Yogyakarta (ANTARA News) - Permasalahan bilateral antara Indonesia dan Malaysia sebaiknya diselesaikan melalui "ukhuwah" (persaudaraan) Islamiyah, karena kedua negara berpenduduk mayoritas Islam, kata pakar ilmu agama Islam dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Nur Kholis.
"Indonesia dan Malaysia tidak hanya saudara serumpun, tetapi juga saudara sesama Muslim. Oleh karena itu, penyelesaian masalah di antara kedua negara harus mengedepankan persaudaraan," katanya pada seminar hubungan Indonesia-Malaysia diUniversitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia yang dibingkai nilai "ukhuwah" Islamiyah akan mempererat persaudaraan, kerja sama, dan menghindari konflik.
"Penduduk kedua negara yang mayoritas memeluk agama Islam adalah modal untuk meredam adanya konflik dan perbedaan," katanya.
Selain itu, badan dan organisasi Islam di kedua negara juga harus sering menjalin silaturahmi yang mengedepankan kepentingan umat dalam hubungan Indonesia dan Malaysia.
Sementara pakar hukum internasional dari UII Jawahir Thontowi mengatakan hubungan harmonis Indonesia dan Malaysia mutlak diperlukan karena ketertiban dan perdamaian di Asia Tenggara sangat tergantung pada hubungan baik kedua negara itu. (*)
ANTARA
sumber foto klik disni
Indonesia-Malaysia, Jangan Mau Diadudomba Agustus 27, 2010
Posted by ciptabiru in Umum.trackback
Hari ini, pas asik ngaskus nemu artikel menarik tentang perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia. Data yang disodorkan berasal dari CIA Fact Book dan Global Fire Power serta Nation Master yang emang konsentrasi mengamati perkembangan kekuatan militer negara-negara di dunia.
Dari peringkat negara-negara dengan kekuatan militer terbesar dunia, Indonesia menyisipkan namanya di nomor 14. Untuk armada tempur darat indonesia ada di urutan (12), armada laut (no. 12 terbesar di dunia) dan armada udaranya ada di urutan 19. Pun demikian dengan anggaran militernya yang berada di urutan 29 setelah Thailand.
Postingan itu membandingkannya dengan kekuatan tempur Malaysia yang hanya sedikit tercatat di situs-situs itu. Karena itu banyak komentar yang kemudian merasa bangga sekaligus optimis jika seandainya terjadi perang, maka kemungkinan besar Indonesia yang menang. Itu belum dihitung dengan kekuatan jumlah penduduk dan pasukan pendukung dari masyarakat yang bisa dipanggil sewaktu-waktu.
Well, tapi bukan itu yang ingin saya bahas. Saya justru prihatin dengan pemberitaan yang berkembang akhir-akhir ini. Dimana media dua negara jiran ini malah seolah saling membakar nasionalisme kedua negara untuk mengobarkan perang.
OK. Saya tidak akan menutup mata dengan ‘kesewenang-wenangan’ oknum warga Malaysia terhadap penduduk kita yang bekerja di sektor non formal di sana. Tapi bukankah hal seperti ini juga terjadi di dalam negeri kita sendiri. Dimana seorang pembantu seringkali diperlakukan seenak wudelnya sendiri oleh majikannya.
Masalah pelanggaran perbatasan juga kerap kali menjadi berita besar. Tapi saya kok haqqul yakin, kalo masalah ini sebenarnya memang ada yang memainkan. Ada orang dan pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia bersekutu dengan Malaysia yang merupakan negara Islam.
Dari sejarahnya, dua negara ini memang sempat terlibat sebegitu banyak perselisihan. Mulai dari perebutan pulau sipadan ligitan, klaim seni tradisional, barang seni sampai masalah TKI. Celakanya, issue-issue ini malah dikobarkan oleh orang-orang yang tak senang pada persaudaraan Islam. Mereka mengambil untung dari ributnya Indonesia-Malaysia.
Percayalah, perang tak akan memberikan keuntungan bagi rakyat kecil. Siapa yang akan menderita jika bom meledak di dekat rumah kita? Siapa yang akan menangis jika kakak, adik, mak cik, pakcik meregang nyawa ditembus peluru panas? Dan kemudian, siapa yang akan tertawa setelah semuanya hancur luluh dan lantak?
Bukan kita. Tapi mereka. Ya. Mereka yang memang ingin Islam ini hancur dan terpecah belah. Mereka yang memang ingin mendirikan tiang pancang penderitaan di negeri ini dan negeri jiran. Mereka yang ingin mengibarkan bendera bintang david yang akan tertawa terakhir kali.
Sadarlah akhi dan ukhti sekalian di pucuk pimpinan sana. Kalian adalah qiyadah-qiyadah yang dipercaya oleh 200 juta rakyat lebih. Jangan salahgunakan kepercayaan kami untuk saling membunuh dengan saudara sesama muslim. Lihat siapa musuh sesungguhnya dari kita semua.
Ya. Mereka-mereka itu. Yang menghujani gaza dengan bom fosfor. Yang merenggut kebahagiaan keluarga saudara-saudara kita di Palestina. Yang menceraikan paksa sebuah keluarga. Yang dengan buas membantai para anggota misi kemanusiaan Marvi marmara. Merekalah yang harus kita hancurkan. Merekalah yang harus kita musnahkan dari muka bumi.
Wahai saudara-saudaraku di Indonesia dan Malaysia, mari bergandeng tangan. Kuatkan ukhuwah. Jangan tergoda pada nasionalisme sempit. Nasionalisme kita adalah pada negara yang menjunjung tinggi syariat Islam. Negara yang tak terbelenggu oleh sekat laut dan daratan. Negara yang tak terpisah oleh perbedaan agama dan kepercayaan. Negara yang kita rindukan bersama.
Sumber gambar tertulis di dalam gambar
sumber: http://ciptabiru.wordpress.com/2010/08/27/indonesia-malaysia-jangan-mau-diadudomba/
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK