Pages

Monday, April 29, 2024

Indonesia Resmi Borong Sistem Pertahanan Udara Hisar O Turki yang Mampu Lacak 60 Target Udara Sekaligus



Indonesia resmi menyepakati kerja sama dengan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara Hisar O. 

Kontrak pembelian Hisar O tersebut ditandatangani oleh Indonesia dan Turki dalam sebuah pameran alutsista yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta beberapa waktu lalu. 

Keunggulan untuk melacak target udara dalam jumlah besar menjadi salah satu hal yang mendasari Hisar O agar diborong Indonesia. 

Dilansir ZONAJAKARTA.com dari akun Instagram @kemhanri melalui sebuah unggahan reels pada Minggu, 28 April 2024, pendandatanganan kontrak tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto 

Pembelian Hisar O nantinya diharapkan dapat menjadikan kekuatan militer Indonesia semakin disegani di kancah internasional.

Menhan Prabowo sendiri menargetkan agar negeri ini bisa masuk dalam jajaran sepuluh besar militer terkuat di dunia. 

Sehingga modernisasi alutsista baik di darat, laut, maupun udara menjadi sebuah keharusan. 

Pada tahun ini, Indonesia telah sukses melunasi p embelian 42 jet tempur Rafale yang sudah dipesan sejak tahun 2022 lalu. 

Pembayaran dilakukan dalam tiga termin yang berakhir tepat 9 Januari 2024 untuk pelunasan delapan belas unit terakhir 

Lantas seperti apakah spesifikasi Hisar O yang baru saja disepakati pembeliannya oleh Indonesia? 

Melansir laman resmi Roketsan, Hisar O merupakan sistem pertahanan udara yang sangat berguna untuk melindungi berbagai aset militer strategis sebuah negara.  

Antara lain pangkalan militer, pelabuhan, fasilitas dan pasukan dari serangan pesawat sayap putar dan tetap, rudal jelajah, rudal udara-ke-darat, dan kendaraan udara tak berawak. 

Seperti halnya Hisar A yang berada dalam satu keluarga, Hisar O memiliki struktur modular agar kompatibel dengan berbagai platform pertempuran. 

Fitur ini juga bermanfaat untuk mengendalikan kebakaran dan infrastruktur kendali komando. 

Ada beberapa fitur unik yang dimiliki sistem pertahanan udara ini sehingga memicu daya tarik bagi Indonesia. 

Mulai dari kemampuan meluncur 360 derajat secara vertikal, motor roket dua tahap sebagai penggerak, integrasi multiplatform interface, sistem kontrol vektor dorong, fuze dampak dan kedekatan, sambungan tabung dan pusar umum, serta interface untuk unit perangkat. 

Secara teknis, Hisar O memiliki jangkauan intersepsi mencapai 20-25 km dan bisa mencapai ketinggian 10 km. 




Kemudian target udara yang bisa dibidik mampu mencapai angka 60 sasaran sekaligus secara simultan. 

Kemampuan ini tak lepas dari sokongan hulu ledak berjenis fragmentaasi high explosive disertai mesin roket propelan padat dua tahap yang menopang sistem pertahanan udara tersebut. 

Ini berbeda dengan Hisar A yang hanya mampu menjangkau target udara hingga kisaran 10 km.

Untuk pemandunya, Hisar O menggunakan sistem navigasi inersia (INS) dan pencari citra inframerah (IIR) serta dilengkapi dengan one-way datalink.***

 

 

 

Sumber :Zonana Jakarta, kompas.com


Wednesday, April 24, 2024

KASAU Cuma Sebut Bayraktar Tapi Indonesia Diumumkan Bakal Beli Drone Kizilelma Turki yang Segera Diproduksi Massal

 


KASAU Cuma Sebut Bayraktar Tapi Indonesia Diumumkan Bakal Beli Drone Kizilelma Turki yang Segera Diproduksi Massal

 Angkatan Udara Republik Indonesia alias TNI AU baru saja merayakan hari jadi yang ke-78 tahun.

Diusia yang ke-78 tahun TNI AU nampaknya akan semakin gagah karena tak hanya diperkuat dengan pesawat tempur maupun pesawat angkut namun juga dengan drone atau pesawat tak berawak alias UAV.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 22 April 2024, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.

Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak  itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.

"Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia

Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).

"Mohon doa restunya angkatan udara menjadi angkatan udara yang adaptif mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan situasi nasional, regional, maupun global," kata Tonny Harjono.

Menurut dia, drone atau pesawat tanpa awak modern tersebut merupakan bagian dari pesawat alutsista baru yang sedang didatangkan untuk memperkuat TNI AU.

Meski KASAU Tonny Harjono tak menyebutkan nama pasti varian UAV buatan Bayraktar yang akan dibeli TNI AU, namun Indonesia disebut berencana membeli Kizilelma buatan Turki.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari akun X @Defence_IDA lewat unggahan pada 23 April 2024

"Indonesia plans to purchase #Kizilelma when it becomes available (Indonesia berencana membeli #Kizilelma ketika sudah tersedia)," jelas akun pemerhati alutsista X @Defence_IDA.

Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari TNI AU maupun Kemenhan soal pembelian drone Kizilelma buatan Bayraktar Turki ini.

