Pages

Sunday, October 14, 2012

Inilah 5 Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia


11 Oktober 2012

Pesawat tanpa awak yang duji dapat untuk kepentingan sipil atau militer (photos : Merdeka, Detik)

5 Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia. Yuk, tengok kelima pesawat itu.
Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenhan yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.
Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.
"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.
Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.
Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.
Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Yuk tengok lima pesawat ini:
1. Puna Sriti


 Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.
"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.
Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan  2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.
  
2. Puna Alap-alap


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.
"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.
3. Puna Gagak


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.
Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.
"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
4. Puna Pelatuk


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.
Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.
"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
5. Puna Wulung


Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.
"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.
"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm

Inilah 5 Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia


11 Oktober 2012

Pesawat tanpa awak yang duji dapat untuk kepentingan sipil atau militer (photos : Merdeka, Detik)

5 Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia. Yuk, tengok kelima pesawat itu.
Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenhan yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.
Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.
"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.
Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.
Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.
Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Yuk tengok lima pesawat ini:
1. Puna Sriti


 Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.
"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.
Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan  2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.
  
2. Puna Alap-alap


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.
"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.
3. Puna Gagak


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.
Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.
"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
4. Puna Pelatuk


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.
Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.
"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
5. Puna Wulung


Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.
"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.
"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm

Friday, October 12, 2012

Tingkatkan moril, personel Marinir TNI AL ber-"Haka-haka"


Jumat, 12 Oktober 2012 20:41 WIB | 1050 Views

Ratusan personel Korps Marinir TNI AL melatih kebugaran tubuh dengan cara menarikan secara massal tarian perang Haka-haka, di geladak KRI Banjarmasin-592, di Selat Makassar, Jumat siang. Pekan depan mereka akan mendaratkan tank-tank BMP-3F di pantai Sangatta, Kalimantan Timur, dalam Operasi Armada Jaya XXXI/2012. (Dinas Penerangan TNI AL)
... ber-"Haka-haka" di geladak kapal perang KRI Banjarmasin-592, yang juga kapal komando satuan tugas dari untuk Korps Marinir TNI AL itu..."
Ber-"Haka-haka" di perairan Selat Makassar, Jumat pagi, geladak kapal perang besar buatan bangsa sendiri itu menjadi arenanya di antara alunan gelombang sedang. Haka-haka dilakukan secara serius namun cukup menyenangkan pasukan.
Jakarta (ANTARA News) - Latihan perang puncak di lingkungan TNI AL, Armada Jaya 2012, akan digelar pekan depan di Sangatta, Kalimantan Timur. Latihan perang itu dilaksanakan belasan ribu personel TNI AL, salah satunya dari unsur Korps Marinir TNI AL.

Mereka tergabung dalam Komando Tugas Amfibi Armada Jaya XXXI/2012, yang akan melakukan skenario operasi pendaratan amfibi di pesisir Sangatta, yang berdekatan dengan garis perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Pulau Kalimantan.

Jelas mereka harus mempertahankan kebugaran fisik dan memelihara moril agar pasukan itu tetap dalam kondisi puncak dalam kesertaan pada operasi itu.

Tidak usah sulit memelihata kebugaran tubuh sambil memelihara kekompakan pasukan. Mereka ber-"Haka-haka" di geladak kapal perang KRI Banjarmasin-592, yang juga kapal komando satuan tugas dari untuk Korps Marinir TNI AL itu. Haka-haka adalah tarian perang tradisional yang sudah dimodifikasi sesuai keperluan militer.

sumber : Antara

KSAU: UAV Asal Filipina Segera Tiba


Impian Kementrian Pertahanan Republik Indonesia bersama TNI AU untuk membentuk Skadron UAV hampir menjadi kenyataan. Dalam waktu dekat, UAV asal Filipina yang perencanaan pengadaannya telah lama digodok, akan segera tiba. "Telah disetujui DPR dan tanda bintang telah dicabut", jelas KSAU Marsekal Imam Sufaat, saat jumpa pers seusai menyaksikan demo terbang Pesawat Tanpa Awak buatan BPPT-Balitbang Kemhan, di Lanud Halim Perdana Kusumah Jakarta, Kamis 11 Oktober pagi.

