Sungai Raya – Pesawat tempur Hawk
di Skadron Elang Khatulistiwa siap
tempur dan menghalau penyusup,
sebagaimana pencegatan pesawat
Falcon 900 yang ditumpangi Wakil PM
Papua Niugini, Belden Namah,
November tahun lalu, oleh Shukoi
TNI AU.
“Pesawat tempur ini harus standby
selama 24 jam. Jika dibutuhkan,
dengan cepat pesawat Hawk 100-200
ini akan bergerak,” ungkap Kolonel
(Pnb) Kustono SSos, Danlanud
Supadio kepada Yuniardi dari Equator
di ruang kerjanya, Kamis (12/1 ).
Skadron Elang Khatulistiwa yang
berpangkalan di Lanud Supadio
memang disiapkan untuk menjaga
kedaulatan NKRI. Dengan pesawat
Hawk 100-200, setiap harinya
menyiapkan flight pesawat tempur.
Sehingga jika sewaktu-waktu ada
pesawat asing tanpa izin melintas
masuk ke wilayah udara Indonesia,
jajaran Komando Pertahanan Udara
Nasional (Kohanudnas), dalam hal ini
Pos Sektor (Posek) 1, bisa langsung
meng-airborne-kan pesawat hawk
dari Pontianak untuk mengidentifikasi
pesawat asing yang melintas.
“Pesawat hawk ini akan segera
diberangkatkan untuk
mengidentifikasi. Sedangkan untuk
penindakannya, tentu saja semua
tergantung perintah dari panglima,”
tegas Kustono.
Kesiapan 24 jam, menurutnya, untuk
mengidentifikasi dan menyampaikan
laporan saja. Apakah itu diusir,
dipaksa mendarat, atau yang lainnya,
mengingat ada klasifikasi yang harus
dilaksanakan.
Tentu saja pihak Lanud Supadio akan
berkoordinasi dengan Posek 1 yang
ada di Jakarta. Koordinasi dibantu
monitoring menggunakan radar sipil
yang ada di Angkasa Pura khususnya
di wilayah udara Kalimantan Barat
dan sekitarnya. Pasalnya TNI AU yang
ada di Kalimantan belum memiliki
radar.
“Radar sipil yang ada di Angkasa Pura
ini sudah terintegentrasi (koneksi)
dengan Kohanudnas di Jakarta,”
katanya.
Makanya, kendala Lanud Supadio saat
ini adalah belum memiliki radar untuk
memonitoring wilayah pertahanan
udara khususnya di Kalimantan Barat.
Untunglah radar sipil milik Angkasa
Pura bisa digunakan.
Selain itu, Skadron 1 juga selalu
melaksanakan latihan rutin, di
antaranya latihan terbang malam.
Tujuannya untuk meningkatkan
profesional para penerbang dalam
mengantisipasi kemungkinan akan
terjadi gangguan, ancaman serta
pelanggaran wilayah kedaulatan
hukum nasional oleh pihak lain.
Sebab, lanjut Danlanud, untuk
meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan serta tetap
terpeliharanya keahlian terbang, para
penerbang tentunya membutuhkan
latihan yang berkesinambungan.
Terbang dengan kondisi cuaca
maupun situasi siang ataupun
malam. Dengan begitu para
penerbang dapat mengatasi berbagai
tantangan tugas yang dihadapi.
“Bagi para penerbang tempur,
terbang malam bukan merupakan hal
yang luar biasa. Namun perlu untuk
pembiasaan terutama pada saat
lepas landas dan mendarat yang
sangat mengandalkan instrumen yang
ada. Di samping visual dengan alat
bantu lampu penerangan di dua sisi
landasan. Untuk itu para penerbang
dituntut lebih teliti dan hati-hati
dalam menerbangkan pesawat serta
melakukan manuver-manuver
tertentu,” paparnya.
Tak hanya itu. Menjaga wilayah
perbatasan di Kalimantan Barat,
Lanud Supadio Pontianak akan
diperkuat dengan pesawat tanpa
awak. “Pesawat tanpa awak di
Pangkalan Udara Supadio diarahkan
untuk memperkuat kemampuan
pemantauan termasuk daerah
perbatasan di Kalimantan Barat.
Bahkan juga dioperasikan untuk
pengawasan di pulau Kalimantan,”
katanya sembari mengatakan kalau
pesawat tersebut juga dapat
dipersenjatai serta dilengkapi dengan
peralatan pendeteksi untuk kondisi
malam dan siang hari.
Sumber : Equator news
Saturday, January 14, 2012
Pengadaan Main Battle Tank Leopard 2A6 di Barengi Transfer Of Technologi (TOT)
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
memastikan rencana pembelian tank
berat Leopard A26 buatan Jerman
sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan senjata dalam negeri. "Itu
teknisnya sudah saya tanyakan
kepada ahlinya, yaitu pusat
kesenjataan kavaleri," kata Pramono
di Kantor Pusat Penerangan Angkatan
Darat, Jumat 13 Januari 2012.
KSAD juga memastikan pembelian
tank berat Leopard A26 dari Belanda
itu akan diikuti dengan transfer
teknologi. "Membeli alat harus siap
dengan alih teknologi untuk pasukan
yang memakainya," ujarnya.
Menurut Pramono, pembelian 100
tank Leopard itu sudah sesuai dengan
rencana modernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang
akan rampung pada 2014. Pemilihan
tank berat ini juga untuk
mengimbangi negara tetangga yang
telah lebih dulu memiliki tank sejenis.
Modernisasi ini, dia melanjutkan,
tidak untuk meningkatkan persaingan
antarnegara yang ada di kawasan.
"Hanya mungkin ada yang terkejut,
kok, sekarang. Jawabnya, ya, karena
kita (baru) punya uang sekarang,"
ujar Pramono datar.
Agar harga tank bisa lebih murah,
pemerintah membelinya melalui kerja
sama antarpemerintah, dengan
pemerintah Belanda. Anggaran US$
280 juta yang sudah disiapkan pun
cukup untuk membeli seratus tank
berdaya tembak 6 kilometer itu.
"Prinsipnya, alutsista itu harus
memberi kebanggaan dan
mendukung kesiapan AD untuk
menjalankan tugas pokoknya,"
Pramono menegaskan.
Lebih jauh disebutkan, selama ini AD
belum pernah membeli alutsista
dalam jumlah besar. Sebagai contoh,
Indonesia saat ini baru memiliki tank
ringan AMX13 yang umurnya 50
tahun lebih. Dengan penambahan
dana Rp 14 triliun hingga 2014, AD
akan terus membeli alutsista baru,
bukan hanya tank berat, tapi juga
meriam, helikopter, rudal
antiserangan udara, dan amunisi.
Mengenai rencana pembelian tank
Leopard ini, Wakil Ketua Komisi
Pertahanan T.B. Hasanuddin
mengatakan Dewan Perwakilan
Rakyat akan menolak pembelian
karena tank jenis ini dinilai tak cocok
dengan kondisi geografis Indonesia.
Menurut dia, tank berbobot 60 ton ini
akan mubazir karena tidak sesuai
dengan kebutuhan TNI AD. "Yang kita
butuhkan sesuai dengan renstra itu
tank jenis menengah, bukan tank
berat seperti ini," ujarnya. Sejumlah
anggota Komisi Pertahanan lainnya
juga mengkritik rencana penempatan
tank yang akan dipusatkan di Jawa.
Menanggapi hal ini, Pramono
menjelaskan, pembelian tank berat
merupakan upaya AD menciptakan
kesetaraan dengan negara tetangga,
seperti Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Myanmar, yang telah lebih dulu
memilikinya. Pembelian tank berat
oleh AD akan sangat berguna dalam
latihan gabungan antarnegara
ASEAN. "Selama ini latihan gabungan
tidak berjalan sepadan. Mereka
punya tank berat, sedangkan kita
medium saja belum punya," ujarnya.
Mengenai penempatan tank yang
dipusatkan di Jawa, menurut
Pramono, semata-mata agar lebih
mudah diangkut ke mana saja di
wilayah Indonesia. Pasalnya, untuk
memindahkan tank tempur itu,
diperlukan alat angkut militer yang
sampai saat ini baru ada di Jakarta
dan Surabaya. KSAD juga meminta
masyarakat tidak khawatir akan
penyalahgunaan tank oleh AD.
Bagaimanapun, tank tempur tidak
akan digunakan di daerah padat
penduduk. "Prinsipnya, tank hanya
akan melawan tank," ujarnya.
Sumber : TEMPO
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
memastikan rencana pembelian tank
berat Leopard A26 buatan Jerman
sudah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan senjata dalam negeri. "Itu
teknisnya sudah saya tanyakan
kepada ahlinya, yaitu pusat
kesenjataan kavaleri," kata Pramono
di Kantor Pusat Penerangan Angkatan
Darat, Jumat 13 Januari 2012.
