illustrasi
HANOI, SENIN - Pemerintah Amerika Serikat menyerukan semua pihak bersengketa agar lebih mengutamakan pendekatan internasional dan multilateral dalam upaya mencari penyelesaian atas sengketa rebutan wilayah, seperti kerap terjadi belakangan ini di kawasan Asia Timur.
Seruan itu dilontarkan Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Senin (11/10), saat berbicara di depan pejabat militer dan mahasiswa di Vietnam National University, Hanoi, Vietnam, menjelang Pertemuan Puncak Pertahanan Asia-Pasifik.
Pernyataan Gates disampaikan beberapa jam menjelang pertemuannya dengan Menteri Pertahanan China Jenderal Liang Guanglie dan diyakini pula mengarah ke sikap China yang selama ini lebih memilih penyelesaian sengketa secara bilateral, seperti dalam persoalan di perairan Laut China Selatan dan Laut China Timur. China juga menolak campur tangan asing, terutama AS.
Hubungan militer AS-China dalam setahun terakhir memang menegang menyusul kebijakan AS menjual persenjataannya kepada Taiwan senilai enam juta dollar AS. Hal itu dinilai China sebagai sikap AS yang tak menghormati kebijakan ”Satu China” (One China Policy). Sejumlah senjata yang dijual AS adalah helikopter Blackhawk, peluru kendali Patriot, dan kapal-kapal perang pemburu ranjau.
”Saat ini kita semua melihat upaya penuntasan sengketa, yang sepenuhnya mengandalkan pembicaraan bilateral secara eksklusif, sudah tidak lagi mencukupi. Sekarang kita lebih membutuhkan adanya institusi multilateral, yang juga mampu menyelesaikan persoalan sekaligus menghadapi berbagai tantangan keamanan penting di kawasan. Berbagai persoalan yang terjadi di Asia, termasuk soal sengketa wilayah, dapat dengan sangat baik diselesaikan melalui sebuah kerja sama multilateral yang kuat,” ujar Gates.
Kekhawatiran AS itu dapat dipahami mengingat mereka memang menilai China belakangan semakin ”agresif”, terutama dengan ”berinvestasi” secara besar-besaran dalam kekuatan maritim. Maret lalu China mengumumkan belanja pertahanannya tahun ini mencapai 79,6 miliar dollar AS. Namun, AS mencurigai angka sebenarnya bisa dua kali lipat dari angka itu.
Tolak keinginan ASEAN
Dalam kasus klaim China atas kawasan kepulauan kaya kandungan sumber daya alam di Laut China Selatan, Negeri Tirai Bambu itu menegaskan posisinya yang hanya mau melakukan pembicaraan bilateral dengan satu per satu negara ASEAN yang terlibat dalam sengketa itu. China juga menolak keinginan negara-negara ASEAN untuk bernegosiasi dan menyusun ”kode etik regional” yang nantinya akan dipatuhi bersama dalam menyelesaikan setiap sengketa.
Lebih lanjut China diyakini bersikap lebih melunak. Hal itu ditandai dengan undangan Liang terhadap Gates, yang sebelumnya juga didahului dengan undangan pertemuan informal serupa ke Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa di sebuah kedai kopi hotel, membahas hubungan kedua negara.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan China, Guan Youfei, dalam pertemuannya dengan Gates, Liang menekankan pentingnya hubungan militer China-AS.
Selain itu, Liang juga memperingatkan AS soal kebijakan penjualan senjatanya kepada Taiwan, yang dinilai Liang masih akan menjadi duri dalam hubungan China-AS. Namun, Liang mengundang Gates melawat ke China.
Dalam pertemuan itu keduanya tidak membahas masalah sengketa teritorial maritim di Laut China Selatan.
Sumber: KOMPAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2010
(1649)
-
▼
October
(276)
- Jabatan Ketua ASEAN Harus Jadi Posisi Tawar Indonesia
- Staf Khusus Bantah Pemerintah Lamban Atasi Bencana
- ST Marine Pamerkan Konsep LHD
- RI-Singapura Rayakan 30 Tahun Kerja Sama Angkatan ...
- Negosiasi Secangkir Kava di Sirec
- Mematangkan Perencanaan Menuju Pertahanan yang Tan...
- Inggris, Prancis di Ambang Kemitraan Pertahanan Am...
- Frigate Baru AL India Akan Tembakan BrahMos
- Polri dan PDRM Selidiki Abu Sayyaf
- Indonesia Butuh Armada Pesawat Ampibi
- Indonesia Harapkan Rusia Dorong Perundingan Enam P...
- Presiden Persilakan Negara Sahabat Bantu Rekonstru...
- Presiden Persilakan Negara Sahabat Bantu Rekonstru...
- Obama Datang, TNI Siapkan Tentara Terbaik
- Presiden: Rencana Utama Keterhubungan Nasional Sel...
- 2 KRI Pengangkut Bantuan Tiba di Mentawai
- Anggota Kopassus Belajar HAM
- TNI Bangun MCK Bagi Pengungsi Merapi
- TNI AU Kirim Helikopter ke Mentawai
- Pengamat Rusia : Yak-130 bisa menang tender Untuk ...
- Pidato Obama di Indonesia soal Islam dan Demokrasi
- Indonesia Resmi Ketua ASEAN
- Indonesia Ingin Ekspor Senjata ke Vietnam
- Indonesia Macan Asia …? Pada Kompas, Sabtu 2 Agust...
