Pages

Thursday, September 13, 2012

Kontrak Leopard dan Marder Dirampungkan September, Hibah C-130 Dimatangkan


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (12/9) menerima kunjungan AIRCDRE Ian Scott dari Australia di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan kelanjutan rencana proses hibah dan pengadaan Pesawat C-130. Pada pertemuan ini, Sekjen menjelaskan proses penganggarannya yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan DPR. Saat menerima tamunya, Sekjen Kemhan didampingi oleh Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. (Foto: DMC)

12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.

Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.

Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.

Sumber: DMC/ARC

Kontrak Leopard dan Marder Dirampungkan September, Hibah C-130 Dimatangkan


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (12/9) menerima kunjungan AIRCDRE Ian Scott dari Australia di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan kelanjutan rencana proses hibah dan pengadaan Pesawat C-130. Pada pertemuan ini, Sekjen menjelaskan proses penganggarannya yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan DPR. Saat menerima tamunya, Sekjen Kemhan didampingi oleh Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. (Foto: DMC)

12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.

Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.

Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.

Sumber: DMC/ARC

Kontrak Leopard dan Marder Dirampungkan September, Hibah C-130 Dimatangkan


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (12/9) menerima kunjungan AIRCDRE Ian Scott dari Australia di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan kelanjutan rencana proses hibah dan pengadaan Pesawat C-130. Pada pertemuan ini, Sekjen menjelaskan proses penganggarannya yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan DPR. Saat menerima tamunya, Sekjen Kemhan didampingi oleh Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. (Foto: DMC)

12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.

Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.

Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.

Sumber: DMC/ARC

Wednesday, September 12, 2012

Kasus Sengketa Laut China Selatan - TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna


JAKARTA – Eskalasi konflik yang meningkat di kawasan Laut China Selatan disikapi dingin Tentara Nasional Indonesia (TNI).TNI belum berencana untuk memperkuat pertahanan di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah sengketa tersebut,yakni di Kepulauan Natuna, sebagai langkah antisipasi adanya dampak konflik.


Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengungkapkan, sejauh ini TNI masih mengandalkan kekuatan militer yang sudah ada di Kepulauan Natuna. “Sampai sekarang kita belum ada kajian ke sana (pemekaran),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Indonesia Mengukir Sejarah Selam Dunia di Jakarta, Senin (10/9) malam.

Kekuatan militer TNI di wilayah tersebut sebenarnya terbilang minim, karena hingga sekarang pangkalan yang ada di sana hanya Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara. Adapun untuk TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sejauh ini berada di bawah komando kodim setempat.“Kita tidak ada perubahan.Lanal tetap tidak ada pemekaran dan sebagainya, ”bebernya.

Meski demikian, Iskandar meyakinkan bahwa kekuatan yang ada saat ini sudah cukup untuk menyikapi perkembangan eskalasi konflik. Menurut dia,TNI memiliki kesiapan untuk mengantisipasi dampak konflik di Laut Cina Selatan terhadap wilayah Indonesia yang berada di seputarannya.

“Kita mempunyai komunikasi dan intelijen yang sangat baik. Pengindraan kita juga sangat baik, sehingga kalau ada sesuatu, kita bisa dengan yang terdekat, misalnya di sana ada Tanjung Pinang, Dumai, dan sebagainya,”katanya Pada awal September lalu, TNI memusatkan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di daerah tersebut.

Sebanyak 2.500 personel TNI terlibat di dalamnya.TNI juga menyertakan 5 KRI, 4 pesawat tempur Hawk, 6 pesawat angkut Hercules C-130, 1 CN235, dan 2 helikopter SA332 pada latihan gabungan tersebut. Meski demikian, TNI menampik bahwa pemilihan lokasi latihan di Natuna ada kaitannya dengan konflik Laut China Selatan ataupun ancaman yang bisa mengganggu stabilitas keamanan nasional.“Ini hanya pilihan yang telah dirancang jauh-jauh hari,” kata Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, pemekaran armada laut bergantung pada strategi pertahanan dan postur. Setiap pengembangan kekuatan selalu berorientasi pada ancaman yang ada. Akan tetapi, lanjut dia,Kementerian Pertahanan selaku pembuat regulasi dan pembuat kebijakan,pemekaran itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Harus dilakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis.

Apalagi dilihat dari segi anggaran,sekarang ini 42% anggaran pertahanan terserap untuk belanja pegawai. Padahal, adanya pemekaran bakal membutuhkan anggaran tidak sedikit, sehingga pemekaran jika dipaksakan dikhawatirkan akan gagal.“Jadi setinggi-tingginya anggaran,kalau itu untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun,” papar Sjafrie.

Lantaran penguatan armada laut dibutuhkan, maka perlu dicarikan solusi. Sjafrie menilai, menanggulangi ancaman tidak harus serta-merta dengan pemekaran kekuatan. Dia menuturkan, mobilitas yang tinggi didukung kualitas alutsista yang canggih bisa menjadi solusi.
 
sumber : SINDO

Menhan : Pengadaan alutsista melalui PT DI Dipastikan Sesuai Jadwal


Senayan - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq berharap kesulitan modal yang dialami PT Dirgantara  Indonesia (DI) untuk membiayai pesanan pesawat dari dalam dan luar negeri sekitar 73 unit dengan modal yang dibutuhkan sekitar Rp 7 triliun secepatnya teratasi.

Selain itu, "Saya berharap kondisi itu tidak lantas menghambat pengerjaan pesanan pesawat untuk TNI karena merupakan bagian dari program modernisasi alutsista," tutur Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/9).

