Pages

Thursday, April 19, 2012

Negeri Jiran Beli Rudal Udara-ke- Udara Rusia



19 April 2012, Kuala Lumpur: Rusia dan Malaysia meneken kontrak pembelian rudal udara-ke-udara RVV-AE senilai 35 juta dolar untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), diumumkan Wakil Direktur Rosoboronexport Nikolai Dimidyuk, Kamis (19/2).

Penandatangan kontrak dilakukan di Defense Services Asia-2012 yang sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Rusia akan mengirimkan batch pertama rudal akhir 2012,” ucap Dimidyuk.

TUDM mengoperasikan 16 jet tempur MiG-29N Fulcrum dan 18 Su-30MKM Flanker.

Rudal jarak menengah R-77 RVV-AE (AA-12 Adder) sekelas dengan rudal buatan Amerika Serikat AIM-120 AMRAAM.

Malaysia juga diberitakan akan membeli sistem rudal anti-tank Kornet, rudal anti-pesawat Igla dan kapal patroli.

Wakil Pimpinan Rosoboronexport Viktor Komardin mengatakan Rusia siap menjual lisensi pembangunan kapal rudal kelas Molniya dan kapal patroli kelas Mirazh ke Malaysia.

Sumber: RIA Novosti

PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun

Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia (PT
DI) akhirnya menandatangani kerja sama
dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama
senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun)
itu diharapkan membuat PT DI lebih
kompetitif dalam industri pesawat terbang.
“Bentuk kerja samanya business to
business. Pemerintah hanya regulator,” kata
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
usai penandatanganan kontrak kerja sama
kedua perusahaan di Halim
Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menhan mendukung kerja sama ini karena
selama ini kerja sama yang dilakukan
dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas
kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso
menjelaskan, melalui kerja sama dengan
Airbus Military ini PT DI akan mendapat
fasilitas up-grading assembling dan fasilitas
pembuatan komponen pesawat, baik untuk
pesawat milik Airbus Military, maupun
pesawat lainnya.
“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di
bidang komponen pesawat aerocraft,” kata
Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan
final assembling dilakukan di Bandung
dengan mengembangkan metode yang
digunakan PT DI selama ini. PT DI
membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final
assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa
melakukannya hanya dalam waktu enam
minggu.
“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM,
maupun keuangan. Karena modalnya cepat
klembali. Improvement ini kami harap
dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,”
kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua
perusahaan tengah mempersiapkan Pusat
Pengiriman CN295 di Bandung untuk
pesawat CN295 yang telah dibeli oleh
Kementerian Pertahanan Indonesia.

sumber jurnas

BAE System Tawarkan Peremajaan Pesawat Hawk TNI AU

BAE System Tawarkan Peremajaan
Pesawat Hawk TNI AU
Hawk 100 milik TNI AU (Foto:
notadriano@kaskus)
LONDON - Surat kabar Inggris "The Times"
melaporkan Indonesia secara informal
melobi Inggris mengenai kemungkinan
pembelian 24 unit pesawat jet multi-tempur
Eurofighter Typhoon. Penjualan itu, bila
terlaksana, akan bernilai sekitar £5 miliar
atau hampir Rp71 triliun.
Secara terpisah, perusahaan peralatan
militer Inggris, BAE Systems, juga
menawarkan untuk meremajakan jet
tempur Hawk 100/200 yang dimiliki
Indonesia. Dihubungi secara terpisah
Kepala Biro Humas Kementerian
Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio,
membenarkan adanya pembicaraan
mengenai peremajaan pesawat Hawk,
namun beliau membantah ada rencana
pembelian jet tempur Typhoon.
“TNI AU juga sedang mengkaji heli dari
Eurocopter. Tetapi masih harus dievaluasi
untuk dibahas di tingkat TNI AU, belum
dibahas di kementrian (pertahanan),” kata
Wayan Midhio.
Saat ini Indonesia masih mengoperasikan
peralatan tempur dari Inggris, termasuk
diantaranya pesawat latih lanjut Hawk dan
tank Scorpion.
Sebelumnya pemerintah Inggris di bawah
Partai Buruh pada tahun 1999 pernah
melarang penjualan peralatan pertahanan
atas dugaan untuk penyerangan warga sipil
di Timor Timur, Papua dan Aceh. Pada
tahun yang sama Kongres Amerika
menerapkan pelarangan penjualan senjata
kepada Indonesia atas alasan serupa, yang
baru dicabut secara resmi tahun 2010 lalu.
Sumber : POSKOTANEWS.COM

