Pages

Wednesday, January 18, 2012

Kasal: kapal selam pertama selesai 2015


Rabu, 18 Januari 2012 23:31 WIB | 1062 Views

ilustrasi Kapal Selam (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, kapal selam pertama dari tiga unit yang dipesan dari Korea Selatan, akan selesai pada 2015.

"Untuk yang pertama diperkirakan selesai pada 2015," katanya, di sela Rapat Pimpinan TNI 2012 di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.

Ia menegaskan kontrak pengadaan tiga kapal selam baru untuk TNI Angkatan Laut telah ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME).

Kontrak tersebut ditandatangani pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nam pada Desember 2011.

Kasal menambahkan, untuk kapal selam pertama itu sepenuhnya dibuat di Korea Selatan, dan dua unit sisanya akan dikerjakan bersama antara Indonesia dan Korea Selatan untuk selanjutnya sepenuhnya dikerjakan Indonesia yakni PT PAL.

Senada dengan Kasal, sebelumnya Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan dalam kontrak itu ada ketentuan mengenai mekanisme alih teknologi mulai dari awal hingga akhir pengadaan selesai seluruhnya.

"Artinya dari awal pembelian proses alih teknologi itu sudah berjalan, yakni dengan mengirimkan sejumlah teknisi yang masa kerjanya masih panjang untuk melihat langsung proses pembuatan kapal selam itu," ujar Wamenhan.

"Pengadaan sumber daya manusia yang akan dikirim ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, khususnya PT PAL. Dan jumlahnya relatif besar minimal 50 orang," ujar Sjafrie.

Pada pengadaan tahap kedua, para teknisi yang telah dikirimkan tersebut diharapkan mulai terlibat dalam hal-hal teknis menyangkut pembuatan kapal selam.

"Nah disini mulai ada interaksi fisik langsung para teknisi kita dalam proses pembuatan kapal selam. Jadi, peran negara produsen sudah sekitar 50 persen diambil oleh para teknisi kita," tutur dia.

Sjafrie menambahkan selama proses pembuatan dua kapal selam itu selain menyiapkan dan mengirimkan para teknisi juga sudah dibangun pula galangannya. "Sehingga semua ini berjalan paralel," katanya.

Selanjutnya, ujar Sjafrie, pada pembuatan kapal selam ketiga sudah dapat dilakukan di Indonesia dan seluruhnya dilakukan oleh tenaga-tenaga Indonesia.

"Itu kebijakan dasar, strategi besar dalam mekanisme pengadaan alat utama sistem senjata yang ditetapkan Indonesia baik untuk pengadaan alat utama sistem senjata berteknologi tinggi seperti kapal selam, maupun berteknologi sedang," kata Wamenhan.

sumber : Antara

Made In Indonesia : APC Amhibi Tampil dalam Rapim TNI 2012


18 Januari 2012

APC Amphibi buatan PT. Wirajayadi Bahari (all photos : Wirajayadi Bahari)

Rapim TNI 2012 Gelar Alutsista Produk Indonesia

[JAKARTA] Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2012 yang berlangsung di Markas Besar (Mabes) TNI diwarnai acara gelar Static Show Alat Perlengkapan Pertahanan (Alpahan) Produksi Industri Dalam Negeri. Di dalam tenda, terdapat 38 stand yang menampilkan sejumlah peralatan dan perlengkapan militer.

Sementara di luar tenda, memamerkan berbagai kendaraan tempur serta alat berat militer. APC Amphibi merupakan kendaraan tempur untuk mengangkut pasukan pendarat marinir produksi TNI Angkatan Laut (AL) dan PT Wirajayadi Bahari.

"Hasil produksi telah diuji coba dan memenuhi standar dan keselamatan TNI AL serta ergonomis sebagai kendaraan tempur amphibi, yang memenuhi standar operasional TNI AL," kata Owner PT Wirajayadi Bahari, Bintoro, di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (18/1).


Dia menjelaskan, proses pembangunan dilakukan di Denhar Lanmar Surabaya. APC Amphibi yang diproduksi juga dapat disejajarkan dengan produk sejenis dari negara lain. "APC Amphibi ini tidak kalah dengan negara luar," jelas Bintoro.

