangnya. Bahkan "ditungguin" berminggu-minggu. Indonesia kemudian mengirim kapal Bakamla dan KRI ke lokasi yang sama. Pernah terjadi electronic warfare di tengah laut. Kapal perang kita dari Parchim Class dijamming sehingga melumpuhkan kemampuan deteksi dan komunikasi. Akhirnya pulang ke pangkalan.
Program MEF adalah untuk mencukupi kebutuhan minimal gizi alutsista TNI. Kementerian Pertahanan saat ini sedang bergeliat dengan program extra ordinary. Kita sedang berpacu dengan waktu karena iklim Indo Pasifik sedang menuju konflik skala besar dan paling mematikan. Basis dari semua konflik ini adalah rivalitas antara AS dan China. Bahasa framingnya mengaduk adonan panas yang bernama Selat Taiwan, LCS dan Panmunjom Korea untuk mengajak, merangkul dan memusuhi. Diplomasi militer Indonesia yang tidak bersekutu dengan siapapun adalah dengan membangun kekuatan militer yang sebanding dengan luas wilayah. Ini sejalan dengan pembangunan ekonomi kesejahteraan. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur mendapat prioritas terbesar dan utama. Kita bisa melihat hasilnya sejak era Presiden SBY dan Jokowi.
Semuanya seiring sejalan. Ekonomi kesejahteraan bertumbuh, saat ini PDB Indonesia ada di urutan 16 besar dunia, masuk grup elite G20. Rasio Hutang ada di 39% dari PDB, sebuah rasio yang berada di jalur aman. Bandingkan dengan Malaysia yang hampir 80% dari PDBnya. Bahwa pembangunan ekonomi adalah untuk investasi kesejahteraan maka perkuatan militer adalah investasi juga, investasi pertahanan. Investasi ini untuk masa guna jangka panjang 25-30 tahun ke depan. Lebih dari itu investasi pertahanan adalah untuk memastikan jalannya eksistensi dan marwah negara. Kekuatan ekonomi dan militer sebuah negara adalah marwah kedaulatan komprehensif. Dan Kita sedang menuju ke arah itu. Semoga Allah meridhoinya.
By Jaragin pane dan indra wj
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...