- Dampak Militerisme Jepang Dibahas di Jakarta
- Danjen Kopassus: Video Kekerasan Harus Jadi Pelajaran
- Indonesia Usulkan Integrasi Kerjasama ASEAN-PBB
- Pasukan Korut Tembak Pos Militer Korsel
- TNI Siagakan Empat KRI untuk Mentawai
- KASAD: Tiga Batalyon TNI AD Dikerahkan ke Lokasi B...
- TNI AD Kembali Jawara AARM 2010
- Singapore Takes Part in Exercise Bersama Padu 2010
- 400 Marinir Berangkat ke Wasior
- Rusia Uji Coba Tiga Rudal Strategis
- KRI Soeharso Tetap Bertolak ke Wasior
- Bom Nuklir Kini Tak Butuh Misil, Cukup Taruh di Ka...
- Medvedev dan Obama Akan Bertemu di Jepang
- NATO, Antara Gitar, Google, dan Senjata
- Militer Korsel Siaga Penuh
- Ambisi Nuklir Burma Bahayakan Wilayah ASEAN, Terma...
- Peneliti CSIS: Bom Nuklir Tak Berguna, Cuma Untuk ...
- Perbatasan Malaysia Tak Ingin Indonesia Tumbuh
- Norwegia tawarkan 4 Hercules seharga US$ 66 juta ...
- TNI Kerahkan 6 Kapal dan 2 Hercules untuk Bantu Ko...
- Sistem Pertahanan Rudal AS Dipindah ke Turki
- Russia, India to begin design of 5G-fighter in Dec...
- Kepolisian Malaysia Tangkap Militan Aceh
- Daya Tempur Udara Masih Butuh Kerja Keras
- Sukhoi TNI AU Mempunyai Kemampuan Diatas Negara Te...
- TNI AD Kerahkan Dua Batalyon di Mentawai
- Awasi Perairan Yang Disengketakan, China Perkuat A...
- TNI AL Kirim Bantuan Korban Gempa Mentawai
- KRI Dewaruci Pererat Hubungan TNI-AL Dengan India
- KRI Soeharso Batal ke Wasior Menuju Mentawai
- TNI-AU Perlu 10 Skuadron
- China Merambah Timor Leste, Australia Iri
- Rusia Inginkan Kesamaan Dalam Perisai Rudal NATO
- Indonesia Layak Masuk Kelompok BRIC
- RI-Vietnam Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan
- Dialihkan ke Mentawai, KRI Soeharso Batal ke Wasior
- KSAD Korea Selatan Temui Panglima TNI
- No title
- Pesawat Tanpa Awak Pantau Perbatasan
- TNI AL Awasi Laut China Selatan dan Natuna
- Lima Kapal Penghancur Koarmabar Siaga di Perbatas...
- RSF Kecam Kebijakan AS Tekan Wikileaks
- Satuan Kapal Cepat Perkuat Koarmabar
- Publikasi Wikileaks ancam pasukan AS
- Salut! Pelajar Indonesia Kembali Ukir Prestasi Int...
- Litbang TNI AU Ujicoba Payung Udara Barang
- Presiden Meminta Kementerian dan Lembaga Negara La...
- Polisi Sita 6.980 Detonator dari WN Malaysia
- Athan Australia Kunjungi Lanud Adisutjipto
- Analis : Meningkatnya Alutsista Indonesia
- Kemhan Ingin Bangun Alutsista Multipurpose Untuk D...
- Menteri Harus Dukung Modernisasi Alutsista
- "Bapak Presiden Mengatakan `Court Marshall"
- KRI Karang Unarang-985 Akhiri Pengabdian
- KODE NUKLIR Salah Pencet, Hancur Dunia!
- INDOBATT PERINGATI HUT KOMANDO PASKHAS TNI ANGKATA...
- Kenapa Israel Diam Ketika US Menjual Alutsista Ke ...
- PM Malaysia Tentang Debat Ras "Destruktif"
- Korea Selatan Target Ekspor Alutsista
- AS: Iran Inginkan Bank di Negara Muslim Untuk Hind...
- Pangdam Ingatkan Kemungkinan Skenario Asing di Ind...
- Para Analisis India Menyarankan Pembelian F-35
- RI Siapkan 120 Hektar Lahan untuk Kerjasama Perkap...
- ASEAN Perlu Waspadai Prediksi Perang Pasifik II
- Indonesia Harus Miliki "Blue Water Navy"
- Sistem Pemantau Nusantara
- IAEA Akui Kesiapan Indonesia Bangun PLTN
- KRI Teluk Amboina-503 Angkut Pasukan ke Merauke
- China Tawarkan RI Bekerjasama di Bidang Pertahanan
- Indonesia set to continue buying arms from Russia
- Indonesia Melanjutkan Pembelian Alutsista Dari Rusia
- Tambah Anggaran Alutsista Rp 50 Triliun, Pemerinta...
- US buys Russian helicopters for Afghanistan
- Menhan Serahkan 3 Heli ke TNI AD
- Inggris Pertahankan Program Nuklir Trident
- Patroli Terkoordinasi ke-16 India–Indonesia 20 Okt...
-
▼
October
(276)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK