Pages

Sunday, September 9, 2012

Militer Iran: Sistem Pengganti S-300 Sempurna Tahun Depan



Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya Brigadir Jenderal Farzad Esmaili mengkonfirmasikan digelarnya manuver akbar pertahanan udara pada akhir bulan Oktober dan kemajuan 30 persen dari proses pembuatan sistem pertahanan udara pengganti S-300 buatan dalam negeri.

Menurut laporan ISNA, Jenderal Esmaili dalam jumpa pers pada Senin (3/9) menyinggung tetang Hari Ulang Tahun Pembentukan Pertahanan Udara yang jatuh pada tanggal 31 Agustus dan mengatakan, manuver akbar pertahanan udara yang diikuti oleh semua unit akan digelar pada akhir bulan Oktober.

Ia menambahkan, latihan yang akan digelar atas kerjasama antara Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan militer bertujuan mengevaluasi kesiapan pasukan dan peralatan pertahanan udara.

Menurut Esmaili, manuver tersebut juga bertujuan mengenali titik lemah dan merapkan taktik baru dan lama.
Lebih lanjut pejabat senior militer Iran itu menyinggung tentang produksi dalam negeri sistem pengganti S-300.

"Hingga kini proyek tersebut telah mencapai 30 persen dan informasi penyelesaikan proyek ini akan diumumkan tahun depan," imbuhnya.

Bavar 373 adalah sistem pertahanan udara buatan dalam negeri Iran untuk mengganti S-300 buatan Rusia.

Bavar 373, kata Esmaili, lebih canggih daripada S-30 yang mampu mendeteksi, mengidentifikasi dan melacak target.

Setelah Rusia tidak bersedia memberikan sistem pertahanan udara canggih  S-300 yang telah dibeli Iran, Tehran memutuskan untuk mengembangkan sistem pertahanan udara buatan dalam negaridan menjulukinya dengan Bavar 373.

Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia harus memberikan sedikitnya lima S-300. Namun, Moskow terus menundanya dengan dalih termasuk dalam resolusiputaran keempat Dewan Keamanan PBBanti-Tehran.

Kemudian Presiden Dmitry Medvedev menandatangani sebuah dekrit yang melarang penjualan senjata Rusia, termasuk S-300 kepada Iran pada tahun 2010 setelah PBB memberlakukan sanksi terhadap Iran.

Tehran kemudian menggugat Moskow atas pelanggaran kontrak tersebut .

sumber :(IRIB Indonesia/RA)

TNI kibarkan merah putih di Pulau Gambar

Pontianak (ANTARA News) - Komandan Korem 121 Alambhana Wanawai, Kolonel (Inf) Binarko Sugihantyo mengatakan bahwa TNI telah mengibarkan bendera merah putih di Pulau Gambar, yang sempat dikabarkan akan dijual melalui website.

"Sabtu tanggal 8 September, tim kecil dari sejumlah pihak seperti Pos TNI AL Kendawangan, Kodim Ketapang, anggota Polsek Kendawangan dan masyarakat sudah berkunjung ke Pulau Gambar," kata Binarko kepada sejumlah wartawan di Pontianak, Senin.

Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, pantai tersebut luasnya sekitar 3,3 hektare.

Ia melanjutkan, ada dua pulau yakni Pulau Gambar Besar dan Pulau Gambar Kecil.

"Pulau utama, Pulau Gambar Besar sebagian besar berupa batu-batuan, tidak berpenghuni, sedikit pantai berpasir," ujar dia.

Sedangkan Pulau Gambar Kecil, hanya terdiri dari batu-batuan dan sangat kecil.

Ia mengungkapkan, warga setempat pernah melaporkan bahwa beberapa tahun lalu ada kapal pesiar yang membawa orang asing merapat di pulau terdekat dan berenang ke Pulau Gambar Kecil.

"Tetapi untuk dokumentasinya tidak ada sehingga masih berupa informasi saja," ujarnya.

Mengenai kemungkinan Pulau Gambar sebagai tempat penyu bertelur, ia menilai sejauh ini kondisinya agak kecil.

