Pages

Wednesday, September 5, 2012

TNI AU Akan Punya 10 Hercules Baru


REUTERS/Handout/bo

JAKARTA, (PRLM).- Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsuddin mengatakan, jika semua persyaratannya terpenuhi, Indonesia akan beli enam Hercules dari Australia. Sebelumnya, Australia telah menghibahkan empat pesawat, sehingga akan punya 10 Hercules baru.
"Kita akan punya total sekitar 30 Hercules guna meng-cover dua touble spot dalam waktu bersamaan, dan tempat berbeda," kata Sjafrie, di Jakarta, Rabu (5/9).
Menurutnya, TNI AU akan punya dua batalion airborne, sekaligus kalau ada bencana alama bisa digerakkan simultan. "Jadi manfaatnya bisa juga kita gunakan untuk linud, transport udara dan operasi kemanusiaan," jelasnya.
Ketika disinggung soal protes ICW terkait proses pengadaan alutsista, Sjafrie mengatakan Kementerian Pertahanan dalam proses pengadaan tidak dilakukan secara homogen, tapi melalui supervisi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Kritikan ICW kita anggap kontrol agar kita terus waspada. Tapi selama ini Kemhan lakukan proses pengadaan dapat supervisi dari BPKP dan juga kita konsultasi dengan BPK. Sekarang kalau beli kita pikir transparansi," jelasnya.
Misalnya pembeliaan Main Battle Tank dari Jerman, lanjutnya, beli MBT itu semua masuk boks akuntabilitas terlebih dahulu. "Jadi saya kira kalau ada pengamat mengatakan itu, itu bagaimana kita tingkatkan ketelitian dan kecermatan dalam proses," terangnya.
Terkait rencana pemekaran Armada Laut, Wamenhan mengatakan tergantung dari strategi pertahanan dan dari postrur. "Kita tidak bisa serta merta kembangkan kekuatan bila tergantung anggaran, nanti gagal. Kita gak boleh kembangkan kekuatan kalau nanti melebihi personel yang kita miliki," katanya.
Pasalnya, lanjut Wamenhan, anggaran pertahanan sebanyak 42 persen belanja pegawai. "Jadi setinggi-tingginya anggaran kalau untuk belanja pegawai, nanti pembangunan kekuatan jadi turun. Jad kita sebagai regulator dan policy maker, tidak bisa serta merta katakan iya sebelum lakukan kajian-kajian yang komprehensif secara strategis," ujarnya.
Menurutnya, meski penguatan armada laut selalu berorientasi pada ancaman, namun untuk menanggulangi ancaman itu tidak harus serta merta dengan pemekaran kekuatan.
"Kita bisa dengan hight mobility, atau dengan kemampuan teknologi persenjataan yang kita miliki. Semakin tinggi teknologi persenjataan, semakin kurang pengawasannya, makin efisien penggunaan anggaran rutin," pungkasnya
 
Sumber : PIKIRAN RAKYAT

Inilah 21 Program Pengadaan Alutsista TNI


 MBT Leopard 2A6

 Sukhoi 30 MK2
5 September 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memaparkan program pembelian alutsista saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Rabu (5/9). Kemhan telah menyusun 21 kegiatan prioritas pembelian alutsista TNI.

Lima program telah disetujui Komisi I (tanda bintang telah dicabut):
1. Pembelian helikopter angkut untuk TNI AD.
2. Pembelian tank amphibi BMP-3F untuk Korps Marinir.
3. Pembelian enam unit jet tempur Sukhoi Su-30MK2.
4. Pembelian jet latih/tempur ringan T-50 Golden Eye, pengganti Hawk MK-53.
5. Pembelian pesawat angkut NC-295, pengganti F-27.
6. Pembelian tiga kapal selam elektrik.

Dua program dalam proses persetujuan Komisi I:
7. Pembelian helikopter serbu berikut persenjataan dan amunisinya untuk TNI AD.
8. Pembelian enam helikopter misi kombat SAR EC-725 untuk TNI AU.

