Pages

Monday, September 3, 2012

Latihan Terbesar Sepanjang Sejarah TNI AD Dimulai


(Foto: Puslatpur)

3 September 2012, Martapura: Latihan Antarkecabangan Tingkat Brigade yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) di wilayah Objek Militer Baturaja (Omiba), Sumatera Selatan (Sumsel), merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan sepanjang sejarah TNI AD.

Latihan yang puncaknya akan dilaksanakan pada Senin (3/9) ini akan menggunakan seluruh persenjataan yang dimiliki TNI AD. Komandan Korps Pendidikan Latihan TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Nuryanto mengatakan, persenjataan tua dan yang paling canggih, baik buatan dalam maupun luar negeri, akan digunakan dalam latihan tempur tersebut. “Kita punya senjata serbu, yang kualitasnya diakui oleh dunia yang dibuat oleh Pindad.

Pasukan khusus kita sudah menggunakannya, selanjutnya kita juga akan menggunakan senjata meriam kaliber 105, kaliber 76, dan mortir berkaliber 81,” ujar jenderal bintang tiga ini. Menurut dia, di samping persenjataan lengkap, anggota TNI AD juga didukung peralatan tempur canggih udara, seperti helikopter tempur Mi-35P, Mi-17,dan helikopter Bell serta helikopter Bolcow yang berjumlah sekitar 18 unit.

“Kita tidak akan main-main dengan latihan kali ini. Senjata yang digunakan adalah senjata tercanggih dan terbaru, peralatan tua dan yang terbaru. Bisa dikatakan dari persenjataan kakek-kakek sampai anak cucu digunakan dalam latihan tempur antar kecabangan ini,” ungkap Gatot. Dia menjelaskan, latihan tempur kali ini juga didukung oleh puluhan tank Scorpion, belasan panser Anoa serta peralatan tempur pendukung lainnya. selain itu, dalam pelatihan tempur antar kecabangan itu juga akan melibatkan 4.300 anggota TNI dari beberapa batalion.

“Ini merupakan cerminan keseriusan anggota TNI dalam melakukan latihan. Presiden dan KSAD sudah berpesan agar latihan tempur ini dilaksanakan layaknya perang,” timpalnya. Adapun tujuan diadakannya latihan tempur yang merupakan latihan terbesar sepanjang sejarah itu, Gatot menuturkan, bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan pesan kepada mereka yang memberikan kritikan serta meragukan kekuatan TNI selama ini.

Latihan tersebut juga merupakan pertanggungjawaban terhadap rakyat Indonesia. “Ini juga merupakan latihan yang merupakan persiapan untuk melaksanakan latihan gabungan yang akan dilaksanakan di wilayah Kalimantan akhir tahun ini,”paparnya. Informasinya, 4.300 prajurit yang akan mengikuti latihan tempur tersebut berasal dari beberapa batalion, seperti Batalion 409,Batalion 401,dan Batalion 414.

Pasukan khusus didaratkan pada 28 Agustus 2012, dilanjutkan dengan perebutan jembatan penghubung serta merebut Landasan Udara Gatot Soebroto. Karena di wilayah Lampung tidak terdapat wilayah yang dapat digunakan untuk melakukan serangan dengan senjata tajam, latihan total kemudian dilaksanakan di wilayah Omiba.

Sumber: SINDO


KasumTNI Marsdya Daryatmo (kiri) secara simbolik menyematkan tanda peserta kepada perwakilan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI saat upacara pembukaan latihan di Markas Komando Divisi Infanteri-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jabar, Senin (27/8). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yangt akan dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso/ur)

3 September 2012, Natuna, Kepulauan Riau: Latihan Gabungan TNI dimulai dan akan dibuka secara resmi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Natuna, Kepulauan Riau, Selasa besok (4/9). Latihan puncak ini diikuti sekitar 2.500 personel TNI AD, TNI AL dan TNI AU. "Besok pagi sekitar pukul 06.00 WIB, Panglima dan rombongan menuju Pulau Sengiap dengan helikopter meninjau pantai pendaratan amfibi," kata Direktur Latihan Kolonel (Inf) Ainurrahman usai menyambut kedatangan Panglima di Bandara Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Ranai, Natuna, Senin.