"Karena hanya sedikit pantai berpasirnya," kata Binarko Sugihantyo.

Jarak tempuh dari Kendawangan sekitar 2 - 3 jam menggunakan speedboat. Sedangkan menggunakan kapal kelotok, sekitar 8 - 10 jam. "Tergantung cuaca dan ombak," kata dia.

Gugusan Pulau Gambar airnya sangat jernih dan masih bebas dari polusi sehingga tempat habitat banyak biota laut.

"Kalau di website, disebut sebagai lokasi lobster. Mungkin saja, karena lokasinya masih bersih," kata Binarko.

sumber : Antara

Presiden Singgung Sengketa Laut China Selatan dengan Hu Jintao


www.google.com
Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct.

Jurnas.com | DISELA-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Hu Jintao. Dalam pertemuan empat mata tersebut, SBY menyinggung penyelesaian sengketa Laut China Selatan. “Indonesia kembali mendorong agar proses penyelesaian, langkah-langkah menuju penyusunan code of conduct (kode perilaku) dilakukan,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai pertemuan, di Vladivostok, Rusia, (8/9).

Faiz mengatakan, perkembangan resesi ekonomi global, dapat berimbas pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi hal penting yang harus ditingkatkan. Hu Jintao, kata Faiz, menanggapi positif pernyataan Presiden SBY. “Presiden Hu telah menyampaikan kesiapan mereka untuk bernegosiasi,” kata Faiz.

Selain menyinggung sengketa Laut China Selatan, ada lima hal yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Kedua negara, kata Faiz, bersepakat melakukan pertemuan strategis tingkat Menteri Luar Negeri maupun Kepala Pemerintahan untuk memaksimalkan mekanisme bilateral yang sudah ada. Presiden mengingatkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang membutuhkan investasi dalam dan luar negeri. Kepala negara mendorong China untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Dalam pertemuannya, Presiden mengatakan bahwa kawasan Asia Pasifik mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif. Dibutuhkan upaya bersama untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. “Usaha bersama itu diperlukan dengan bilateral Indonesia dan Tiongkok,” ujar Faiz.

Di bidang pertahanan keamanan, kedua kepala negara membahas upaya untuk mendorong perkembangan industri pertahanan, dan kerjasama maritim. Presiden mengundang keikutsertaan Tiongkok dalam pengembangan sektor perikanan. Sementara hal lain yang dibahas yakni mengenai kerja sama di bidang sosial budaya, dan persiapan Tiongkok mendukung Keketuaan Indonesia pada APEC 2013 mendatang.

Sementara itu, pertemuan bilateral antara Presiden SBY dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin tertunda karena padatnya jadwal Putin selaku tuan rumah KTT APEC 2012. Ia belum bisa memastikan kapan pertemuan akan dijadwalkan kembali. “Kami masih melihat apakah ada kemungkinan dengan sisa waktu yang ada,” kata Faiz.

sumber : JURNAS

Pesawat C-295 TNI AU Akan Tiba Di Tanah Air Tanggal September

JAKARTA : Empat penerbang TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma akan tiba di Jakarta dengan membawa pesawat C-295 tanggal 21 September mendatang. Keempat penerbang itu yakni Letkol Pnb Elistar Silaen Komandan Skadron Udara 2 Lanud Halim, Mayor Pnb Destianto, Mayor Pnb Trinanda dan Kapten Pnb Reza Fahlifie.

Saat ini mereka masih berada di Air Bus Military, Sevilla, Spanyol untuk menjalani Training dengan menggunakan pesawat C-295 Air Bus Military selama kurang lebih tiga Bulan dari Bulan Juli sampai September 2012.

"Saat ini program training kami sudah melaksanakan latihan simulator sebanyak 48 jam, mulaidari tanggal 5 Sepember kami sudah flight training degan pesawat C-295 Air Bus Military , dan rencana training sampai dengan tgl 14 September" ujar Komandan Skadron 2 Letkol Pnb Elistar Silaen.

Lebih lanjut Komandan Skadron Elistar, mengatakan bahwa latihan training masing-masing pilot dilaksanakan Enam jam terbang. "Rencana ferry pesawat C- 295 Air Bus Military sementara tanggal 17 September dan tiba di Indonesia tanggal 21 September" ujarnya.

Selain Penerbang TNI Angkatan Udara dua penerbang Test Pilot dari PT Dirgantara Indonesia (DI) Ester Gayatri saleh dan Novirsta Mafriando Rusli serta satu Flight Test Engineer Heru Riadhi Soenardi juga melakukan training dengan menggunakan pesawat C-295 di Air Bus Military, Sevilla, spanyol.

Pesawat C-295 buatan Air Bus Military yang bekerja sama dengan PT DI direncanakan akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma menggantikan operasional pesawat F-27 yang belum lama dinyatakan tidak boleh terbang.  


Sumber : Kompas

Kesuksesan Senjata Pindad Di Dunia Internasional

Industri pertahanan militer Indonesia bukan hanya mulai menggeliat, tapi mulai beranjak menunjukkan kemampuannya. Beberapa negara di belahan dunia, jatuh hati pada produk senjata dan alat transportasi militer buatan Indonesia.

Salah satu produk senjata Indonesia yang menjadi buruan luar negeri adalah produks PT Pindad Indonesia. Tak hanya negara-negara ASEAN, kini senjata serta beberapa produk dari Pindad mulai masuk ke sejumlah negara di Afrika Asia Timur.

Malaysia, Brunei Darussalam, Uganda, Timor Leste, serta Irak merupakan daftar negara yang siap mengantre produk-produk buatan pabrikan Bandung, Jawa Barat itu.

Banyak alasan mereka mempercayakan Indonesia, khususnya Pindad untuk memperkuat militer negaranya. Berikut penjelasan Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, saat wawancara khusus VIVAnews, Kamis 30 Agustus 2012 di Bandung: 

Sejak kapan Pindad promosi senjata?

PT Pindad saat ini tengah gencar melakukan program promosi ke sejumlah negara di benua Afrika. Kegiatan promosi  dilakukan dengan pemerintah, karena pemerintah melakukan promosi ke beberapa negara terkait industri pertahanan yang ada di Indonesia.

Produk-produk Pindad yang dilirik oleh negara seperti Irak dan Iran itu dikarenakan produk kita sangat simple, sederhana serta ringan. Jika dibandingkan dengan produk-produk Eropa yang karakteristiknya berat bodi dan tidak ringan, Irak menilai senjata Indonesia ringan dan santai dibawanya.

Negara mana saja yang pernah memesan produk Pindad? 

Sejumlah negara melirik industri militer Indonesia. Negara-negara balkan bahkan berminat dengan senjata produk Pindad. Penjajakan dengan negara Irak sendiri misalnya, sebenarnya sudah dilakukan sejak pendudukan Amerika berakhir tahun 2003 lalu.

Sejak saat itu pemerintah definitif Irak mencoba melakukan komunikasi dengan pemerintah RI. Komunikasi saat itu baru sebatas penjajakan tentang kerjasama berbagai hal. Baru untuk permasalahan industri pertahanan dibahas secara intensif sejak tahun 2008. Kebetulan saya juga menjadi Ketua Tim Koordinator kerjasama industri pertahanan ini dengan Irak.

Terakhir dari pihak Irak kesini 2004 awal kalau tidak salah. Kami sendiri baru pulang dari Irak 4 hari sebelum lebaran kemarin. Hasilnya, alhamdulilah positif bahwa Irak siap menjajaki secara serius tak hanya dengan Pindad, melainkan dengan seluruh industri Militer di Indonesia.

Apakah Irak dan negara lain akan memesan dalam jumlah besar?

Rencananya memang Irak akan bekerjasama dalam jumlah besar dengan Indonesia, tak hanya Pindad yang mendapatkan proyek besar dari Irak. PT PAL, PT DI (Dirgantara Indonesia), serta beberapa sentra industri kemiliteran menjadi tujuan Irak dalam membangkitkan kembali sistem pertahanan militernya.

