Dalam beberapa hari terakhir, Amerika Serikat, Inggris, dan rezim Zionis Israel sangat ambisius mengobarkan api Iranphobia dalam apa yang dinilai oleh banyak pengamat sebagai aksi untuk terlibat dalam perang di Timur Tengah.
Trio, yang merupakan Segitiga Setan telah mengadakan pertemuan rahasia antara para pejabat tinggi keamanan dan membentuk sebuah front bersatu melawan Iran.
Sebuah laporan terbaru harian Inggris, Guardian mengungkapkan bahwa Kepala Staf Pertahanan Inggris Jenderal David Richards secara diam-diam mengunjungi Tel Aviv selama sepekan, menggelar sejumlah pertemuan dengan pejabat tinggi militer dan intelijen Israel serta meyakinkan mereka tentang dukungan tak tergoyahkan Inggris dalam serangan ke situs nuklir Iran.
Selanjutnya, para pejabat London mengungkapkan bahwa pemerintah Washington sedang mempertimbangkan rencana untuk mempercepat serangan yang ditargetkan di situs nuklir Iran dan Inggris siap untuk menjadi bagian dari rencana serangan itu.
Menariknya, Menteri Peperangan Israel Ehud Barak tiba di London pada Rabu lalu (2/11) untuk mengadakan pembicaraan dengan mitra Inggrisnya dan tentu saja Iran menjadi agenda utama pertemuan itu. Seorang pejabat militer senior AS baru-baru ini juga menangani sebuah forum di Washington dan mengatakan bahwa Iran telah menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.
Pada hari Jumat, Presiden Israel Shimon Peres juga menyatakan sesuatu yang hampir memiliki efek yang sama, yaitu opsi militer untuk menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir sudah lebih dekat. Ketika ditanya oleh Channel 2 Israel bahwa peristiwa bergerak menuju opsi militer dan bukan satu langkah diplomatik, Peres menjawab, "Saya yakin seperti itu, saya memperkirakan badan intelijen dari ketiga negara memperingatkan para pemimpin mereka bahwa tidak banyak waktu yang tersisa.
Sementara itu, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam KTT G-20 baru-baru ini, mengatakan, "Adalah perilaku Iran dan keinginan obsesif negara itu untuk mendapatkan nuklir militer dengan melanggar semua aturan internasional. Jika keberadaan Israel terancam, Perancis tidak akan berpangku tangan."
Trio Setan (termasuk Perancis) telah meningkatkan retorika mereka terhadap Republik Islam Iran. Ancaman bukanlah kata baru ke Iran dan negara ini siap untuk kemungkinan yang terburuk. Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan di sela-sela konferensi pers di kota Benghazi, Libya, "AS telah kehilangan kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam berurusan dengan isu-isu internasional. Semua tergantung pada selera. Mereka telah kehilangan rasionalitas, kita siap untuk kemungkinan yang terburuk, tapi kami berharap mereka akan berpikir dua kali sebelum mereka berkonfrontasi dengan Iran."
AS telah memperbaharui retorika terhadap Iran, mengulangi tuduhan yang sama dan lagi dan lagi mengatakan, Iran sedang mengejar program senjata nuklir rahasia, Iran mendukung terorisme di kawasan, Iran melanggar hak asasi manusia dan jika Iran memperoleh teknologi untuk memproduksi senjata nuklir, maka itu akan menciptakan Perang Dunia III.
Tuduhan terbaru Washington terhadap Tehran menjelang laporan pekan depan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) adalah bahwa Iran telah membangun sebuah kontainer baja besar untuk melaksanakan uji coba dengan bahan peledak tinggi, yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Namun, Tehran tidak akan tinggal diam dan membiarkan musuh mengganggu program nuklir damai Iran.
Pada Agustus 2011, Komandan Operasi Pasukan Elite Iran (Pasdaran), Brigadir Jenderal Ali Shadmani mempertimbangkan tiga langkah efektif untuk melawan setiap tindakan agresi musuh.
Pertama: Israel sama seperti halaman belakang AS dan Iran akan mengganggu keamanan rezim itu. Kedua: Iran akan mengambil kontrol penuh atas Selat Hormuz, perairan di mana lebih dari 40 persen dari semua perdagangan minyak melewati kawasan itu, sehingga menaikkan harga minyak dunia dan tentu saja menjadi pukulan berat bagi perekonomian global yang sudah memburuk. Dan ketiga: Iran akan terus memantau semua pangkalan militer Amerika di Afghanistan dan Irak. Jika terjadi serangan, Iran akan melumpuhkan tentara AS yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan itu dan mematikan perpindahan mereka.
Dalam analisis terakhir, agenda terselubung AS dalam menciptakan Iranphobia bertujuan untuk memprovokasi masyarakat dunia atas program nuklir damai Iran dan akhirnya menyerang negara itu untuk mendapatkan berbagai sumber daya Iran yang telah lama mereka impikan.