KSAD juga memastikan pembelian
tank berat Leopard A26 dari Belanda
itu akan diikuti dengan transfer
teknologi. "Membeli alat harus siap
dengan alih teknologi untuk pasukan
yang memakainya," ujarnya.
Menurut Pramono, pembelian 100
tank Leopard itu sudah sesuai dengan
rencana modernisasi alat utama
sistem persenjataan (alutsista) yang
akan rampung pada 2014. Pemilihan
tank berat ini juga untuk
mengimbangi negara tetangga yang
telah lebih dulu memiliki tank sejenis.
Modernisasi ini, dia melanjutkan,
tidak untuk meningkatkan persaingan
antarnegara yang ada di kawasan.
"Hanya mungkin ada yang terkejut,
kok, sekarang. Jawabnya, ya, karena
kita (baru) punya uang sekarang,"
ujar Pramono datar.
Agar harga tank bisa lebih murah,
pemerintah membelinya melalui kerja
sama antarpemerintah, dengan
pemerintah Belanda. Anggaran US$
280 juta yang sudah disiapkan pun
cukup untuk membeli seratus tank
berdaya tembak 6 kilometer itu.
"Prinsipnya, alutsista itu harus
memberi kebanggaan dan
mendukung kesiapan AD untuk
menjalankan tugas pokoknya,"
Pramono menegaskan.
Lebih jauh disebutkan, selama ini AD
belum pernah membeli alutsista
dalam jumlah besar. Sebagai contoh,
Indonesia saat ini baru memiliki tank
ringan AMX13 yang umurnya 50
tahun lebih. Dengan penambahan
dana Rp 14 triliun hingga 2014, AD
akan terus membeli alutsista baru,
bukan hanya tank berat, tapi juga
meriam, helikopter, rudal
antiserangan udara, dan amunisi.
Mengenai rencana pembelian tank
Leopard ini, Wakil Ketua Komisi
Pertahanan T.B. Hasanuddin
mengatakan Dewan Perwakilan
Rakyat akan menolak pembelian
karena tank jenis ini dinilai tak cocok
dengan kondisi geografis Indonesia.
Menurut dia, tank berbobot 60 ton ini
akan mubazir karena tidak sesuai
dengan kebutuhan TNI AD. "Yang kita
butuhkan sesuai dengan renstra itu
tank jenis menengah, bukan tank
berat seperti ini," ujarnya. Sejumlah
anggota Komisi Pertahanan lainnya
juga mengkritik rencana penempatan
tank yang akan dipusatkan di Jawa.
Menanggapi hal ini, Pramono
menjelaskan, pembelian tank berat
merupakan upaya AD menciptakan
kesetaraan dengan negara tetangga,
seperti Malaysia, Thailand, Kamboja,
dan Myanmar, yang telah lebih dulu
memilikinya. Pembelian tank berat
oleh AD akan sangat berguna dalam
latihan gabungan antarnegara
ASEAN. "Selama ini latihan gabungan
tidak berjalan sepadan. Mereka
punya tank berat, sedangkan kita
medium saja belum punya," ujarnya.
Mengenai penempatan tank yang
dipusatkan di Jawa, menurut
Pramono, semata-mata agar lebih
mudah diangkut ke mana saja di
wilayah Indonesia. Pasalnya, untuk
memindahkan tank tempur itu,
diperlukan alat angkut militer yang
sampai saat ini baru ada di Jakarta
dan Surabaya. KSAD juga meminta
masyarakat tidak khawatir akan
penyalahgunaan tank oleh AD.
Bagaimanapun, tank tempur tidak
akan digunakan di daerah padat
penduduk. "Prinsipnya, tank hanya
akan melawan tank," ujarnya.
Sumber : TEMPO
Presiden SBY Tinjau Acmi Di Iswayudi
Madiun, 11:11 Sat, 14 Jan 2012
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Madiun, 11:11 Sat, 14 Jan 2012
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo
Bambang Yudhoyono didampingi
beberapa menteri Kabinet Indonesia
Bersatu II, Sabtu (14/1 ), meninjau
fasilitas latihan Air Combat
Manuevering instrumentation (ACMI)
di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa
Timur.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan
(Kapentak) Lanud Iswahyudi, Mayor
Sus Sutrisno, menjelaskan, ACMI
adalah seperangkat peralatan
elektronik yang terintegrasi dengan
pesawat udara yang berfungsi untuk
memonitor pergerakan pesawat secara
real time dan merekamnya untuk
keperluan debriefing.
Sarana latihan ACMI, menurut
Sutrisno, diperuntukkan khusus bagi
penerbang tempur. Presiden SBY
sempat menyaksikan simulasi hasil
rekaman pesawat tempur F-16 Fighting
Falcon saat melaksanakan latihan air to
air .
Menurut Sutrisno, ACMI ini juga dapat
digunakan untuk memonitor pesawat
F-5/Tiger dan Hawk 109/209 yang
sedang melaksanakan operasi udara.
Ia menjelaskan sarana latihan ACMI
juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan kedatangan alutsista
(alat utama sistem persenjataan) yang
baru baik T-50 Golden Eagle sebagai
pengganti pesawat Hawk MK-53
maupun 24 pesawat F-16 Fighting
Falcon dari Amerika Serikat. "Dengan
adanya sarana tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pprofesionalisme
para penerbang sehingga dapat
terwujud zero accident," katanya.
Selain itu, para penerbang tempur
Lanud Iswahyudi Madiun akan semakin
terarah dalam meningkatkan
kemampuan tempur udara. Melalui
ACMI, seorang penerbang tempur akan
dapat memonitor pelaksanaan latihan
terbangnya dalam berbagai formasi,
baik secara real time maupun dalam
bentuk rekaman untuk debriefing.
Ikut serta mendampingi Presiden,
Menko Polhukam Djoko Suyanto,
Mensesneg Sudi Silalahi, Kepala Staf
TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI
Imam Sufaat, Pangkoopsau II,
Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto
serta para pejabat Lanud Iswahyudi
Madiun.
sumber Jurnas
Friday, January 13, 2012
Karya Anak Bangsa: Eco Power Booster
Pengembangan energi terbarukan kini
banyak dilakukan berbagai pihak. Hal
ini dilakukan menyusul kenaikan harga
minyak dunia yang menimbulkan
kekhawatiran di masyarakat akan
melambungnya harga bahan bakar
minyak (BBM), terutama premium.
Padahal bahan bakar merupakan
kebutuhan yang sangat penting, karena
dapat mempengaruhi harga bahan
pokok lainnya. Pemerintah pun mulai
membatasi penggunaan BBM
khususnya premium dengan melakukan
sosialisasi penggunaan Pertamax bagi
masyarakat mampu. Sayangnya, hal
tersebut tidak membuat masyarakat
beralih mengunakan bahan bakar
premium. Alhasil, subsidi BBM masih
terus membengkak.
Pengembangan energi terbarukan pun
terus dilakukan, di antaranya, melalui
Biomasa, Biogas, Solarcell dan
Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan
perguruan tinggi, melalui karya yang
diciptakan oleh para mahasiswanya.
Mahasiswa program Diploma 3
Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional berhasil
mengembangkan penggunaan energi
terbarukan dengan memanfaatkan
energi air. Mereka menyebutnya Eco
Power Booster. Bagaimana karya
mereka?
"Solusi penghematan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor dilakukan
dengan memanfaatkan air untuk
membangkitkan energi listrik dengan
HHO menggunakan dry cell.
Penghemat bahan bakar atau HHO
Generator ini kami sebut Eco Power
Booster. Eco artinya ekonomis dan
efisien. Sedangkan Power Booster
artinya dapat memacu kecepatan
kendaraan,'' ungkap Dekan FTS UNAS,
Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.
Eco Power Booster mampu
mengurangi konsumsi bahan bakar,
sehingga membuat jarak tempuh per
liter BBM semakin besar, dengan
penghematan antara 20-70 persen.
"Misalnya, biasanya untuk satu liter
bensin bisa mencapai 10 kilometer.
Dengan alat ini kendaraan bisa
menempuh hingga 20 kilometer," jelas
Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy
Arifin.
Selain itu, Eco Power Booster juga
dapat meminimalkan emisi gas buang
(gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi
lingkungan hingga 50 persen. Hal ini
menjadikannya ramah lingkungan.
Performa kendaraan bermotor juga
meningkat dan mampu menurunkan
suhu kerja mesin dan menurunkan
panas yang terpapar ke udara.
Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen
Penghemat bahan bakar dengan HHO
ini menggunakan sistem dry cell yang
dikembangkan melalui penelitian
gabungan antara dosen dan
mahasiswa selama dua tahun. Dengan
adanya solusi tersebut, diharapkan
dapat mengurangi pemakaian bahan
bakar minyak pada kendaraan roda
dua dan empat. Penghemat bahan
bakar hydrogen dengan sistem dry cell
ini diharapkan dapat menjadi solusi
energi di masa depan.
Eddy menambahkan, dalam temuan ini
memang tidak sepenuhnya bahan
bakar yang digunakan berasal dari air.
Namun, penggunaan air dalam Eco
Power Booster, membantu mengurangi
penggunaan BBM. Prinsip untuk
mengembangkan air sebagai energi
adalah dengan mengubahnya menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya yaitu
hidrogen (H) dan oksigen (O).
Elektrolisis air menjadi prinsip dasar
untuk mengubah air menjadi senyawa-
senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil
elektrolisis tersebut digunakan sebagai
energi bahan bakar yang memiliki
tingkat pembakaran lebih tinggi,
dibandingkan dengan energi lainnya.
Teknologi Eco Power Booster lebih
unggul dari teknologi sejenis lainnya
karena tidak panas meski dinyalakan
selama 24 jam.
Meski belum diproduksi secara massal,
Eco Power Booster sudah cukup
dikenal di kalangan sivitas akademika
Unas dan lingkungan sekitarnya.
Hingga kini sudah ada sekitar 40
kendaraan roda empat dan 20
kendaraan roda dua yang
menggunakan teknologi ini.
"Kami belum produksi massal, masih
untuk internal saja. Tapi, mereka yang
sudah menggunakan mengaku puas,
karena selain irit BBM, tarikan mesin
jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya
mereka menceritakan ke teman-
temannya,'' papar Eddy.
Terkait hak paten teknologi Eco Power
Booster, Ajat mengatakan, saat ini
tengah dalam proses. Hak paten ini
diharapkan bisa selesai dalam waktu
segera. Ajat juga mengungkapkan,
pihaknya akan terus menyempurnakan
produk agar kualitasnya terjamin
sembari mengembangkan teknologi
untuk kepentingan lain di bidang
rumah tangga dan juga perbengkelan.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi
kontribusi yang berharga tidak hanya
dalam menjawab krisis BBM, namun
juga menjadi solusi energi tak
terbarukan di masa depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto
pun sempat menyatakan
kekagumannya atas hasil karya
mahasiswa program Diploma 3
Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di
Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah,
pada 23 Juni 2011 lalu.(
sumber IRIB Indonesia/
Kompas).
banyak dilakukan berbagai pihak. Hal
ini dilakukan menyusul kenaikan harga
minyak dunia yang menimbulkan
kekhawatiran di masyarakat akan
melambungnya harga bahan bakar
minyak (BBM), terutama premium.
Padahal bahan bakar merupakan
kebutuhan yang sangat penting, karena
dapat mempengaruhi harga bahan
pokok lainnya. Pemerintah pun mulai
membatasi penggunaan BBM
khususnya premium dengan melakukan
sosialisasi penggunaan Pertamax bagi
masyarakat mampu. Sayangnya, hal
tersebut tidak membuat masyarakat
beralih mengunakan bahan bakar
premium. Alhasil, subsidi BBM masih
terus membengkak.
Pengembangan energi terbarukan pun
terus dilakukan, di antaranya, melalui
Biomasa, Biogas, Solarcell dan
Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan
perguruan tinggi, melalui karya yang
diciptakan oleh para mahasiswanya.
Mahasiswa program Diploma 3
Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional berhasil
mengembangkan penggunaan energi
terbarukan dengan memanfaatkan
energi air. Mereka menyebutnya Eco
Power Booster. Bagaimana karya
mereka?
"Solusi penghematan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor dilakukan
dengan memanfaatkan air untuk
membangkitkan energi listrik dengan
HHO menggunakan dry cell.
Penghemat bahan bakar atau HHO
Generator ini kami sebut Eco Power
Booster. Eco artinya ekonomis dan
efisien. Sedangkan Power Booster
artinya dapat memacu kecepatan
kendaraan,'' ungkap Dekan FTS UNAS,
Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.
Eco Power Booster mampu
mengurangi konsumsi bahan bakar,
sehingga membuat jarak tempuh per
liter BBM semakin besar, dengan
penghematan antara 20-70 persen.
"Misalnya, biasanya untuk satu liter
bensin bisa mencapai 10 kilometer.
Dengan alat ini kendaraan bisa
menempuh hingga 20 kilometer," jelas
Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy
Arifin.
Selain itu, Eco Power Booster juga
dapat meminimalkan emisi gas buang
(gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi
lingkungan hingga 50 persen. Hal ini
menjadikannya ramah lingkungan.
Performa kendaraan bermotor juga
meningkat dan mampu menurunkan
suhu kerja mesin dan menurunkan
panas yang terpapar ke udara.
Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen
Penghemat bahan bakar dengan HHO
ini menggunakan sistem dry cell yang
dikembangkan melalui penelitian
gabungan antara dosen dan
mahasiswa selama dua tahun. Dengan
adanya solusi tersebut, diharapkan
dapat mengurangi pemakaian bahan
bakar minyak pada kendaraan roda
dua dan empat. Penghemat bahan
bakar hydrogen dengan sistem dry cell
ini diharapkan dapat menjadi solusi
energi di masa depan.
Eddy menambahkan, dalam temuan ini
memang tidak sepenuhnya bahan
bakar yang digunakan berasal dari air.
Namun, penggunaan air dalam Eco
Power Booster, membantu mengurangi
penggunaan BBM. Prinsip untuk
mengembangkan air sebagai energi
adalah dengan mengubahnya menjadi
senyawa-senyawa penyusunnya yaitu
hidrogen (H) dan oksigen (O).
Elektrolisis air menjadi prinsip dasar
untuk mengubah air menjadi senyawa-
senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil
elektrolisis tersebut digunakan sebagai
energi bahan bakar yang memiliki
tingkat pembakaran lebih tinggi,
dibandingkan dengan energi lainnya.
Teknologi Eco Power Booster lebih
unggul dari teknologi sejenis lainnya
karena tidak panas meski dinyalakan
selama 24 jam.
Meski belum diproduksi secara massal,
Eco Power Booster sudah cukup
dikenal di kalangan sivitas akademika
Unas dan lingkungan sekitarnya.
Hingga kini sudah ada sekitar 40
kendaraan roda empat dan 20
kendaraan roda dua yang
menggunakan teknologi ini.
"Kami belum produksi massal, masih
untuk internal saja. Tapi, mereka yang
sudah menggunakan mengaku puas,
karena selain irit BBM, tarikan mesin
jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya
mereka menceritakan ke teman-
temannya,'' papar Eddy.
Terkait hak paten teknologi Eco Power
Booster, Ajat mengatakan, saat ini
tengah dalam proses. Hak paten ini
diharapkan bisa selesai dalam waktu
segera. Ajat juga mengungkapkan,
pihaknya akan terus menyempurnakan
produk agar kualitasnya terjamin
sembari mengembangkan teknologi
untuk kepentingan lain di bidang
rumah tangga dan juga perbengkelan.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi
kontribusi yang berharga tidak hanya
dalam menjawab krisis BBM, namun
juga menjadi solusi energi tak
terbarukan di masa depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto
pun sempat menyatakan
kekagumannya atas hasil karya
mahasiswa program Diploma 3
Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di
Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah,
pada 23 Juni 2011 lalu.(
sumber IRIB Indonesia/
Kompas).
Kita Dukung Pembelian MBT (Leaopard 2A6)
Leopard 2A6 Bundeswehr melakukan manuver di tanah berlumpur dan menyeberangi sungai. (Foto: Bundeswehr)
Saudara - Saudaraku setanah air, Jujur Saya hanya rakyat biasa, tapi kalau mendengar Pertahanan dan keamanan Bangsa ini adalah harga mati untuk diperjuangkan.
Kenapa begitu Dengan pertahanan yang kuat kita akan aman. dengan amannya suatu negara rakyat menjadi tenang. dengan ketenangan kita bisa melakukan kegiatan kegiatan ekonomi. ekonomi meningkat maka kesejahteraan rakyat meningkat. dan sebaliknya.
Nah sekarang Masalah Pembelian MBT Leopard 2A6 selalu dapat sandungan dari Pengamat.LSM.dan elit politik senayan.mereka ramai amai menolaknya.
Nah sekarNg kita sebagai rakyat jangan tinggal diam dukung pembelian MBT. Gak Penting Jenis MBT apa? yang penting kita punya MBT.
saran
leopard
T-90
K2 Black Panthher
Negara Tetangga saja seperti Malaysia sudah Punya MBT PT-91 up grade dari PT-72, Singa Pura dah punya Leopard.
MBT Leopard 2A6 Bundeswehr manuver di tanah berlumpur. Singapura,Malaysia, Vietnam, Kamboja memiliki main battle tank. (Foto: Bundeswehr)
Alasan Kita harus punya MBT :
1. Kita memang butuh Karena kita memang belum punya MBT, Kita cuma punya light tank( Amx13, Scorpion)
2. Negara dikawasan sudah punya maka kita perlu kesetaraan , bukan perlombaan senjata.
3. Dalam latihan bersama TNI AD sering tidak ikut lantaran spek tank yang disesuaikan tersebut TNI Kita belum punya , namun kalau mengenai personil tidak diragukan lagi.
