Pages

Sunday, January 30, 2011

Russia to continue developing missile defense system

Russia to continue developing missile defense system
12:26 26/01/2011
Russia will go forward with plans to develop its own missile defense system after the ratification of a strategic arms reduction treaty with the United States, Russia's Defense Minister Anatoly Serdyukov said on Wednesday. The upper house of the Russian parliament, the Federation Council, ratified on Wednesday the new arms reduction pact, replacing START 1, which expired in December 2009.
The agreement, signed in Prague last April by Russian President Dmitry Medvedev and U.S. President Barack Obama, slashes the Russian and U.S. nuclear arsenals to a maximum of 1,550 nuclear warheads, down from the current ceiling of 2,200.
"As far as our missile defense system is concerned, we have been developing it and will be further developing it," Serdyukov said at a session of the Federation Council.
Russia is currently in talks with NATO on building a joint missile defense shield in Europe. However, President Medvedev said on Monday that Russia will have to deploy a nuclear missile grouping if no agreement is reached.
Russia and NATO agreed to cooperate in the creation of the European missile defense system in Lisbon in November last year. The parties agreed to formulate terms for missile defense cooperation by June 2011.
Serdyukov also said Russia's armament program for the next 10 years is in compliance with the limit set for the number of strategic missiles and warheads under the new START treaty.
"For the next 10 years we have a program on what amount of missiles will be placed on combat alert, but even then we will not reach the parameters stated in the treaty," he said.
Russia currently has a higher number of nuclear weapons than that permitted by the new treaty, but will scrap large numbers of older weapons and introduce much smaller numbers of new systems.
"The potential we have today is enough to ensure full security of the Russian Federation," Serdyukov said.
MOSCOW, January 26 (RIA Novosti)

 RIA Novosti

Mumpung Mesir Kacau, Israel Menjarah

 Sebuah sumber terpercaya di Mesir menyebutkan detil peristiwa protes rakyat negara ini sekaligus mengkonfirmasikan upaya anasir-anasir Zionis Israel untuk mencuri sejumlah peninggalan bersejarah dan dokumen-dokumen historis Mesir.
Sebuah sumber terpercaya Sabtu sore (29/1) kepada IRNA menyebutkan bahwa anasir-anasir Israel memanfaatkan lemahnya kekuatan pemerintah Mesir untuk menjarah peninggalan dan dokumen bersejarah negara ini.
Sumber ini juga menyebutkan bahwa dalam aksi serangan Amerika dan sekutunya ke Irak, banyak peninggalan bersejarah negara ini yang dijarah oleh tentara pendudukan dan Zionis Israel.
"Kini militer Mesir berusaha mencegah aksi pencurian peninggalan sejarah negaranya dengan membatasi akses ke tiga piramida terkenal Mesir, bahkan mereka telah memblokade piramida-piramida yang terletak di al-Jizah," ungkap sumber terpercaya ini.
Menurut sumber ini, saat ini situasi Mesir sangat kritis dengan tewasnya ratusan korban. Sementara untuk mengontrol kondisi yang ada, Presiden Hosni Mubarak telah mengangkat Jenderal Omar Suleiman, Direktur Dinas Intelijen Mesir sebagai wakilnya.
Ditambahkannya, "Hosni Mubarak dan begitu juga Ahmed Shafiq yang sebelumnya Menteri Penerbangan sebagai Perdana Menteri Mesir. Shafiq diangkat menggantikan Ahmed Nazif yang dibebastugaskan Sabtu malam."
Sumber ini kepada IRNA juga mengatakan bahwa sebagian rumor menyebut Hosni Mubarak telah melarikan diri dari Mesir, tapi sumber-sumber resmi Mesir masih belum mengkonfirmasikan berita ini. (IRIB/SL/MZ)

irib

Mubarak Lengser, Suplai Gas Mesir ke Israel Diputus!

Spekulasi tentang perubahan rezim di Mesir memicu kekhawatiran Tel Aviv mengenai kemungkinan diputusnya pasokan gas dari Mesir ke Israel jika terjadi revolusi di negara Afrika Utara itu. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar Israel Yediot Aharonot, revolusi Islam di Mesir akan menciptakan kekacauan bagi ekonomi Israel. Artikel itu mengatakan aksi protes rakyat baru-baru ini di Mesir belum mempengaruhi pasokan gas ke Israel. Namun Tel Aviv khawatir perubahan rezim di Mesir kemungkinan akan merugikan impor gas.Cadangan gas Israel hanya bertahan hingga 2012.
Jalur pipa gas Mesir-Israel melewati Sinai utara, di mana protes massa sedang berlangsung terhadap Mubarak. Mesir memasok sekitar 40% dari konsumsi gas Israel.
Jika pasokan gas berhenti, pasar Israel kekurangan pasokan gas alam selama hampir satu tahun sampai pengeboran Tamar dimulai pada tahun 2014.
Israel berencana melakukan pengeboran gas di lapangan gas Tamar yang ditemukan di Laut Mediterania pada tahun 2009.
Area gas ini menjadi sumber sengketa antara Israel dan Lebanon. Beirut mengklaim ladang gas tersebut merupakan bagian dari wilayah Lebanon.
Israel dengan bantuan perusahaan-perusahaan energi Amerika Serikat, sedang mencoba untuk mengeksploitasi gas milik Lebanon.

Belum lama ini, korporasi minyak dan gas AS Noble Energy mengumumkan bahwa mereka telah menemukan dua ladang gas alam yang sangat besar, berisi sebanyak 25 triliun kubik gas alam di lepas pantai Mediterania.
Bagian terbesar dari penemuan ini adalah ladang gas Leviathan, yang diyakini mengandung 16 triliun kubik gas alam yang bernilai lebih dari $95 miliar, dan minyak senilai 4,2 miliar barel.(IRIB/PH/MF)

IRIB

Pasukan Komando Israel Masuki Kairo

 Laporan terbaru tentang kondisi di ibukota Mesir, menyebutkan bahwa sejumlah pasukan komando rezim Zionis Israel telah memasuki Kairo untuk menciptakan kekacauan dan mewujukan peluang untuk meneror dan membantai warga Mesir.
Sumber-sumber terpercaya, Ahad (30/1) kepada IRNA mengatakan, dengan pengangkatan Kepala Dinas Intelijen Mesir, Omar Suleiman sebagai Wakil Presiden negara itu, pada dasarnya Presiden Hosni Mubarak telah memberi lampu hijau kepada Israel untuk mengintervensi krisis di negaranya.
Seorang saksi mata dalam kontak telepon kepada wartawan IRNA di Ankara, mengatakan, serangan mencurigakan terhadap pusat-pusat bisnis dan perumahan serta teror atas orang-orang tertentu di Kairo, telah memunculkan kondisi yang tidak jelas. Ditambahkannya, isu ini mulai santer di tengah para demonstran Mesir bahwa anasir-anasir Israel telah menyusup ke tengah warga. Operasi ini bertujuan mengarahkan protes warga ke arah kekerasan dan perang kelompok dan sektarian.
Dilaporkan pula, Mubarak dalam sambungan telepon sepanjang 24 jam lalu dengan para pemimpin Tel Aviv dan Washington, memperingatkan bahwa kejatuhannya akan memberi peluang bagi keruntuhan Israel. Sementara para pejabat Israel dalam berbagai analisa, secara tegas mendukung Mubarak dan menghendaki langgengnya pemerintah diktator Mesir. Mereka menilai kemungkinan tergulingnya Mubarak sama dengan terisolasinya Israel di Timur Tengah.
Koran Washington Post terkait hal ini menulis, "Israel secara intens mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia Arab dan negara-negara tetangganya, terlebih Mesir. Mereka menyamakan peristiwa-peristiwa di kawasan dengan gempa."
Menanggapi transformasi di Mesir, mantan Dubes Israel untuk Turki, Alon Liel juga mengatakan, jika Mubarak lengser, Israel akan terkucilkan di Timur Tengah. (IRIB/RM/MF)

IRIB

Biografi Bapak Teknologi Indonesia B.J. Habibie

Prof. DR (HC). lng. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster” antara orang Jawa [ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare (ayahnya). Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Berbeda dengan rata-rata mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di luar negeri, kuliah Habibie (terutama S-1 dan S-2) dibiayai langsung oleh Ibunya yang melakukan usaha catering dan indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya (ayah Habibie). Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude.

Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.

Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :

* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.

Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :

* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia


Sejarah Bapak Teknologi Indonesia Habibie
Tanggal 26 April 1976, Habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia Tenggara (catatan : Nurtanio meruapakan Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia). Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985, kemudian direkstrurisasi, menjadi Dirgantara Indonesia (PT DI) pada Agustuts 2000. Perlakuan istimewapun dialami oleh industri strategis lainnya seperti PT PAL dan PT PINDAD.
Sejak pendirian industri-industri statregis negara, tiap tahun pemerintah Soeharto menganggarkan dana APBN yang relatif besar untuk mengembangkan industri teknologi tinggi. Dan anggaran dengan angka yang sangat besar dikeluarkan sejak 1989 dimana Habibie memimpin industri-industri strategis. Namun, Habibie memiliki alasan logis yakni untuk memulai industri berteknologi tinggi, tentu membutuhkan investasi yang besar dengan jangka waktu yang lama. Hasilnya tidak mungkin dirasakan langsung. Tanam pohon durian saja butuh 10 tahun untuk memanen, apalagi industri teknologi tinggi. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun industri strategis ala Habibie masih belum menunjukan hasil dan akibatnya negara terus membiayai biaya operasi industri-industri strategis yang cukup besar.
Industri-industri strategis ala Habibie (IPTN, Pindad, PAL) pada akhirnya memberikan hasil seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal, tank, panser, senapan kaliber, water canon, kendaraan RPP-M, kendaraan combat dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Untuk skala internasional, BJ Habibie terlibat dalam berbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer transport), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dangn teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal), CN-235, dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, Habibie secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.
Panser 6x6 Buatan Pindad
Karena pola pikirnya tersebut, maka saya menganggap beliau sebagai bapak teknologi Indonesia, terlepaskan seberapa besar kesuksesan industri strategis ala Habibie. Karena kita tahu bahwa pada tahun 1992, IMF menginstruksikan kepada Soeharto agar tidak memberikan dana operasi kepada IPTN, sehingga pada saat itu IPTN mulai memasuki kondisi kritis. Hal ini dikarenakan rencana Habibie membuat satelit sendiri (catatan : tahun 1970-an Indonesia merupakan negara terbesar ke-2 pemakaian satelit), pesawat sendiri, serta peralatan militer sendiri. Hal ini didukung dengan 40 0rang tenaga ahli Indonesia yang memiliki pengalaman kerja di perusahaan pembuat satelit Hughes Amerika akan ditarik pulang ke Indonesia untuk mengembangkan industri teknologi tinggi di Indonesia. Jika hal ini terwujud, maka ini akan mengancam industri teknologi Amerika (mengurangi pangsa pasar) sekaligus kekhawatiran kemampuan teknologi tinggi dan militer Indonesia.