Dalam aliansi Israel, AS dan Inggris, orang tidak dapat mengatakan dengan pasti siapa yang paling bertanggung jawab atas tindakan provokatif anti-Iran, tetapi tampaknya Israel sedang mengompori AS dan Inggris.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
Trio, yang merupakan Segitiga Setan telah mengadakan pertemuan rahasia antara para pejabat tinggi keamanan dan membentuk sebuah front bersatu melawan Iran.
Sebuah laporan terbaru harian Inggris, Guardian mengungkapkan bahwa Kepala Staf Pertahanan Inggris Jenderal David Richards secara diam-diam mengunjungi Tel Aviv selama sepekan, menggelar sejumlah pertemuan dengan pejabat tinggi militer dan intelijen Israel serta meyakinkan mereka tentang dukungan tak tergoyahkan Inggris dalam serangan ke situs nuklir Iran.
Selanjutnya, para pejabat London mengungkapkan bahwa pemerintah Washington sedang mempertimbangkan rencana untuk mempercepat serangan yang ditargetkan di situs nuklir Iran dan Inggris siap untuk menjadi bagian dari rencana serangan itu.
Menariknya, Menteri Peperangan Israel Ehud Barak tiba di London pada Rabu lalu (2/11) untuk mengadakan pembicaraan dengan mitra Inggrisnya dan tentu saja Iran menjadi agenda utama pertemuan itu. Seorang pejabat militer senior AS baru-baru ini juga menangani sebuah forum di Washington dan mengatakan bahwa Iran telah menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.
Pada hari Jumat, Presiden Israel Shimon Peres juga menyatakan sesuatu yang hampir memiliki efek yang sama, yaitu opsi militer untuk menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir sudah lebih dekat. Ketika ditanya oleh Channel 2 Israel bahwa peristiwa bergerak menuju opsi militer dan bukan satu langkah diplomatik, Peres menjawab, "Saya yakin seperti itu, saya memperkirakan badan intelijen dari ketiga negara memperingatkan para pemimpin mereka bahwa tidak banyak waktu yang tersisa.
Sementara itu, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam KTT G-20 baru-baru ini, mengatakan, "Adalah perilaku Iran dan keinginan obsesif negara itu untuk mendapatkan nuklir militer dengan melanggar semua aturan internasional. Jika keberadaan Israel terancam, Perancis tidak akan berpangku tangan."
Trio Setan (termasuk Perancis) telah meningkatkan retorika mereka terhadap Republik Islam Iran. Ancaman bukanlah kata baru ke Iran dan negara ini siap untuk kemungkinan yang terburuk. Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan di sela-sela konferensi pers di kota Benghazi, Libya, "AS telah kehilangan kebijaksanaan dan kehati-hatian dalam berurusan dengan isu-isu internasional. Semua tergantung pada selera. Mereka telah kehilangan rasionalitas, kita siap untuk kemungkinan yang terburuk, tapi kami berharap mereka akan berpikir dua kali sebelum mereka berkonfrontasi dengan Iran."
AS telah memperbaharui retorika terhadap Iran, mengulangi tuduhan yang sama dan lagi dan lagi mengatakan, Iran sedang mengejar program senjata nuklir rahasia, Iran mendukung terorisme di kawasan, Iran melanggar hak asasi manusia dan jika Iran memperoleh teknologi untuk memproduksi senjata nuklir, maka itu akan menciptakan Perang Dunia III.
Tuduhan terbaru Washington terhadap Tehran menjelang laporan pekan depan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) adalah bahwa Iran telah membangun sebuah kontainer baja besar untuk melaksanakan uji coba dengan bahan peledak tinggi, yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Namun, Tehran tidak akan tinggal diam dan membiarkan musuh mengganggu program nuklir damai Iran.
Pada Agustus 2011, Komandan Operasi Pasukan Elite Iran (Pasdaran), Brigadir Jenderal Ali Shadmani mempertimbangkan tiga langkah efektif untuk melawan setiap tindakan agresi musuh.
Pertama: Israel sama seperti halaman belakang AS dan Iran akan mengganggu keamanan rezim itu. Kedua: Iran akan mengambil kontrol penuh atas Selat Hormuz, perairan di mana lebih dari 40 persen dari semua perdagangan minyak melewati kawasan itu, sehingga menaikkan harga minyak dunia dan tentu saja menjadi pukulan berat bagi perekonomian global yang sudah memburuk. Dan ketiga: Iran akan terus memantau semua pangkalan militer Amerika di Afghanistan dan Irak. Jika terjadi serangan, Iran akan melumpuhkan tentara AS yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan itu dan mematikan perpindahan mereka.
Dalam analisis terakhir, agenda terselubung AS dalam menciptakan Iranphobia bertujuan untuk memprovokasi masyarakat dunia atas program nuklir damai Iran dan akhirnya menyerang negara itu untuk mendapatkan berbagai sumber daya Iran yang telah lama mereka impikan.
Dalam aliansi Israel, AS dan Inggris, orang tidak dapat mengatakan dengan pasti siapa yang paling bertanggung jawab atas tindakan provokatif anti-Iran, tetapi tampaknya Israel sedang mengompori AS dan Inggris.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK