Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, yang menghadapi kekuatan China --yang meningkat, mengharapkan akan menggelar beberapa kapal perang di Singapura dan mungkin meningkatkan penggelaran di Filipina dan Thailand, kata seorang perwira angkatan laut.
Amerika Serikat berikrar akan mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, tempat terjadinya ketegangan yang meningkat menyangkut sengketa wilayah antara Beijing dan negara-negara Asia Tenggara.
Dalam satu artikel ilmiah yang meramalkan bentuk Angkatan Laut AS pada tahun 2025, Laksamana Jonathan Greenert, kepala operasi angkatan laut menulis bahwa "kita akan menempatkan beberapa kapal perang terbaru di daerah pesisir Singapura".
Greenert mengatakan AS juga akan meningkatkan penggelaran secara berkala pesawat seperti Poseidon P-8A -- yang dikembangkan untuk melacak kapal selam -- ke sekutu-sekutu perjanjian regional, Filipina dan Thailand.
Angkatan Laut akan memerlukan pendekatan yang inovatif untuk mendorong dunia menangani kecemasan yang meningkat tentang kebebasan pelayaran sementara harus bijaksana menyangkut sumber-sumber daya kita," katanya dalam tulisan edisi Desember US Naval Institute`s Proceedings.
"Karena kita mungkin tidak dapat mendukung terus biaya diplomatik dan keuangan bagi pangkalan-pangkalan penting baru di luar negeri, armada tahun 2025 akan mengandalkan lebih banyak pada pelabuhan-pelabuhan tuan rumah dan fasilitas-fasilitas lain di mana kapal-kapal, pesawat dan awak dapat mengisi bahan bakar,istirahat,pasokan ulang dan memperbaiki saat kapal dan pesawati ketika digelar," katanya dalam tulisan itu.
Perwira angkatan laut itu tidak secara langsung menyebut China,sebagai bagian dari kebijakan yang biasa dilakukan oleh pemerintah Presiden Barack Obama dalam usaha secara terbuka bagi satu hubungan yang kooperatif dengan negara Asia yang ekonominya berkembang pesat itu.
Tetapi AS menyatakan kecemasannya pada China. Obama bulan lalu mengumumkan bahwa AS akan menggelar 2.500 Marinir di kota Darwin Australia utara pada tahun 2016-2017, satu tindakan yang dikecam Beijing.
AS juga menggelar 70.000 tentara di Jepang dan Korea Selatan dibawah aliansi-alinsi yang telah lama ada dan memberikan bantuan kepada Filipina yang meluncurkan kapal perang terbarunya ,Rabu.
Singapura juga mitra lama AS. Militer AS telah mengoperasikan satu pos kecil di negara kota itu yang membantu logistik dan pelatihan bagi pasukan di negara Asia Tenggara itu.
Dalam tulisan itu,Greenert menyebut monarki Teluk Bahrain sebagai model. Armada ke-V AS digelar di pulau kecil yang terletak dekat Afghanistan,Irak dan Iran itu.
"Pada tahun 2025 Angkatan Laut akan beroperasi dari lebih banyak negara mitra seperti Bahrain untuk dapat mempertahankan kebijakan kita di seluruh dunia," katanya dalam tulisan itu.
AS mengeluarkan dana sekitar 700 miliar dolar untuk militernya tahun lalu,jauh lebih banyak dari negara lain, dan banyak anggota Kongres setuju memotong anggaran itu karena operasi-operasi di Irak dan Afghanistan menurun.
Pemerintah Obama mengidentifikasi Asia-- yang ekonominya berkembang cepat dan dengan peraturan keamanan yang masih berkembang -- sebagai prioritas utama bagi AS.
Obama, Menlu Hillary Clinton dan Menteri Pertahanan Leon Panetta semuanya mengunjugi Asia dalam bulan-bulan belakangan ini untuk memperkuat pesan bahwa AS tidak akan meninggalkan wilayah itu walaupun ekonmi dalam negeri mengalami krisis.
China membangun kapal induk pertamanya, yang telah melakukan dua kali uji coba tahun ini. Kapal yang panjangnya 300 meter itu adalah bekas kapal induk Sovyet yang telah diperbarui.
sumber Antara
Amerika Serikat berikrar akan mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, tempat terjadinya ketegangan yang meningkat menyangkut sengketa wilayah antara Beijing dan negara-negara Asia Tenggara.
Dalam satu artikel ilmiah yang meramalkan bentuk Angkatan Laut AS pada tahun 2025, Laksamana Jonathan Greenert, kepala operasi angkatan laut menulis bahwa "kita akan menempatkan beberapa kapal perang terbaru di daerah pesisir Singapura".
Greenert mengatakan AS juga akan meningkatkan penggelaran secara berkala pesawat seperti Poseidon P-8A -- yang dikembangkan untuk melacak kapal selam -- ke sekutu-sekutu perjanjian regional, Filipina dan Thailand.
Angkatan Laut akan memerlukan pendekatan yang inovatif untuk mendorong dunia menangani kecemasan yang meningkat tentang kebebasan pelayaran sementara harus bijaksana menyangkut sumber-sumber daya kita," katanya dalam tulisan edisi Desember US Naval Institute`s Proceedings.
"Karena kita mungkin tidak dapat mendukung terus biaya diplomatik dan keuangan bagi pangkalan-pangkalan penting baru di luar negeri, armada tahun 2025 akan mengandalkan lebih banyak pada pelabuhan-pelabuhan tuan rumah dan fasilitas-fasilitas lain di mana kapal-kapal, pesawat dan awak dapat mengisi bahan bakar,istirahat,pasokan ulang dan memperbaiki saat kapal dan pesawati ketika digelar," katanya dalam tulisan itu.
Perwira angkatan laut itu tidak secara langsung menyebut China,sebagai bagian dari kebijakan yang biasa dilakukan oleh pemerintah Presiden Barack Obama dalam usaha secara terbuka bagi satu hubungan yang kooperatif dengan negara Asia yang ekonominya berkembang pesat itu.
Tetapi AS menyatakan kecemasannya pada China. Obama bulan lalu mengumumkan bahwa AS akan menggelar 2.500 Marinir di kota Darwin Australia utara pada tahun 2016-2017, satu tindakan yang dikecam Beijing.
AS juga menggelar 70.000 tentara di Jepang dan Korea Selatan dibawah aliansi-alinsi yang telah lama ada dan memberikan bantuan kepada Filipina yang meluncurkan kapal perang terbarunya ,Rabu.
Singapura juga mitra lama AS. Militer AS telah mengoperasikan satu pos kecil di negara kota itu yang membantu logistik dan pelatihan bagi pasukan di negara Asia Tenggara itu.
Dalam tulisan itu,Greenert menyebut monarki Teluk Bahrain sebagai model. Armada ke-V AS digelar di pulau kecil yang terletak dekat Afghanistan,Irak dan Iran itu.
"Pada tahun 2025 Angkatan Laut akan beroperasi dari lebih banyak negara mitra seperti Bahrain untuk dapat mempertahankan kebijakan kita di seluruh dunia," katanya dalam tulisan itu.
AS mengeluarkan dana sekitar 700 miliar dolar untuk militernya tahun lalu,jauh lebih banyak dari negara lain, dan banyak anggota Kongres setuju memotong anggaran itu karena operasi-operasi di Irak dan Afghanistan menurun.
Pemerintah Obama mengidentifikasi Asia-- yang ekonominya berkembang cepat dan dengan peraturan keamanan yang masih berkembang -- sebagai prioritas utama bagi AS.
Obama, Menlu Hillary Clinton dan Menteri Pertahanan Leon Panetta semuanya mengunjugi Asia dalam bulan-bulan belakangan ini untuk memperkuat pesan bahwa AS tidak akan meninggalkan wilayah itu walaupun ekonmi dalam negeri mengalami krisis.
China membangun kapal induk pertamanya, yang telah melakukan dua kali uji coba tahun ini. Kapal yang panjangnya 300 meter itu adalah bekas kapal induk Sovyet yang telah diperbarui.
sumber Antara