SUMBER:http://komunitasbloggers.blogspot.com/2010/06/biografi-bapak-teknologi-indonesia-bj.html

Komisi I DPR Undang Habibie

Prof. DR (HC). lng. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster” antara orang Jawa [ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare (ayahnya).
Senin, 31 Januari 2011 10:46 WIB
Jadi tekad (saya) membangun industri strategis itu, bukan karena memenuhi panggilan Pak Harto, tapi karena Pak Harto itu ingin melanjutkan cita-cita Bung Karno agar bangsa ini unggul di pentas internasional
Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR mengundang pakar teknologi dirgantara yang juga mantan Presiden Prof Dr BJ Habibie dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di gedung DPR Jakarta, Senin.

Dalam RDPU yang beragendakan pembicaraan tentang pengembangan industri pertahanan strategis nasional itu dibuka oleh Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Komisi I Mahfud Siddiq.

"Kami berharap DPR bisa mendapatkan berbagai masukan yang berharga dari Bapak Habibie terkait bidang keahliannya selama ini," ujar Priyo.

Hal senada juga ditegaskan Mahfud Siddiq. Politisi PKS itu mengatakan bahwa pendapat dan pandangan-pandangan Habibie sangat dibutuhkan mengingat mantan Presiden RI tersebut merupakan salah satu sosok yang meletakkan dasar bangunan kebangkitan teknologi Indonesia.

Diharapkan Indonesia kedepan, kata Mahfud, Indonesia bisa memiliki industri strategis pertahanannya sekaligus mandiri dalam berbagai aspek yang mendukungnya.

Berbagai pandangan Habibie itu juga dimaksudkan sebagai masukan untuk penyusunan RUU usul inisiatif DPR tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis untuk Pertahanan.

Sementara itu Habibie dalam pemaparannya di depan anggota DPR menceritakan tentang kondisi awal bangsa Indonesia yang mencoba bangkit dengan kemandirian teknologinya.

Menurut dia, ketika dirinya dipanggil mantan Presiden Soeharto untuk membantu pembangunan Indonesia melalui pengembangan teknologi, pada hakikatnya Soeharto hanya melanjutkan pendahulunya, mantan Presiden Soekarno.

"Jadi tekad (saya) membangun industri strategis itu, bukan karena memenuhi panggilan Pak Harto, tapi karena Pak Harto itu ingin melanjutkan cita-cita Bung Karno agar bangsa ini unggul di pentas internasional," ujarnya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

ANTARA

Batalyon-466 Paskhas Latihan SAR Terpadu


31 Januari 2011, Makassar -- (Pelita): Batalyon 466 Paskhas melaksanakan Latihan SAR (Search And Rescue) Terpadu bersama SAR Lantamal VI, SAR TNI AD, dan Badan SAR Nasional (Basarnas), serta SAR Unhas. Latihan diikuti 120 peserta dengan Ketua Tim Pengendali Latihan Kolonel Laut (P) Rahmat Eko Raharjo, yang melibatkan unsur Heli Puma TNI AU HT-3315 yang disiapkan di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

Menurut siaran pers Pentak Lanud Sultan Hasanuddin, Latihan SAR terpadu yang digelar di perairan Makassar tersebut dilaksanakan tanggal 25-28 Januari 2011 dengan melaksanakan berbagai kegiatan manuver lapangan diantaranya latihan pertolongan terhadap korban kapal tenggelam.

Dalam pelaksanaan latihan SAR terpadu tersebut, Tim SAR Batalyon-466 Paskhas melaksanakan pertolongan terhadap korban kapal tenggelam dengan cara free jump dari Heli Puma HT-3315, selanjutnya korban dievakuasi dengan cara hosting dengan menggunakan pesawat helikopter.

Kolonel Laut Rahmat Eko Raharjo sebagai Ketua Tim Pengendali Latihan mengatakan Latihan SAR terpadu yang dilaksanakan secara terjadwal tersebut merupakan salah satu upaya antisipasi SAR laut bilamana sewaktu-waktu diperlukan. Bencana alam bisa datang kapanpun, dimanapun dan kami harus siap memberi pertolongan, katanya.

Sumber: Harian Pelita

BERITA POLULER