Suhartono mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Ranai sekitar pukul 17.30 WIB, Senin, menumpang pesawat transport TNI AU didampingi sejumlah petinggi tiga matra TNI.

Kedatangan Panglima disambut Pangdam I/Bukit Barisan, Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, Komandan Korem 033/Wirapratama, Brigjen TNI Deni K Irawan, Komandan Pangkalan TNI AU Ranai, Letkol Psk Tribowo S Cahyono, sejumlah petinggi TNI dan pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Natuna.

Menurut Ainurrahman, latihan gabungan yang akan digelar bernama Latihan Lapangan PPRC Kilat XXIX TA 2012 dengan diikuti sekitar 2.500 personel.

Kesatuan yang dilibatkan dalam latihan tersebut, jelas dia, terdiri atas Sat Linud Yonif 330, Paskhas TNI AU, Korps Marinir, infanteri, KDOL (Komando Depan Operasi Lintas Udara), IFAM (Intai Amfibi) dan beberapa satuan lainnya.

"Sejumlah kesenjataan akan dilibatkan untuk mendukung pelaksanaan latihan, di antaranya pesawat tempur, kapal perang dan tank," katanya.

Mengenai tema latihan, jelas dia, yaitu melaksanakan operasi penindakan untuk memulihkan situasi Natuna dalam rangka mengembalikan integritas NKRI.

Pada Selasa pagi, kata dia, ratusan personel Linud akan melakukan penerjunan dari udara di Bandara Lanud Ranai dan selanjutnya bergerak melumpuhkan kekuatan musuh yang menguasai sejumlah objek vital.

Selain itu, ratusan pasukan amfibi juga akan melakukan pendaratan di Pantai Sengiap dengan sasaran melumpuhkan kekuatan musuh yang telah menguasai pulau tersebut.

"Materi latihan terdiri atas operasi lintas udara, operasi amfibi, operasi dukungan udara, operasi penggabungan dan operasi serangan darat gabungan," tuturnya.

Dia menambahkan, latihan tersebut pada prinsipnya bertujuan untuk menuntut kesiapsiagaan operasional dan ketanggapsegeraan untuk menghadapi setiap ancaman dan gangguan dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Upaya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI tersebut, telah digelar satuan-satuan TNI dari berbagai matra sesuai tugas dan fungsi masing-masing dan di antaranya peran satuan PPRC sebagai penindak awal terhadap `trouble spot` yang terjadi di seluruh NKRI," tuturnya.

Sumber: ANTARA News

Super Tucano Mendarat di Malang

2 September 2012, Malang, Jawa Timur: Empat EMB-314 Super Tucano tipe kursi ganda tiba di Pangkalan Udara Utama Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Sabtu. Mereka dipiloti delapan pilot pabrikan Embraer, Brazil, yang mengantar dalam penerbangan selama 12 hari.

Di Malang, keempat Super Tucano dalam kofigurasi standar tanpa senjata itu diterima Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU, Marsekal Muda TNI AU Agus Supriatna, dan sejumlah pucuk pimpinan setempat.

Super Tucano, pesawat kontra insurgensi dan intai strategis ditetapkan menggantikan OV-10F Bronco, yang dipensiunkan pada 2007.

"Pesawat ini belum diserahkan secara resmi, pada 17 September nanti baru ada penyerahan resmi ke negara atau TNI AU," kata Supriatna. Super Tucano ditempatkan di Skuadron Udara 21, skuadron udara yang sempat dinonaktifkan pada masa lalu.

Ia mengemukakan, TNI AU memesan 16 Super Tucano yang semuanya tipe kursi ganda. Batch pertama empat unit tiba, disusul batch kedua pada awal 2013 dan batch pamungkas pada akhir 2013. Di ASEAN, baru Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut.

Namun negara-negara Amerika Latin sudah cukup lama memakai Super Tucano, di antaranya Venezuela, Brazil, dan Meksiko. Untuk mendaratkan keempat Super Tucano itu ke Indonesia, empat kapten pilot Embraer mengendalikannya, yaitu Almir Sumar De Azevedo, Carlos Moreira Chaster, Airton Manoel Rodrigues, dan William Souza.