Bayraktar Kizilelma adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) tempur yang dirancang untuk melakukan operasi lepas landas dan mendarat di kapal induk dengan landasan pendek dan untuk menjalankan misi menggunakan amunisi yang dibawa secara internal.

Dikutip Zonajakarta.com dari Airforce Technology, Kizilelma dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar Technologies.

UAV tempur ini akan dapat beroperasi dari kapal induk dengan landasan pendek seperti Anadolu, kapal serbu amfibi tipe landing helikopter dock (LHD) milik Turki.

UAV Bayraktar Kizilelma juga dapat menjalankan misi secara mandiri dan berkolaborasi dengan pesawat yang dikemudikan.

Jet tempur tak berawak buatan dalam negeri Turki ini dirancang untuk melaksanakan berbagai operasi militer termasuk serangan strategis, dukungan udara jarak dekat, serangan rudal, penindasan pertahanan udara musuh dan penghancuran pertahanan udara musuh.

Perusahaan berencana memulai produksi massal UAV Bayraktar Kizilelma pada tahun 2024.

UAV Bayraktar Kizilelma memiliki ketinggian operasional 30,000 kaki, radius tempur 500 mil laut, daya tahan lima jam, dan kapasitas muatan 1,500kg (1,5t).

UAV memiliki berat lepas landas maksimum 8,5t, kecepatan jelajah Mach 0,6 dan kecepatan maksimum Mach 0,9.

Pesawat ini mempunyai fitur penampang radar yang rendah, kemampuan manuver yang tinggi, kemampuan line-of-sight (LOS) dan beyond line-of-sight (BLOS), dan peningkatan kesadaran situasional yang difasilitasi oleh radar active electronically scanning array dari Aselsan, sebuah perusahaan pertahanan Turki.

UAV tempur Bayraktar Kizilelma mampu menembakkan rudal udara-ke-udara Bozdogan dan Gokdogan.

Pesawat ini juga dapat dilengkapi untuk meluncurkan rudal jelajah SOM-J, yang memiliki jangkauan melebihi 250 km, serta bom berpemandu keluarga Mini Akilli Mühimmat (MAM).

Bom MAM diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki Roketsan dan dirancang untuk misi serangan kecil.

UAV tempur ini didukung oleh mesin turbofan AI-322F yang diproduksi oleh Ivchenko-Progress, sebuah biro desain negara Ukraina yang mengkhususkan diri dalam rancangan dan rencana mesin pesawat.

Kontrak mesin ditandatangani pada November 2021.

Mesin turbofan AI-322F dikembangkan bersama oleh Ivchenko Progress dan Motor Sich, produsen mesin pesawat Ukraina.

Mesinnya memiliki kipas berdiameter 624mm, panjang 3.138mm dan berat kering tidak melebihi 560kg.

Mesinnya menawarkan daya dorong maksimum 4.200 kilogram-force bila dilengkapi dengan afterburner.

sumber zonajakarta


Satuan Rudal Hanud Teluk Naga – Dari Era SA-2 Guideline Menuju Penggelaran NASAMS

Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System 2 yang digunakan juga oleh Indonesia (Kongsberg)


Meski efek deterennya tak sedahsyat pada dekade 60-an, namun penggelaran (kembali) sistem rudal hanud MERAD (Medium Range Air Defence) pengaman ibu kota di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, membawa angin segar dalam dunia alutsista di Tanah Air. Dalam perspektif strategis, Kohanudnas dan TNI AU akan kembali menghidupkan Satuan Rudal (Satrudal) pengaman ibu kota, yang sebelumnya telah di-non aktifkan berdasarkan instruksi KSAU Nomor INS/10/XI/1984 tanggal 20 November 1984

Seperti diketahui, pada dekade 60-an, TNI AU berdasarkan Skep Men/Pangau Nomor 53 Tahun 1963, tanggal 12 September 1963, telah mengaktifkan sistem rudal hanud jarak jauh dengan alutsista berupa rudal V-75 “Dvina” (kode NATO – SA-2 Guideline) buatan Uni Soviet. Wujud organisasinya yaitu dengan dibentuknya Wing Pertahanan Udara (WPU) 100 yang membawahi tiga skadron peluncur dan satu skadron teknik peluru kendali, dengan rincian sebagai berikut:

– Skadron 101 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Cilodong.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah timur ibu kota.

– Skadron 102 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Teluk Naga, Tangerang.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah selatan ibu kota.

-Skadron 103 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Cilincing.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah utara ibu kota.

– Skadron Teknik 104 Penyiap Peluru Kendali yang berkedudukan di Pondek Gede


Lettu Supriyanto menerangkan, bahwa satuan TNI AU Teluk Naga sudah berdiri dalam Satuan Peluru Kendali (Satrudal) sejak tahun 1962. Ketika itu di area Satrudal TNI AU Teluknaga tersebut belum ada sama sekali bangunan masyarakat atau steril.


“Tetapi sejak Satrudal TNI AU tidak aktif tahun 1980 sampai sekarang, masyarakat mulai mendirikan bangunan tanpa izin,” ungkap Supriyanto. Sebagai syarat penggelaran rudal, nantinya area dalam radius 160 meter dari Satrudal harus steril dari pemukiman warga agar tidak terkena dampak dari peluru kendali tersebut.

Dikutip dari tni-au.mil.id, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungan ke Satrudal di Teluk Naga pada 22 Januari 2020, mengajak semua pihak untuk mendukung program TNI Angkatan Udara dalam membangun sistem pertahanan negara. KSAU minta kerja sama dan bantuan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan dan keamanannya. “Pembangunan satuan rudal ini sangatlah strategis, untuk itu mohon kepada seluruh pihak, baik Forkopimda dan masyarakat agar dapat mendukungnya, karena ini semua untuk pertahanan negara,” ujar KSAU.

Sistem NASAMS yang ditempatkan di Teluk Naga terdiri dari peluncur rudal AIM-120 AMRAAM berpemandu active radar homing, radar Raytheon MPQ-64F1 Sentinel high-resolution, sensor infra red (IR) dan electro optic (EO), dan command post atau FCU (Fire Control Unit). MPQ-64F1 adalah 3D beam surveillance radar yang punya jarak pantau hingga 75 km.

Sementara untuk rudal AIM-120 AMRAAM bisa dipilih, mulai dari varian AIM-120 A/B dengan jarak tembak 55- 75 km, AIM-120C (105 km), AIM-120D (180 km), dan AIM-120 ER (Extended Range) dengan jarak tembak 40 – 50 km lebih jauh dari AIM-120D. (Gilang Perdana)


Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System 2 (NASAMS 2) menjadi sistem pertahanan udara jarak sedang yang memiliki taji tinggi.

Itu terbukti dari pengguna NASAMS 2 yang jumlahnya sangat banyak di beberapa negara.

Dijelaskan dari kongsberg com, NASAMS 2 sudah digunakan oleh Norwegia selaku developer, Amerika Serikat, Oman, Spanyol, Belanda, Indonesia, Finlandia, serta Ukraina.

Dan beberapa negara lainnya diyakini akan menggunakan NASAMS 2 sebagai andalannya termasuk Malaysia yang bisa jadi menggunakan alutsista ini.


erlepas dari itu, NASAMS 2 sendiri rupanya mampu membawa beberapa jenis rudal.

Seperti AIM-20 AMRAAM jenis C-7 atau C-8, AIM-9 versi X jadi andalan amunisi NASAMS 2.

Teruntuk Indonesia sendiri ternyata menjadi negara pertama yang menggunakan NASAMS 2 di kawasan Asia Pasifik.

Dijelaskan dari Asia Pacific Defense Journal pada 31 Desember 2020, Indonesia diketahui sudah membeli NASAMS 2 sebanyak dua baterai.

Dengan pembelian NASAMS 2 sebanyak dua baterai dari Korngsberg Group maka nilainya mencapai 77 USD atau sekitar Rp 1.1 triliun pada kurs hari ini.

Dari pembelian NASAMS 2 tersebut maka Indonesia jadi yang pertama di ASEAN yang memiliki sistem pertahanan udara ini.

Apalagi pembelian NASAMS 2 oleh Indonesia ini mengacu dengan amunisi jenis rudalnya yang bisa dipakai juga oleh jet tempur F-16.

Tak hanya itu saja, tetapi penggunaan NASAMS 2 juga unggul dalam melakukan mobilitas.

Pasalnya NASAMS 2 bisa dimasukan kedalam C-130 Hercules berserta beberapa perlengkapan lainnya

Alhasil NASAMS 2 menjadi sistem pertahanan udara strategis yang memiliki peran yang luar biasa.

Selain itu, NASAMS 2 sendiri memiliki dua sampai tiga peluncur dalam satu baterainya.

Itu artinya dalam satu baterai NASAMS 2 dapat memiliki 12-18 rudal AIM-20 AMRAAM siap tembak.


Tak hanya dua peluncur, tetapi dalam satu baterai NASAMS 2 masih terdapat beberapa komponen lainnya.

Seperti radar 3D AN/TPQ-36A LASR (Low Altitude Surveillance Radar) atau AN/MPQ-64 F1 Improved Sentinel 3D X-band.

Lalu ada peran mobil komando penembakan NASAMS 2 serta kendaraan kamera elektro optik untuk kegunaan visual.

Perlu diketahui bahwa dalam satu baterai NASAMS 2 tidak memerlukan banyak personel.

Tercatat jika 22-25 prajurit ssaja untuk bisa mengoperasionalkan NASAMS 2 dengan baik.

Dari deretan kelebihan ini alhasil NASAMS 2 sangat ideal sebagai sistem pertahanan udara jarak sedang.


Dijelaskan dari Eurasian Times pada 29 Oktober 2022, NASAMS 2 terbukti telah melindungi wilayah udara sensitif di sekitar Gedung Putih dan US Capitol di Washington.

Dengan ini maka peran NASAMS 2 sangat apik dalam mengantisipasi berbagai serangan udara.

Termasuk rudal balistik subsonik, jet tempur, drone, helikopter, bom amunisi berpemandu, serta pesawat intai bisa dinetralisir oleh NASAMS 2.

Dalam penjelasannya NASAMS 2 diketahui mampu menyerang target sampai jarak 40 km.


Sedangkan jarak terpendek yang mampu diantisipasi oleh NASAMS 2 sekitar 2.500 meter.

Akan tetapi jarak sasar ketinggian dari rudal NASAMS 2 tak dijelaskan lagi soal informasinya

Selain itu, NASAMS 2 telah digunakan di Ukraina dalam melindungi beberapa objek vital.


Alhasil NASAMS 2 mampu mengantisipasi serangan jamming dan mampu menyasar target secara akurat.

Serta peran NASAMS 2 yang mampu beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca membuat alutsista ini sangat luar biasa.


Ada penjelasan jika NASAMS 2 memiliki tautan data Link-16 yang berarti sistem tersebut tidak memerlukan radar pengawasan.

Dan NASAMS 2 dapat diarahkan ke target oleh aset pengawasan udara seperti E-3 Sentry AWACS.

Oleh karenanya NASAMS 2 mampu dengan mandiri menargetkan sasran di udara.


Dari beberapa kelebihan ini maka tak heran NASAMS 2 masih digunakan sampai saat ini.

Walaupun NASAMS versi 3 sudah ada, tetapi NASAMS 2 masih dipergunakan.

Dalam sejarahnya RNoAF selaku operator NASAMS 2 sudah mulai dikembangkan dari tahun 2000-an.


Alhasil NASAMS 2 pertama kali dikirimkan ke RNoAF pada pertengahan tahun 2006.

Itu artinya NASAMS 2 sudah beroperasi selama 22 tahun.

Itu dia beberapa penjelasan dari NASAMS 2 yang menjadi sistem pertahanan udara tercanggih Indonesia.***


Fakta Singkat

Peran dan MobilitasPertahanan Udara Jarak Menengah; Sangat mobile, dipasang di truk atau rel
Pencegat dan JangkauanSLAMRAAAM; 40km
TargetPesawat Terbang, UAV, dan Rudal Jelajah
Status dan EksporOperasional: Norwegia, Belanda, Spanyol, Amerika Serikat (pertahanan Wilayah Ibu Kota Nasional), Finlandia, Oman, Lituania, Indonesia, dan negara yang dirahasiakan

Dalam proses pengadaan: Hongaria, Australia, Qatar, dan Ukraina

ProdusenRaytheon dan Kongsberg Pertahanan dan Dirgantara (Norwegia)



SUMBER : BERBAGAI SUMBER




Sunday, January 28, 2024

Pertahan Dan Kekuatan NKRI Harga Mati

Di Musim Pemilihan Presiden Ini Kita berharap siapa saja peminpinnya kekuatan Pertahanan dan Kemanan Negara Kesatuan RI harga mati dengan di imbanginya Kekuatan Ekonomi Negara kita makin mumpuni, ada uang ada alutsista,... ada alutsista pertahan kita kuat ekonomi tumbuh dengan baik karena banyak yang investasi ke Indonesia karena merasa aman dan nyaman, rasa aman ini akibat dari pertahanan keamanan yang kuat dan begitu sebalikknya dengan ekonomi.

Kita tidak ingin masuk wilayah politik  Namun jangan sampai kemudian khalayak salah persepsi perihal perkuatan alutsista TNI yang sedang berlangsung saat ini berdasarkan framing dan penggiringan opini. Semua harus berdasarkan fakta historis dan fakta terkini. Maka perlu kita jelaskan secara rinci berdasarkan fakta on the spot, fakta di lapangan.

Awal era reformasi kondisi alutsista kita sangat memprihatinkan bersamaan dengan gejolak GAM, ricuh di beberapa daerah dan embargo alutsista oleh AS dan sekutunya. Ketika gejolak GAM menghebat di Aceh tahun 2000-2004, TNI dengan segala keterbatasannya menggunakan jet tempur Hawk untuk mengebom, dan tank Scorpion untuk menggempur GAM. Tiba-tiba Inggris bereaksi keras agar Hawk dan Scorpion buatan dia tidak boleh digunakan di Aceh. Inggris ini sudah dua kali memperlihatkan arogansinya soal alutsista kepada Indonesia. 

Sebelumnya di era tahun 1990an ketika Indonesia membeli 40 jet tempur Hawk dari Inggris. Pada pengiriman gelombang terakhir secara ferry, 4 Hawk yang diterbangkan pilot Inggris ditinggalkan begitu saja di Bangkok Thailand. Alasannya keputusan London menghukum Jakarta karena peristiwa Santa Cruz di Dilli Timor Timur tahun 1991 yang menewaskan ratusan orang. Akhirnya pilot TNI AU yang menerbangkan pesawat Hawk itu sampai Soewondo AFB (Polonia) di Medan setelah berkoordinasi dengan otoritas Thailand.

Embargo AS karena kasus Santa Cruz menyebabkan 10 jet tempur F16 TNI AU kekurangan suku cadang. Hanya 2 unit yang ready for use dengan memanfaatkan suku cadang kanibal. Pada saat yang bersamaan tahun 2002-2007 konflik Ambalat dengan Malaysia memanas. Sebagai akibat Sipadan Ligitan lepas dari Indonesia karena keputusan Mahkamah Internasional. Suatu ketika 4 pesawat Bronco TNI AU melakukan patroli udara diatas Sipadan Ligitan, Malaysia kemudian mengerahkan 3 jet tempur F5E untuk mengusir Bronco. Jelas kalah kelas, F5E membawa rudal dan kecepatan supersonic dibanding Bronco yang baling-baling dan tak punya rudal. 

Kemudian Juli 2003, 2 jet tempur F16 TNI AU melakukan aksi "bonek" dengan mendatangi rombongan kapal induk AS di Bawean yang sedang menuju Australia. Pasalnya ada manuver 5 jet tempur F18 Super Hornet yang membahayakan penerbangan sipil di Surabaya, Makassar dan Denpasar. Bayangkan 2 jet tempur F16 kita dikeroyok 5 jet tempur Super Hornet AS. Namun mereka akhirnya patuh. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius soal insiden Bawean dan embargo alutsista. Presiden Megawati kemudian mengambil langkah cepat dengan membeli 4 jet tempur Sukhoi dari Rusia. Hanya dalam hitungan bulan 4 jet tempur Sukhoi datang dan ikut memeriahkan HUT TNI 5 Oktober 2003.

Presiden SBY pernah mengunjungi menara suar Karang Unarang di Ambalat dengan beberapa KRI Maret 2005. Tiba-tiba pesawat Malaysia datang dan terbang rendah dengan bermanuver mengejek. Dalam tata krama diplomatik peristiwa ini merupakan penghinaan. Betapa arogansinya jiran sebelah manakala kekuatan alutsista kita sedang melemah waktu itu. Kasus Ambalat ini kembali membakar semangat nasionalis patriotik Indonesia. Gema ganyang Malaysia menggema. Sayangnya militer kita waktu itu kalah daya dengan jiran sebelah. Untuk angkatan udara Malaysia punya segerobak jet tempur yaitu 18 Sukhoi, 8 Hornet, 18 Mig 29, 16 F5E. Bandingkan dengan Indonesia kita  yang hanya punya 4 Sukhoi tanpa senjata, 10 jet tempur F16 dan 12 F5E dalam kondisi diembargo.

Dengan pertimbangan analisis intelijen, geostrategis dan geopolitik kawasan, Presiden SBY kemudian membuat program strategis menguatkan militer Indonesia. Program strategis ini dikenal dengan Program MEF TNI (minimum essential force), dimulai tahun 2010. Saat ini kita sudah berada di MEF jilid tiga 2020-2024. Perkuatan alutsista TNI sudah meningkat secara signifikan meski belum sampai pada kekuatan minimal yang dibutuhkan. Secara defacto Indonesia saat ini mengontrol penuh seluruh perairan Ambalat dengan kehadiran patroli 4-5 KRI bergantian bersama pesawat patroli TNI AU.

Dinamika dan provokasi di Laut China Selatan (LCS) selama sepuluh tahun terakhir dengan klaim ten dash line alias "lidah naga" China kembali menyentak kita. Natuna harus kita perkuat. Keputusannya adalah membangun pangkalan militer tiga matra di pulau garis depan itu. Provokasi China di perairan ZEE Natuna semakin menjadi-jadi. Eksploitasi Migas di Blok Natuna Timur Laut diganggu oleh kapal coast guard China dengan back up kapal perangnya.  Bahkan "ditungguin" berminggu-minggu. Indonesia kemudian mengirim kapal Bakamla dan KRI ke lokasi yang sama. Pernah terjadi electronic warfare di tengah laut. Kapal perang kita dari Parchim Class dijamming sehingga melumpuhkan kemampuan deteksi dan komunikasi. Akhirnya pulang ke pangkalan.

Program MEF adalah untuk mencukupi kebutuhan minimal gizi alutsista TNI. Kementerian Pertahanan saat ini sedang bergeliat dengan program extra ordinary. Kita sedang berpacu dengan waktu karena iklim Indo Pasifik sedang menuju konflik skala besar dan paling mematikan. Basis dari semua konflik ini adalah rivalitas antara AS dan China. Bahasa framingnya mengaduk adonan panas yang bernama Selat Taiwan, LCS dan Panmunjom Korea untuk mengajak, merangkul dan memusuhi. Diplomasi militer Indonesia yang tidak bersekutu dengan siapapun adalah dengan membangun kekuatan militer yang sebanding dengan luas wilayah. Ini sejalan dengan pembangunan ekonomi kesejahteraan. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur mendapat prioritas terbesar dan utama. Kita bisa melihat hasilnya sejak era Presiden SBY dan Jokowi.

Semuanya seiring sejalan. Ekonomi kesejahteraan bertumbuh, saat ini PDB Indonesia ada di urutan 16 besar dunia, masuk grup elite G20. Rasio Hutang ada di 39% dari PDB, sebuah rasio yang berada di jalur aman. Bandingkan dengan Malaysia yang hampir 80% dari PDBnya. Bahwa pembangunan ekonomi adalah untuk investasi kesejahteraan maka perkuatan militer adalah investasi juga, investasi pertahanan. Investasi ini untuk masa guna jangka panjang 25-30 tahun ke depan. Lebih dari itu investasi pertahanan adalah untuk memastikan jalannya eksistensi dan marwah negara. Kekuatan ekonomi dan militer sebuah negara adalah marwah kedaulatan komprehensif. Dan Kita sedang menuju ke arah itu. Semoga Allah meridhoinya.

By Jaragin pane dan indra wj

Anggaran Kementerian Pertahanan Era Pak Menhan Probowo Subianto

 

F15-EX

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Kementerian Pertahanan era Prabowo Subianto menjadi salah satu fokus utama debat capres 2024 kemarin malam. Sepanjang kepemimpinan Prabowo, anggaran Kementerian Pertahanan periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun atau hampir Rp 700 triliun.

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, terlibat diskusi panas dengan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat calon presiden peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Prabowo bertanya kepada Anies terkait pernyataan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu. Ketika itu, Cak Imin mempertanyakan urgensi pembelian alat utama sistem persenjataan dengan utang.

Rafale
Akan tetapi dalam debat kali ini, Anies setuju dengan kenaikan anggaran pertahanan 1%-2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, Prabowo meminta ketegasan Anies terkait hal tersebut.

Menjawab pertanyaan Prabowo, Anies mengatakan, pertahanan harus sesuai dengan ancaman nyata di depan mata. Ancaman itu dirasakan tidak hanya di batas teritorial.

"Tapi juga di keluarga. Bagaimana ancaman atas penipuan online, peretasan, judi online, terorisme itu semua butuh perhatian," ujar Anies.

Menurut dia, jangan memutuskan belanja alutsista berdasarkan selera dan berdasarkan preferensi masa lalu tapi juga kebutuhan masa depan.

"Ya anggarannya butuh kita tingkatkan tapi jangan keliru ancamannya juga bergeser, maka dibutuhkan strategi yang baik supaya kekuatan

Tim riset CNBC Indonesia telah menuliskan perincian penggunaan anggaran Kementerian Pertahanan era Prabowo yang nyaris mencapai Rp 700 triliun.

Sepanjang kiprahnya sebagai Menhan, Prabowo sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 500 triliun lebih untuk pembaharuan alutsista.

Jatah anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 135,45 triliun dalam RAPBN 2024. Besarnya anggaran ini membawa Kemenhan berada di posisi kedua dengan Kementerian/Lembaga (K/L) belanja terjumbo.

Menilik data Kementerian Keuangan, selama Prabowo menjabat sebagai Menteri pada 2020 anggaran langsung melonjak 18,63% secara tahunan (yoy) menjadi Rp136,9 triliun. Sebagai catatan, APBN 2020 merupakan APBN pertama yang dirancang sepenuhnya oleh jajaran Prabowo.

Pada 2021, anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp 125,9 triliun kemudian menjadi Rp 150,4 triliun pada 2022. Kementerian Pertahanan tahun lalu diberikan anggaran Rp 144,3 triliun.

Kementerian Pertahanan sendiri tidak pernah memberi detail pasti berapa nilai alutsista yang diborong Prabowo. Namun, alokasi anggaran tiap tahun yang terus melonjak mencerminkan jika alutsista Prabowo jelas bukan barang murah.

Sebagai gambaran, nilai kontrak pembelian 42 unit pesawat Rafale itu buatan Dassault Aviation, Prancis, disebut-sebut mencapai US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun (kurs Rp14.350/US$).

Kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar diperkirakan mencapai US$792 juta atau Rp12,1 triliun (kurs US$1=15.280). Lainnya, ada pesawat tempur F-15EX produksi Boeing ada diperkirakan dibanderol US$ 87,7 juta atau Rp 1,34 triliun.

Dalam meningkatkan alat peralatan pertahanan (alpalhan) yang modern dan mandiri, Menhan Prabowo telah menyerahkan alpalhan kepada yang menjadi Prioritas Nasional terdiri atas:

a. TNI AD sebanyak 39 alpalhan meliputi ranpur Infantri, harwat helikopter, senjata dan amunisi.

b. TNI AL sebanyak 22 alpalhan meliputi KRI, senjata, harwat helikopter, amunisi dan alat kesehatan.

c. TNI AU sebanyak 10 alpalhan meliputi pesawat, helikopter, ransus serta peralatan personel.

Sumber CNBC 

Monday, December 18, 2023

Menhan Prabowo Perkuat TNI Melalui Pembelian 24 Pesawat Tempur F-15EX Baru Dari AS



Missouri – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto kembali memperkuat TNI dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU/Memorandum of Understanding) komitmen pada pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX baru dari Amerika Serikat (AS). Pesawat Jet tempur F-15EX merupakan jet tempur generasi 4.5.

Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St. Louis, Missouri dan pihak Amerika Serikat juga telah memberikan kode khusus bagi Indonesia untuk penggunaan F-15EX, yakni F-15IDN.



“Penandatanganan MoU komitmen pembelian 24 Unit Pesawat Tempur F-15EX,” tulis Menhan Prabowo dalam unggahan foto di akun Instagramnya @prabowo.

Dalam unggahan tersebut terlihat Menhan Prabowo turut menyaksikan penandatanganan MoU tersebut dan menyempatkan melihat unit pesawat tempur tersebut di kantor Boeing bersama pejabat Kemhan dan The Boeing Company.

Sebelumnya pada November 2022 lalu, Menhan Prabowo memastikan rencana pembelian jet tempur F-15 sedang dalam tahap lanjut dan menunggu persetujuan akhir dari pemerintah. Kepastian itu disampaikan Menhan Prabowo seusai melakukan pembicaraan empat mata dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J. Austin III di kantor Kemhan RI, Jakarta.



Menurut Menhan saat itu, Boeing telah menyetujui tawaran finansial yang diberikan dan diyakini paket itu terjangkau. Menhan juga menyatakan bahwa negosiasi telah berjalan dengan sangat baik.

Adapun Departemen Luar Negeri AS menyetujui potensi penjualan jet tempur F-15 dan peralatan terkait kepada RI pada Februari 2022 lalu. “Kami tentu mendukung upaya Menhan Prabowo untuk terus memodernisasi sistem dan kemampuan pertahanan mereka dan kami ingin terus membantu dengan cara apapun yang kami bisa,” kata Austin saat itu.

“Akuisisi F15 tentu meningkatkan interoperabilitas,” tambah Austin.

Pesawat tempur F-15EX yang dibuat oleh Boeing ini merupakan varian terbaru dari keluarga pesawat F-15 yang telah lama beroperasi. Pesawat ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya, Kemampuan Muatan: F-15EX dapat membawa hingga 29.500 pound (sekitar 13.380 kilogram) muatan. Ini membuatnya mampu membawa lebih banyak senjata dibandingkan pesawat tempur generasi sebelumnya. Kemudian Kinerja Mesin yang Tinggi: dilengkapi dengan mesin modern yang memberikan kecepatan dan kelincahan lebih kepada pesawat.

Selain itu, Struktur Pesawat yang Kuat: didesain untuk memiliki umur layanan hingga 20.000 jam terbang, yang memberikannya keunggulan dalam hal daya tahan dan rentang operasional yang panjang, Sistem Avionik Canggih: F-15EX dilengkapi dengan sistem radar canggih dan avionik lainnya yang memungkinkan pesawat mendeteksi dan melacak target dengan akurasi yang tinggi, Kemampuan Survivabilitas: pesawat ini memiliki perlindungan elektronik, termasuk sistem perang elektronik yang canggih untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup di medan perang.

Ditambah Integrasi Senjata: F-15EX dapat dilengkapi dengan berbagai jenis senjata, mulai dari rudal udara-ke-udara, bom, hingga senjata khusus lainnya, Kemudahan dalam Pemeliharaan: salah satu tujuan desain F-15EX adalah untuk meminimalkan biaya operasional dan pemeliharaan, serta memperpanjang jangka waktu antara perawatan, Kemampuan Multi-Misi: F-15EX dapat dioperasikan dalam berbagai misi, mulai dari superioritas udara, serangan darat, hingga operasi maritim, serta Konektivitas dengan Sistem Lain: pesawat ini dirancang untuk dapat berkomunikasi dan beroperasi dengan baik dalam jaringan pertempuran yang lebih luas, memungkinkannya berkolaborasi dengan sistem lain seperti satelit, UAV, dan pesawat lain.

Keseluruhan keunggulan ini menjadikan F-15EX sebagai salah satu pesawat tempur paling canggih dan serbaguna di dunia saat ini. (Biro Humas Setjen Kemhan)

Sumber : Website Kemenhan



Sunday, May 28, 2023

Bergegas Menguatkan Alutsista Marinir

 Korps marinir TNI AL adalah bagian dari sistem senjata armada terpadu (SSAT) Angkatan Laut Indonesia yang memiliki karakter khas sebagai pasukan serbu pantai. Dalam setiap serial latihan tempur armada TNI AL ditengah laut ada simulasi deteksi ranjau, deteksi kapal selam, peran tempur bahaya udara, penembakan rudal anti kapal, penembakan torpedo, logistik bekal ulang. Puncaknya adalah pendaratan pasukan marinir. Sebagai pasukan elite TNI AL, marinir mempunyai sejumlah alutsista striking force untuk pendaratan dan menguasai titik tumpu pantai. Yang terlihat kemudian adalah lebih banyak alutsista tua yang berenang menuju pantai seperti tank amfibi PT76, panser amfibi BTR50 buatan Uni Sovyet. Yang baru hanya tank BMP3F buatan Rusia dan MLRS (peluncur roket multi laras) Vampire buatan Ceko.

Sebagai kekuatan SSAT, pasukan marinir menyesuaikan performansi dan pengembangan kekuatannya dengan Armada TNI AL. Seperti kita ketahui Armada tempur TNI AL saat ini sudah mekar menjadi tiga Armada. Markas Armada Satu di Tanjung Pinang, Armada Dua di Surabaya dan Armada Tiga di Sorong Papua. Pasukan marinir (Pasmar) setingkat divisi juga menyesuaikan. Pasmar Satu di Jakarta, Pasmar Dua di Surabaya dan Pasmar Tiga di Sorong. Dengan catatan ada 1 Brigade marinir di Lampung, 1 batalyon di Pangkalan Brandan Sumut dan 1 batalyon di Batam Kepulauan Riau.



