Impian Kementrian Pertahanan Republik
Indonesia bersama TNI AU untuk membentuk Skadron UAV hampir menjadi
kenyataan. Dalam waktu dekat, UAV asal Filipina yang perencanaan
pengadaannya telah lama digodok, akan segera tiba. "Telah disetujui DPR
dan tanda bintang telah dicabut", jelas KSAU Marsekal Imam Sufaat, saat
jumpa pers seusai menyaksikan demo terbang Pesawat Tanpa Awak buatan
BPPT-Balitbang Kemhan, di Lanud Halim Perdana Kusumah Jakarta, Kamis 11
Oktober pagi.
(photo: defenseindustrydaily)
Lebih jauh, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga menjelaskan,
Skadron UAV itu nantinya berisikan campuran antara UAV buatan luar
negeri dan dalam negeri, seperti yang tengah dikembangkan oleh BPPT.
"Ibaratnya seperti TNI AU punya pesawat hercules yang memiliki kemampuan
besar, namun juga punya yang lebih kecil seperti CN-235", kata Menhan
menganalogikan. Selain itu, pembelian UAV dari luar negeri juga
dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan UAV buatan dalam negeri. Sesuai
Undang Undang Industri pertahanan dalam negeri, maka setiap pembelian
alutsista dari luar negeri diharuskan adanya alih teknologi.
Sesuai data yang dimiliki redaksi ARC, UAV asal filipina itu memiliki
spesifikasi daya tahan terbang hingga 20 jam, jarak tempuh mencapai 300
km serta daya angkut 110 kg. Serta memiliki kemampuan terbang autonomus
dan manual. Hingga saat ini Dinas penelitian maupun industri dalam
negeri belum memiliki kemampuan seperti yang diinginkan TNI AU tersebut.
Menhan juga menambahkan Skadron UAV itu nantinya akan ditempatkan di
perbatasan, namun lokasi pastinya dirahasiakan. Salah satu tugas Skadron
UAV itu nantinya adalah berpatroli di sekitar Selat Malaka.
sumber :arc
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK