Perdana Menteri Cina Wen Jiabao berangkat ke Timur
Tengah pada Sabtu (14/1 ) dalam perjalanan ke negara-
negara kunci penghasil minyak. Kunjungan itu dilakukan di
tengah eskalasi ketegangan di Selat Hormuz, yang bisa
mengganggu pasokan minyak mentah dunia.
Wen pertama akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi -
pemasok terbesar kebutuhan energi Cina - selama akhir
pekan, sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab pada hari
Senin dan kemudian ke Qatar pada tanggal 19 Januari.
Wen akan mengadakan pembicaraan dengan para
pemimpin tiga negara Arab dan menghadiri KTT Energi
Masa Depan Dunia di Abu Dhabi.
Kunjungan itu terjadi beberapa hari setelah Wen bertemu
dengan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner, yang
berada di Beijing untuk menggalang dukungan bagi sanksi
baru AS yang bertujuan untuk mengembargo sektor
minyak Iran. Namun Cina, yang bergantung sekitar 11
persen pada impor minyak Iran, menentang sanksi
terhadap Republik Islam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Liu Weimin
dalam jumpa pers, mengatakan, tidak rasional bahwa
sebuah negara ingin menduniakan undang-undang
internalnya dan juga meminta negara-negara lain untuk
melaksanakannya. Ditegaskannya, Cina sebagai sebuah
negara besar akan melanjutkan impor minyak Iran untuk
memenuhi permintaan logis kebutuhan energinya.
Shi Yinhong, seorang ahli politik di Universitas Renmin
Beijing, mengatakan situasi tegang atas Iran akan
menimbulkan ancaman potensial bagi pasokan energi Cina
dari Timur Tengah. Menurutnya, selama kunjungan itu,
pemerintah Cina ingin meminta tiga negara Arab untuk
berbuat lebih banyak guna meningkatkan peluang damai
dalam menyelesaikan masalah Iran.
Penegasan Cina terhadap kelanjutan perdamaian di Teluk
Persia di samping penentangan negara itu atas upaya
menciptakan krisis di kawasan, pada dasarnya membawa
pesan khusus kepada Amerika Serikat. Menurut Cina,
perang AS di Afghanistan dan Irak serta krisis finansial
global telah melahirkan kondisi buruk di kawasan dan
dunia.
Menurut para pengamat politik, pemilihan Teluk Persia
sebagai destinasi kunjungan Wen adalah indikasi
pentingnya kawasan itu dalam diplomasi masa depan
pemerintah Beijing. Penurunan ekspor produk Cina ke AS
dan negara-negara Eropa akibat krisis ekonomi telah
mendorong kekuatan-kekuatan ekonomi dunia untuk
mengalihkan fokusnya ke Asia. Negara-negara Teluk Persia
selain kaya energi, juga zona penting bagi pemasaran
produk negara-negara industri.
Oleh karena itu, perluasan hubungan ekonomi dan politik
Cina dengan negara-negara tersebut, tidak hanya akan
menjamin pertumbuhan ekonomi Cina pada kondisi resesi
global, tapi juga akan membantu memenuhi kebutuhan
negara komunis itu terhadap sumber-sumber energi. (IRIB
Indonesia/RM /NA)
Tags :
Saturday, January 14, 2012
Rusia : Setiap intervensi nuklir iran Dan aksi Militer Nato terhadap iran merupakan ancaman bagi Rusia
Rusia memperingatkan bahwa mereka
akan menganggap setiap aksi militer
Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO) terhadap Iran sebagai ancaman
langsung bagi keamanan nasionalnya.
"Iran adalah tetangga kami dan jika
negara itu mendapat serangan militer,
itu sama dengan ancaman langsung
terhadap keamanan Rusia," kata Duta
Besar Rusia untuk NATO, Dmitry
Rogozin di Brussel, Belgia pada hari
Jumat (13/1) .
"Kami jelas tertarik pada non-
proliferasi senjata pemusnah massal,
tetapi pada saat yang sama, kami
percaya bahwa setiap negara,
termasuk Iran memiliki hak untuk
memperoleh apa saja yang membuat
mereka nyaman," tambahnya.
Pernyataan itu datang satu hari setelah
Sekretaris Dewan Keamanan Federasi
Rusia, Nikolai Patrushev,
memperingatkan tentang upaya lobi
Zionis untuk menyeret Amerika Serikat
ke dalam konfrontasi militer dengan
Iran.
"Ada kemungkinan eskalasi konflik
militer, di mana AS didorong oleh
Israel," kata Patrushev dalam sebuah
wawancara dengan Interfax pada
Kamis.
AS dan rezim Zionis Israel berulang kali
mengancam Iran dengan opsi
serangan militer, didasarkan pada
dugaan bahwa program nuklir Tehran
memiliki aspek militer rahasia.
Iran dengan tegas membantah
tuduhan Barat, mengatakan sebagai
penandatangan Traktat Non-Proliferasi
Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi
Atom Internasional (IAEA), memiliki hak
untuk memperoleh dan
mengembangkan teknologi nuklir untuk
tujuan damai. sumber(IRIB Indonesia/RM /NA)
akan menganggap setiap aksi militer
Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO) terhadap Iran sebagai ancaman
langsung bagi keamanan nasionalnya.
"Iran adalah tetangga kami dan jika
negara itu mendapat serangan militer,
itu sama dengan ancaman langsung
terhadap keamanan Rusia," kata Duta
Besar Rusia untuk NATO, Dmitry
Rogozin di Brussel, Belgia pada hari
Jumat (13/1) .
"Kami jelas tertarik pada non-
proliferasi senjata pemusnah massal,
tetapi pada saat yang sama, kami
percaya bahwa setiap negara,
termasuk Iran memiliki hak untuk
memperoleh apa saja yang membuat
mereka nyaman," tambahnya.
Pernyataan itu datang satu hari setelah
Sekretaris Dewan Keamanan Federasi
Rusia, Nikolai Patrushev,
memperingatkan tentang upaya lobi
Zionis untuk menyeret Amerika Serikat
ke dalam konfrontasi militer dengan
Iran.
"Ada kemungkinan eskalasi konflik
militer, di mana AS didorong oleh
Israel," kata Patrushev dalam sebuah
wawancara dengan Interfax pada
Kamis.
AS dan rezim Zionis Israel berulang kali
mengancam Iran dengan opsi
serangan militer, didasarkan pada
dugaan bahwa program nuklir Tehran
memiliki aspek militer rahasia.
Iran dengan tegas membantah
tuduhan Barat, mengatakan sebagai
penandatangan Traktat Non-Proliferasi
Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi
Atom Internasional (IAEA), memiliki hak
untuk memperoleh dan
mengembangkan teknologi nuklir untuk
tujuan damai. sumber(IRIB Indonesia/RM /NA)
Skadron Elang Katulistiwa siap tempur dan Pesawat Tanpa Awak Pun Akan Dipersenjatai
Sungai Raya – Pesawat tempur Hawk
di Skadron Elang Khatulistiwa siap
tempur dan menghalau penyusup,
sebagaimana pencegatan pesawat
Falcon 900 yang ditumpangi Wakil PM
Papua Niugini, Belden Namah,
November tahun lalu, oleh Shukoi
TNI AU.
“Pesawat tempur ini harus standby
selama 24 jam. Jika dibutuhkan,
dengan cepat pesawat Hawk 100-200
ini akan bergerak,” ungkap Kolonel
(Pnb) Kustono SSos, Danlanud
Supadio kepada Yuniardi dari Equator
di ruang kerjanya, Kamis (12/1 ).
Skadron Elang Khatulistiwa yang
berpangkalan di Lanud Supadio
memang disiapkan untuk menjaga
kedaulatan NKRI. Dengan pesawat
Hawk 100-200, setiap harinya
menyiapkan flight pesawat tempur.
Sehingga jika sewaktu-waktu ada
pesawat asing tanpa izin melintas
masuk ke wilayah udara Indonesia,
jajaran Komando Pertahanan Udara
Nasional (Kohanudnas), dalam hal ini
Pos Sektor (Posek) 1, bisa langsung
meng-airborne-kan pesawat hawk
dari Pontianak untuk mengidentifikasi
pesawat asing yang melintas.
“Pesawat hawk ini akan segera
diberangkatkan untuk
mengidentifikasi. Sedangkan untuk
penindakannya, tentu saja semua
tergantung perintah dari panglima,”
tegas Kustono.
Kesiapan 24 jam, menurutnya, untuk
mengidentifikasi dan menyampaikan
laporan saja. Apakah itu diusir,
dipaksa mendarat, atau yang lainnya,
mengingat ada klasifikasi yang harus
dilaksanakan.
Tentu saja pihak Lanud Supadio akan
berkoordinasi dengan Posek 1 yang
ada di Jakarta. Koordinasi dibantu
monitoring menggunakan radar sipil
yang ada di Angkasa Pura khususnya
di wilayah udara Kalimantan Barat
dan sekitarnya. Pasalnya TNI AU yang
ada di Kalimantan belum memiliki
radar.
“Radar sipil yang ada di Angkasa Pura
ini sudah terintegentrasi (koneksi)
dengan Kohanudnas di Jakarta,”
katanya.
Makanya, kendala Lanud Supadio saat
ini adalah belum memiliki radar untuk
memonitoring wilayah pertahanan
udara khususnya di Kalimantan Barat.
Untunglah radar sipil milik Angkasa
Pura bisa digunakan.
Selain itu, Skadron 1 juga selalu
melaksanakan latihan rutin, di
antaranya latihan terbang malam.
Tujuannya untuk meningkatkan
profesional para penerbang dalam
mengantisipasi kemungkinan akan
terjadi gangguan, ancaman serta
pelanggaran wilayah kedaulatan
hukum nasional oleh pihak lain.
Sebab, lanjut Danlanud, untuk
meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan serta tetap
terpeliharanya keahlian terbang, para
penerbang tentunya membutuhkan
latihan yang berkesinambungan.
Terbang dengan kondisi cuaca
maupun situasi siang ataupun
malam. Dengan begitu para
penerbang dapat mengatasi berbagai
tantangan tugas yang dihadapi.
“Bagi para penerbang tempur,
terbang malam bukan merupakan hal
yang luar biasa. Namun perlu untuk
pembiasaan terutama pada saat
lepas landas dan mendarat yang
sangat mengandalkan instrumen yang
ada. Di samping visual dengan alat
bantu lampu penerangan di dua sisi
landasan. Untuk itu para penerbang
dituntut lebih teliti dan hati-hati
dalam menerbangkan pesawat serta
melakukan manuver-manuver
tertentu,” paparnya.
Tak hanya itu. Menjaga wilayah
perbatasan di Kalimantan Barat,
Lanud Supadio Pontianak akan
diperkuat dengan pesawat tanpa
awak. “Pesawat tanpa awak di
Pangkalan Udara Supadio diarahkan
untuk memperkuat kemampuan
pemantauan termasuk daerah
perbatasan di Kalimantan Barat.
Bahkan juga dioperasikan untuk
pengawasan di pulau Kalimantan,”
katanya sembari mengatakan kalau
pesawat tersebut juga dapat
dipersenjatai serta dilengkapi dengan
peralatan pendeteksi untuk kondisi
malam dan siang hari.
Sumber : Equator news
di Skadron Elang Khatulistiwa siap
tempur dan menghalau penyusup,
sebagaimana pencegatan pesawat
Falcon 900 yang ditumpangi Wakil PM
Papua Niugini, Belden Namah,
November tahun lalu, oleh Shukoi
TNI AU.
“Pesawat tempur ini harus standby
selama 24 jam. Jika dibutuhkan,
dengan cepat pesawat Hawk 100-200
ini akan bergerak,” ungkap Kolonel
(Pnb) Kustono SSos, Danlanud
Supadio kepada Yuniardi dari Equator
di ruang kerjanya, Kamis (12/1 ).
Skadron Elang Khatulistiwa yang
berpangkalan di Lanud Supadio
memang disiapkan untuk menjaga
kedaulatan NKRI. Dengan pesawat
Hawk 100-200, setiap harinya
menyiapkan flight pesawat tempur.
Sehingga jika sewaktu-waktu ada
pesawat asing tanpa izin melintas
masuk ke wilayah udara Indonesia,
jajaran Komando Pertahanan Udara
Nasional (Kohanudnas), dalam hal ini
Pos Sektor (Posek) 1, bisa langsung
meng-airborne-kan pesawat hawk
dari Pontianak untuk mengidentifikasi
pesawat asing yang melintas.
“Pesawat hawk ini akan segera
diberangkatkan untuk
mengidentifikasi. Sedangkan untuk
penindakannya, tentu saja semua
tergantung perintah dari panglima,”
tegas Kustono.
Kesiapan 24 jam, menurutnya, untuk
mengidentifikasi dan menyampaikan
laporan saja. Apakah itu diusir,
dipaksa mendarat, atau yang lainnya,
mengingat ada klasifikasi yang harus
dilaksanakan.
Tentu saja pihak Lanud Supadio akan
berkoordinasi dengan Posek 1 yang
ada di Jakarta. Koordinasi dibantu
monitoring menggunakan radar sipil
yang ada di Angkasa Pura khususnya
di wilayah udara Kalimantan Barat
dan sekitarnya. Pasalnya TNI AU yang
ada di Kalimantan belum memiliki
radar.
“Radar sipil yang ada di Angkasa Pura
ini sudah terintegentrasi (koneksi)
dengan Kohanudnas di Jakarta,”
katanya.
Makanya, kendala Lanud Supadio saat
ini adalah belum memiliki radar untuk
memonitoring wilayah pertahanan
udara khususnya di Kalimantan Barat.
Untunglah radar sipil milik Angkasa
Pura bisa digunakan.
Selain itu, Skadron 1 juga selalu
melaksanakan latihan rutin, di
antaranya latihan terbang malam.
Tujuannya untuk meningkatkan
profesional para penerbang dalam
mengantisipasi kemungkinan akan
terjadi gangguan, ancaman serta
pelanggaran wilayah kedaulatan
hukum nasional oleh pihak lain.
Sebab, lanjut Danlanud, untuk
meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan serta tetap
terpeliharanya keahlian terbang, para
penerbang tentunya membutuhkan
latihan yang berkesinambungan.
Terbang dengan kondisi cuaca
maupun situasi siang ataupun
malam. Dengan begitu para
penerbang dapat mengatasi berbagai
tantangan tugas yang dihadapi.
“Bagi para penerbang tempur,
terbang malam bukan merupakan hal
yang luar biasa. Namun perlu untuk
pembiasaan terutama pada saat
lepas landas dan mendarat yang
sangat mengandalkan instrumen yang
ada. Di samping visual dengan alat
bantu lampu penerangan di dua sisi
landasan. Untuk itu para penerbang
dituntut lebih teliti dan hati-hati
dalam menerbangkan pesawat serta
melakukan manuver-manuver
tertentu,” paparnya.
Tak hanya itu. Menjaga wilayah
perbatasan di Kalimantan Barat,
Lanud Supadio Pontianak akan
diperkuat dengan pesawat tanpa
awak. “Pesawat tanpa awak di
Pangkalan Udara Supadio diarahkan
untuk memperkuat kemampuan
pemantauan termasuk daerah
perbatasan di Kalimantan Barat.
Bahkan juga dioperasikan untuk
pengawasan di pulau Kalimantan,”
katanya sembari mengatakan kalau
pesawat tersebut juga dapat
dipersenjatai serta dilengkapi dengan
peralatan pendeteksi untuk kondisi
malam dan siang hari.
Sumber : Equator news
Pengadaan Main Battle Tank Leopard 2A6 di Barengi Transfer Of Technologi (TOT)
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
memastikan rencana pembelian tank
berat Leopard A26 buatan Jerman
sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan senjata dalam negeri. "Itu
teknisnya sudah saya tanyakan
kepada ahlinya, yaitu pusat
kesenjataan kavaleri," kata Pramono
di Kantor Pusat Penerangan Angkatan
Darat, Jumat 13 Januari 2012.
KSAD juga memastikan pembelian
tank berat Leopard A26 dari Belanda
itu akan diikuti dengan transfer
teknologi. "Membeli alat harus siap
dengan alih teknologi untuk pasukan
yang memakainya," ujarnya.
Menurut Pramono, pembelian 100
tank Leopard itu sudah sesuai dengan
rencana modernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang
akan rampung pada 2014. Pemilihan
tank berat ini juga untuk
mengimbangi negara tetangga yang
telah lebih dulu memiliki tank sejenis.
Modernisasi ini, dia melanjutkan,
tidak untuk meningkatkan persaingan
antarnegara yang ada di kawasan.
"Hanya mungkin ada yang terkejut,
kok, sekarang. Jawabnya, ya, karena
kita (baru) punya uang sekarang,"
ujar Pramono datar.
Agar harga tank bisa lebih murah,
pemerintah membelinya melalui kerja
sama antarpemerintah, dengan
pemerintah Belanda. Anggaran US$
280 juta yang sudah disiapkan pun
cukup untuk membeli seratus tank
berdaya tembak 6 kilometer itu.
"Prinsipnya, alutsista itu harus
memberi kebanggaan dan
mendukung kesiapan AD untuk
menjalankan tugas pokoknya,"
Pramono menegaskan.
Lebih jauh disebutkan, selama ini AD
belum pernah membeli alutsista
dalam jumlah besar. Sebagai contoh,
Indonesia saat ini baru memiliki tank
ringan AMX13 yang umurnya 50
tahun lebih. Dengan penambahan
dana Rp 14 triliun hingga 2014, AD
akan terus membeli alutsista baru,
bukan hanya tank berat, tapi juga
meriam, helikopter, rudal
antiserangan udara, dan amunisi.
Mengenai rencana pembelian tank
Leopard ini, Wakil Ketua Komisi
Pertahanan T.B. Hasanuddin
mengatakan Dewan Perwakilan
Rakyat akan menolak pembelian
karena tank jenis ini dinilai tak cocok
dengan kondisi geografis Indonesia.
Menurut dia, tank berbobot 60 ton ini
akan mubazir karena tidak sesuai
dengan kebutuhan TNI AD. "Yang kita
butuhkan sesuai dengan renstra itu
tank jenis menengah, bukan tank
berat seperti ini," ujarnya. Sejumlah
anggota Komisi Pertahanan lainnya
juga mengkritik rencana penempatan
tank yang akan dipusatkan di Jawa.
Menanggapi hal ini, Pramono
menjelaskan, pembelian tank berat
merupakan upaya AD menciptakan
kesetaraan dengan negara tetangga,
seperti Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Myanmar, yang telah lebih dulu
memilikinya. Pembelian tank berat
oleh AD akan sangat berguna dalam
latihan gabungan antarnegara
ASEAN. "Selama ini latihan gabungan
tidak berjalan sepadan. Mereka
punya tank berat, sedangkan kita
medium saja belum punya," ujarnya.
Mengenai penempatan tank yang
dipusatkan di Jawa, menurut
Pramono, semata-mata agar lebih
mudah diangkut ke mana saja di
wilayah Indonesia. Pasalnya, untuk
memindahkan tank tempur itu,
diperlukan alat angkut militer yang
sampai saat ini baru ada di Jakarta
dan Surabaya. KSAD juga meminta
masyarakat tidak khawatir akan
penyalahgunaan tank oleh AD.
Bagaimanapun, tank tempur tidak
akan digunakan di daerah padat
penduduk. "Prinsipnya, tank hanya
akan melawan tank," ujarnya.
Sumber : TEMPO
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
memastikan rencana pembelian tank
berat Leopard A26 buatan Jerman
sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan senjata dalam negeri. "Itu
teknisnya sudah saya tanyakan
kepada ahlinya, yaitu pusat
kesenjataan kavaleri," kata Pramono
di Kantor Pusat Penerangan Angkatan
Darat, Jumat 13 Januari 2012.
KSAD juga memastikan pembelian
tank berat Leopard A26 dari Belanda
itu akan diikuti dengan transfer
teknologi. "Membeli alat harus siap
dengan alih teknologi untuk pasukan
yang memakainya," ujarnya.
Menurut Pramono, pembelian 100
tank Leopard itu sudah sesuai dengan
rencana modernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang
akan rampung pada 2014. Pemilihan
tank berat ini juga untuk
mengimbangi negara tetangga yang
telah lebih dulu memiliki tank sejenis.
Modernisasi ini, dia melanjutkan,
tidak untuk meningkatkan persaingan
antarnegara yang ada di kawasan.
"Hanya mungkin ada yang terkejut,
kok, sekarang. Jawabnya, ya, karena
kita (baru) punya uang sekarang,"
ujar Pramono datar.
Agar harga tank bisa lebih murah,
pemerintah membelinya melalui kerja
sama antarpemerintah, dengan
pemerintah Belanda. Anggaran US$
280 juta yang sudah disiapkan pun
cukup untuk membeli seratus tank
berdaya tembak 6 kilometer itu.
"Prinsipnya, alutsista itu harus
memberi kebanggaan dan
mendukung kesiapan AD untuk
menjalankan tugas pokoknya,"
Pramono menegaskan.
Lebih jauh disebutkan, selama ini AD
belum pernah membeli alutsista
dalam jumlah besar. Sebagai contoh,
Indonesia saat ini baru memiliki tank
ringan AMX13 yang umurnya 50
tahun lebih. Dengan penambahan
dana Rp 14 triliun hingga 2014, AD
akan terus membeli alutsista baru,
bukan hanya tank berat, tapi juga
meriam, helikopter, rudal
antiserangan udara, dan amunisi.
Mengenai rencana pembelian tank
Leopard ini, Wakil Ketua Komisi
Pertahanan T.B. Hasanuddin
mengatakan Dewan Perwakilan
Rakyat akan menolak pembelian
karena tank jenis ini dinilai tak cocok
dengan kondisi geografis Indonesia.
Menurut dia, tank berbobot 60 ton ini
akan mubazir karena tidak sesuai
dengan kebutuhan TNI AD. "Yang kita
butuhkan sesuai dengan renstra itu
tank jenis menengah, bukan tank
berat seperti ini," ujarnya. Sejumlah
anggota Komisi Pertahanan lainnya
juga mengkritik rencana penempatan
tank yang akan dipusatkan di Jawa.
Menanggapi hal ini, Pramono
menjelaskan, pembelian tank berat
merupakan upaya AD menciptakan
kesetaraan dengan negara tetangga,
seperti Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Myanmar, yang telah lebih dulu
memilikinya. Pembelian tank berat
oleh AD akan sangat berguna dalam
latihan gabungan antarnegara
ASEAN. "Selama ini latihan gabungan
tidak berjalan sepadan. Mereka
punya tank berat, sedangkan kita
medium saja belum punya," ujarnya.
Mengenai penempatan tank yang
dipusatkan di Jawa, menurut
Pramono, semata-mata agar lebih
mudah diangkut ke mana saja di
wilayah Indonesia. Pasalnya, untuk
memindahkan tank tempur itu,
diperlukan alat angkut militer yang
sampai saat ini baru ada di Jakarta
dan Surabaya. KSAD juga meminta
masyarakat tidak khawatir akan
penyalahgunaan tank oleh AD.
Bagaimanapun, tank tempur tidak
akan digunakan di daerah padat
penduduk. "Prinsipnya, tank hanya
akan melawan tank," ujarnya.
Sumber : TEMPO
Presiden SBY Tinjau Acmi Di Iswayudi
Madiun, 11:11 Sat, 14 Jan 2012
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Madiun, 11:11 Sat, 14 Jan 2012
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Friday, January 13, 2012
Karya Anak Bangsa: Eco Power Booster
Pengembangan energi terbarukan kini
banyak dilakukan berbagai pihak. Hal
ini dilakukan menyusul kenaikan harga
minyak dunia yang menimbulkan
kekhawatiran di masyarakat akan
melambungnya harga bahan bakar
minyak (BBM), terutama premium.
Padahal bahan bakar merupakan
kebutuhan yang sangat penting, karena
dapat mempengaruhi harga bahan
pokok lainnya. Pemerintah pun mulai
membatasi penggunaan BBM
khususnya premium dengan melakukan
sosialisasi penggunaan Pertamax bagi
masyarakat mampu. Sayangnya, hal
tersebut tidak membuat masyarakat
beralih mengunakan bahan bakar
premium. Alhasil, subsidi BBM masih
terus membengkak.
Pengembangan energi terbarukan pun
terus dilakukan, di antaranya, melalui
Biomasa, Biogas, Solarcell dan
Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan
perguruan tinggi, melalui karya yang
diciptakan oleh para mahasiswanya.
Mahasiswa program Diploma 3
Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional berhasil
mengembangkan penggunaan energi
terbarukan dengan memanfaatkan
energi air. Mereka menyebutnya Eco
Power Booster. Bagaimana karya
mereka?
"Solusi penghematan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor dilakukan
dengan memanfaatkan air untuk
membangkitkan energi listrik dengan
HHO menggunakan dry cell.
Penghemat bahan bakar atau HHO
Generator ini kami sebut Eco Power
Booster. Eco artinya ekonomis dan
efisien. Sedangkan Power Booster
artinya dapat memacu kecepatan
kendaraan,'' ungkap Dekan FTS UNAS,
Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.
Eco Power Booster mampu
mengurangi konsumsi bahan bakar,
sehingga membuat jarak tempuh per
liter BBM semakin besar, dengan
penghematan antara 20-70 persen.
"Misalnya, biasanya untuk satu liter
bensin bisa mencapai 10 kilometer.
Dengan alat ini kendaraan bisa
menempuh hingga 20 kilometer," jelas
Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy
Arifin.
Selain itu, Eco Power Booster juga
dapat meminimalkan emisi gas buang
(gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi
lingkungan hingga 50 persen. Hal ini
menjadikannya ramah lingkungan.
Performa kendaraan bermotor juga
meningkat dan mampu menurunkan
suhu kerja mesin dan menurunkan
panas yang terpapar ke udara.
Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen
Penghemat bahan bakar dengan HHO
ini menggunakan sistem dry cell yang
dikembangkan melalui penelitian
gabungan antara dosen dan
mahasiswa selama dua tahun. Dengan
adanya solusi tersebut, diharapkan
dapat mengurangi pemakaian bahan
bakar minyak pada kendaraan roda
dua dan empat. Penghemat bahan
bakar hydrogen dengan sistem dry cell
ini diharapkan dapat menjadi solusi
energi di masa depan.
Eddy menambahkan, dalam temuan ini
memang tidak sepenuhnya bahan
bakar yang digunakan berasal dari air.
Namun, penggunaan air dalam Eco
Power Booster, membantu mengurangi
penggunaan BBM. Prinsip untuk
mengembangkan air sebagai energi
adalah dengan mengubahnya menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya yaitu
hidrogen (H) dan oksigen (O).
Elektrolisis air menjadi prinsip dasar
untuk mengubah air menjadi senyawa-
senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil
elektrolisis tersebut digunakan sebagai
energi bahan bakar yang memiliki
tingkat pembakaran lebih tinggi,
dibandingkan dengan energi lainnya.
Teknologi Eco Power Booster lebih
unggul dari teknologi sejenis lainnya
karena tidak panas meski dinyalakan
selama 24 jam.
Meski belum diproduksi secara massal,
Eco Power Booster sudah cukup
dikenal di kalangan sivitas akademika
Unas dan lingkungan sekitarnya.
Hingga kini sudah ada sekitar 40
kendaraan roda empat dan 20
kendaraan roda dua yang
menggunakan teknologi ini.
"Kami belum produksi massal, masih
untuk internal saja. Tapi, mereka yang
sudah menggunakan mengaku puas,
karena selain irit BBM, tarikan mesin
jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya
mereka menceritakan ke teman-
temannya,'' papar Eddy.
Terkait hak paten teknologi Eco Power
Booster, Ajat mengatakan, saat ini
tengah dalam proses. Hak paten ini
diharapkan bisa selesai dalam waktu
segera. Ajat juga mengungkapkan,
pihaknya akan terus menyempurnakan
produk agar kualitasnya terjamin
sembari mengembangkan teknologi
untuk kepentingan lain di bidang
rumah tangga dan juga perbengkelan.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi
kontribusi yang berharga tidak hanya
dalam menjawab krisis BBM, namun
juga menjadi solusi energi tak
terbarukan di masa depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto
pun sempat menyatakan
kekagumannya atas hasil karya
mahasiswa program Diploma 3
Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di
Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah,
pada 23 Juni 2011 lalu.(
sumber IRIB Indonesia/
Kompas).
banyak dilakukan berbagai pihak. Hal
ini dilakukan menyusul kenaikan harga
minyak dunia yang menimbulkan
kekhawatiran di masyarakat akan
melambungnya harga bahan bakar
minyak (BBM), terutama premium.
Padahal bahan bakar merupakan
kebutuhan yang sangat penting, karena
dapat mempengaruhi harga bahan
pokok lainnya. Pemerintah pun mulai
membatasi penggunaan BBM
khususnya premium dengan melakukan
sosialisasi penggunaan Pertamax bagi
masyarakat mampu. Sayangnya, hal
tersebut tidak membuat masyarakat
beralih mengunakan bahan bakar
premium. Alhasil, subsidi BBM masih
terus membengkak.
Pengembangan energi terbarukan pun
terus dilakukan, di antaranya, melalui
Biomasa, Biogas, Solarcell dan
Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan
perguruan tinggi, melalui karya yang
diciptakan oleh para mahasiswanya.
Mahasiswa program Diploma 3
Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional berhasil
mengembangkan penggunaan energi
terbarukan dengan memanfaatkan
energi air. Mereka menyebutnya Eco
Power Booster. Bagaimana karya
mereka?
"Solusi penghematan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor dilakukan
dengan memanfaatkan air untuk
membangkitkan energi listrik dengan
HHO menggunakan dry cell.
Penghemat bahan bakar atau HHO
Generator ini kami sebut Eco Power
Booster. Eco artinya ekonomis dan
efisien. Sedangkan Power Booster
artinya dapat memacu kecepatan
kendaraan,'' ungkap Dekan FTS UNAS,
Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.
Eco Power Booster mampu
mengurangi konsumsi bahan bakar,
sehingga membuat jarak tempuh per
liter BBM semakin besar, dengan
penghematan antara 20-70 persen.
"Misalnya, biasanya untuk satu liter
bensin bisa mencapai 10 kilometer.
Dengan alat ini kendaraan bisa
menempuh hingga 20 kilometer," jelas
Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy
Arifin.
Selain itu, Eco Power Booster juga
dapat meminimalkan emisi gas buang
(gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi
lingkungan hingga 50 persen. Hal ini
menjadikannya ramah lingkungan.
Performa kendaraan bermotor juga
meningkat dan mampu menurunkan
suhu kerja mesin dan menurunkan
panas yang terpapar ke udara.
Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen
Penghemat bahan bakar dengan HHO
ini menggunakan sistem dry cell yang
dikembangkan melalui penelitian
gabungan antara dosen dan
mahasiswa selama dua tahun. Dengan
adanya solusi tersebut, diharapkan
dapat mengurangi pemakaian bahan
bakar minyak pada kendaraan roda
dua dan empat. Penghemat bahan
bakar hydrogen dengan sistem dry cell
ini diharapkan dapat menjadi solusi
energi di masa depan.
Eddy menambahkan, dalam temuan ini
memang tidak sepenuhnya bahan
bakar yang digunakan berasal dari air.
Namun, penggunaan air dalam Eco
Power Booster, membantu mengurangi
penggunaan BBM. Prinsip untuk
mengembangkan air sebagai energi
adalah dengan mengubahnya menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya yaitu
hidrogen (H) dan oksigen (O).
Elektrolisis air menjadi prinsip dasar
untuk mengubah air menjadi senyawa-
senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil
elektrolisis tersebut digunakan sebagai
energi bahan bakar yang memiliki
tingkat pembakaran lebih tinggi,
dibandingkan dengan energi lainnya.
Teknologi Eco Power Booster lebih
unggul dari teknologi sejenis lainnya
karena tidak panas meski dinyalakan
selama 24 jam.
Meski belum diproduksi secara massal,
Eco Power Booster sudah cukup
dikenal di kalangan sivitas akademika
Unas dan lingkungan sekitarnya.
Hingga kini sudah ada sekitar 40
kendaraan roda empat dan 20
kendaraan roda dua yang
menggunakan teknologi ini.
"Kami belum produksi massal, masih
untuk internal saja. Tapi, mereka yang
sudah menggunakan mengaku puas,
karena selain irit BBM, tarikan mesin
jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya
mereka menceritakan ke teman-
temannya,'' papar Eddy.
Terkait hak paten teknologi Eco Power
Booster, Ajat mengatakan, saat ini
tengah dalam proses. Hak paten ini
diharapkan bisa selesai dalam waktu
segera. Ajat juga mengungkapkan,
pihaknya akan terus menyempurnakan
produk agar kualitasnya terjamin
sembari mengembangkan teknologi
untuk kepentingan lain di bidang
rumah tangga dan juga perbengkelan.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi
kontribusi yang berharga tidak hanya
dalam menjawab krisis BBM, namun
juga menjadi solusi energi tak
terbarukan di masa depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto
pun sempat menyatakan
kekagumannya atas hasil karya
mahasiswa program Diploma 3
Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di
Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah,
pada 23 Juni 2011 lalu.(
sumber IRIB Indonesia/
Kompas).
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...