Dia berharap, alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri dapat diandalkan di kemudian hari. "Alutsista dalam negeri harus jadi andalan dan kebanggaan Indonesia," tandasnya. [CKP/L-8]

Ada “Demokrasi” Dalam Pengadaan Alutsista



Bicara dana alutsista diluar spek teknisnya adalah bicara tentang manisnya gula sehingga ramai-ramai para semut mendatanginya.  Ada semut bule, ada semut ireng, ada semut hidung mancung, ada juga semut berwajah makelar. Bayangkan saja dengan kucuran dana 150 trilyun untuk masa lima tahun ini, berbagai jenis alutsista didatangkan ke markas brigade dan batalyon TNI.  Proses mendatangkan alutsista itu yang sejatinya membuat banyak semut berdatangan untuk ikut mencicipi manisnya gula alutsista.
Belum hilang dari ingatan kita ribut soal F16 misalnya apakah harus beli baru blok 52 sebanyak 6 biji atau menerima hibah 24 F16 jet second lalu di upgrade jadi setara blok 52.  Betapa riuhnya suasana “demokrasi” antara Komisi I DPR dengan Pemerintah.  Argumen yang dilontarkan sebagian kalangan parlemen di komisi itu terkesan emosional daripada rasional. Gaya bicara mereka seakan merasa lebih tahu dari Usernya, lalu mematok definisi lebih baik memilih beli baru 6 biji F16 dengan alasan lebih menggentarkan.  Maka cecak pun berdecak kagum dengan ketololan itu.  Bagaimana mungkin dengan 6 biji F16 baru itu bisa menggentarkan, padahal Singapura sudah punya 60 biji F16 blok 52 dan 24 F15 seri terbaru.  Pantas saja cecak pun berdecak.
Tank Leopard 2 yang digadang-gadang itu
 Meski  akhirnya usulan pemerintah untuk menerima hibah upgrade 24 F16 dari AS disetujui juga setelah melalui jalur ngambek karena ngembeknya tak digubris, toh simulasi demokrasi konyol yang dipertontonkan itu menjadi catatan tersendiri bagi rakyat cerdas sembari bergumam, apa memang iya itu suara hati rakyat, atau hanya suara mereka sendiri, atau ada suara lain yang dititipkan melalui suara anggota dewan.  Argumen yang dikedepankan sebagian anggota Komisi I tidak mencerminkan kualitas intelektual, lebih merefleksikan sikap asal bisa beda supaya kelihatan lebih menonjol “kualitas akunya”.
Kini isu terbaru bergulir lagi.  Kali ini tentang pengadaan 100 unit MBT (Main Battle Tank) Leopard 2 yang sudah digagas, dibicarakan lugas oleh KSAD, Mabes TNI dan Kemhan.  Bergegas pula mengunjungi negara pemiliknya yang memang mau menjualnya.  Lalu tiba-tiba saja ramai yang membicarakan pantas tidaknya MBT itu untuk tanah airku ini.  Kan jadi lucu kalau alasannya masalah bobot, tidak sesuai dengan kontur bumi nusantara, atau alasan lain mau perang dengan siapa, atau alasan yang dicari lagi, sepenting itukah MBT.
Sekali lagi rakyat cerdas harus bisa menangkap bahwa hiruk pikuk yang mengatasnamakan demokrasi itu boleh jadi adalah pesanan makelar alutsista jenis lain atau dari pabrik lain atau bisa saja pesanan dari negara lain agar kita tak usah beli MBT, atau kalaupun mau beli jangan yang Leopard. Intelijen makelar senjata bisa menyuarakan dirinya melalui orang dewan atau LSM  bahkan media yang tentu saja harus melalui “terowongan jalur gaza” agar tak ketahuan pamrihnya.  Melalui tangan orang lain yang punya gigi dimulailah kampanye anti MBT, atau kampanye anti Leopard, dengan harapan syukur-syukur ada perubahan merk sesuai keinginan makelar salesman tadi.
Pertanyaan substansinya adalah siapa yang lebih tahu dengan keunggulan satu jenis alutsista, ya tentu si User sendiri.  TNI AD butuh Leopard bukan karena bujuk rayu pabrikan Leopard, tetapi sudah melalui proses waktu dan kajian mendalam. Sangat kebetulan harganya lebih murah dari bandrol biasa.  Logikanya sederhana, diantara semua jenis MBT yang dianalisis, berdasarkan kajian teknis dan kegunaan terpilihlah Leopard, dan itu sudah lama dipendam.  Lalu ada dana untuk alokasi alutsista angkatan darat, maka dimulailah penjajakan dengan mengunjungi negara produsen.
Konvoy Tank AMX 13 Milik Batalyon Kav Tank Ambarawa
Kita  kadang merasa “lucu hati” dengan tingkah dan gaya anggota dewan yang merasa menjadi seperti tuhan untuk menentukan keputusan berdasarkan selera dia dan atau selera makelar alutsista yang joint venture dengan dia.  Bajunya pasti demokrasi, capnya parlemen, atas nama rakyat katanya.   Masih ingat dalam benak kita anggota dewan koar-koar bahwa border RI dicaplok Malaysia di kawasan Tanjung Datu Kalbar.  Publik merasa terbawa arus pernyataan itu tetapi terbukti kemudian tertipu dengan statemen itu yang jelas-jelas tak benar.  Lalu setelah semuanya diluruskan dan diputihkan karena  memang tak ada yang salah dengan border itu, si anggota dewan sedikit pun tak mampu mengucapkan kata maaf.  Ya itu tadi karena dia sudah merasa seperti tuhan, paling benar dalam segala hal.  Merasa menjadi pemilik rumah demokrasi sementara yang lainnya hanya mengontrak.
Hiruk pikuk dengan tema Alutsista biar kelihatan seperti berdemokrasi sebenarnya ada dasar hukumnya yaitu UUD maksudnya ujung-ujungnya duit. Makelar Alutsista bisa meminjam tangan berbagai pihak tak terkecuali tangan internal TNI dan Kemhan agar jualannya dibeli.  Hukum ekonomi alutsista ini sudah berlaku umum di berbagai negara di bumi ini.  Namanya juga salesman pasti berbagai cara ditempuh untuk mencapai goalnya.  Tak perlu diperdebatkan, kajian dari pihak pengguna lah yang menentukan jenis alutsista yang seperti apa yang hendak dibeli. 
Maka jika MBT dari jenis Leopard 2 yang terpilih selayaknya kita mendukung.  Yang perlu dikritisi adalah prosedur pengadaannya, tranparansi proses, kualitas barang yang akan diterima, kewajaran harga dan pola bayarnya.  Jadi agak sumbang terdengar ketika TNI AD butuh MBT Leopard lalu ada suara gentayangan di telinga membisikkan hasutan, kita tak perlu MBT karena bisa ambles, jangan pilih Leopard karena tak cocok dengan iklim kita.  Lebih baik beli yang ini atau pakai yang itu.  Nah ketahuan kan siapakah dia yang umbar omongan itu.
*******
Jagvane / 14 Januari 2012
 