Sumber: ANTARA News

Selamat Datang Super Tucano TNI AU


Pengganti OV-10F Bronco telah tiba, yaitu empat Embraer EMB-314 Super Tucano, yang baru saja mendarat dari penerbangan feri di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu siang. Secara keseluruhan 16 pesawat turboprop multi fungsi itu dibeli Indonesia dari Brazil; empat lagi akan tiba dalam batch kedua pada awal tahun depan; dan batch terakhir pada pertengahan tahun itu juga.

"Pada Januari 2013 akan datang kembali empat unit Super Tucano. Pesawat ini akan terus berdatangan ke Indonesia hingga mencapai 16 unit atau satu skadron," kata Wakil Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi, Sabtu siang. Dia menyaksikan sendiri pendaratan secara berturutan keempat Super Tucano versi kursi ganda itu, yang diterbangkan delapan pilot pabrikan Embraer, dari pabriknya di Sao Jose dos Campos.

Bukan dia sendiri yang menyaksikan dan menyambut tim penerbang uji Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) yang dipimpin Carlos A Vieira itu, puluhan pejabat TNI AU juga selain mendekati 100 jurnalis Tanah Air. Penerbangan feri dari Sao Jose dos Campos ke Jakarta ditempuh dalam 12 hari penerbangan menyinggahi 12 negara dan belasan kota. Tidak ada hambatan apapun dalam penerbangan feri itu dan sebelum Jakarta, mereka menyinggahi Bandara Suwondo, Medan.

Secara organisasi, skuadron Super Tucano itu ditempatkan di Skuadron Udara 21 di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang. Skuadron udara ini sejak dulu memang dikenal sebagai "rumah"-nya skuadron intai dan pemburu sergap musuh di darat selain patroli dan keperluan lain. 

Satu tipe pesawat tempur yang sangat terkenal dari skuadron itu adalah OV-10F Bronco yang telah dipensiunkan sejak 2007 dan kebanyakan bekas-bekas pesawat tempur buatan Rockwell, Amerika Serikat, itu dijadikan monumen dengan keadaan sekedarnya.

Super Tucano hadir dikelir kelabu perpaduan pegunungan dan wilayah maritim Indonesia secara umum dengan hiasan taring hiu di bibir merah darah rancangan mantan panglima Komando Pertahanan Udara Nasional, almarhum Marsekal Muda TNI Faustinus Djoko Poerwoko. Nomor registrasinya juga masih memakai registrasi Brazil walau logo bendera Merah-Putih ada di kemudi tegaknya.

Rusamsi menyatakan, arsenal baru TNI AU itu juga efektif sebagai anti perang gerilya karena kecepatannya pas dan bisa dilengkapi berbagai jenis persenjataan ringan hingga berat.

Yang penting juga, katanya, TNI AU telah mengganggarkan dana untuk kesenjataan pesawat tempur taktis multifungsi itu. Jajaran persenjataan telah dibuktikan banyak negara cocok untuk dipasang di lima hard point atau pod persenjataannya, mulai dari senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter, bom konvensional Mk-81 dan Mk-82, peluru kendali udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder, hingga peluru kendali Piranha.

Karena ini terbang feri untuk pengantaran pesawat terbang baru, kata Rusamsi, persenjataan Super Tucano tidak dipasang. Saat mendarat, kesemua pod senjatanya memang kosong, dan tiga di antaranya diganti sementara dengan tangki eksternal untuk memperpanjang jarak tempuhnya dari semula 1.600 kilometer menjadi sekitar 2.500 kilometer dalam kecepatan jelajah 500 kilometer perjam.

Harap diingat, tanpa persenjataan yang menggetarkan dan seharusnya, Super Tucano tidak akan berfungsi maksimal sebagai penjaga kedaulatan Indonesia di udara ataupun darat. 