Dua program dalam proses persetujuan Kemenkeu:
9. Pembelian rudal Arhanud untuk TNI AD.
10. Pembelian ME Armed 155 Howitzer untuk TNI AD.

Program-program dalam proses penyelesaian administrasi di Mabes TNI:
11. Pembelian Rantis 2,5 ton 4x4, kendaraan angkut untuk TNI AD.
12. Pembelian helikopter serang beserta persenjataan dan amunisinya untuk TNI AD.
13. Pembelian Ranpur Main Battle Tank.
14. Pembelian Launch Rocket System(MLRS) untuk TNI AD.
15. Pembelian korvet kelas Nakhoda Ragam.
16. Pembelian kapal bantu hidro oseanografi.
17. Pembelian kapal latih “tall ship”, pengganti KRI Dewa Ruci.
18. Pembelian pesawat patroli maritim CN-235MPA untuk TNI AL.
19. Pembelian helikopter anti-kapal selam beserta suku cadangnya untuk TNI AL.
20. Pembelian panser amphibi BTR-80A untuk Korps Marinir.
21. Pembelian MLRS untuk Korps Marinir.

Sumber: Jurnal Parlemen

RI-Australia Bikin Pengaturan Kerjasama Pertahanan

Ini akan memperkuat hubungan pertahanan bilateral kedua negara


Pertemuan Menlu dan Menhan RI-Australia di Canberra, 15 Maret 2012
Pertemuan Menlu dan Menhan RI-Australia di Canberra, 15 Maret 2012 (REUTERS/Andrew Meares/Pool)

VIVAnews - Tiga menteri Australia hari ini bertolak ke Indonesia untuk memantapkan kerjasama bilateral. Salah satunya adalah Menteri Pertahanan Stephen Smith.

Saat berada di Jakarta, Smith dan Menteri Purnomo Yusgiantoro sebagai tuan rumah akan menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Pertahanan Indonesia-Australia yang pertama.
Pembentukan Pertemuan Tahunan tersebut merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan bilateral kemitraan strategis dan mengikuti Dialog Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia-Indonesia ("2 +2"), yang diselenggarakan di Canberra Maret lalu.
   
Selain membicarakan isu-isu terkini, mereka akan menyepakati suatu perjanjian strategis. Smith juga akan menghadiri simposium industri pertahanan untuk membahas kesempatan kerja sama yang lebih luas antara industri pertahanan Australia dan Indonesia.

"Menteri Pertahanan Australia dan Indonesia bersama-sama akan menandatangani Indonesia-Australia Defence Cooperation Arrangement (Pengaturan Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Australia), yang akan meresmikan dan memperkuat hubungan pertahanan bilateral kedua negara dan menyediakan kerangka untuk prakarsa kiprah masa depan," demikian pernyataan tertulis Smith yang disiarkan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Selain Smith, dua menteri Australia juga menyambangi Indonesia pada hari yang sama. Mereka adalah Menteri Infrastruktur dan Transportasi Anthony Albanese dan Menteri Dalam Negeri dan Material Pertahanan Jason Clare.

Di Jakarta, Albanese akan terlibat pembicaraan dengan para pejabat terkait, yang mencakup berbagai masalah termasuk kerjasama yang sedang berlangsung di bawah Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP). Australia dan Indonesia mempunyai sejarah panjang kerjasama bilateral di bawah Nota Kesepahaman (MOU) resmi tentang kerja sama transportasi.

Berdasarkan MOU tersebut, Australia telah menyediakan dana yang signifikan untuk Paket Bantuan Keselamatan Transportasi Indonesia (ITSAP). Ini akan menjadi dialog ketiga antara para Menteri Perhubungan dan akan memberikan kesempatan untuk melanjutkan bekerja di bawah ITSAP.
 
sumber : Vivanews

Arab Saudi Akan Beli Senjata Buatan Indonesia


"Mereka tertarik senjata kita karena kualitasnya internasional."


Senapan Serbu atau SS2 produksi PT Pindad
Senapan Serbu atau SS2 produksi PT Pindad (PT Pindad)

VIVAnews - Kualitas persenjataan buatan dalam negeri mulai menarik bagi negara-negara lain. Irak sudah hampir pasti memborong senjata dan peralatan militer buatan Indonesia.

Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, tak hanya Irak, beberapa negara lainnya seperti Iran, Uganda, Kongo dan Arab Saudi juga tertarik untuk membeli senjata buatan Indonesia.

"Mereka tertarik dengan senjata kita karena kualitasnya sudah internasional," ujar Hartind kepada VIVAnews, Senin 3 September 2012.

Sama dengan Irak, Arab Saudi awalnya akan membeli senjata Senapan Serbu 2 atau SS2 yang diproduksi oleh PT Pindad (Baca kelebihan SS2 di sini). Utusan dari negara calon pembeli sudah mengunjungi langsung PT Pindad.

"Irak bisa jadi tahun ini realisasinya. Kalau Arab Saudi mudah-mudahan tahun depan. Saat ini sudah ada pembicaraan-pembicaraan," katanya.

Kualitas senjata buatan Indonesia, lanjut Hartind, juga dibuktikan dengan prestasi Tentara Nasional Indonesia dalam beberapa lomba menembak internasional.

Seperti diantaranya dalam Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012. Di ajang ini, TNI Angkatan Darat meraih juara umum dengan mengalahkan negara-negara besar seperti, tuan rumah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru.
Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang menjadi peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 petembak ikut serta mewakili militer masing-masing negara.

"Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO dalam lomba-lomba tembak. Karena kualitas senjata kita juga yang menentukan," katanya.

Oleh karena itu, dia menyambut baik ketertarikan negara-negara tetangga untuk membeli senjata produksi dalam negeri.

sumber : VIVA NEWS

Tuesday, September 4, 2012

Senjata Indonesia Laku Keras, Mengapa?


Delegasi militer Irak akan datang ke Indonesia pada 5 Oktober 2012.


Senapan Serbu atau SS produksi PT Pindad
Senapan Serbu atau SS produksi PT Pindad (PT Pindad)

VIVAnews - Sejumlah negara mulai melirik senjata buatan Indonesia. Irak sudah hampir dipastikan memborong senjata buatan anak negeri. 

Bukan hanya Irak, beberapa negara juga tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia seperti, Arab Saudi, Iran dan Uganda.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, menyatakan, kualitas senjata buatan Indonesia sudah diakui dunia karena bertaraf internasional.

Tapi ternyata, ada faktor lain yang membuat negara-negara tersebut tertarik mendatangkan senjata buatan Indonesia. "Sesama negara berpenduduk muslim. Karena kedekatan agama itu juga menentukan," ujarnya kepada VIVAnews, Selasa 4 September 2012.

Pemerintah Indonesia, kata Hartind, memang tengah gencar mempromosikan industri persenjataannya ke beberapa negara tetangga. Promosi dilakukan ke negara-negara di Afrika, Asia bahkan Eropa.

"Sebenarnya kami membantu pertahanan dalam negeri. Jadi kalau pejabat ke luar negeri, kami perkenalkan produk-produk kami. Begitu juga waktu Wamenhan Sjafrie Syamsuddin ke Irak, dibawa contoh produknya. Terus mereka tertarik," jelasnya.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Sjafrie melakukan kunjungan ke Irak, Uganda, dan Kongo yang didampingi oleh Dirut PT Pindad, Adik Avianto.

Di Irak, delegasi Indonesia membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kendaraan ringan lapis baja, Anoa, serta senapan SS-2. Delegasi militer Irak akan datang pada 5 Oktober 2012 mendatang untuk mengunjungi pabrik senjata Indonesia.

sumber : VIVA NEWS

Irak Akan Borong Senjata Pindad, PAL dan PT DI

Industri pertahanan Irak-RI mulai dibahas insentif pada 2008.


Direktur Pindad, Adik A Soedarson (kanan) memegang senjata buatan Pindad
Direktur Pindad, Adik A Soedarson (kanan) memegang senjata buatan Pindad (Antara/ Ujang Zaelani)

VIVAnews - Senjata produksi Indonesia sesungguhnya sudah diakui dunia. Banyak negara yang membeli termasuk Irak, negeri 1001 malam yang masih bergolak sepeninggal Sadam Hussein. Proses penjajakan jual beli senjata dengan negeri itu sudah dimulai semenjak masa pendudukan Amerika berakhir pada 2003 lalu.  Sesudah melewati proses yang panjang,  Irak akhirnya memutuskan siap memborong senjata produksi Indonesia.
Kisah penjajakan jual beli senjata dengan Irak itu dituturkan Direktur Utama PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews.com.  Komunikasi dengan pemerintah Irak, katanya, sudah berlangsung lama. "Komunikasi saat itu baru sebatas penjajakan tentang kerjasama berbagai hal," katanya. Adik menjadi  Ketua Tim Koordinator Kerjasama Industri Pertahanan ini dengan Irak.

Puncak dari negosiasi itu adalah ketika Perdana Menteri Irak berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Dia datang untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Sesudah itu negosiasi kemudian dilakukan di level teknis.
Adik dan timnya baru pulang dari Irak empat hari sebelum Lebaran kemarin.
"Alhamdulilah Irak serius dan tidak hanya dengan Pindad, melainkan dengan seluruh industri militer di Indonesia," kata Adik.

Irak memang berencana membeli alutsista dalam jumlah besar dari sejumlah industri strategis di Indonesia. Tidak hanya Pindad, tapi  PT PAL Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia, serta beberapa sentra industri kemiliteran lain.

Berapa jumlah senjata yang akan diborong? Adik  belum bisa mempublikasikannya. Tapi jenis senjata yang akan dibeli sudah ada dalam daftar. Adik sendiri yakin Irak akan berpaling ke Indonesia dalam hal kerjasama industri militer.
 

Super Tucano Tiba, Ini Tanggapan Komisi I


Mahfudz Siddiq (JPI/Andri Nurdriansyah)
Senayan - Komisi I menyambut baik atas tibanya empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer dari Brasil.

"Empat pesawat latih Super Tucano itu merupakan bagian 16 pesawat Super Tucano yang dipesan TNI AU untuk kepentingan pengkaderan bagi pilot tempur. Keseluruhan pesawat latih yang dipesan itu diharapkan pada 2013 secara keseluruhan mesti tiba di Tanah Air," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Mahfudz, DPR berharap kehadiran dua skuadron pesawat latih itu nantinya semakin mewujudkan modernisasi alutsista TNI, mendekati postur alutsista minimum. "Termasuk kehadiran pesawat latih tersebut sebagai upaya modernisasi bagi kapal latih tempur," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, selain mendukung pengadaan dua skuadron pesawat latih Super Tucano, Komisi I juga telah memberikan dukungan bagi pembelian dua skuadron pesawat latih seri T-50 dari Korea Selatan.

"Diharapkan pesawat latih T-50 dari Korsel itu mulai 2013 juga mulai tiba di Tanah Air. Sehingga hal itu akan semakin memperkokoh skuadron satuan pesawat latih bagi TNI untuk mencetak pilot tempur di masa datang lebih banyak lagi, yang terampil dalam menguasai teknologi pesawat tempur yang canggih di era saat ini dan ke depannya," ujarnya.

Mahfudz mengatakan, dipilihnya pembelian pesawat latih T-50 dari Korsel itu, sebagai bagian dari upaya produksi pesawat tempur bersama bagi kedua negara, yaitu KFX. "Penggunaan pesawat latih T-50 menggunakan sistem dan teknologi yang telah mendekati dari teknologi yang digunakan pesawat tempur KFX, generasi lebih muda dari pesawat jenis F-16 dari AS," tegasnya.

Seperti diketahui, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/9) siang. Pada 17 September 2012, keempat pesawat itu akan diserahkan secara resmi ke negara atau ke pihak TNI AU
 

BERITA POLULER