PRO DAN KONTRA PEMBELIAN MBT LEOPARD 2A6 AKAN HILANG APA BILA KITA PAKAI HATI DAN NURANI KITA


MBT LEOPARD 2A6
Kalau kita lihat di media online banyak bermunculan komentar pro dan kontra pembelian Tank leopard 2A6, sebenarnya para pengamat dan DPR yang kontra pembelian MBT Leopard 2A6 kembali melihat apa arti dari tank? kalau kita simak pengertian tank menurut sumber dari WIKIPEDIA : Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utama tank adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan efek mentalnya terhadap infanteri

Nah dari pengertian diatas tidak disebutkan bahwa tank itu harus ada syarat dengan ketentuan wilayah geografis suatu negara semisal indonesia tidak cocok karena keadaan geografisnya ada pegunungan ,rawa , danau. Tank  mempunyai mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan.

Kemudian Apa sih Main battle Tank  ?

Tank tempur utama (Main battle tank, MBT) adalah kendaraan tempur yang memiliki perlindungan paling kuat di medan perang. Perlindungannya dirancang untuk melindungi tank dan pengendaranya dari semua bahaya, termasuk penetrator energi kinetik yang ditembakkan tank lain, peluru kendali anti-tank (ATGM) yang ditembakkan infanteri atau pesawat udara, dan ranjau. Tetapi jumlah perlindungan yang dibutuhkan untuk melindungi tank dari segala arah akan sangat berat dan tidak memungkinkan; oleh karena itu dalam perancangan sebuat tank harus ditemukan keseimbangan yang tepat antara perlindungan dengan berat

Artinya dari pengertian tersebut diatas tidak ada dijelaskan tank harus dijalan kan di suatu tempat, analisa para pengamat dan anggota dewan yang kontra pembelian MBT leopard A26 tidak berdasar dan mengada ada. Justru Main Battle tank Leopard adalah Tank Tempur Utama yang modern , tank tersebut bisa bermanuver disegala medan dialah pemimimpinya, suspennsinya bagus sehingga pada saat keakurasian penembakan pada saat kecepatan tinggi itu akurat, dan tank Leopard Jerman ini memiliki mesin pembakaran dalam multi-bahan bakar, yang dapat menerima diesel, bensin, dan bahan bakar lainnya. kemudian dari segala kemampuan tank buatan jerman ini (Leopard 2A6) mengungguli dari rivalnya MBT Abram dari AS dan MBT Chalenger.