Setelah perayaan HUT TNI ke-67 pada Oktober mendatang, Irak dipastikan akan memulai era baru kemiliterannya. Dalam perayaan HUT TNI Oktober 2012 mendatang akan ditampilkan hasil karya anak negeri dalam hal industri militer di hadapan Perdana Menteri Irak.

Selain Irak, negara mana lagi yang berminat? 

Uganda dan Timor Leste kini tengah menjajaki hal serupa. Namun kedua negara tersebut hanya menjajaki indutsri militer saja. Kalau untuk Irak sejauh ini belum ada deal apapun, baru sebatas proses. Sedangkan yang sudah penjajakan intensif serta uji coba alat yakni Uganda dan Timor Leste. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan deal.

Jenis produk Pindad apa saja yang diminati? 

Dari pertemuan pertengahan Agustus lalu, yang paling diminati Irak adalah Senjata Serbu 2 Pindad (SS 2) serta Panser Angkut  Anoa dan panser serbu Anoa. 
Pilihan pada Panser Anoa dan SS2 karena Irak butuh senjata serbu ringan dan Panser yang bisa melakukan perang di dalam kota, dimana letak geografis Irak menjadi alasan pihak pemerintah Irak jatuh hati pada SS2 dan Anoa.

Apakah SS2 produk sendiri atau komponennya masih impor?

Kalau untuk SS2 yamg kita produksi hari ini merupakan asli produk Indonesia seluruhnya, berbeda dengan SS1 sebelumnya kami hanya mendapat under license-nya saja. Kami bangga dengan produk asli ini yang bisa menembus pasar dunia. Memang keseluruhan dilakukan oleh tenaga ahli dari dalam negeri, sisanya dibantu konsultan dari luar negeri.

Selain SS2 dan Panser, produk apa lagi yang diminati?

Tidak hanya Pindad yang sedang dalam hal penjajakan dengan Irak. PT PAL, PT DI, industri helm perang, rompi anti peluru, industri parasut, baju perang Hamatex Sritex, PT Jangkar, serta tenda pleton juga akan dijajaki Irak guna membangun sistem pertahanan militernya.

Ada sekitar 10 industri pertahanan di Indonesia yang akan dijajaki Irak. Informasi dari pemerintah sendiri tak hanya industri militer yang dijajaki industri lainnya seperti infrastruktur kota serta perminyakan juga akan dijajaki dalam waktu bersamaan dengan penjajakan Industri militer.

Bagaimana peran pemerintah  dalam pemasaran ke luar negeri serta sokongan modal? 

Kerjasama ini antar pemerintah atau Government to Governtment. G to G itu menguntungkan. Kenapa? selain legalitas, aspek pencairan dana juga lebih cepat karena pencairan dilakukan langsung oleh Pindad dengan negara tujuan tidak melalui broker.



Sumber : Vivanews 
 

Indonesia Jerman Jajaki Kerjasama Alih Teknologi Tank Medium

Pemerintah Indonesia menjajaki kemungkinan melakukan kerja sama alih teknologi pembuatan tank medium dengan Jerman sebagai bagian dari pengadaan 100 unit tank tempur utama (MBT) Leopard.

Jika proses ini lancar, Indonesia ke depan bakal memproduksi tank medium merujuk pada Marder 1A3 milik Jerman. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto mengatakan, pemerintah sekarang ini dalam proses pembicaraan agar bisa dilakukan kerja sama alih teknologi pembuatan tank medium Marder 1A3 dari Jerman.“Semua pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) ada transfer of technology (alih teknologi/ToT),” tandas Eris di Jakarta kemarin.


Meskipun sekarang ini Indonesia tidak sedang melakukan pembelian tank medium tersebut, proses alih teknologi tetap memungkinkan dilakukan.Hanya, hal itu bergantung proses pembicaraan antarkedua negara. “Ini masih proses. Itu nanti merupakan bagian dari pengadaan MBT Leopard,”katanya. Dia mengaku, pemerintah telah mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Jerman agar hal tersebut disetujui.“ Kita masih akan bicarakan lagi ke mereka.Saya belum bisa menyampaikan keputusannya,” imbuh Eris.

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan, pihaknya belum mengetahui rencana pemerintah tersebut. Namun, secara umum dia menyambut baik jika langkah alih teknologi pembuatan tank medium itu betul-betul bisa direalisasikan. Tubagus mengatakan, pihaknya akan menyetujui bilamana kerja sama yang dilakukan bisa memberikan keuntungan bagi badan usaha milik negara (BUMN) industri pertahanan. Apalagi dengan memproduksi tank medium,kebutuhan alutsista TNI ke depan tidak lagi bergantung pada asing.“Bisa juga untuk dijual. Ada nilai tambah ekonominya,”ujarnya.

Di samping itu, memproduksi tank medium juga akan menguntungkan dari segi strategi pertahanan sebab tank-tank jenis inilah yang sebenarnya sangat cocok untuk karakter geografis Indonesia.



Sumber : Sindo
 
 

Thursday, September 6, 2012

Tampilan Pertama Pesawat KFX Serie C103



Model pesawat KFX/IFX serie C103 (all photos : KDN)
CRDC (Combined  Research & Development Center) sebagai lembaga yang dibentuk pemerintah Korea dan Indonesia yang merupakan gabungan antara engineer Korea dan Indonesia yang bekerja bersama-sama untuk pengembangan jet tempur generasi 4.5 yang diberi nama KFX / IFX baru-baru ini merilis gambar pertama dari hasil kerjasama keduanya yang dinamakan versi C103.

C103 adalah rancangan baru dari program KFX/IFX yang mempunyai penampakan seperti F-22 Raptor dengan bentuk yang meminimalkan RCS (Radar Cross Section). Perbedaan yang paling menonjol adalah persenjataan yang dibawa C103 dapat terlihat semuanya karena digotong dibawah sayapnya. Pada F-22 Raptor persenjataan tersebut tersimpan dalam  Internal Weapon Bay sehingga pesawat tersebut dapat tampil full stealth.

C103 rencananya akan menggunakan radar AESA (Active Electronic Scanned Array) yang dikembangkan oleh perusahaan Korea LIG Nex1. Pesawat ini direncanakan untuk dapat membawa persenjataan 4 rudal udara ke udara jarak menengah sekelas AMRAAM, 2 rudal udara ke udara jarak pendek dan dapat membawa bom hingga 1,000 pound sekelas JDAM (Joint Direct Attack Munition), yang semuanya terpasang pada 11 cantelan di bawah sayap dan bodinya.

Dengan mesin yang mempunyai daya dorong 36.000 pound sekelas F404 / F414 / EJ200 maka C103 diproyeksikan akan mempunyai kemampuan di atas pesawat F-16. Keberhasilan program KFX/IFX ini akan menjadi kuda hitam dalam persaingan pemasaran pesawat tempur sekelas F/A-18E/F, F-16 Block 60, dan Eurofighter Typhoon.
(Defense Studies)

Wednesday, September 5, 2012

Menhan: Negara-negara Tetangga Hormati Kedaulatan RI di Papua


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (sumber: Antarafoto)
"Itu adalah kedaulatan kita.”

Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menegaskan kembali posisi Australia yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia termasuk Papua dan Papua Barat.

“Kami menyambut baik komitmen Presiden Yudhoyono untuk memperbaiki standar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat melalui investasi ekonomi. Kami juga menyambut baik indikasi Presiden Yudhoyono bahwa dugaan itu akan diinvestigasi,” kata Smith dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan, Rabu (5/9), setelah melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama pertahanan Indonesia dan Australia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan apresiasinya terhadap Australia yang menghormati integritas dan kesatuan teritorial Indonesia, seperti yang tercantum dalam perjanjian bilateral keamanan dan pertahanan Lombok Treaty yang ditandatangani Indonesia dan Australia pada 2006.