4. Wajar Karena TNI selama 20 tahun tidak memodernisasi alutsistanya jadi ketinggalan dengan negara tetangga di kawasan.
5.MBT saya katakan bisa jalan di indonesia , apa pun ceritanya MBT bisa jalan di indonesia, kenapa kita tidak bisa? sementara Malaysia,singapura bisa?
6.Soal teknologi, Tank buatan jerman ini gak diragukan lagi walau dibuat di tahun 80 tank-tank ini telah dia upgrade oleh tuannya dengan teknologi terkini.
7.Menurut KSADPengadaan MBT leopard 2A6 dibarengi Transfer Of Tecnologi (TOT) dan sesuai dengan Renstra TNI 2010-2014 untuk mencapai MEF.
Mengenai penempatan tank yang dipusatkan di Jawa, menurut Bapak Pramono, semata-mata agar lebih mudah diangkut ke mana saja di wilayah Indonesia. Pasalnya, untukmemindahkan tank tempur itu, diperlukan alat angkut militer yang sampai saat ini baru ada di Jakarta dan Surabayakita dukung pembelian MBT.
Bapak KSAD juga meminta masyarakat tidak khawatir akan penyalahgunaan tank oleh AD. Bagaimanapun, tank tempur tidak akan digunakan di daerah padat penduduk. "Prinsipnya, tank hanya akan melawan tank," ujarnya.
Kenapa Baru sekarang? Kenapa medadak? ya kita baru pulih dan bangkit dari keterpurukan ekonomi , pertumbuhan ekonomi sekarang sedang membaik nah sekaranglah saatnya kita beli alutsista. Saya kira pengadaan ini tidak mendadak wong ada blue printnya kok yang tertuang dalam renstra TNI 2011 - 2014, kita harus baca peluang nah eropa sedang dilanda krisis yang mengakibatkan pemangkasan angaran militer besar besaran termasuk belanda untuk mengurangi anggaran mereka menjual MBT leopard 2a6 dengan harga murah bahkan di barengi TOT, nah kita sedang butuh itu , ya kita harus tangkap kesempatan itu kalo gak ya diambil negara lain dan pengadaan ini melalui G to G, maaf gak mafia atau broker. dan satu lagi apakah perang itu tidak mendadak? Perang kapan saja bisa meletus maka dari itu kita perkuat alutsista kita.
Tank Leopard buatan Jerman memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4 , 2A5, 2A6 , dan 2A7.
Berikut ini daftar negara pengguna tank Leopard;
1. Austria 114 unit bekas Belanda.
2. Belanda 445 unit.
3. Kanada 120 unit, 20 diantaranya
disewa dari Jerman untuk Perang
Afghanistan. 15 lagi dibeli dari Jerman
untuk suku cadang
4. Chili 132 unit bekas Jerman.
5. Denmark 51 unit bekas Jerman.
6. Finlandia 124 unit bekas Jerman.
7. Jerman 2.350 unit.
8. Norwegia 52 unit bekas Belanda.
9. Polandia 128 unit bekas Jerman.
10. Portugal 37 unit bekas Belanda.
11. Singapura 96 unit bekas Jerman.
12. Spanyol 327 unit, 108 diantaranya
bekas Jerman.
13. Swedia 120 unit, ditambah 160 unit
bekas Jerman.
14. Swiss 380 unit.
15. Turki 339 unit bekas Jerman.
16. Yunani 353 unit.
Ayo beri komen untuk mendukng pembelian MBT
By Indonesia Defence dan berbagai sumber
Yahya sacawiria Fraksi PD : MBT tidak sesui dgn kondisi di indonesia
Rabu, 11 Januari 2012, 13:52 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Anggota
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dari Fraksi Partai Demokrat
Yahya Sacawiria menilai rencana
pembelian tank leopard oleh
Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) tidak sesuai dengan
kondisi wilayah di Indonesia.
"Saya hanya melihat kegunaannya
dihadapkan dengan kondisi wilayah di
seluruh Indonesia," ujar Yahya kepada
INILAH.COM , Rabu (11/1/ 2012).
Yahya menjelaskan tank leopard yang
rencananya dibeli dari Belanda,
memiliki bobot mati dengan tangki
penuh sekitar 63 ton. Berat ini dinilai
tidak cocok dengan medan jalan yang
ada di Indonesia.
"Akan sangat cocok untuk medan
Indonesia adalah tipe battle tank
(sekitar 20 ton) dengan kemampuan
manuver lebih lincah," jelasnya.