Walaupun teknologi yang dibenamkan Embraer di dalam tubuhnya sekelas dengan PC-21 buatan Pilatus, Swiss, yang harganya jauh lebih mahal dari dia. Disebut-sebut, harga delapan unit (saja) Super Tucano itu sekitar 143 juta dolar Amerika Serikat, yang dibayarkan melalui fasilitas kredit ekspor. 

Bagaimana dengan kesenjataannya, kita lihat nanti, sehingga taring hiu di moncongnya bisa bikin mereka... makin berwibawa.

Indonesia Beli 16 Super Tucano Senilai Rp. 2,7 Triliun

Empat pesawat tempur Super Tucano yang dibeli TNI Angkatan Udara dari perusahaan Embraer, Brasil, tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu 1 September 2012. Indonesia memesan 16 pesawat atau satu skuadron.

"Ini adalah pesawat yang kedatangannya kami tunggu sejak lama," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya Dede Nursamsi di Jakarta, Sabtu 1 September 2012.

Menurut Dede, 16 pesawat tempur ini nantinya akan ditempatkan di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur. Pesawat-pesawat ini akan menggantikan tugas pesawat 0V-10 Bronco.

Dede mengatakan, untuk membeli satu paket yang terdiri dari delapan pesawat Super Tucano, Indonesia harus merogoh kocek sebesar US$143 juta (sekitar Rp1,36 triliun). "Kami pesan dua paket yang berarti berjumlah 16 pesawat," kata Dede.

Dia menambahkan, keempat pesawat yang tiba di tanah air hari ini diterbangkan dari Brasil menuju Indonesia oleh awak dari Embraer. Pesawat itu berangkat pada tanggal 20 Agustus 2012.

Keempat Super Tucano juga singgah 14 kali di sejumlah negara. Selama perjalanan itu, pesawat-pesawat ini melintasi 12 negara, seperti Brasil, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Thailand, kemudian tiba di Halim dan akan berakhir di Malang.

"Total jam terbang dari Brasil hingga nanti menuju Malang sekitar 54 jam 35 menit selama kurun 14 hari penerbangan," ujarnya.


Sumber : Antara 

 Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan

Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Dede Rusamsi mengatakan, TNI AU telah mempersiapkan jumlah penerbang yang cukup, untuk mengawaki satu skuadron pesawat tempur taktis Super Tucano EMB 314 yang akan dimiliki TNI AU.


Hal ini dikatakannya saat upacara penyambutan kedatangan empat pesawat Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Sabtu (1/9).


Pesawat tiba di Indonesia, setelah menjalani penerbangan selama dua minggu dari lokasi pabriknya Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), di San Jose dos Campos, Brazil.


Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU, untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.


“Sebagian dari penerbangnya adalah mantan penerbang Bronco, namun kami juga melatih penerbang-penerbang baru,” ujar Dede.


TNI AU telah mengirim empat personilnya untuk berlatih, sebagai penerbang pesawat tempur taktis ini dan dari pelatihan itu, mereka juga sudah memenuhi kualifikasi sebagai pelatih.


Dengan kekuatan satu skuadron yang terdiri dari 16 pesawat, TNI AU harus menyiapkan 24 pilot untuk awak pesawat jenis ini.


Salah satu penerbang Embraer yang ikut menerbangkan pesawat ini, Kapten William Souza mengatakan, dari delapan penerbang Embraer yang turut dalam pengiriman pesawat ini, tiga di antaranya akan tinggal di Malang hingga akhir tahun.


“Kami akan melatih pilot-pilot angkatan udara Indonesia,” ujar William.


Dede juga mengatakan bahwa TNI AU akan memastikan adanya alih teknologi, dalam pemeliharaan terkait pembelian pesawat ini.


Komponen alih teknologi merupakan salah satu ketetapan, dalam setiap kontrak pengadaan alat utama sistem pertahanan militer Indonesia, dari produsen luar negeri, dalam rangka membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia.


“Sudah ada personil yang dilatih sehingga nanti perawatan pesawat bisa dilakukan sendiri,” ujar Dede.


Empat pesawat ini singgah satu hari di Jakarta setelah sebelumnya singgah di Lanud Suwondo, Medan, Sumatra Utara.