Mahfudz menjelaskan bahwa saat ini setidaknya Kemenhan telah memesan sembilan unit pesawat CN 295 untuk TNI AU dan beberapa unit pesawat bel untuk TNI AD. "Kami berharap, pengerjaan tetap berjalan lancar dan bisa diselesaikan sesuai jadwal," lanjutnya.

Terkait besaran modal yang dibutuhkan PT DI untuk pengerjaan pesanan puluhan pesawat tersebut, menurut Mahfudz, anggaran negara tak akan cukup unruk menyehatkan cash flow perusahaan ini. "Kementerian BUMN diharapkan segera mengusulkan kebijakan taktis guna menyelesaikan kekurangan masalah modal itu," ujar Mahfuz.

Sementara itu, Menhan Purnomo Yusgiyantoro usai menghadiri raker yang membahas revisi UU Veteran RI menyatakan, meski saat ini PT DI kesulitan dalam permodalan, dipastikan tidak sampai mempengarui pengadaan dan penyelesaian pesanan pesawat untuk TNI.

sumber : Jurnal Parlemen

Tuesday, September 11, 2012

Pemerintah berwacana bangun pusat nuklir di Kalbar



Nuclear Reactor. (istimewa)
...uranium di Kalbar."
Berita Terkait
Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah pusat mewacanakan untuk membangun pusat nuklir di Provinsi Kalimantan Barat karena di daerah tersebut ditemukan sumber daya alam uranium yang cukup besar.

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin yang juga ketua Forum Percepatan Pembangunan dan Revitalisasi Kalimantan di Banjarmasin, Senin mengatakan, beberapa waktu lalu dia bersama dengan perwakilan Gubernur wilayah Kalimantan melakukan pertemuan dengan beberapa kementerian antara lain, Kementerian Ekonomi, ESDM dan terkait lainnya.

Salah satu hasil pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah rencana pembangunan pusat pengembangan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan sumber energi lainnya.

"Kalimantan adalah wilayah cukup kaya, bukan hanya tambang batu bara, emas dan lainnya tetapi juga uranium di Kalbar," katanya.

Karena bahan baku utama energi nuklir tersebut banyak di temukan di Kalbar, sehingga diwacanakan untuk mengembangkan energi tersebut untuk pembangunan pemenuhan energi masa depan Kalimantan.

Rencana tersebut, kata dia, juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang kini masih kurang, sehingga pelaksanaan MP3EI serta Permen ESDM tentang larangan bahan baku energi keluar dari Indonesia bisa segera diwujudkan.

"Kami sangat berharap berbagai infrastruktur, jalan, jembatan dan bandara udara, pelabuhan laut dan energi di wilayah Kalimantan bisa diselesaikan pada 2014," katanya.

Tanpa dukungan infrastruktur dan energi yang memadai, tambah dia, pelaksanaan MP3EI dan Permen ESDM tersebut akan sulit untuk direalisasikan.

Apalagi, kata dia, beberapa negara importir tambang seperti Jepang, China, dan beberapa negara lainnya, kini sudah mulai mengurangi permintaan karena ditemukannya gas yang cukup besar di Amerika dan Australia.

Kondisi tersebut, kata dia, dikhawatirkan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah, walaupun kini tambang bukan lagi satu-satunya tumpuan perekonomian Kalsel.

"Kedepan kita akan mengembangkan sektor perekonomian dalam arti luas, selain juga mendorong tumbuhnya investasi terutama industri skala besar," katanya.

Kini, tambah Gubernur, yang sudah siap untuk beroperasi adalah tiga perusahaan bijih besi di Kabupatan Tanah Laut dan Tanah Bumbu, sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan MP3EI. (ANT)
sumber : Antara

Angkatan Udara se-ASEAN latih kemampuan perwira pertama


Emapat pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan Brasil tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta (1/9). Insan-insan perwira pertama pegawak Angkatan Udara negara-negara anggota ASEAN akan ditingkatkan kualitasnya melalui program pendidikan bersama. (ANTARA News.com/Ade P Marboen)
... mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan...
Berita Terkait

Kuala Lumpur (ANTARA News) -  Angkatan Udara negara-negara ASEAN sepakat meningkatkan kemampuan perwira pertama di tingkat kapten berupa pelatihan dan pendidikan tertentu. Tujuannya bisa menjadikan mereka makin profesional sebagai perwira dan membentuk kader-kader yang tangguh. 

Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Kuala Lumpur, Selasa, menyatakan, "Targetnya adalah profesionalisme pada Angkatan Udara." Dia salah satu peserta kunci The 9th Asean Air Chiefs Conference yang digelar di negara itu.


Dikatakan dia, melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk para staf junior itu, maka mereka sudah saling mengenal sejak awal, sehingga mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan terutama dengan sesama negara ASEAN.


Dalam pertemuan AACC itu juga dibicarakan mengenai bahasa yang akan digunakan dalam pendidikan dan pelatihan tersebut, apakah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu ataupun Inggris. "Mengenai penggunaan bahasa masih belum ada kesimpulan mana yang dipergunakan," katanya.


Saat ini sedang dirumuskan sejumlah inisiatif yang bisa dilaksanakan antar sesama angkatan udara anggota Asean. "Bila sudah terbentuk maka tahun berikutnya akan direalisasikan," kata dia.


Pendidikan ataupun pelatihan nantinya seperti pelatihan managemen, penggunaan peralatan seperti pesawat C-130 Hercules, NAS-332 Super Puma, dan lain-lain yang dipakai sesama anggota ASEAN
 
sumber : Antara

BERITA POLULER