Sunday, November 7, 2010
AS Bakal Kembali Rangkul Militer Indonesia?
Kalau saja petinggi militer Indonesia berterus terang tentang apa yang mereka rasakan dan mengganggu agenda TNI, mungkin mereka akan menyalahkan AS.
INILAH.COM, Jakarta - Kalau saja petinggi militer Indonesia berterus terang tentang apa yang mereka rasakan dan mengganggu agenda TNI, mungkin mereka akan menyalahkan Amerika Serikat (AS). Mengapa?
Negara raksasa ini punya beberapa kebijakan yang menempatkan TNI atau militer Indonesia dalam posisi 'bersalah'. Padahal sebelumnya militer Indonesia merupakan kelompok yang selalu didukung rezim Gedung Putih.
Rezim Soeharto (1966-1998) merupakan salah satu pemerintahan militer terpanjang di dunia, memperoleh dukungan AS. Dukungan bervariasi dari aneksasi Timor Portugis menjadi Timor Timur (1975), pembelian pesawat tempur F-16, hingga pelatihan Kopassus.
Sebaliknya, AS juga yang melecehkan sejumlah perwira tinggi militer RI. Letjen Sintong Panjaitan dan Letjen Johny Lumintang merupakan dua di antara perwira tinggi Indonesia yang dilecehkan di wilayah AS. Padahal kedua jenderal itu tergolong prajurit terbaik.
Semua berawal dari penilaian AS bahwa kedua jenderal itu bersalah menangani masalah di Timor Timur. Panjaitan dianggap bertanggung jawab atas peristiwa di kuburan Santa Cruz, Dili, Timor Timur. Sebagai Pangdam IX Udayana yang membawahi Bali, NTT hingga Timtim, Panjaitan dinilai bersalah atas tertembaknya sejumlah warga sipil pada Desember 1991 itu.
Saat itu Sintong Panjaitan hendak mengikuti program studi di salah satu perguruan di AS. Dia diminta meninggalkan AS, dengan alasan, melakukan pelanggaran HAM dalam peristiwa Santa Cruz tersebut.
Jenderal Lumintang selaku Wakil Kepala Staf Angkatan Darat juga dipersalahkan AS. Karena pada 1999, mengeluarkan radiogram kepada Pangdam Udayana agar merespons tindakan anarki yang dilakukan kelompok anti-Indonesia.
Radiogram itu dikeluarkan, berhubung pasca jajak pendapat di provinsi ke-27 RI itu, keselamatan warga pro Indonesia terancam. Respon militer Indonesia menyebabkan jatuhnya korban sejumlah warga sipil Timor Timur.
Ketika Lumintang mengadakan perjalanan dinas ke AS, tiba-tiba ia dikejutkan oleh petugas imigrasi dan FBI. Ia diminta meninggalkan AS dalam kesempatan pertama. Jika tidak, dia akan ditahan dan diajukan ke pengadilan federal.
Selain masalah Timtim, AS juga memberikan sanksi kepada pasukan elit Kopassus. Kerja sama AS dan Indonesia dalam pelatihan Kopassus dihentikan gara-gara keterlibatan sejumlah anggota pasukan elit itu dalam penculikan aktivis yang menentang rezim militer pimpinan jenderal Soeharto.
Sanksi pemerintah AS ini hingga 2010 belum dicabut. Padahal seorang korban penculikan Pius Listrulanang misalnya sudah menjadi anggota DPR mewakili Partai Gerindra, partai yang didirikan Letjen Prabowo Subianto.
Peristiwa penculikan itu terjadi saat Prabowo sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Pius dan Prabowo sudah bersahabat, tapi AS masih belum mencabut sanksinya.
Lain lagi ceritera pembelian pesawat tempur F-16. Pemerintah AS mendorong Indonesia membeli produk negara adidaya itu. Miliaran dolar dana RI mengalir ke industri persenjataan militer AS.
Namun AS kemudian melarang pabrikan menjual suku cadang F-16 kepada Indonesia. Satu persatu skuadron F-16 rontok sebab para mekanik Angkatan Udara RI terpaksa melakukan kanibal antar satu pesawat dengan yang lainnya.
Pengalaman pahit itu memang terjadi jauh sebelum Barack Obama terpilih sebagai presiden. Namun dalam kesempatan kunjungannya minggu kedua November 2010 ini, wajar jika Presiden SBY menyegarkan kembali memori pahit ini.
Tujuannya agar ke depan hubungan kedua negara menggunakan paradigma sehat dan produktif. Kesetaraan dua negara kalaupun hanya dilakukan dalam hal martabat, bukan dalam soal teknologi, keuangan dan indikator lainnya, tidak menjadi masalah.
AS perlu diingatkan bahwa masa depan hubungan kedua negara, tidak bisa lagi ditentukan Washington. Hubungan RI-AS harus saling menguntungkan.
Jika diumpamakan, sepasang muda-mudi, Indonesia ingin 'berpacaran' dengan AS. Tetapi dengan catatan selama belum ada ikatan pernikahan, Indonesia masih bebas berpacaran dengan pihak lain.
Hanya dengan metode seperti itu, kesunggguhan AS menjalin hubungan berkelanjutan, dijamin langgeng. Hanya dengan cara itu, AS bisa disadarkan bahwa di luar AS, tidak sedikit 'pacar' yang ingin menjalin hubungan baik dengan Indonesia.
Sebut saja dalam pengadaan pesawat tempur. Setelah jaminan suku-cadang F-16 tidak ada, Indonesia mencari alternatif baru dengan melirik pesawat tempur Rusia, Sukhoi.
Keputusan ini membuat AS akan berfikir seribu kali untuk memperlakukan Indonesia seperti negara kecil yang mudah dikendalikan. Sinyal untuk itu sudah terlihat. Menjelang kedatangan Obama, Menhan Robert Gates sudah bertemu dengan mitranya Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Menurut Menhan RI, agenda hibah F-16 merupakan salah satu topik penting yang dibicarakan Presiden SBY dan Presiden Obama. Jika demikian, agaknya AS akan kembali merangkul militer Indonesia.
Sumber: INILAH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2010
(1649)
-
▼
November
(354)
- Geger, Amerika Punya Nuklir di Belanda!
- Megawati Diusulkan Jadi Utusan Khusus Perdamaian K...
- ADMM Berupaya Perkuat Kerja Sama Pertahanan
- Penerbang TNI AU-Singapura Tempur di Udara
- Indonesia-Singapura Uji Kemampuan Tempur Udara
- "Indonesia Teman Sejati Jepang"
- WikiLeaks : AS Anggap Ahmadinejad Sebagai Hitler
- Arab Saudi Terobsesi Ancaman Iran: Wikileaks
- AS Sesumbar Senapan Barunya Adalah Senjata Pamungkas
- Indonesia Mempercepat Modernisasi Militer
- AS Minta Pelaksanaan Sanksi Lebih Ketat Terhadap K...
- Mayoritas Warga Korsel Ingin Korut Dihajar
- TNI AL Pererat Hubungan Kerja Sama dengan US Navy
- Kerja Sama Alutsista RI-Korsel bisa Terganggu
- 17 BMP-3F Perkuat Marinir TNI AL
- Semenanjung Korea, Diantara Kobaran Perang Dan Dip...
- Paspampres Latihan Penyelamatan Presiden dan VVIP
- Radar Surveilance di Kutai Timur Siap Diserahkan k...
- Menghapus Keangkeran Kopassus...
- Ada Pesawat Tempur Tak Dikenal Masuk Jakarta
- Korea Utara Ancam Pembalasan Tanpa Ampun Jika Ada ...
- Korsel Tolak Proposal China
- Palestina Membalas, Israel Dihantam Roket
- Tentara Israel Lukai Empat Warga Gaza
- Korsel: Bukan Waktunya Untuk Berunding
- Australia Desak Korea Selatan Tahan Diri
- Venezuela Beli Senjata Rusia
- Catatan Perimbangan Militer di Semenanjung Korea
- Rusia Beri Pinjaman ke Venezuela untuk Beli Senjata
- Presiden Lee Periksa Tindak Lanjut Pascaserangan K...
- Korsel Kirim Balon Propaganda ke Korut
- Korsel Akan Tingkatkan Anggaran Pertahanan
- Marinir Korsel Siap Balas Dendam
- AS Sebut Latihan Perang Bersama Korsel Tak Ditujuk...
- Indonesia Perlu Waspadai Konflik Korea
- Apel Kesiapan Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat...
- Panglima TNI: Pertumbuhan Penduduk Tinggi Ancam St...
- Kopassus akan Perbarui Persenjataan
- 90% Kebutuhan nonalutsista produk dalam negeri
- Hibah F-16 Menunggu Kesepakatan Suku Cadang Dan Al...
- Hibah F-16 Tak Pengaruhi Anggaran Pembelian Sukhoi
- Ditawari AS Beli F16 Bekas, RI Masih Pikir-pikir
- Korut Peringatkan AS dan Korsel "di Ambang Perang"
- Hubungan RI-Uni Eropa Perlu Ditingkatan Jadi Kemit...
- Presiden: Cegah Eskalasi Ketegangan Semenanjung Korea
- Rusia Harapkan Pernyataan PBB Mengenai Serangan Korut
- BAE Systems Delivers Hornets Ahead Of Schedule
- AU Thailand Pesan Lagi 6 Gripen
- Paskhas Gelar Latihan Pertahanan Udara
- 17 Unit Tank BMP-3F Rusia Tiba Jumat Malam
- Si Bengal Korea Utara Cari Perhatian Via Senjata
- 2014 PAL Mendapatkan Kontrak 2 Kapal Selam, 2 PKR,...
- Prajurit Paskhas Latihan Tembak
- Korsel Tingkatkan Kekuatan Tempur di Kepulauan Barat
- AS Luncurkan Satelit Mata-mata Terbesar di Dunia
- Kasad Terima Kunjungan Athan China
- CN 235 Pesanan KCG Terbang Perdana
- Pengeran Benhard Terlibat Perdagangan Senjata pada...
- Menhan Pertimbangkan Usia Pakai Hibah F-16
- AS Minta Klarifikasi soal Papua
- DPR Tindak Lanjuti Pembahasan Alutsista TNI
- AS Kirim Kapal Induk ke Korsel, Latihan Perang 28 ...
- MENHAN RI: Indonesia Jepang Upayakan Tingkatkan Ke...
- Kekuatan TNI Belum Dimanfaatkan Secara Optimal
- Jet Tempur TNI AU Berseleweran di Udara Jakarta
- DPM Teo Calls on Australian Prime Minister
- China Prihatin Pemboman di Semenanjung Korea
- Kanada Minta Serangan Korut Kali Ini Adalah Yang T...
- Para Pejabat Penting AS Bertemu, Bicarakan Seranga...
- Sekjen PBB Serukan Dua Korea Kendalikan Diri
- Amerika, China Desak Dua Korea Menahan Diri
- Korut Ancam Serangan Lanjutan
- Republik Indonesia Prihatin Atas Baku Tembak Korut...
- Rusia Khawatir Aksi Militer
- Korsel Ancam Lakukan Pembalasan
- Korut Tembakan Artileri ke Korsel
- LAPAN UJI TERBANG LIMA BUAH ROKET EKSPERIMEN
- Castro: NATO "Mafia", Obama "Penjinak Ular"
- Alutsista yang dimiliki TNI ke depan harus multifu...
- Panglima TNI: Jangan Abaikan Wilayah Udara
- 2014 Jangkauan Roket Buatan Lapan Lebih 400 Km
- Super Hornet Back on Agenda
- Turki Tawarkan Produksi Tank
- U.S. Delta IV rocket with secret satellite blasts off
- Russia's second 5G-fighter to fly before yearend1 ...
- Smith Confident of Fighter Jets Delivery
- Pembelian Kapal Selam Harus Satu Paket
- SAF Conducts HIMARS Live-Firing Exercise in the US
- Pakistan Borong Radar dan Rudal Untuk JF-17 Thunder
- Pentagon Akui Insiden Internet China
- Pentagon Akui Insiden Internet China
- Insiden Internet China Bahayakan Pentagon?
- EMB-314 Super Tucano, Pengganti Si Kuda Liar (III)
- Russia, India 'likely' to sign 5G fighter contract...
- Amerika Desak Pakistan Ijinkan Eskalasi Operasi Pe...
- NATO: Target Penarikan Pasukan dari Afghan Realistis
- Perang Afghanistan Picu Perpecahan NATO
- Modernisasi Kompleks Senjata Nuklir
- Ahmadinejad: NATO Tidak Berarti Bagi Kami!!!
- Presiden Rusia: Jangan Halangi Program Nuklir Iran !
-
▼
November
(354)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK