Pages

Sunday, December 30, 2012

Indonesia Luncurkan Roket Berjarak Tiga Digit Tahun Depan



Roket berdaya jangkau ratusan kilometer akan mulai diuji coba pada tahun 2013 (photo : Defense Studies)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia siap meluncurkan roket tiga digit atau roket berdaya jangkau 100 km-900 km pada 2013 untuk memperkuat sistem persenjataan negara.
"Tahun depan kita akan mulai menguji statis maupun uji dinamis roket berdaya jangkau tiga digit," kata Asisten Deputi Menteri Riset dan Teknologi bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis Goenawan Wybiesana pada Evaluasi Akhir Tahun di Jakarta, Kamis.
Untuk tahap awal, ujarnya, lebih dulu dikembangkan roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan kaliber 350 mm sebanyak 10-20 unit, kemudian dilanjutkan dengan roket balistik kaliber berikutnya, disusul roket kendali.
Kementerian Ristek sebagai bagian dari konsorsium roket, turut mendanai proyek tersebut sebesar Rp10-15 miliar pada 2013. Selain Kemristek, konsorsium roket beranggotakan PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, Lapan, BPPT, LIPI, ITB UGM, ITS, dan lainnya.
Teknologi roket, ujarnya, dibangun dari empat kemampuan yakni teknologi material, teknologi sistem kontrol, teknologi eksplosif dan propulsi serta teknologi mekatronik yang seluruhnya sudah dikuasai.
Program roket nasional, ia menerangkan, telah dimulai sejak 2005 dengan mensinergikan berbagai lembaga terkait, dilanjutkan pembuatan desain awal dan uji prototipe serta pengembangan desain pada 2010.
Pada 2011, urainya, konsorsium roket ini meluncurkan freeze prototype 1 (prototipe jadi) yang setelah dibeli Kementerian Pertahanan dinamakan R Han 122 untuk dibuat menjadi massal melalui program 1.000 roket.
"R Han 122 ini memiliki kaliber 122 mm berdaya jangkau 15 km, lalu pada tahun yang sama, daya jangkaunya R Han 122 ditingkatkan menjadi 25 km dan pada 2012 R Han ditingkatkan lagi kalibernya menjadi 200 mm dengan daya jangkau 35 km," katanya.
Sebelum program roket untuk kepentingan pertahanan negara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah lama menguasai teknologi roket untuk kepentingan riset peluncuran satelit. (D009)

Tuesday, December 25, 2012

Kilo 636 for Vietnam Undergoes Sea Trials


24 Desember 2012

"Hanoi" Kilo 636 submarine is scheduled to be handed over in August 2013 (photo : Admship)
In early December of outfitting the wall "Admiralty Shipyards" to the factory sea trials in the Baltic Sea came submarine of project export series 06361. On the test boat will be based in Port Light near Kaliningrad. Correspondent Central Navy Portal source said the company.
The first phase of the factory running tests (ZHI) is planned for the end of December, this period will be deep dive boat.
The total period of the entire test program - nearly five months.
To comply with contractual obligations to release the order for the ship ZHI organized two, and sometimes three shifts. Last month shipbuilders worked virtually around the clock.
Since this order - the head, then it establishes a number of new and upgraded systems and complexes. Thus, the project for the first time have the latest system of life of personnel ship (removal of pressure in the compartments and nitrogen fire-fighting). This system has already passed successfully tested on non-nuclear submarine "Saint Petersburg". Installation, testing and commissioning of the system on the project took a long time 06361 costs and special training commissioning team.
Skilled shipyard had to learn the new computerized system. Now they will have to share the skills learned from the crew of the Russian military, and then - to learn a foreign team. Due to the significant complexity of equipment for training the crew to customer country devoted almost five months, although the previous similar studies did not exceed two weeks.
The number of teams in the acceptance ZHI - 52. Increased acceptance team composition is explained not only by the necessity test of new and upgraded systems, but also the training of young specialists.
Immediately after the holidays to start learning a foreign crew. For this to be six outputs boat at sea for 10-12 days each.
In early May, the parent order - serial number 01339 - to get back to the dock yard. After removal of comments and audit SSK again come to sea in priemoperedatochnye test.
Transfer of the first order under the contract series is scheduled for August 2013.
Bookmark boats took place in 2010, they let down the order for the water August 28, 2012.
According to unconfirmed reports, the head boat the customer given the name "Hanoi".
Submarines of the Admiralty building will be the main submarine Navy customer country - Vietnam. Under the contract, worth about $ 2 billion, signed between Vietnam and Russia in December 2009, JSC "Admiralty Shipyards" to build a series of six diesel-electric submarines of Project 06361 deadlines - 2013-2016. This is the most ambitious program of cooperation between Russia and Vietnam in the segment of naval technology.
(Flotprom)