“Negara-negara tetangga kita menghormati kedaulatan kita di Papua dan Papua Barat. Itu adalah kedaulatan kita,” ujar Purnomo.

Jakarta disebutnya tidak mengirimkan pasukan militer tambahan untuk beroperasi di Papua dan Papua Barat untuk menangani gerakan separatisme.

“Pasukan yang beroperasi di Papua adalah pasukan lokal. Kalau pun kami mengirimkan pasukan ke sana, mereka adalah pasukan khusus untuk menjaga daerah perbatasan dan itu sesuai dengan peraturan kami,” katanya.

Untuk penanganan masalah gerakan separatisme, Purnomo menyebut diserahkan kepada polisi. Karena masalah gangguan keamanan dan separatisme adalah masalah kriminal dan penanganannya diatur dalam undang-undang pidana.

“Situasi di Papua adalah situasi sipil, bukan situasi militer,” katanya.

Terkait dengan penembakan tokoh gerakan separatisme Papua, Mako Tabuni, yang berdasarkan investigasi media Australia dilakukan pasukan khusus polisi anti terorisme Densus 88, Purnomo mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan hak asasi manusia karena apa yang dilakukan Mako adalah tindakan kriminal, termasuk sejumlah insiden penembakan yang menewaskan warga sipil dan seorang warga negara Jerman di Papua.  

“Hal itu terjadi di wilayah yurisdiksi Indonesia dengan aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Purnomo.
 
sumber: BERITA SATU

RI-Australia Saling Perkuat Industri Pertahanan

RI-Australia Saling Perkuat Industri Pertahanan, Ada Apa?
Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith (kanan) bersama Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusdiantoro (kiri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Hubungan bilateral Indonesia Australia diperkuat dengan kesepakatan kerja sama pengembangan industri pertahanan antara kedua negara.
Dalam MOU yang ditandatangani Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro dan Menteri  Pertahanan Australia, Stephen Smith, disepakati kedua negara akan saling menjajaki kerja sama untuk saling memperkuat industri pertahanan di masing-masing negara.
Pembahasan kerja sama  yang berlangsung di Kementerian Pertahanan Indonesia Jakarta, dipimpin oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta dan Menteri urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare.
Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan dalam diskusi, perwakilan kedua negara saling bertukar pengalaman mengenai perkembangan industri pertahanan masing-masing. Selanjutnya, kedua negara akan mengidentifikasi industri pertahanan yang memiliki potensial kerja sama jangka pendek maupun jangka panjang.
“Diskusinya bagus sekali, dan kita akan menindaklanjuti pertemuan ini. Ke depan akan ada pertemuan antar industri pertahanan Indonesia dan Australia,”  tegas Menristek.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat sebelum penggelaran Indonesia Defence Expo akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas lebih detail rencana kerjasama di sektor industri pertahanan.
Sementara itu, Menteri Urusan Alutsista sekaligus Menteri Dalam Negeri dan Hukum Australia, Jason Clare, mengatakan Australia sangat tertarik untuk menjajaki kerja sama di sektor pertahanan tersebut. Dalam pameran industri pertahanan Indonesia yang akan digelar 7-9 November 2012 nanti, akan ada 20 perusahaan industri pertahanan Australia yang akan ikut berpartisipasi.
Ini adalah peningkatan pesat dari pameran sebelumnya. “Pada Indo Defence Expo yang digelar 4 tahun lalu, hanya 1 perusahaan industri pertahanan Australia yang ikut. Kami sangat menanti tindak lanjut dari kerjasama ini,”  Katanya dalam jumpa pers di Kementerian Pertahanan.
Kerja sama  ini merupakan satu dari 3 MOU kerjasama yang ditanda tangani antara pemerintah Indonesia dan Australia pekan ini. Kemarin kedua delegasi telah menyepakati MOU kerjasama pertahanan dan kerjasama maritim dan SAR.

sumber : Republika Online

BERITA POLULER