VIVAnews - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, memprediksi jatuhnya kapitalisme sekaligus menuding para pelaku utama bisnis tingkat global bertanggungjawab bagi penderitaan banyak orang di muka bumi. Sebaliknya, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan bahwa ekonomi pasar memainkan peran kunci dalam mengangkat negara-negara terbelakang dari kemiskinan.
"Perang retorika" antar dua pemimpin itu terjadi saat mereka mendapat giliran berpidato pada sidang tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa 21 September 2010 waktu setempat. Sesi sidang saat itu membahas perkembangan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan bagaimana program itu mengangkat banyak negara dari kemiskinan, wabah penyakit, dan kesenjangan sosial.
Para pemimpin dari lebih 140 negara anggota PBB - termasuk Ahmadinejad dan Merkel - mendapat giliran berpidato selama sesi MDG, yang berlangsung dari Senin hingga Rabu, 22 September 2010.
Berbeda dari pidato para pemimpin lain, Ahmadinejad tidak menyebut perkembangan program MDGs di negaranya. Pemimpin berusia 53 tahun itu justru memanfaatkan forum di PBB untuk mengritik kapitalisme dan tata pemerintahan global yang selama ini tidak demokratis dan tidak adil.
Dia menyerukan para pemimpin, pemikir dan tokoh reformasi global untuk bekerja sekeras mungkin dalam membuat rencana-rencana praktis demi terciptanya tatanan dunia baru - diantaranya reformasi atas institusi-institusi ekonomi dan politik.
"Kini tatanan kapitalisme dan pendekatan hegemoni yang diskriminatif berada di ambang kekalahan," kata Ahmadinejad. Maka, dia mengusulkan agar PBB menyebut sepuluh tahun ke depan sebagai dekade bagi pemerintahan global bersama.
Tak lama kemudian, Merkel menimpali pidato Ahmadinejad. Berasal dari kekuatan ekonomi nomor empat di dunia, Merkel pun cenderung berbicara mewakili dunia kapitalis. Dia menekankan bahwa tanggungjawab utama bagi pembangunan berada di pundak pemerintah negara-negara berkembang.
Menurut kepala pemerintah Jerman itu, pemerintahan yang baik dan ekonomi kapitalis yang tumbuh dengan subur merupakan kunci bagi kemakmuran ekonomi. "Maka negara-negara harus mendorong pembangunan ekonomi pasar, karena tanpa disertai pertumbuhan ekonomi yang mandiri, negara-negara berkembang akan sulit melangkah dari kemiskinan dan kelaparan," kata Merkel.
Dia juga menilai bahwa bantuan internasional tidak bisa menggantikan peran sumber daya domestik. Merkel pun mengingatkan bahwa bantuan pembangunan tidak bisa terus-terusan berlangsung. "Dukungan bagi terciptanya pemerintahan yang baik sama pentingnya dengan bantuan itu sendiri," kata Merkel. (Associated Press)
viva news
"Perang retorika" antar dua pemimpin itu terjadi saat mereka mendapat giliran berpidato pada sidang tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa 21 September 2010 waktu setempat. Sesi sidang saat itu membahas perkembangan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan bagaimana program itu mengangkat banyak negara dari kemiskinan, wabah penyakit, dan kesenjangan sosial.
Para pemimpin dari lebih 140 negara anggota PBB - termasuk Ahmadinejad dan Merkel - mendapat giliran berpidato selama sesi MDG, yang berlangsung dari Senin hingga Rabu, 22 September 2010.
Berbeda dari pidato para pemimpin lain, Ahmadinejad tidak menyebut perkembangan program MDGs di negaranya. Pemimpin berusia 53 tahun itu justru memanfaatkan forum di PBB untuk mengritik kapitalisme dan tata pemerintahan global yang selama ini tidak demokratis dan tidak adil.
Dia menyerukan para pemimpin, pemikir dan tokoh reformasi global untuk bekerja sekeras mungkin dalam membuat rencana-rencana praktis demi terciptanya tatanan dunia baru - diantaranya reformasi atas institusi-institusi ekonomi dan politik.
"Kini tatanan kapitalisme dan pendekatan hegemoni yang diskriminatif berada di ambang kekalahan," kata Ahmadinejad. Maka, dia mengusulkan agar PBB menyebut sepuluh tahun ke depan sebagai dekade bagi pemerintahan global bersama.
Tak lama kemudian, Merkel menimpali pidato Ahmadinejad. Berasal dari kekuatan ekonomi nomor empat di dunia, Merkel pun cenderung berbicara mewakili dunia kapitalis. Dia menekankan bahwa tanggungjawab utama bagi pembangunan berada di pundak pemerintah negara-negara berkembang.
Menurut kepala pemerintah Jerman itu, pemerintahan yang baik dan ekonomi kapitalis yang tumbuh dengan subur merupakan kunci bagi kemakmuran ekonomi. "Maka negara-negara harus mendorong pembangunan ekonomi pasar, karena tanpa disertai pertumbuhan ekonomi yang mandiri, negara-negara berkembang akan sulit melangkah dari kemiskinan dan kelaparan," kata Merkel.
Dia juga menilai bahwa bantuan internasional tidak bisa menggantikan peran sumber daya domestik. Merkel pun mengingatkan bahwa bantuan pembangunan tidak bisa terus-terusan berlangsung. "Dukungan bagi terciptanya pemerintahan yang baik sama pentingnya dengan bantuan itu sendiri," kata Merkel. (Associated Press)
viva news