Pergerakan Main Batle Tank
Sebuah tank tempur utama dirancang untuk memiliki mobilitas tinggi dan dapat melewati segala macam medan. Tank menggunakan dua atau empat tapak rantai untuk bergerak. Rantai ini digerakkan oleh sebuah roda besar di tiap tapaknya yang menyalurkan tenaga dari mesin. Roda rantainya yang lebar menyebarkan tekanan yang dihasilkan oleh beratnya tank, membuat tekanan yang dihasilkan dapat setara dengan kaki manusia.[6] Jenis medan yang sangat menyulitkan tank adalah tanah yang sangat lembut seperti rawa, dan medan berbatu yang memiliki batu-batu besar. Pada medan "biasa", tank diharapkan bisa berjalan dengan kecepatan 30–50 km/jam, dan kecepatan di jalanan bisa mencapai 70 km/jam.( sumber wikipedia).

Jadi kalau kita baca dan kupas pemaparan diatas jelas jelas diatas kertas MBT sudah mengungguli dan dapat melalui segala medan.

Saya berharap kepada Anggota DPR komisi I (Bapak TB Hasanuddin dan rekan rekannya yang Kontra pembelian MBT leopard 2A6) dapat mempertimbangkanya.

Ya memang dunia politik itu tidak bisa ditebak dan sangat rumit tapi dengan  hati nurani dan rasa saling memiliki dan menjauhkan dari segala kepentingan golongan tentunya semua pro dan kontra tersebut tidak akan terjadi, semoga  Pembelian Leopard 2A6 terealisasi  dan DPR RI kususnya Komisi I menyetujuinya sehingga kami rakyat indonesia akan meraasa terwakili dan bangga terhadap Bapak-bapak dan ibu-Ibu dewan disana.

BY INDONESIA DEFENCE 2012 

Tuesday, January 17, 2012

Ada Aroma Politik Jegal Pramono di Balik Penolakan Tank Leopard?


Foto: TNI AD
Jakarta - Sejumlah anggota Komisi I DPR menolak pembelian Tank Leopard eks Belanda. Diduga ada aroma politik dalam kasus ini, bukan hanya sekadar masalah alutsista.

"Saya menduga ada upaya menjegal KSAD Jenderal Pramono Edhie. Ini bukan sekadar teknis masalah Alutsista saja, ada kepentingan politik dari oposisi," ujar pengamat militer Aris Santoso kepada detikcom, Selasa (17/1/2011).

Aris menjelaskan sudah tradisi setiap Kepala Staf TNI AD ingin meninggalkan jejak saat kepemimpinannya. Mantan KSAD Jenderal Ryamirard Ryacudu misalnya meninggalkan jejak setelah membangun Batalyon Raider di setiap Kodam. Sementara Djoko Santoso menghidupkan kembali brigade infanteri di beberapa Kodam.

"Nah, Pramono sepertinya ingin menjadikan tank ini sebagai jejaknya kelak," tutur Aris.

Aris menduga serangan dari oposisi wajar terjadi, apalagi Pramono disebut-sebut akan diusung Partai Demokrat sebagai Capres di 2014.

"Ada upaya politik untuk mengagalkan jejak fenomenal Pramono Edhie. Padahal kan proyek ini dananya sudah ada," jelas dia.

sumber Detik

Indonesia Butuh Monster Lapis Baja Sekelas Tank Leopard 2A6


 
Foto: Wikipedia
Jakarta - Rencana pembelian 100 buah Tank Leopard 2A6 eks Belanda menjadi Polemik di tanah air. Namun dengan perkembangan teknologi saat ini, sudah saatnya Indonesia memiliki tank kelas berat sekelas main battle tank (MBT).

