Pages

Tuesday, August 31, 2010

Menhan: Kapal Selam Buatan Indonesia Dideklarasikan Tahun Ini


0diggsdigg

illusrasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Guna memperkuat armada tempur untuk menjaga kedaulatan NKRI serta menjaga perbatasan RI dengan negara lain, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menyatakan segera membuat kapal selam tempur. Kapal selam tempur tersebut akan menjadi yang pertama kali dibuat di Indonesia.

Setelah berhasil membuat kapal perang terbesar se-Asia Tenggara dengan dilengkapi peralatan tempur canggih, kini Kementerian Pertahanan mulai serius mempersiapkan rencana pembuatan kapal selam yang merupakan alat tempur bawah laut tersebut. Bahkan, Purnomo menjadwalkan kapal tempur dasar laut tersebut akan rampung pada tahun ini.

"Pada tahun ini kami akan deklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia. Kami akan bekerja keras mewujudkannya. Saya, Wakil Menhan, segenap Sekjen, dan Dirjen di lingkup Kemenhan saat ini sedang mencari satu program, satu master plan bagaimana kami bisa membangun kapal selam di Indonesia," ujar Purnomo saat memberikan sambutannya dalam acara buka puasa bersama di kantor Kemenhan, Selasa (31/8/2010).

Purnomo juga menjelaskan, hingga saat ini produk-produk hasil industri pertahanan dalam negeri yang terus dikembangkan sudah mendapat respons positif dunia internasional. Karena selain untuk memenuhi kuota persediaan peralatan tempur dalam negeri, peralatan serta kendaraan tempur yang diproduksi nasional juga dipasarkan ke negara lain.

Beberapa produk seperti helikopter, pesawat tempur, hingga kapal tempur teknologi canggih serta persenjataan lainnya juga kerap mendapat pujian dari negara-negara lain. "Beberapa hasil industri pertahanan hingga saat ini memang terus kami pasarkan ke luar negeri," ujar Menhan.

Sumber: KOMPAS

KSAU: Kekuatan Kita Lebih dari Malaysia


digg
Sukhoi TNI (foto: Alutsista)

Jakarta - TNI AU menegaskan kekuatannya tidak kalah dari Tentara Udara Diraja Malaysia. Kemampuan pilot-pilot TNI AU jauh lebih unggul dari pilot tempur Malaysia.

"Kalau kekuatan saya kira sama ya? Tapi kita lebih kuat dikit lah," ujar KSAU Marsekal Imam Sufaat, usai buka puasa bersama jajaran TNI AU di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim, Jakarta Timur, Selasa (31/8/2010).

Menurut Imam, jika latihan bersama Malaysia, kelihatan jelas kemampuan pilot TNI AU melebihi pilot tentara Malaysia.

"Kita kalau latihan-latihan kan tidak kalah sama mereka. Latihan di Malindo kita targetnya hancur, mereka ada yang miss," jelas dia.

Imam menjelaskan kekuatan pesawat TNI AU pun berimbang dengan Malaysia. Apalagi dengan kedatangan 3 Sukhoi bulan September. Sukhoi ini akan memperkuat skadron 11 di Makassar. Dengan ini jumlah Sukhoi TNI AU menjadi 10 buah.

"Kalau kita Sukhoi baru 7 menuju 10. Kalau dia menuju 18. Tapi F16 kita punya mereka tidak," terang dia.

Selain itu TNI AU pun menjamin selalu siap menjaga kedaulatan wilayah RI. "Kita selalu siap," tegas dia.

Sumber: DETIK

Tak Ada Orang Indonesia yang Gunduli Kepalaku


Sejak jaman dahulu, di Indonesia atau Malaysia ada yang menginginkan keretakan dua negara.
Selasa, 31 Agustus 2010, 15:50 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Tak semua warga Malaysia menganggap imej Indonesia buruk -- akibat apa yang dilakukan massa yang membakar bendera Malaysia dan melempari kedutaan dengan tinja.

Seorang warga Malaysia, Rusdi Mustapha, seperti dimuat situs Malay Mail, berpendapat perlakuan segelintir massa itu tak seharusnya mengganggu hubungan dua negara.

Ia juga menganggap tindakan militer Malaysia menangkap tiga staf Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak seharusnya terjadi.

Ini isi curahan hatinya:

"Saya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta minggu lalu tanpa alasan untuk takut akan mendapat perlakukan yang buruk atau kepala saya digunduli.

Yang terjadi justru, petugas di konter imigrasi tersenyum ramah pada saya, bahkan saya diarahkan ke imigrasi untuk orang Indonesia, bukan loket khusus orang asing.

Paspor saya diproses secara cepat dan petugas menanyai saya dengan sopan, apakah pesawat saya penuh, karena saya jadi orang pertama yang meninggalkan pesawat. Lalu, dia mengatakan, "Selamat datang, Pak".

Ya, petugas imigrasi tahu benar saya adalah orang Malaysia, itu bisa dilihat dari paspor saya yang merah. Saya tinggal di Jakarta empat hari, selama itu tak ada orang Indonesia yang menggunduli kepalaku. Itu tidak terjadi.

Sama sekali tak ada rasa takut di benak saya, menyadari bahwa ketika saya berada di Indonesia, saya selalu merasa tidak berada di negeri asing. Kecuali beberapa kata Indonesia yang tak saya mengerti, komunikasi dengan rata-rata orang Indonesia berjalan dengan baik.

Teman lama saya, Prio menjemput saya di bandara, kami lalu pergi ke lokasi pembakaran bendera Malaysia, juga ke Jalan Diponegoro. Saat itu saya menggunakan kaus Formula One, bertuliskan '1Malaysia' terpampang di depan. Tak ada yang memelototi saya.

Saat itu, saya benar-benar berharap salah satu anggota  pengunjuk rasa mendatangi saya untuk berdialog, mungkin saya akan memberikan uang RM100 agar mereka bisa pulang. Setelah semua ini, kami di Malaysia dan Indonesia yakin mereka dibayar untuk melakukan pekerjaan kotor itu.

Bahkan, teman saya, Prio berkata, "mereka orang bayaran. Dibayar oleh seseorang yang ingin menjadi presiden berikutnya." Namun ia tak menjelaskan, maksud perkataannya.

Yang saya tahu, ada orang tertentu yang bertanggung jawab dalam usaha memecah belah Indonesia-Malaysia.
Sejak jaman dahulu, banyak orang, kelompok atau bahkan partai oposisi di Malaysia ingin melihat keretakan antara Malaysia dan Indonesia. Mengapa? Banyak orang, bahkan di Malaysia, ingin melihat hubungan antara kedua negara memburuk atau tegang ke titik di mana mereka ingin kita menjadi musuh abadi.

Kabar baiknya adalah bahwa hubungan Malaysia dengan Indonesia sangat kuat, sehingga tujuan kelompok itu tak akan tercapai.

Menggambarkan hubungan antara kedua negara adalah seperti menggambarkan sebuah ikatan antara dua saudara, darah yang lebih kental dari air!

Saya merasa bebas untuk terbang dan mengunjungi Indonesia pada setiap saat dan di setiap hari.

***
Malaysia dan Indonesia di masa lalu telah menjalin kesepakatan, bahkan aparat bisa memasuki wilayah teritorial untuk mengejar orang-orang  berbahaya, misalnya, saat 'masa kegelapan' di Sarawak -- angkatan bersenjata Malaysia, atas izin Indonesia, mengejar tokoh Partai Komunis Kalimantan Utara (NKCP) yang berbasis di Sarawak.

Juga selama patroli bersama di perbatasan antara kedua negara. Hubungan yang terjadi sangat baik, kami disambut teh panas, juga sebaliknya.

Diskresi sejak lama diberlakukan oleh militer dua negara. Saya mengasumsikan adalah  praktek dari diskresi di masa lalu ini.

Baik Indonesia maupun Malaysia kadang-kadang membuat kesalahan. Penahanan petugas perikanan Indonesia sebenarnya tidak perlu dijadikan prioritas, kecuali kita tidak peduli dengan dampak internasional!"

VIVA NEWS

Indonesia Punya Cadangan Uranium Minimal 53.000 Ton

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung.

"Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu," kata Deputi Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto kepada pers di Jakarta, Selasa malam.

Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia, ujarnya.

Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium, urai Djarot, itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun.

"Namun demikian tidak berarti kita akan memproduksi Uranium sendiri untuk PLTN. Karena untuk kondisi sekarang harga Uranium cukup murah, kita lebih efisien membeli saja dari negara lain. Cadangan Uranium bisa digunakan untuk kebutuhan masa depan," katanya.

Menurut Djarot, untuk menjadi bahan baku PLTN, Uranium hasil penambangan harus diproses lebih dulu melalui purifikasi atau pemurnian yang menjadikan bahan Uranium ke tingkat kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor lainnya.

Lalu dilakukan pengayaan untuk meningkatkan kadar 235U sehingga menjadi 2-4 persen dan akhirnya fabrikasi untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir, misalnya berbentuk pelet dengan diameter 10 mm.

"Untuk bahan baku Uranium di Reaktor Nuklir Riset di Serpong, kita memang membelinya dari luar, tapi harus diingat, bahwa kita memfabrikasi Uranium itu sendiri di dalam negeri," katanya.

Djarot juga menegaskan, bahwa suatu PLTN membutuhkan teknologi pengolahan limbah dan tempat pembuangan lestari karena tingkat radioaktivitas limbah nuklir tidak mungkin dilepas atau dibuang langsung ke lingkungan.

Lokasi pembuangan lestari limbah nuklir, urainya, haruslah di lokasi yang bebas gempa dan memiliki lokasi jebakan limbah sehingga tidak akan lari ke lingkungan serta jenis tanah liat.

"Selama ini memang kamilah yang mengolah limbah radioaktif dari industri dan rumah sakit. Sedangkan limbah akhirnya misalnya dari reaktor yang ada di Serpong, kita kembalikan ke negara asal," katanya.(*)
D009/Z002
 
ANTARA

Tiga Pesawat Udara Datang September

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Maresekal TNI AU Imam Sufa'at, Selasa, mengemukakan bulan September akan datang tiga pesawat.

"Pada 5 September akan datang dua pesawat, dan pada 15 September akan datang satu pesawat," katanya usai buka puasa bersama TNI AU, Purnawirawan TNI AU, dan wartawan, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (31/8).

Dia mengemukakan, pembelian senjata yang dilakukan selama ini tidak sama dengan pesawat dan paketnya berbeda.

"Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI AU mengatakan sudah bisa buat bom," ungkapnya.

Akan tetapi, katanya, pembuatan peluru masih menjadi pekerjaan rumah yang masih dikerjakan TNI. "Peluru belum bisa, karena masih elektrik," katanya.

Menurutnya, pembuatan roket dan bom sudah dapat dilakukan, akan tetapi pembuatan peluru kendali masih perlu kerja keras.

Dia mengemukakan, TNI AU tengah mengirim dua penerbang ke Rusia untuk belajar dan empat orang teknisi pesawat terbang. (*)

ANTARA

Ada Yang Ingin Indonesia-Malaysia Berkonflik

Pekanbaru (ANTARA News) - Konsul Malaysia berkedudukan di Pekanbaru Zamani Ismail mengatakan Indonesia dan Malaysi perlu mewaspadai kemungkinan pihak tertentu ingin mengambil keuntungan dari hubungan bilateral Indonesia-Malaysia yang terus memanas.

"Ada boncengan dari pihak tertentu yang coba memecah kekerabatan Malaysia dan Indonesia," kata Zamani pada acara Majelis Sambutan Hari Kebangsaan Malaysia ke-53, di Pekanbaru, Selasa malam.

Hubungan Indonesia dan Malaysia mengalami ketegangan, setelah penangkapan tiga pegawai Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Kepolsian Diraja Malaysia yang masuk ke perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Riau.

Menurut Zamani, rakyat Indonesia dan Malaysia selayaknya saling menahan diri dan menyelesaikan  permasalahan melalui diplomasi. Ia mengatakan Malaysia selama ini menganggap Indonesia, khususnya Riau, sebagai saudara sedarah dan mitra untuk kemajuan bersama.

"Pintu pandangan luas terbuka untuk kita berdiplomasi. Mari kita kecilkan perselisihan dan perbesar persaudaraan," ujarnya.

Wakil Gubernur Riau Mambang Mit dalam sambutannya mengatakan konflik yang terjadi antara kedua saudara serumpun itu hanya akan membawa kerugian.

Menurutnmmya, selama ini Pemerintah Provinsi Riau berusaha terus meningkatkan kerjasama dengan Malaysia dalam bidang ekonomi dan pendidikan.

"Sejauh ini kerjasama Riau dan Malaysia masih berjalan baik," ujarnya. (*)

ANTARA

KASAU: Malaysia Tak Pernah Melanggar Udara RI

 
KASAU: Malaysia Tak Pernah Melanggar Udara RI
Marsekal Madya TNI Imam Sufaat (ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/ama)
Jakarta (ANTARA News) - Besok, Rabu, Presiden Susilo Bambang Yhudoyono akan berbicara di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia di Cilangkap, Jakarta Timur, demikian Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI AU Imam Sufa'at, seraya mengungkapan hubungan militer dengan Malaysia.

"Saya belum tahu nih, saya dengarnya dari senior-senior saya, Presiden mau memberikan statement di Mabes TNI Cilangkap," kata Imam Sufa'at usai buka puasa dengan para purnawirawan TNI AU dan wartawan di Puri Ardhya Garni, Halim, Jakarta Timur, Selasa (31/8).

Dia mengemukakan, TNI AU siap, dan selalu melakukan latihan. "Tapi semua tergantung kebijakan pemerintah," ujarnya.

Menurutnya, selama ini di udara tidak pernah terjadi pelanggaran udara olehj Malaysia.

TNI AU, katanya, selalu mengawasi territorial di udara."Beberapa radar kita dioperasionalkan dengan maksimal," ujarnya.

Dia mengemukakan, selain patroli udara melalui udara juga melakukan pengawasan dengan patroli maritim.

"Selama ini AU dan AL selalu kerja sama dalam membangun pertahanan territorial," terangnya.

Ketegangan Indonesia dan Malaysia belakangan ini, katanya, tidak berpengaruh dengan kerjasama pertahanan yang selama ini dilakukan.

"Indonesia, Malaysia, dan Negara Asean lainnya tetap melakukan kerjasama militer, khususnya AU," katanya.

Dia mengemukakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan tentara Malaysia terhadap teritorial udara Indonesia. (*)
ANT/AR09
 
ANTARA

BERITA POLULER