Friday, December 7, 2012

Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Masih Layak Dipakai


F-16 di hanggar. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

6 November 2012, Madiun: Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengatakan jumlah pesawat tempur yang berada di Lanud Iswahyudi berusia cukup tua, seperti pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980 dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

"Namun, batas pemakaian pesawat tempur tidak bisa dilihat usia melainkan dilihat dari penggunaan jam terbang. Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai," katanya saat menerima kunjungan Deputi VII bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenkopolhukam Marsekal Muda TNI Agus Barnas dan para wartawan media cetak dan elektronik dalam rangka kegiatan Press Tour, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Rabu (5/12).

Harapannya kata dia, industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Kita semua berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI agar bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force) pada 2025 nanti," katanya.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI Angkatan Udara akan menambah 102 alat utama sistem senjata baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.

"Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus sebagai tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI Angkatan Udara," kata Kasau pada pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik (Rakernislog) yang dihadiri seluruh jajaran logistik TNI Angkatan Udara di Mabesau, Cilangkap Rabu (5/12).

Menurut dia, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat yang dilandasi dengan profesionalisme dan pembinaan logistik yang tepat, maka ‘The First Class Air Force’ yang dicita-citakan tidak akan dapat dicapai.

Sumber: Info Publik

Korsel Potong Anggaran Proyek Jet Tempur KFX



6 November 2012, Jakarta: Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.

Sumber: Angkasa

Monday, November 26, 2012

Jet Tempur China Berhasil Lakukan Pendaratan Pertama di Kapal Induk Liaoning

http://www.analisadaily.com/im4g3sf1l3/jet_tempur_china_berhasil_lakukan_pendaratan_pertama_di_kapal_induk_liaoning_424.jpeg

(AP/Xinhua, Zha Chunming) Gambar yang dirilis Xinhua, Minggu (25/11), menunjukkan jet tempur J-15 buatan China diatas kapal induk Liaoning, yang mendarat untuk pertama kalinya di atas armada perang China itu.
 
Beijing, (Analisa). China melakukan pendaratan pertama jet tempur di kapal induk barunya. Jet tempur J-15 buatan China berhasil mendarat di Liaoning, bekas kapal induk Sovyet, dalam pelatihan belum lama ini, kata Kementerian Pertahanan Chian dalam laporan Minggu (25/11), menyangkut tes penerbangan itu.
Liaoning mulai aktif pada September dalam satu tonggak bersejarah simbolis bagi kemampuan militer China, yang meningkat saat Beijing menghadapi serangkaian sengketa wilayah dengan negara-negara tetangganya.

China membeli kapal induk itu dari Ukraina hampir 10 tahun lalu dan memperbaruinya di pelabuhan Dalian, daerah timur-laut negara itu.

Konstruksi kapal yang dulu bernama Varyag itu diawasi oleh bekas Uni Sovyet lebih dari 20 tahun lalu, tetapi pengerjaan itu terhenti setelah blok Sovyet ambruk secara tiba-tiba.

Selama tes baru-baru ini, teknologi kabel pendaratan digunakan, kata kementerian itu tanpa merinci lebih jauh.

Tinggal landas jet tempur J-15 itu juga berhasil, tambahnya.

Sejak kapal induk itu beroperasi, para awak telah menyelesaikan lebih dari 100 pelatihan dan program-program tes, kata kementerian itu.

Liaoning -- kapal induk yang diambil dari nama propinsi timur laut yang termasuk Dalian -- diperkirakan akan beroperasi penuh selama setidaknya tiga tahun.

China juga akan membangun satu kapal induk bata dalam negeri pada masa depan.

Tahun lalu, China menjadi semakin agresif dalam mengklaim wilayah maritimnya sementara kekuatan ekonomi dan militer meningkat, yang menimbulkan kegusaran negara tetangganya.

Ketegangan di Laut China Timur meningkat dalam beberapa bulan belakangan ini menyangkut kepulauan yang disebut Tokio sebagai Senkaku dan China menamakannya Diaoyu.

China terlibat pertikaian yang sama dengan Vietnam dan Pilipina di perairan Laut China Selatan. 
Sumber :  Analisa

Thursday, November 15, 2012

Iran akan Pamerkan Dua Sistem Rudal Barunya



Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Ambiya Brigadir Jenderal Farzad Esmaili mengatakan, Republik Islam Iran akan memperkenalkan dua sistem rudal produksi dalam negeri selama manuver sepekan di timur negara itu.

