Jurnas.com | PANGLIMA TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan postur TNI yang tangguh diperlukan agar dapat menghadapi berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa Indonesia.
Menurut Panglima TNI, pembangunan postur TNI didasarkan pada kebijakan pembangunan postur pertahanan militer yang telah ditetapkan oleh negara melalui Peraturan Presiden RI Nomor 41 tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Presiden itu, kekuatan TNI yang dibangun pada skala Minimum Essential Force (MEF), yaitu pada ukuran kebutuhan minimum yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam menjaga kepentingan nasional.
“Pembangunan kekuatan TNI ini dilakukan tanpa adanya penambahan jumlah prajurit yang signifikan, namun tetap didasarkan pada perhitungan jumlah kekuatan yang tepat,” kata Panglima TNI didampingi Dansesko TNI Marsdya TNI Ida Bagus Putu Dunia pada Pembekalan kepada 98 Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Pendidikan Reguler (Dikreg) XXXIX tahun 2012, di Sesko TNI Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/9).
Berdasarkan siaran pers Puspen TNI, dari 98 perwira tersebut, terdapat 5 orang dari mancanegara, yaitu Australia, Malaysia, Singapura, India dan Laos.
Menurut Panglima TNI, untuk mewujudkan kepentingan nasional maka diperlukan kebijakan nasional yang terpadu antara kebijakan keamanan nasional, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan kesejahteraan nasional. Namun demikian, kebijakan pembangunan kekuatan TNI pada skala MEF tidak berarti kekuatan TNI hanya dibangun secukupnya, dan sekedar apa adanya saja.
Menurutnya,modernisasi peralatan utama dan sistem persenjataan tetap harus dibangun agar setara dengan kekuatan militer yang ada di kawasan regional. TNI harus memiliki senjata, kapal dan pesawat tempur yang modern dan andal. "Tanpa adanya kesetaraan tentunya akan sulit dilakukan diplomasi militer yang antara lain berupa penyelenggaraan latihan, dan operasi militer bersama,” katanya.
Oleh karena itu, kata Panglima TNI, pembangunan MEF TNI yang tengah kita laksanakan harus dapat mencerminkan kapabilitas pertahanan Indonesia dengan standard deterrence (penangkal) pertahanan negara, yang mampu mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI terutama di daerah flash point,guna menjamin pelaksanaan kepentingan nasional.
Sumber jurnas
Thursday, September 27, 2012
Latihan AJ XXXI, KRI OWA-354 Tembakan Rudal Yakhont
Latihan Armada Jaya
(AJ) XXXI/2012 yang manlapnya (manuver
lapangan) digelar pada bulan Oktober
mendatang ini bakal menarik dan seru.
Pasalnya, TNI Angkatan Laut akan
melaksanakan uji coba penembakan
beberapa senjata strategis, diantaranya
Rudal Yakhont buatan Rusia.Ujicoba
penembakan Rudal Yakhont ini nantinya
akan dilaksanakan oleh KRI Oswald
Siahaan (OWA)-354 yang ikut terlibat
dalam Latihan Armada Jaya tersebut.
KRI OWA-354 adalah kapal ke empat dari
kapal perang kelas Perusak Kawal Kendali
Kelas Ahmad Yani. Sampai saat ini, kapal
perang tersebut memperkuat jajaran
Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI
Kawasan Timur (Koarmatim). Kapal ini
bersaudara dekat dengan Fregat Inggris
Kelas HMS Leander. Dibangun tahun 1967
oleh Nederlandse Doken Scheepsbouw
Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat
peningkatan kemampuan sebelum
berpindah tangan ke TNI AL.
Uji coba pertama kali penembakan Rudal
Yakhont berhasil dilakukan pada bulan
April 2011 oleh KRI OWA-354 di perairan
Selat Sunda. Pada saat uji coba tersebut,
sasaran tembak Yakhont berada di lintas
cakrawala, yakni menghamtam target.
Untuk mengecek kesiapan uji coba
penembakan rudal tersebut, Panglima
Komando Armada RI Kawasan Timur
(Pangarmatim) Laksamana Muda TNI
Agung Pramono, S.H, M.Hum, rencananya
akan meninjau langsung kesiapan KRI
OWA-354, Jumat (28/9) besok siang.
Sumber : Koarmatim
PT DI Merawat Helikopter Skuadron Udara 45
26 September 2012, Bandung: Kesiapan operasionalisasi helikopter kepresidenan di Skuadron Udara 45 harus berada selalu dalam keadaan prima. Mereka memiliki sejumlah helikopter NAS-332 Super Puma berkelir abu-abu dan putih. Untuk merawat itu, dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.
”Kami selalu menjadikan helikopter-helikopter milik Sekretariat Negara itu berkondisi seperti baru guna menjamin tingkat keselamatan setinggi-tingginya," kata Joko Budi Rustanto, Kepala Divisi Sales Marketing, Jasa Perawatan Pesawat (Aircraft Services) PT DI kepada media di Bandung, Rabu.
Budi mengemukakan, helikopter-helikopter angkut menengah itu ditujukan untuk "orang sangat penting" alias VIP yang khusus dalam terminologi Indonesia dinamakan VVIP (walau di dunia internasional, istilah itu tidak dikenal).
Tiga NAS-332 Super Puma bernomor registrasi H-3203, H-3205 dan H-3206, helikopter kepresidenan, dirawat di fasilitas pemeliharaan PT Dirgantara Indonesia itu.
Dukungan perwakilan teknis juga disediakan PT DI untuk pekerjaan di luar Bandung, seperti halnya bilamana pekerjaan perawatan dilakukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma (Skadron Udara 45) dan Pangkalan Udara Atang Senjaya, Bogor (Skuadron Teknik 024).
Penyerahan material suku cadang biasanya dilaksanakan dalam tiga tahapan untuk kontrak kerjasama dengan Setneg yang memiliki nilai strategis karena setiap tahun selalu diperbaharui.
Selain melakukan perawatan, PT DI juga diminta melakukan modifikasi berupa penambahan peralatan peringatan tabrakan TCAD (Traffic/Collision Alerting Device) guna meningkatkan keselamatan penerbangan.
Pemasangan TCAS (Traffic/Collision Avoidance System) wajib pada semua pesawat sipil yang dioperasikan di Indonesia berdasarkan ketentuan Ditjen Penerbangan Sipil Kementerian Perhubungan, merujuk kepada peraturan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation) Internasional part 135 dan 25.
Selain itu, PT DI saat ini berencana menambah kapasitas dan kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi agar dapat melakukan perawatan dua NAS-332 L2 (helikopter versi NAS-332 VVIP yang didatangkan Sekretariat Negara dari Aerospatiale, Perancis, kini bagian dari Eurocopter).
Potensi project yang akan dilakukan oleh ACS PTDI sampai Desember 2012 adalah termasuk perawatan rutin helikopter Pusat Penerbangan TNI AD (tujuh unit BO-105, tiga unit Bell-205, dua unit Bell-412).
Termasuk pula perawatan rutin satu unit C212-200 dan satu unit AS-332 milik TWA (Trans Wisata Airline) serta modifikasi untuk pemasangan FDR (Flight Data Recorder) pada tiga unit pesawat C212-200 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Sumber: ANTARA News
Kunjungan duta besar inggris
25 September 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning, Selasa (25/9) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan ini, Dubes Inggris menyampaikan keingginan Pemerintah Inggris untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia.
Dubes Inggris menyampaikan, kunjungannya ini dalam rangka ingin menindaklajuti pertemuan bilateral antara Presiden RI dengan Perdana Menteri Inggris pada bulan April yang lalu, yang salah satunya adalah keinginan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara kedua negara.
Menurutnya, meski hubungan kerja sama pertahanan Indonesia-Inggris sempat terganggu saat diembargonya penjualan spare part pesawat tempur Hawk buatan Inggris ke Indonesia beberapa tahun lalu, namun saat ini Inggris berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan hubungan kerjasama tersebut. Selama dua tiga bulan ini, kerjasama pertahanan kedua negara telah mengalami peningkatan terutama kerjasama di bidang pendidikan.
Dubes Inggris berharap, dalam waktu dekat diharapkan akan ada pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan kemungkinan pembahasan MoU kerjasama pertahanan kedua negara. Melalui pembahasan ini, kedua negara dapat melihat kemungkinan seperti apa saja kerjasama yang dapat dikembangkan antara kedua negara di bidang pertahanan.
Menanggapi apa yang disampaikan Dubes Inggris untuk Indonesia tersebut, Sekjen Kemhan RI menyampaikan menyambut baik atas keinginan pemerintah Inggris. Menurutnya, kerjasama pertahanan kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Sekjen Kemhan RI juga berharap, hubungan kerjasama pertahanan kedua negara dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan bagi kedua negara.
Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI dalam kesempatan tersebut, Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus.
Sumber: DMC
Tuesday, September 25, 2012
Lapan Kembali Uji Roket RX-550 pada 2013
(Foto: Lapan)
26 September 2012, Garut: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menyempurnakan kemampuan roket RX-550 yang segera diluncurkan pada 2013 mendatang.
Dalam persiapannya itu, LAPAN kembali melakukan uji statik motor roket RX-550 yang akan dilakukan pada Sabtu( 29/9) di Kecamatan Pangmeungpek, Kabupaten Garut. Sejumlah alat instalasi mulai dipasang pada roket RX-550 tersebut. Kepala Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN Sudihartono menyebutkan,beberapa alat tersebut terdiri dari alat untuk mengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, tempratur, dan data visual.
Sejumlah peralatan itu, kata Sudi, akan menentukan apakah motor roket senilai Rp5 miliar ini akan layak menjalani uji terbang atau tidak di 2013 nanti. ”Roket RX-550 sendiri masih dalam tahapan penelitian dan penyempurnaan. Di 2011 lalu,kami sempat melakukan uji statik.Namun,karena tidak sempurnanya struktur material pada bagian nossel motor roket saat itu, RX-550 masih belum bisa dikatakan layak uji terbang. Sekarang, uji statik motor pendorongnya akan kita lakukan kembali,”kata dia.
Sudi mengungkapkan, belum sempurnanya struktur komponen nossel motor roket disebabkan terbatasnya kualitas material logam.Saat itu, logam pada komponen nossel motor roket hanya memiliki ketebalan 3 mm. ”Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm. Sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm. Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu pembakaran propelan sekitar 14 detik, ini malah hanya tahan dalam waktu 7 detik saja.Akibatnya, saat memasuki detik ke 8, material nossel robek dan pecah,”ungkapnya.
Seperti diketahui, nama roket RX-550 diambil dari diameter motor roket yang berdiameter 550 milimeter. Panjang motor roket setidaknya mencapai 6 meter. Sedangkan panjang keseluruhan roket bisa mencapai 9 meter lebih. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar angkasa dengan kapasitas bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.
Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 merupakan penyempurnaan beberapa roket produksi Lapan sebelumnya, yaitu RX- 420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008. Karena belum bisa menjangkau target yang ditetapkan, kedua roket itu pada akhirnya disempurnakan kembali melalui proyek pembangunan roket RX-550.
Dana pembangunan roket RX-550 ini sebesar Rp5 miliar. Di bagian lain,Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN Clara Yono Yatini mengatakan, saat ini hanya ada 30 peneliti astronomi, itu pun terpusat di LAPAN. “Sebetulnya banyak, hanya saja kemungkinan penghargaan di dalam negeri terhadap mereka (peneliti antariksa) kurang,”katanya.
Sumber: SINDO
26 September 2012, Garut: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menyempurnakan kemampuan roket RX-550 yang segera diluncurkan pada 2013 mendatang.
Dalam persiapannya itu, LAPAN kembali melakukan uji statik motor roket RX-550 yang akan dilakukan pada Sabtu( 29/9) di Kecamatan Pangmeungpek, Kabupaten Garut. Sejumlah alat instalasi mulai dipasang pada roket RX-550 tersebut. Kepala Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN Sudihartono menyebutkan,beberapa alat tersebut terdiri dari alat untuk mengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, tempratur, dan data visual.
Sejumlah peralatan itu, kata Sudi, akan menentukan apakah motor roket senilai Rp5 miliar ini akan layak menjalani uji terbang atau tidak di 2013 nanti. ”Roket RX-550 sendiri masih dalam tahapan penelitian dan penyempurnaan. Di 2011 lalu,kami sempat melakukan uji statik.Namun,karena tidak sempurnanya struktur material pada bagian nossel motor roket saat itu, RX-550 masih belum bisa dikatakan layak uji terbang. Sekarang, uji statik motor pendorongnya akan kita lakukan kembali,”kata dia.
Sudi mengungkapkan, belum sempurnanya struktur komponen nossel motor roket disebabkan terbatasnya kualitas material logam.Saat itu, logam pada komponen nossel motor roket hanya memiliki ketebalan 3 mm. ”Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm. Sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm. Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu pembakaran propelan sekitar 14 detik, ini malah hanya tahan dalam waktu 7 detik saja.Akibatnya, saat memasuki detik ke 8, material nossel robek dan pecah,”ungkapnya.
Seperti diketahui, nama roket RX-550 diambil dari diameter motor roket yang berdiameter 550 milimeter. Panjang motor roket setidaknya mencapai 6 meter. Sedangkan panjang keseluruhan roket bisa mencapai 9 meter lebih. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar angkasa dengan kapasitas bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.
Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 merupakan penyempurnaan beberapa roket produksi Lapan sebelumnya, yaitu RX- 420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008. Karena belum bisa menjangkau target yang ditetapkan, kedua roket itu pada akhirnya disempurnakan kembali melalui proyek pembangunan roket RX-550.
Dana pembangunan roket RX-550 ini sebesar Rp5 miliar. Di bagian lain,Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN Clara Yono Yatini mengatakan, saat ini hanya ada 30 peneliti astronomi, itu pun terpusat di LAPAN. “Sebetulnya banyak, hanya saja kemungkinan penghargaan di dalam negeri terhadap mereka (peneliti antariksa) kurang,”katanya.
Sumber: SINDO
Leopard dan Marder Tiba Awal November 2012
25 September 2012, Jakarta: Sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dari Jerman dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal November 2012 dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut.
"Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012 nanti. Sekarang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sedang di sana dan akan pulang tanggal 30 September 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Pengiriman tahap pertama ini, lanjut dia, akan datang sekitar 15 unit tank berbobot 60 ton itu, sementara untuk tank Marder belum diketahui berapa yang akan datang.
Staf Ahli Menhan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut. "Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yg melalui pesawat, ada juga melalui kapal," kata Hartind.
Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.
Finalisasi penandatanganan kontrak diharapkan bisa dilakukan akhir September 2012. "Pihak Rheinmetall (produsen) akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012," katanya.
Sumber: ANTARA News
ada apa dengan apache?
Jakarta - Tercium bau tak sedap dari rencana pemerintah untuk mengakuisisi delapan unit helikopter serang AH-64 Apache dari Amerika Serikat (AS). Pasalnya, dengan dana US$ 1,4 miliar, India mendapatkan 22 unit helikopter yang sama.
Kepada itoday, Senin (24/9), pengamat pertahanan Muradi mengatakan, rencana pembelian tersebut harus diperiksa, apakah Indonesia membeli langsung dari produsen atau menggunakan jasa broker. Sebab menurutnya, jika melalui jalur normal, maka seharusnya Indonesia mendapatkan jumlah dan kualitas yang sama dengan India.
Muradi juga menekankan bahwa jalur apa yang digunakan dalam pengadaan Apache ini harus dibahas secara tersendiri. Sebab dalam konteks Indonesia, mark up dalam pengadaan sudah menjadi rahasia umum.
“Apakah kita membeli dari tangan pertama? Jika benar maka seharusnya jumlah yang diterima dengan India. Ini menjadi preseden dan terjadi berulang-ulang, “ tambahnya.
Menurut dosen FISIP Universitas Padjadjaran, Bandung ini, jika pengadaan Alutsista sudah menggunakan jalur G to G, tidak alasan Indonesia tidak mendapatkan spesifikasi barang yang kurang dari India beli. Muradi menduga, ada permainan di pihak Indonesia.
“Dugaan yang paling gampang, adalah permainan mark up di Indonesia, bukan di AS-nya, “ tuturnya.
Bukan tanpa alasan Muradi menduga ada permainan dalam pengadaan helikopter serang ini, sebab jika bicara masalah rezim persenjataan internasional, pengadaan senjata sangatlah ketat, tidak segampang membeli kacang goreng.
Indonesia sendiri dikabarkan menyiapkan dana sebesar US$ 1,4 miliar untuk mendatangkan delapan unit AH-64D Apachel Block III Longbow beserta 19 mesin T-700-GE-701D, sembilan Modernized Target Acquistion and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensor, empat AN/APG-78 Fire Control Radars, empat AN/APR-48A Radar Frequency Interferomerters, sepuluh AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) yang disertai Sensor and Improved Countermeasure Dispenser, sepuluh AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, sepuluh AN/APR-39A(V) 4 Radar Signal Detecting Sets, 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21), 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, dan 140 rudal HELLFIRE AGM-114R3.
Tidak hanya itu, paket pembelian senilai US$ 1,4 miliar itu juga meliputi alat pendeteksik kawan/lawan Identification Friend or Foe transponders, senapan mesin 30mm beserta amunisi, peralatan komunikasi, peralatan tes, paket pelatihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, peralatn pendukung, pelatihan personel, dan peralatan keperluan latihan.
Sedangkan India, dengan nilai yang sama mendapatkan 22 unit AH-64D Apache Block III Longbow beserta 50 mesin T700-GE-701D, 12 AN/APG-78 Fire Control Radars, 12 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers, 812 rudal AGM-114L-3 HELLFIRE LONGBOW, 542 rudal AGM-114R-3 HELLFIRE II, 245 STINGER Block I-92H missiles, and 23 Modernized Target Acquisition Designation Sight/Pilot Night Vision Sensors, rockets, rudal untuk latihan dan amunisi 30 mm beserta paket pelatihan, suku cadang dan lain-lain.
Sumber : Itoday
KRI Banjarmasin Ikut Operasi Penyelamatan ke Somalia
Jakarta Kapal perang terbesar buatan anak negeri milik TNI AL KRI Banjarmasin ternyata pernah digunakan dalam operasi penyelamatan internasional. KRI Banjarmasin dengan didampingi kapal tempur Belanda menyelamatkan KM Sinar Jaya Kudus yang dibajak di Somalia beberapa waktu lalu.
"Pernah digunakan untuk operasi pembebasan kapal Sinar Kudus di Somalia. Kita jalan bareng kapal tempur kecil Belanda, dan operasi mereka berangkat duluan, baru dari Colombo sama-sama ke Somalia," kata Nahkoda KRI Banjarmasin, Letkol Laut Stanley Lekahena, di ruang nahkoda KRI Banjarmasin, Markas Komando Lintas Laut, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/9/2012).
Hal ini berarti kapal buatan anak negeri telah diakui dunia internasional dengan dukungan navigasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja KRI Banjarmasin belum mendapatkan identitas internasional untuk berlayar di laut internasional.
"Kapal ini punya dua radar BR-3440, didukung peta digital, GPS, echo sounder, dan wheather text. Jadi untuk internasional kita sudah standar, tinggal transponder yang belum dipasang. Itu Automatic Identification System yang belum kita miliki," ujar Stanley.
Kapal ini sendiri akan dilengkapi persenjataan meriam boffors 40 mm dan metraliur Oerlikon 20 mm, senapan anti udara. Namun kapal ini memang tidak diperuntukan untuk perang terbuka.
"Persenjataan masih dalam proses, masih belum ada sekarang tapi akan dipasang senapan anti udara," ujar Stanley.
Kapal KRI Banjarmasin dibuat oleh PT PAL dan yang terbesar yang pernah dibuat anak negeri. KRI Banjarmasin memiliki saudara kembar yakni KRI Banda Aceh yang diparkir di Jakarta dan KRI Banjarmasin sebenarnya di parkir di Surabaya.
"Kapal ini diperuntukan di Surabaya, sedangkan KRI Banda Aceh di Jakarta," ujar Stanley.
sumber : DETIK
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...