(photo: defenseindustrydaily)


Lebih jauh, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga menjelaskan, Skadron UAV itu nantinya berisikan campuran antara UAV buatan luar negeri dan dalam negeri, seperti yang tengah dikembangkan oleh BPPT. "Ibaratnya seperti TNI AU punya pesawat hercules yang memiliki kemampuan besar, namun juga punya yang lebih kecil seperti CN-235", kata Menhan menganalogikan. Selain itu, pembelian UAV dari luar negeri juga dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan UAV buatan dalam negeri. Sesuai Undang Undang Industri pertahanan dalam negeri, maka setiap pembelian alutsista dari luar negeri diharuskan adanya alih teknologi.
Sesuai data yang dimiliki redaksi ARC, UAV asal filipina itu memiliki spesifikasi daya tahan terbang hingga 20 jam, jarak tempuh mencapai 300 km serta daya angkut 110 kg. Serta memiliki kemampuan terbang autonomus dan manual. Hingga saat ini Dinas penelitian maupun industri dalam negeri belum memiliki kemampuan seperti yang diinginkan TNI AU tersebut.
Menhan juga menambahkan Skadron UAV itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan, namun lokasi pastinya dirahasiakan. Salah satu tugas Skadron UAV itu nantinya adalah berpatroli di sekitar Selat Malaka.

sumber :arc

PUNA Wulung Segera Dioperasikan TNI AU


(Foto: BPPT)

11 Oktober 2012, Jakarta: Sejak awal pengembangannya pada 2004 lalu, pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang dilakukan oleh BPPT telah menghasilkan berbagai prototip yang sesuai dengan misi terbang yang diembannya. Diantaranya yaitu PUNA Wulung, Gagak, Pelatuk, Seriti serta Alap-alap. Bahkan setelah bekerjasama dengan Balitbangkemenham pada 2011 lalu telah berhasil pula dikembangkan PUNA untuk misi surveilance (pemantauan dari udara). Pengembangan PUNA dengan misi pemantauan udara ini dimaksudkan untuk dipergunakan TNI sebagai pendukung wahana patroli perbatasan NKRI.

“Dalam kerekayasaan suatu teknologi, capaian-capaian tersebut baru sebatas Technology Development Phase. Hal ini harus dilanjutkan ke tahap engineering manufacturing sebelum sampai tahap akhir yaitu tahap produksi. Demo flight PUNA kali ini merupakan momentum PUNA melewati fase technology development,” ungkap Kepala BPPT, Marzan A Iskandar pada acara Demo Flight PUNA WULUNG di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta (11/10).

Dalam demo flight yang juga dihadiri oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono tersebut ditampilkan PUNA Wulung yang dapat dimanfaatkan untuk misi surveilance. PUNA Wulung mempunyai bentang sayap 6 m, kecepatan operasional 52÷69 knots, kemampuan terbang 4 jam pada ketinggan sampai 8000 ft serta mampu lepas pandas pada jarak 300 m. Pesawat tersebut juga dilengkapi dengan target lock camera system untuk misi surveilance. Pesawat ini juga mampu terbang auto-pilot hingga 73,4 km.

“Masih banyak yang harus dilakukan dalam penyempurnaan produk PUNA pada tahap engineering manufacturing ke depan. Diantaranya menyusun standar desain PUNA nasional, menyempurnakan kendali auto takeoff-landing serta terbang konfigurasi bersama dalam satu squadron,” tegas Marzan.

Hal senada kembali ditegaskan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, mengenai perlunya pengembangan dan penelitian lebih lanjut dalam proses penyempurnaan produk PUNA tersebut. Misalnya bagaimana upaya untuk lebih meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negerinya (TKDN), dan meningkatkan kualitas PUNA baik dari segi jarak tempuh, pengurangan tingkat kebisingan maupun perluasan kemampuan operasinya.

“Demo flight kali ini menunjukkan bahwa anak bangsa mampu mengembangkan teknologi sebagaimana bangsa maju lainnya. Yang harus dilakukan adalah yakin terhadap karya hasil anak bangsa tersebut. Jika kita ingin maju, industri nasional seharusnya memakai hasil penemuan dari peneliti kita,” ujarnya.

Setelah melihat demo flight kemampuan PUNA Wulung, Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa PUNA tersebut dapat dikatakan sudah lulus dari phase technology development. Dengan demikian, PUNA Wulung akan masuk dalam jajaran skuadron udara RI.

“Indonesia memang berencana untuk membangun skuadron PUNA yang akan ditempatkan di perbatasan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pertama dari sisi pengguna, yaitu TNA AU, mengenai spesifikasi teknis dan operational requirements yang diharapkan. Dalam tahap engineering manufacturing nantinya, keperluan pengguna ini harus diperhatikan. Kemudian dari sisi produsen, diharapkan yang memproduksi PUNA ini nantinya adalah industri dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk membangun industri pertahanan dalam negeri,” ungkap Purnomo.

Ke depan, lanjutnya, diharapkan PUNA ini tidak hanya untuk misi surveilance saja, tapi juga pengintaian, perang elektronika, dan bahkan jika memungkinkan dapat dijadikan rudal dan bombing. “Kalau industri pertahanan kuat, TNI pasti kuat. Inilah yang ingin kita capai ke depan. Disamping itu kepentingan pemerintah adalah membangun multiplier effect dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri ini,” ungkapnya.

Untuk mencapai semua itu, menurut Marzan, diperlukan kerjasama yang lebih luas dan intens dari seluruh potensi bangsa baik dari sistem politik (Kemenhan, Kemenperin, Kemenkominfo, Kemenristek dan Bappenas), sistem demand (TNI), sistem industri serta sistem litbang. “Secara umum BPPT akan berperan sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, audit teknlogi, pengkaji dan penyedia solusi teknologi dalam mendukung industri pertahanan ini. BPPT akan terus berkontribusi secara berkelanjutan untuk mewujudkan PUNA nasional sebagai salah satu wahana pencapaian kemandirian teknologi industri pertahanan nasional yang menjadi keniscayaan suatu bangsa,” tutup Marzan.

Sumber: BPPT

Monday, October 1, 2012

Pesawat Sipil AS yang Ditahan, Masuk Indonesia karena Alasan Cuaca

Jakarta - TNI Angkatan Udara menahan pesawat sipil AS tipe Cessna 208 beregistrasi N354RM di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur. Pesawat tersebut diminta turun karena melintas wilayah udara NKRI tanpa izin. Menurut Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, pesawat sipil AS itu memasuki wilayah Indonesia karena alasan cuaca. "Alasannya cuaca, alasannya cuaca," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi I di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2012) malam. Menurutnya, pesawat sipil Amerika itu telah melanggar karena tidak memiliki izin terbang memasuki wilayah Indonesia. Sehingga akhirnya dipaksa mendarat oleh TNI AU. "Kalau mereka masuk ke wilayah kita tanpa izin ya berrti itu melanggar, itu kewajiban untuk mengintersep memaksa mendarat. Mereka terbang ditanya surat-suratnya nggak ada, ya dipaksa mendarat," tuturnya. Ia mengatakan, pihaknya masih menahan pesawat dan pilot pesawat di Lanud Balikpapan. Penahanan itu dilakukan sampai sang pilot melengkapi izin-izin yang ditetapkan. "Saya masih menuggu perkembangannya, kalau surat-surat sudah dilengkapi mereka akan diijinkan," kata Agus. Sebelumnya, TNI AU melalui Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur, menahan pesawat sipil AS beregistrasi N354RM tipe Cessna 208. Pesawat tersebut diminta turun karena melintas wilayah udara NKRI tanpa izin. Keterangan yang diperoleh detikcom, pesawat dengan pilot Michael Boyd (53) diturunkan paksa di Lanud Balikpapan oleh 2 pesawat jet Sukhoi yang diterbangkan dari skuadron udara 11 TNI AU di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (30/9) lalu. Pesawat tersebut berangkat dari Wichita, Kansas Amerika Serikat menuju Singapura. Sumber detik

Sukhoi TNI AU Intercept Pesawat Asing

Aksi heroik dilakukan tim penerbang pesawat tempur Sukhoi dari Skuadron 11 Lanud Hasanuddin, Makassar. Mereka berhasil menghentikan pesawat asing yang tanpa izin melintas di wilayah udara Indonesia kemarin (30/9). Pesawat jenis Cessna 208 dengan nomor ekor N-354 RM itu dicegat dan dipaksa mendarat di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur. "Terpaksa kami lakukan airborne (peluncuran) dua Sukhoi karena pilot itu tidak merespons komunikasi radio dari ATC," ujar Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda Bambang Soelistyo kepada Jawa Pos kemarin. Sukhoi itu digerakkan langsung atas perintah Bambang. Awalnya, satuan radar Kohanudnas memantau pesawat asing yang melintas pada pukul 12.30 Wita. Setelah dicek, rupanya pesawat ini tak punya clearance (izin melintas). "Kami punya sistem FCIS yang sangat akurat, online 24 jam," kata Bambang. FCIS adalah singkatan dari flight clearance information system. Dalam FCIS langsung diketahui apakah sebuah pesawat terjadwal atau tidak. Rute mereka pun akan terpantau. "Karena tidak tercatat, dilakukan komunikasi radio. Dia kami minta mendarat di Makassar," katanya. Rupanya, pilot pesawat Cessna itu ngeyel. "Saya tidak melihat berapa jumlah penumpangnya. Kalau ada yang melanggar kedaulatan hukum udara di Indonesia, saya harus bertindak," kata mantan Deputi Menko Polhukam ini. Maka, setelah diperingatkan beberapa kali, tim Sukhoi yang selalu siaga, langsung dikomando untuk terbang. "Intercept atau pencegatan sukses. Pesawat kami paksa landing di Balikpanan," kata Bambang. Setelah mendarat, baru diketahui bahwa pilotnya bernama Michael E. Boyd. Dia terbang seorang diri, tanpa penumpang lain. "Saya belum mendapatkan detail paspornya. Tapi, dari informasi sementara, dia berkewarganegaraan AS," kata Bambang. Pesawat asing itu berangkat dari Palau (sebuah negara kecil di kawasan Pasifik, tepatnya di utara Papua) dengan tujuan Singapura. "Soal motifnya apa, investigasi masih dilakukan Lanud Balikpapan," ujarnya. Bambang menegaskan, langkah Kohanudnas dilindungi undang-undang. "Kami tegakkan kedaulatan di wilayah udara, pesawat apa pun, dari mana pun, berapa pun penumpangnya , kalau tidak ada izin, kami hentikan," katanya. Cessna 208 adalah pesawat dengan kapasitas maksimal 14 penumpang. Panjangnya hanya 12,67 meter dengan jarak jelajah 2.000 kilometer tanpa harus refueling (pengisian bahan bakar). Insiden ini bukan yang pertama. Pada 2011, tim Kohanudnas juga berhasil mencegat pesawat tanpa izin. Saat itu pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900EX yang ditumpangi Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah distop Sukhoi. Pesawat tempur itu menguntit tumpangan VIP tersebut selama 37 menit pada November 2011. Kedua pesawat tempur baru membebaskan Falcon setelah diperintahkan oleh Kohanudnas sekitar pukul 11.17 Wita. Kejadian itu mencuat ke publik setelah Perdana Menteri Papua Nugini Peter O"Neil, melalui media massa, mengancam mengusir Duta Besar RI Andreas Sitepu dari Port Moresby, ibu kota negaranya. Tegang di Bandara Sepinggan Pendaratan pesawat asing itu di Bandara Sepinggan, Balikpapan, sempat membuat suasana bandara tersebut tegang. Sebelum pesawat mendarat, sekitar 30 prajurit Angkatan Udara (AU) bersenjata SS-2 P1 siaga di landasan. Tak lama kemudian, pesawat Cessna 208 yang dikawal dua Sukhoi Tempur Strategis (TS) 2705 dan 3004 mendarat. "Kru yang ada di pesawat dimohon keluar dari pesawat dengan posisi tangan di atas," ujar Kolonel (Pnb) Djoko Senoputro, Danlanud Balikpapan.Sebelum turun pilot digeledah, lalu digiring menuju ruang interogasi Base Ops Lanud Balikpapan. Pesawat Cessna 208 itu diketahui berangkat dari Wichita, Kansas, AS, pada 25 September 2012. Dari sana pesawat meneruskan penerbangan ke California (27/9) - Honolulu, Hawaii (29/9)- Korsje, Macronesia (30/9) " lalu Koro Palau (30/9)-Singapura. Berdasar hasil interogasi sementara, sang pilot mengaku tersesat masuk ke wilayah udara Indonesi`. "Menghindari cuaca jelek di frekuensi 122.2 Req 10 derajat left," kata Djoko. Misi pilot adalah mengantar pesawat Cessna terbaru yang dipesan Hawker Pasifik Jet melalui operator Globeflyers ke Singapura. "Barang-barang yang dibawa hanya kelengkapan pakaian pribadi dan kamera yang isinya foto dan video. Isinya sedang kami analisis. Untuk flight plan sesi rute dari Palau-Singapura pasti melalui Flight Information Regional (FIR) Indonesia," lanjut Danlanud. Karena itu, penerbangan terpaksa dihentikan sampai pilot mengurus administrasi. "Pilot kami amankan, kini berada di mes Lanud Balikpapan dalam keadaan sehat," ucapnya. Sumber : JPNN

BERITA POLULER