"Sistem rudal Qader dan Ya Zahra III akan diluncurkan selama latihan…," kata Esmaili pada Selasa (13/11) di sela-sela manuver akbar dengan sandi Modafean-e Aseman-e Velayat 4 yang dimulai pada Senin.

Ia menambahkan, sistem rudal Qader dapat dipindahkan, diinstal dan menembakkan rudal dalam waktu kurang dari 30 menit.

Menurut Esmaili, sistem Ya Zahra III dirancang dan diproduksi dalam waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sistem ini dapat dipindahkan dan diinstal dengan cepat dalam berbagai kondisi.

Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah menggelar barbagai latihan pertahanan di tengah ancaman rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat.

Tehran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain dan doktrin pertahanan didasarkan pada pencegahan.

 (IRIB Indonesia/RA)

Tuesday, November 13, 2012

Indodefence 2012 : Sodoran Baru dari Industri Pertahanan Nasional


Kapal tanker/Bantu Cair Minyak 93 meter yang sedang dibikin di galangan DKB untuk TNI AL (photo : Defense Studies)

Membandingkan pameran Indodefence 2012 terhadap perhelatan yang sama dua tahun sebelumnya, terasa sekali bedanya, disamping jumlah pesertanya yang lebih banyak, pada business day terasa sekali stan-stan yang ada ramai dikunjugi kalangan bisnis dan militer dari dalam negeri maupun negara-negara tetangga.

Industri pertahanan nasional, baik BUMN (state owned) maupun swasta juga tampil lebih baik dari tahun lalu, banyak sodoran produk baru pada pameran kali ini, lebih khusus lagi adalah bagi industri pertahanan swasta Indonesia yang pada pameran kali ini banyak yang mengambil stan-stan besar.

Matra Darat
Kendaraan taktis dengan payload 2,5 ton yang akhirnya diberi nama Komodo oleh Presiden SBY (photo : Defense Studies)

Pindad selain mengusung panser kanon menampilkan juga kendaraan taktis 4x4 yang akhirnya diberi nama Komodo oleh Presiden, rencananya Komodo dibuat dalam beberapa varian yaitu : V1 untuk Intai, V2 untuk APC, V3 untuk Komando, V4 untuk angkut rudal Mistral dan V5 sebagai varian khusus. Kendaraan ini diharapkan dapat mengikuti jejak kesuksesan panser Anoa 6x6.
Acmat VLRA 4x4 truk taktis dengan payload 2,5 ton yang sekarang diageni oleh SSE (photo : Defense Studies)

SSE yang beberapa waktu lalu telah berhasil mengeksport produknya ke Srilanka, kali ini tampil agak berbeda, selain mengusung kendaraan taktis kelas ringan P2 dalam versi Commando (payload 1,0 ton) dan APC (payload 1,5 ton) dengan versi digital camo, kali ini juga memperluas lini usahanya dalam bidang pesawat tanpa awak IPCD dan menjadi agen untuk kendaraan truk Prancis Acmat VLRA
Kendaraan taktis 2,0 ton hasil kerja Working Group II ini masih terus diuji-coba dan belum mempunyai nama (photo : Defense Studies)