"Ini penting untuk TNI. Untuk mengejar ketinggalan Korps Kavaleri dari negara lain. Sekarang ini kan Kavaleri kita mandek hanya mengandalkan tank-tank ringan. Tidak ada pengembangan untuk mempelajari MBT," ujar pengamat militer Aris Santoso kepada detikcom, Selasa (17/1/2011).

Aris menambahkan Singapura saja yang negara metropolitan sudah punya tank kelas berat sejak tahun 1980an. Tank itu ditaruh di Taiwan, sehingga mereka berlatih di sana. Hal itu menunjukkan keseriusan Singapura untuk membangun angkatan perangnya. Demikian juga negara-negara ASEAN lain.

"Masa Indonesia tidak punya MBT," kata dia.

Mengenai kondisi geografi Indonesia yang dinilai tidak cocok bagi MBT, Aris menilai hanya bagaimana masalah taktik penggunaannya. Misalnya apakah nanti monster lapis baja ini dipakai untuk menyerang, atau bertahan, tentunya sesuai taktik. Jadi bukan sama sekali tank ini tidak bisa dipakai.

"Tank ini juga penting untuk daya getar Indonesia," katanya.

Indonesia saat ini memang hanya mengandalkan tank ringan sekelas Scorpion dan AMX 13. Tentu saja tank-tank ringan yang hanya berbobot 15-25 ton ini bukan tandingan tank kelas berat yang berbobot 50 ton keatas. Dari segi persenjataan pun jelas berbeda. Scorpion misalnya, hanya mengandalkan kanon 76 mm. Bandingkan dengan MBT yang memiliki kanon 120 mm. Demikian pula daya perusak dan proteksi lapis baja, tank ringan tentu bukan tandingan tank kelas berat.

sumber : detik

Pemerintah Anggarkan Rp 57 T untuk Pembelian Alutsista TNI


TNI AD akan dilengkapi helikopter serbu Apache buatan Boeing, Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)

16 Januari 2012, Jakarta: Dalam upaya mendukung agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat melaksanakan tugas pokoknya, Pemerintah melakukan percepatan pemenuhan kebutuhan kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) tahun 2010 – 2014, dengan menyediakan anggaran Rp 57 triliun. Sebanyak Rp 7 triliun di antara dana Rp 57 triliun ini sudah dialokasikan pemerintah melalui DIPA Kementerian Pertahanan (Kemhan) tahun anggaran 2010 lalu.

Alokasi anggaran Alutsista TNI itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Alutsista TNI Tahun 2010 – 2014, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 27 Desember lalu.

Dalam Keppres itu disebutkan, Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro akan menyusun kerangka kebutuhan tambahan pendanaan untuk tahun anggaran 2010 – 2014, dengan nilai paling banyak Rp 57 trilun.

Daftar kebutuhan itu memuat:
a. jenis/spesfikasi teknis/jumlah pengadaan barang dan jasa;
b. harga untuk setiap unit pengadaan barang dan jasa;
c. negara produsen barang dan jasa; d. alih teknologi/produksi bersama untuk kepentingan pengembangan industry pertahanan dalam negeri;
e. sifat pengadaan barang dan jasa; dan rencana pengadaan dan perkiraan kebutuhan anggaran dalam setiap tahun.

Selanjutnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menilai daftar kebutuhan yang disusun Menhan itu sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dan untuk selanjutnya diteruska kepada Menteri Keuangan Agus Martowardoyo

“Menteri Keuangan menetapkan sumber pendanaan untuk membiayai pemenuhan kebutuhan kekuatan pokok minimal Alutsista 2010 – 2014 melalui mekanisme APBN, sebagian bagian dari pagu Kementerian Pertahanan setiap tahun anggaran,” bunyi pasal 6 ayat 1,2,3 Keppres No. 35/2011 itu.

Adapun mekanisme pengadaan barang dan jasa akan dilaksanakan oleh Menteri Pertahanan, dengan mempertimbangkan perbaikan mekanisme perencanaan, peningkatan kemampuan penyerapan anggaran, dan akuntabilitas pengelolaan anggaran. “Sifat pengadaan barang dan jasa dilakukan dalam satu tahun ataupun tahun jamak,” tegas pasal 8 Keppres tersebut.

Keppres Nomor 35 Tahun 2011 itu juga menegaskan, bahwa pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dilakukan dengan mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, dan dilaksanakan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan dalam negeri.

Sumber: Seskab

BERITA POLULER