Komisi 1 DPR Tertarik Pada Produk Industri Persenjataan Ceko

CEKO - Delegasi Komisi 1 DPR RI
mengunjungi beberapa pabrikan senjata
Ceko, diantaranya: MPI Excallibur yang
memproduksi senjata artileri dan tank,
perusahaan radar Eldis yang produknya
digunakan beberapa bandara di Indonesia,
serta perusahaan senjata dan amunisi.
"Banyak alternatif alutsista dengan kualitas
dan harga bersaing bagi modernisasi TNI,"
kata Ketua Delegasi Agus Kartasasmita.
Selain itu, delegasi Komisi 1 meminta Ceko
memperhitungkan Indonesia dalam ekspor
strategis Ceko dan mengharapkan
dukungan terhadap upaya Indonesia
dicabut dari daftar negara yang wajib
memperoleh visa untuk masuk negara-
negara Eropa yang menggunakan visa
Schengen.
Delegasi juga berdialog dengan mahasiswa,
masyarakat dan diaspora Indonesia yang
tinggal di Ceko. "Perwakilan mahasiswa
yang pada awalnya mengkritik studi
banding tersebut akhirnya mengakui
pentingnya kunjungan Komisi 1 ke Ceko
dan mengapresiasi atas kinerja dan hasil-
hasil yang di capai selama kunjungan," kata
sekretaris Ketiga Ekonomi dan Penerangan
KBRI Praha Arif Sulaksono kepada Kompas.
Sumber : KOMPAS

Wednesday, April 18, 2012

Malaysia in Talks with Russia on SAM, AT Missiles, Gunboats


17 April 2012

Kornet E anti tank missile (photo : network54)

Malaysia is close to a contract with Russia on the delivery of Kornet anti-tank missile systems, Igla portable anti-aircraft missiles and is also negotiating a deal on Russian guided missile and patrol boats, Russian state-controlled arms exporter Rosoboronexport said on Tuesday.

Rosoboronexport deputy chief Viktor Komardin said Russia is ready to sell Malaysia a license to build Molniya-class guided missile boats and Mirazh-class patrol boats.

Igla SAM is currently operated by ATM (photo : green n black screen)
“Malaysia is interested in our Molniya and Mirazh boats,” he said.

“This refers to their construction under license at local shipyards as shipbuilding in Malaysia is well developed.”

Penerbal Jajaki Heli Anti Kapal Selam


 










BANDUNG - Komandan Pusat Penerbang TNI AL (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam, Kaman SH-2G Super Seasprite, yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.

"Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa (17/4).

Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.

Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.

"Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.

Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.

"Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.


Tambahan Tiga Heli NBell-412EP


Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.


NBell-412 (Foto: Armyrecognition.com)

"Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.

Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Airbus Military Tawarkan Pesawat ke Indonesia


A400M mendarat di landasan kasar. (Foto: Airbus Military)

18 April 2012, Jakarta: Airbus Military, anak perusahaan Airbus, menawarkan pesawat transportasi militer A400M ke Indonesia. Pesawat ini diklaim merupakan pesawat angkut multifungsi dan cocok dengan karakteristik wilayah Indonesia. "Pesawat ini dirancang untuk menjawab kebutuhan angkutan udara strategis," kata Raul Tena, A400M Market Development Manager, Airbus Military, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 18 April 2012.

A400M diklaim mampu menjalankan misi taktis jarak pendek dan dianggap ideal untuk memenuhi kebutuhan militer, kemanusiaan, dan misi sipil. Dengan lebar 4 meter dan tinggi 3,85 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar. Misalnya, helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infantri Stryker.

Raul menyatakan A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. "Pesawat ini juga dapat memuat mesin pengeruk atau mobile cranes yang dibutuhkan saat bencana alam," kata dia.

Pesawat ini, menurut Raul, cocok dengan geografi Indonesia yang terdiri banyak pulau. Pesawat ini memiliki 12 roda dan dirancang untuk bekerja di bebatuan, kerikil dan pasir. A400M juga bisa terbang dan mendarat di landasan pacu pendek, lembut atau kasar, sesuai standar CBR6 sehingga juga bisa digunakan untuk misi kemanusiaan.

A400M dirancang agar bisa terbang dengan kecepatan rendah. Hal ini bertujuan agar pesawat ini bisa menurunkan muatan kargo dari ketinggian rendah. Proses bongkar muat bisa berlangsung cepat karena tidak memerlukan peralatan khusus.

Menurut Raul, A400 didesain mampu terbang hingga 4700 mil laut dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki dan kecepatan hingga Mach 0,72. Kemampuan ini setara dengan pesawat angkut bertenaga jet. Dengan kemampuan ini, A400M dinilai bisa menjadi tanker ideal untuk mengisi ulang pesawat jet militer pada kecepatan 300 knot indicate air speed di ketinggian 25.000 kaki. Namun, pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar saat terbang dengan kecepatan rendah.

Raul menjelaskan, perawatan pesawat A400M sangat mudah karena menggunakan teknologi baru yang terkomputerisasi. Pesawat ini membutuhkan waktu 84 hari perawatan terjadwal dalam 12 tahun. "Kami juga menyediakan pelatihan kepada konsumen," kata dia. Hingga hari ini, A400M sudah terjual sebanyak 1.000 unit di 65 negara dan 135 operator penerbangan. Pesawat yang terbang sejak Desember 2009 sudah menempuh lebih dari 4 juta jam penerbangan.

Sumber: TEMPO

BERITA POLULER