Untuk itu, Komisi I meminta Kemenhan
memikirkan hal tersebut dengan
pertimbangan-pertimbangan spesifikasi
tersebut. "Kita berharap mengacu juga
kepada renstra (rencana strategis)
sesuai minimum essential force (MEF),"
katanya.
Seperti diberitakan, Kementerian
Pertahanan merencanakan pembelian
100 Tank Leopard sebagai bagian
modernisasi alutsista TNI peridoe
2011-2015 untuk mencapai kekuatan
pokok MEF dengan total anggaran
Rp150 triliun.
Tank Leopard buatan Jerman memiliki
kemampuan untuk bertempur
menghadapi sasaran bergerak
walaupun melewati medan yang sangat
sulit dan tidak rata. Varian yang aktif
antara lain 2A4 , 2A5, 2A6 , dan 2A7.
Berikut ini daftar negara pengguna tank
Leopard;
1. Austria 114 unit bekas Belanda.
2. Belanda 445 unit.
3. Kanada 120 unit, 20 diantaranya
disewa dari Jerman untuk Perang
Afghanistan. 15 lagi dibeli dari Jerman
untuk suku cadang
4. Chili 132 unit bekas Jerman.
5. Denmark 51 unit bekas Jerman.
6. Finlandia 124 unit bekas Jerman.
7. Jerman 2.350 unit.
8. Norwegia 52 unit bekas Belanda.
9. Polandia 128 unit bekas Jerman.
10. Portugal 37 unit bekas Belanda.
11. Singapura 96 unit bekas Jerman.
12. Spanyol 327 unit, 108 diantaranya
bekas Jerman.
13. Swedia 120 unit, ditambah 160 unit
bekas Jerman.
14. Swiss 380 unit.
15. Turki 339 unit bekas Jerman.
16. Yunani 353 unit. [[bar]
sumber inilah.com
INILAH.COM, Jakarta - Anggota
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dari Fraksi Partai Demokrat
Yahya Sacawiria menilai rencana
pembelian tank leopard oleh
Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) tidak sesuai dengan
kondisi wilayah di Indonesia.
"Saya hanya melihat kegunaannya
dihadapkan dengan kondisi wilayah di
seluruh Indonesia," ujar Yahya kepada
INILAH.COM , Rabu (11/1/ 2012).
Yahya menjelaskan tank leopard yang
rencananya dibeli dari Belanda,
memiliki bobot mati dengan tangki
penuh sekitar 63 ton. Berat ini dinilai
tidak cocok dengan medan jalan yang
ada di Indonesia.
"Akan sangat cocok untuk medan
Indonesia adalah tipe battle tank
(sekitar 20 ton) dengan kemampuan
manuver lebih lincah," jelasnya.
Untuk itu, Komisi I meminta Kemenhan
memikirkan hal tersebut dengan
pertimbangan-pertimbangan spesifikasi
tersebut. "Kita berharap mengacu juga
kepada renstra (rencana strategis)
sesuai minimum essential force (MEF),"
katanya.
Seperti diberitakan, Kementerian
Pertahanan merencanakan pembelian
100 Tank Leopard sebagai bagian
modernisasi alutsista TNI peridoe
2011-2015 untuk mencapai kekuatan
pokok MEF dengan total anggaran
Rp150 triliun.
Tank Leopard buatan Jerman memiliki
kemampuan untuk bertempur
menghadapi sasaran bergerak
walaupun melewati medan yang sangat
sulit dan tidak rata. Varian yang aktif
antara lain 2A4 , 2A5, 2A6 , dan 2A7.
Berikut ini daftar negara pengguna tank
Leopard;
1. Austria 114 unit bekas Belanda.
2. Belanda 445 unit.
3. Kanada 120 unit, 20 diantaranya
disewa dari Jerman untuk Perang
Afghanistan. 15 lagi dibeli dari Jerman
untuk suku cadang
4. Chili 132 unit bekas Jerman.
5. Denmark 51 unit bekas Jerman.
6. Finlandia 124 unit bekas Jerman.
7. Jerman 2.350 unit.
8. Norwegia 52 unit bekas Belanda.
9. Polandia 128 unit bekas Jerman.
10. Portugal 37 unit bekas Belanda.
11. Singapura 96 unit bekas Jerman.
12. Spanyol 327 unit, 108 diantaranya
bekas Jerman.
13. Swedia 120 unit, ditambah 160 unit
bekas Jerman.
14. Swiss 380 unit.
15. Turki 339 unit bekas Jerman.
16. Yunani 353 unit. [[bar]
sumber inilah.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...