Pada pameran statis tampil juga prototipe kendaraan taktis 4x4 hasil kerja dari Working Group II, tampilan kendaraan ini telah mengalami face-lift dibanding prototipe sebelumnya. Dua kendaraan diturut-sertakan dalam pameran ini. Sekedar catatan, Panser Anoa 6x6 juga lahir melalui Working Group seperti ini, tepatnya adalah Working Group I.
Matra Laut
Strategic Sealift Vessel, kapal yang diajukan PT Pal untuk mengikuti tender di  Filipina (photo : Defense Studies)
PT. Pal menampilkan model-model kapal yang sedang diproduksi, terlihat model kapal PKR-105, KCR-60, dan Kapal Selam U-209 1400 Mod. Kapal Strategic Sealift Vessel, hasil modifikasi LPD yang tetap menggunakan heli deck dan well dock yang ditawarkan kepada pemerintah Filipina juga ditampilkan.
Haluan kapal PKR-105 yang  persenjataannya telah mengalami beberapa perubahan (photo : Defense Studies)
Model kapal PKR-105 yang dipamerkan adalah versi yang sedang dibangun untuk TNI AL, sedikit berbeda dengan model yang dibawa Damen Schelde 2 tahun lalu. Sebagaimana diketahui Kementerian Pertahanan dan DSNS akhirnya menyepakati hanya satu kapal fregat yang dibangun dengan pola kerja sama dengan PT. Pal. Jika dalam model sebelumnya adalah versi untuk peperangan bawah air (dilengkapi anti-submarine rocket) maka versi yang dibangun sekarang ini telah mengalami perubahan, kanon utamanya Oto Melara 76mm diganti tipe stealth cupola, CIWS Phalanx di bagian belakang diganti menjadi Oerlikon Millenium 35mm yang dipasang menggantikan posisi anti-submarine rocket. Oerlikon Millenium 35mm ini mempunyai amunisi jenis AHEAD (Advanced Hit Efficiency And Destruction), selain untuk melawan rudal yang mendekat juga dapat difungsikan sebagai air defense. Rudal permukaan ke udara tetap menggunakan MBDA Aster 15 dengan jangkauan 30km.
LCU 1.500 ton untuk TNI AD dari DKB (photo : Defense Studies)
PT. DKB menampilkan beberapa model kapal yang sedang dibangun termasuk kapal LST 117 meter pesanan TNI AL. Untuk pertama-kalinya model kapal tanker yang sedang dibangun untuk TNI AL juga ditampilkan, kapal ini mempunyai panjang 93 meter, lebih kecil dibandingkan KRI Arun 903 yang mempunyai panjang 140 meter. Meskipun LCU 1.000 ton pesanan TNI AD penyelesainnya mundur karena menunggu prioritas anggaran, namun konsep LCU selanjutnya dimunculkan oleh DKB, kali ini yang ditampilkan adalah LCU 1.500 ton.
Palindo Marine yang mendapatkan pesanan enam Kapal Cepat Rudal KCR-40 saat ini tengah mebuji coba KRI 643 Beladau dan saat ini unit ke-4 sedang dalam taraf pengerjaan, juga ditampilkan Combat Boat 58 (18 meter) dan PC-43 utuk Bakorkamla..
Fire Support Vessel X-18 FSV dari Lundin Industry Invest/North Sea Boats (photo : Defense Studies)
Lundin Industry Invest (North Sea Boats) yang namanya mendunia karena keberhasilannya membuat kapal cepat rudal KRI Klewang dengan telnologi stealth, selain menampilkan model kapal tersebut juga mengenalkan beberapa konsep baru dengan berbasis pada teknologi catamaran. Fire Support Vessel X-18 FSV merupakan kapal kecil 18 m berlambung catamaran yang mengusung kanon  90-105 mm. Dengan kecepatan 30 knot maka wahana ini dapat membantu pendaratan amfibi dengan memberikan bantuan tembakan ke pantai.
Fast PatrolBoat 60m dari PT Tesco Indomaritim (photo : Defense Studies)

Galangan Tesco Indomaritim banyak menampilan konsep Fast Patrol Boat (28, 43, hingga 60 meter). Untuk FPB-60 dalam rancangannya terdapat heli deck di bagian buritan.
LCU untuk mendaratkan MBT Leopard 2 (photo : Defense Studies)
Setelah sukses membuat LCU untuk mengangkut mobil peluncur roket RM-70 Grad milik Marinir kali ini Tesco juga menampilkan rancangan berupa LCU untuk membawa MBT Leopard, kelak Leopard dapat dibawa oleh LPD dan didaratkan dengan LCU ini.


CN-235 ASW (photo : Defense Studies)

Matra Udara

PT DI selain punya produk baru berupa pesawat angkut medium CN-295, kali ini juga membawa model pesawat CN-235 ASW. Pengalaman engineer PT DI dalam proyek Meltem II di Turki menjadikan pengalaman berharga untuk terus mengembangkan pesawat ASW ini. Meskipun pada bodinya tertulis TNI AL namun tipe inilah yang ditawarkan untuk Filipina lengkap dengan MAD (magnetic anomaly detector) boom di bagian ekor dan torpedo di sayapnya. Adapun yang saat ini dibangun untuk TNI AL sekarang bukan versi ASW namun versi surveillance. PT DI juga siap seandainya TNI AL ingin pesawat ASW dengan platform yang mempunyai jarak jangkau lebih jauh maka PT DI akan mengajukan CN-295 ASW bagi TNI AL.

Persenjataan, Elektonika, dan Instrumentasi

Brosur Seahake torpedo kelas berat dengan logo Atlas Elektronik dan PT DI (photo : Defense Studies)

Melalui divisi persenjatannya kita kenal PT DI sebagai pembuat berdasar lisensi atas torpedo kelas berat SUT, jangan kaget bila dalam pameran kali ini PT DI menawarkan 3 torpedo sekaligus : SUT, Seahake Mod4 dan Seaspider yang dibuat oleh Atlas Elektronik (sebelumnya AEG Aktiengesellschaft Marinetechnik beralih menjadi STN-Atlas Elektronik Underwater Technology dan akhirnya menjadi Atlas Elektronik) German.

Seahake Mod4 merupakan varian akhir dari SUT yang lisensinya diperoleh PT DI pada tahun 1986. Jika PT DI memperoleh lisensi Seahake Mod4 yang mempunyai jangkauan 50 km maka tinggal selangkah lagi untuk bekerjasama dengan Atlas Elektronik untuk  torpedo Seahake Mod4 ER. Sebagaimana diberitakan pada uji coba Mei 2012, maka rekor torpedo saat ini dipegang oleh Seahake Mod4 ER yang dapat menghancurkan sasaran pada jarak 140 km.

Seaspider adalah torpedo pertama yang dibuat untuk anti torpedo. Sistem torpedo ini bereaksi cepat terhadap torpedo yang mendekat dan efektif melawan semua jenis torpedo. Ada dua varian peluncur torpedo ini dari kapal permukaan. Tidak dijelaskan apakah Sehake dan Seaspider ini akan diakuisi oleh TNI AL atau tidak.

PT Pindad menampilkan varian senjata SS2 termasuk varian terbaru SS2V5, juga senapan runduk, pistol dan bom.  PT Sari Bahari juga turut memamerkan bom produksinya yang terdiri dari P-100, P-25, dan roket FFAR
Combat Management System pada KRI Yos Suedarso (photo : Defense Studies)
Menarik disimak adalah aplikasi Combat Management System pada KRI Yos Soedarso yang telah menggunakan produk CMS PT Len dan lulus pada uji penembakan yang diadakan di Pulau Gundul. Dengan keberhasilan ini maka CMS produkasi LEN akan digunakan pada tiga fregat sejenis lainnya.
LenLink tactical data link buatan PT Len (photo : Defense Studies)
PT Len juga berhasil membuat peralatan untuk pertukaran data dari udara, permukaan, dan bawah air. LenLINK demikian namanya, untuk menjamin tingkat keamanan dan kehandalan dalam pengiriman data dimungkinkan untuk dilakukan customisasi protocol dan algoritma enkripsi.
Electronic Support Measures (photo : Defense Studies)
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi/PPET-LIPI yang selalu hadir dalam pameran Indodefence, kali ini menghadirkan Coastal Radar dan Electronic Support Measures untuk kapal kombatan. ESM adalah alat untuk memperoleh data/parameter signal elektronik beserta analisanya dari kapal musuh.
Road map PT Inti untuk menguasai teknologi radar (photo : Defense Studies)

Dalam aplikasi radar untuk militer, PT Inti juga tidak mau ketinggalan, dapat dilihat dengan jelas mengenai visi PT Inti untuk menguasai teknologi radar dimulai dari navigation radar, ground surveillance radar, missile tracker radar, airborne surveillance radar, dan weather radar.

CMI Teknologi yang telah bekerjasama dengan Lockheed Martin juga tampil pada pameran kali ini. Perusahaan yang bergerak dalam microwave dan RF modul ini terpilih oleh Lockheed Martin untuk turut serta dalam pembuatan radar pertahanan udara TPS-77 dan FPS-117.

Kokpit upgrade pesawat tempur F-5 (photo : Defense Studies)
Perusahaan yang berbasis di Surabaya yang telah dipilih untuk menjadi rekanan dalam integrasi radar sipil dan militer yaitu PT. Infoglobal pada pameran kali ini menampilkan kokpit pesawat tempur F-5 yang telah diupgrade. Perusahaan melihat peluang karena TNI berniat memperpanjang usia pakai F-5 Tiger hingga tahun 2020.

UAV taktis dan untuk keperluan surveillance dari IPCD-SSE (photo : Defense Studies)

IPCD-SSE tampil dalam Indodefence 2012 membawa dua tipe SUAV (small UAV), pesawat tanpa awak ini diperuntukkan bagi kegiatan riset, surveillance, reconnaisance, bahkan dimungkinkan sebagai target dan decoy. Tactical UAV dengan MTOW 2 kg dapat membawa beban 0,5kg sedangkan Surveillance UAV mempunyai MTOW hingga 6 kg dan dapat membawa beban hingga 1 kg.


(Defense Studies)

BERITA POLULER