Menyesuaikan dengan pengembangan postur kekuatan, selayaknya kekuatan alutsista marinir juga ikut mekar mengembang. Dalam program MEF jilid tiga yang akan berakhir tahun depan ternyata pencapaian target pertambahan alutsista marinir baru 50 %. Kita berharap Ini menjadi program percepatan, menambah infrastruktur tempur marinir sesuai dengan marwah jati dirinya, pasukan hantu laut. Marinir perlu menambah seratusan tank dan seratusan panser untuk mengganti "si mbah" PT76 dan "si tua-tua keladi" BTR50 sesuai dengan pengembangan kekuatan dan perkembangan teknologi persenjataan. Dalam perspektif kita minimal harus ada pertambahan aset 100 tank amfibi, 150 panser amfibi dan 50 MLRS yang baru.



Kurikulum simulasi serbu pantai selama ini didahului dengan penerjunan pasukan intai amfibi, kemudian ada serangan udara langsung dengan pesawat tempur F16 atau Sukhoi untuk melumpuhkan kekuatan musuh. Dilanjut dengan tembakan meriam dari sejumlah KRI yang mengawal pasukan marinir. Pernah dicoba membawa MLRS RM Grad yang dipasang di KRI Landing ShipTank (LST) untuk meluncurkan roket. Kemudian tank amfibi, panser amfibi dikeluarkan dari KRI LST dan LPD yang berjarak sekian kilometer dari pantai. Menyusul sekoci amfibi KAPA yang mengangkut MLRS dan artileri serta pasukan marinir untuk merebut titik tumpu pantai. 



Alutsista yang efektif dan efisien dengan teknologi tempur terkini adalah drone intai (UAV) atau drone bersenjata (UCAV). Di medan pertempuran darat Rusia-Ukraina, alutsista elektronik nir awak ini menjadi strategis fungsinya. Ratusan tank, panser, artileri mampu dilumpuhkan drone dari jarak jauh. Oleh sebab itu, dalam penguatan alutsista marinir sangat perlu ada penambahan skadron UAV dan UCAV, juga skadron helikopter sebagai satuan striking force. Semua disatukan dalam manajemen interoperability. Dalam pengembangan strategi pertempuran marinir ke depan penggunaan UAV dan UCAV bisa menjadi bagian operasi militer serbu pantai.

Saat ini korps marinir memiliki alutsista yang relatif baru yaitu 60 tank amfibi BMP-F buatan Rusia dan 15 MLRS  Grad / Vampire buatan Ceko. Ada juga 15 unit kendaraan amfibi LVT-7A1 hibah dari Korsel. Sementara  ratusan tank dan panser amfibi lainnya adalah produk lawas tahun 60an. Sudah layak diganti. Sejauh ini belum ada penambahan alutsista baru di pasukan hantu laut ini. Pernah ada proses pengadaan 80 ranpur amfibi angkut pasukan BT-3F dan 20 tank amfibi BMP-3F tambahan dari Rusia namun kelihatannya terhalang CAATSA dari AS. Sebagai pasukan pemukul strategis dan masuk unsur PPRC (pasukan pemukul reaksi cepat) TNI, selayaknya alutsista marinir diperbaharui dan diperluas. Sangat layak untuk dipercepat. Misalnya menambah aset tempur dari Turkiye atau AS. Dari Turkiye ada ranpur ZAHA, dari AS ada ranpur LVT 7. Selain itu marinir perlu dilengkapi dengan drone dan helikopter tempur serta satuan tembak rudal jarak pendek untuk pertahanan pangkalan AL.

Pendaratan pasukan marinir di dunia sepanjang sejarah adalah pertempuran heroik dan sangat menentukan. Ingat pertempuran dahsyat di pantai Normandia Perancis dalam operasi Overlord tentara sekutu tanggal 6 Juni 1944 dan Iwojima Jepang tanggal 16 Maret 1945 dalam perang dunia kedua.. Suasana pertempuran di laut dan pantai pendaratan penuh dengan dentuman dan pergerakan alutsista. Drama pertempuran, adrenalin pertempuran menyatu ditengah deru kendaraan tempur dan teriakan pergerakan pasukan. Pendaratan Normandia dan Iwojima merupakan serial penentu kemenangan tentara sekutu dalam perang dunia kedua dengan korban pasukan yang luar biasa banyaknya.

Adalah hal yang pasti bahwa pasukan marinir Indonesia dipersiapkan untuk menyerbu pantai dan pulau milik negeri yang dikuasai musuh, misalnya Natuna. Maka kekuatan alutsistanya harus modern, harus tangguh, wajib tangguh, bukan ditangguhkan.  Ini syarat mutlak. Wajar kan kalau marinir wajib memiliki aset baru dan modern minimal duaratusan tank amfibi, duaratusan ranpur amfibi, limapuluhan MLRS, skadron UAV/UCAV dan skadron helikopter. Ini juga sebangun dengan target resmi MEF ketiga yang diinginkan TNI AL yaitu memiliki 182 KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara dan helikopter  serta 978 ranpur marinir. Tercapai 80% saja sudah alhamdulillah banget, padahal sekarang baru tercapai 50% dan tinggal setahun lagi lho.

****

Jagarin Pane / 24 Mei 2023

http://analisisalutsista.blogspot.com/

BERITA POLULER