– Skadron Teknik 104 Penyiap Peluru Kendali yang berkedudukan di Pondek Gede
Lettu Supriyanto menerangkan, bahwa satuan TNI AU Teluk Naga sudah berdiri dalam Satuan Peluru Kendali (Satrudal) sejak tahun 1962. Ketika itu di area Satrudal TNI AU Teluknaga tersebut belum ada sama sekali bangunan masyarakat atau steril.
“Tetapi sejak Satrudal TNI AU tidak aktif tahun 1980 sampai sekarang, masyarakat mulai mendirikan bangunan tanpa izin,” ungkap Supriyanto. Sebagai syarat penggelaran rudal, nantinya area dalam radius 160 meter dari Satrudal harus steril dari pemukiman warga agar tidak terkena dampak dari peluru kendali tersebut.
Dikutip dari tni-au.mil.id, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungan ke Satrudal di Teluk Naga pada 22 Januari 2020, mengajak semua pihak untuk mendukung program TNI Angkatan Udara dalam membangun sistem pertahanan negara. KSAU minta kerja sama dan bantuan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan dan keamanannya. “Pembangunan satuan rudal ini sangatlah strategis, untuk itu mohon kepada seluruh pihak, baik Forkopimda dan masyarakat agar dapat mendukungnya, karena ini semua untuk pertahanan negara,” ujar KSAU.
Sistem NASAMS yang ditempatkan di Teluk Naga terdiri dari peluncur rudal AIM-120 AMRAAM berpemandu active radar homing, radar Raytheon MPQ-64F1 Sentinel high-resolution, sensor infra red (IR) dan electro optic (EO), dan command post atau FCU (Fire Control Unit). MPQ-64F1 adalah 3D beam surveillance radar yang punya jarak pantau hingga 75 km.
Sementara untuk rudal AIM-120 AMRAAM bisa dipilih, mulai dari varian AIM-120 A/B dengan jarak tembak 55- 75 km, AIM-120C (105 km), AIM-120D (180 km), dan AIM-120 ER (Extended Range) dengan jarak tembak 40 – 50 km lebih jauh dari AIM-120D. (Gilang Perdana)
Norwegian Advanced Surface-to-Air Missile System 2 (NASAMS 2) menjadi sistem pertahanan udara jarak sedang yang memiliki taji tinggi.
Itu terbukti dari pengguna NASAMS 2 yang jumlahnya sangat banyak di beberapa negara.
Dijelaskan dari kongsberg com, NASAMS 2 sudah digunakan oleh Norwegia selaku developer, Amerika Serikat, Oman, Spanyol, Belanda, Indonesia, Finlandia, serta Ukraina.
Dan beberapa negara lainnya diyakini akan menggunakan NASAMS 2 sebagai andalannya termasuk Malaysia yang bisa jadi menggunakan alutsista ini.
erlepas dari itu, NASAMS 2 sendiri rupanya mampu membawa beberapa jenis rudal.
Seperti AIM-20 AMRAAM jenis C-7 atau C-8, AIM-9 versi X jadi andalan amunisi NASAMS 2.
Teruntuk Indonesia sendiri ternyata menjadi negara pertama yang menggunakan NASAMS 2 di kawasan Asia Pasifik.
Dijelaskan dari Asia Pacific Defense Journal pada 31 Desember 2020, Indonesia diketahui sudah membeli NASAMS 2 sebanyak dua baterai.
Dengan pembelian NASAMS 2 sebanyak dua baterai dari Korngsberg Group maka nilainya mencapai 77 USD atau sekitar Rp 1.1 triliun pada kurs hari ini.
Dari pembelian NASAMS 2 tersebut maka Indonesia jadi yang pertama di ASEAN yang memiliki sistem pertahanan udara ini.
Apalagi pembelian NASAMS 2 oleh Indonesia ini mengacu dengan amunisi jenis rudalnya yang bisa dipakai juga oleh jet tempur F-16.
Tak hanya itu saja, tetapi penggunaan NASAMS 2 juga unggul dalam melakukan mobilitas.
Pasalnya NASAMS 2 bisa dimasukan kedalam C-130 Hercules berserta beberapa perlengkapan lainnya
Alhasil NASAMS 2 menjadi sistem pertahanan udara strategis yang memiliki peran yang luar biasa.
Selain itu, NASAMS 2 sendiri memiliki dua sampai tiga peluncur dalam satu baterainya.
Itu artinya dalam satu baterai NASAMS 2 dapat memiliki 12-18 rudal AIM-20 AMRAAM siap tembak.
Tak hanya dua peluncur, tetapi dalam satu baterai NASAMS 2 masih terdapat beberapa komponen lainnya.
Seperti radar 3D AN/TPQ-36A LASR (Low Altitude Surveillance Radar) atau AN/MPQ-64 F1 Improved Sentinel 3D X-band.
Lalu ada peran mobil komando penembakan NASAMS 2 serta kendaraan kamera elektro optik untuk kegunaan visual.
Perlu diketahui bahwa dalam satu baterai NASAMS 2 tidak memerlukan banyak personel.
Tercatat jika 22-25 prajurit ssaja untuk bisa mengoperasionalkan NASAMS 2 dengan baik.
Dari deretan kelebihan ini alhasil NASAMS 2 sangat ideal sebagai sistem pertahanan udara jarak sedang.
Dijelaskan dari Eurasian Times pada 29 Oktober 2022, NASAMS 2 terbukti telah melindungi wilayah udara sensitif di sekitar Gedung Putih dan US Capitol di Washington.
Dengan ini maka peran NASAMS 2 sangat apik dalam mengantisipasi berbagai serangan udara.
Termasuk rudal balistik subsonik, jet tempur, drone, helikopter, bom amunisi berpemandu, serta pesawat intai bisa dinetralisir oleh NASAMS 2.
Dalam penjelasannya NASAMS 2 diketahui mampu menyerang target sampai jarak 40 km.
Sedangkan jarak terpendek yang mampu diantisipasi oleh NASAMS 2 sekitar 2.500 meter.
Akan tetapi jarak sasar ketinggian dari rudal NASAMS 2 tak dijelaskan lagi soal informasinya
Selain itu, NASAMS 2 telah digunakan di Ukraina dalam melindungi beberapa objek vital.
Alhasil NASAMS 2 mampu mengantisipasi serangan jamming dan mampu menyasar target secara akurat.
Serta peran NASAMS 2 yang mampu beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca membuat alutsista ini sangat luar biasa.
Ada penjelasan jika NASAMS 2 memiliki tautan data Link-16 yang berarti sistem tersebut tidak memerlukan radar pengawasan.
Dan NASAMS 2 dapat diarahkan ke target oleh aset pengawasan udara seperti E-3 Sentry AWACS.
Oleh karenanya NASAMS 2 mampu dengan mandiri menargetkan sasran di udara.
Dari beberapa kelebihan ini maka tak heran NASAMS 2 masih digunakan sampai saat ini.
Walaupun NASAMS versi 3 sudah ada, tetapi NASAMS 2 masih dipergunakan.
Dalam sejarahnya RNoAF selaku operator NASAMS 2 sudah mulai dikembangkan dari tahun 2000-an.
Alhasil NASAMS 2 pertama kali dikirimkan ke RNoAF pada pertengahan tahun 2006.
Itu artinya NASAMS 2 sudah beroperasi selama 22 tahun.
Itu dia beberapa penjelasan dari NASAMS 2 yang menjadi sistem pertahanan udara tercanggih Indonesia.***
Fakta Singkat
Peran dan Mobilitas | Pertahanan Udara Jarak Menengah; Sangat mobile, dipasang di truk atau rel |
Pencegat dan Jangkauan | SLAMRAAAM; 40km |
Target | Pesawat Terbang, UAV, dan Rudal Jelajah |
Status dan Ekspor | Operasional: Norwegia, Belanda, Spanyol, Amerika Serikat (pertahanan Wilayah Ibu Kota Nasional), Finlandia, Oman, Lituania, Indonesia, dan negara yang dirahasiakan Dalam proses pengadaan: Hongaria, Australia, Qatar, dan Ukraina |
Produsen | Raytheon dan Kongsberg Pertahanan dan Dirgantara (Norwegia) |
SUMBER : BERBAGAI SUMBER