Mereka akan meneruskan perjalanan pada hari Minggu, menuju tujuan akhirnya yaitu Lanud Abdurrahman Saleh di Malang, yang akan menjadi pangkalan pesawat-pesawat Super Tucano ini. 



Sumber : BeritaSatu
 


 Empat pesawat tempur Super Tucano yang baru datang di Indonesia, kini menjadi kendaraan perang baru bagi armada TNI AU. Keempat pesawat baru itu tiba di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (1/9). 

Kedatangan empat pesawat tersebut disambut langsung oleh Wakasau Marsdya TNI Dede Rusamsi.




Super Tucano merupakan pesawat tempur terbaru yang dibeli dari Brasil oleh TNI AU Indonesia untuk menggantikan OV-10 Bronco karena dianggap sudah tak layak terbang.
 

Tak lupa, mereka pun unjuk kebolehan dengan terbang dan manuver di depan para pewarta.
 



Pesawat tempur Super Tucano ini mendarat di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (1/9). 
 

 


Inilah wajah pesawat tempur baru TNI AU.
 
 
Super Tucano merupakan pesawat tempur terbaru yang dibeli dari Brasil oleh TNI AU Indonesia untuk menggantikan OV-10 Bronco.  


Sumber : Detik
 
 

Friday, August 31, 2012

Kapal Perang KRI Klewang Ditempatkan Di Armatimih

Banyuwangi - Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya. Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012. Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh. Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia. KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011. Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia. Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika. PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap. Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malaysia. Sumber : TEMPO

Thursday, August 30, 2012

KRI Nanggala-402 dan USS Oklahoma City latihan bersama di Laut Jawa




KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di dermaga Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Surabaya, Jatim, Senin (6/2). Indonesia akan memiliki lima kapal selam sekelas KRI Nanggala-402 atas kerja sama dengan Korea Selatan. Kehadiran USS Oklahoma City SSN-723 dalam latihan PASSEX 2012 memberi pengalaman berharga bagi awak kapal selam TNI AL. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)
... kedua kapal selam tersebut melakukan berbagai manuver di perairan Laut Jawa...


Jakarta (ANTARA News) - Bahwa kapal selam bernilai strategis sangat tinggi, semua militer dunia tahu. Di Laut Jawa, kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, dan kolega bertenaga nuklirnya dari Amerika Serikat, USS Oklahoma City SSN-723, berlatih bersama dan saling bertukar perwira untuk sama-sama menambah profisiensi. Ini adalah pertama kali bagi kedua angkatan laut, satu kesempatan bersejarah dan bermakna sangat strategis.


Dalam latihan bertajuk PASSEX/Passing Exercise 2012 itu, TNI AL mengerahkan kapal pendamping, KRI Diponegoro-365 dan satu helikopter Bolkow-Blohm NBO-202.  Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, "Latihan ini berlangsung dua hari, 28-29 Agustus lalu. Ini bentuk kerja sama dan kemitraan di antara dua angkatan laut, juga untuk memperluas wawasan kita tentang kesenjataan dan berbagai hal lain terkait ini."

PASSEX 2012 diawalicpertukaran perwira dari masing-masing kapal selam. Enam perwira KRI Nanggala-402 on board di USS Oklahoma City SSN-723 selama dua hari, sebaliknya empat perwira USS Oklahoma City SSN-723 on board di KRI Nanggala-402 untuk waktu sama. "Selanjutnya kedua kapal selam tersebut melakukan berbagai manuver di perairan Laut Jawa," katanya. 

USS Oklahoma City SSN-723 adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Los Angeles buatan galangan kapal Newport News and Dry Dock, Virginia, Amerika Serikat, pada 1981 dan diluncurkan pada 4 Januari 1984, yang telah bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat US sejak 1988. Kapal selam kelas ini, USS Dallas, pernah terlibat dalam kisah perburuan kapal selam bertenaga nuklir terbesar dan terkuat di dunia milik Angkatan Laut Uni Soviet (saat itu), Red October, dari kelas Typhoon, yang memiliki teknologi propulsi Caterpillar.

Menurut Suropati, "Latihan ini juga meningkatkan kemampuan awak KRI Nanggala-402, KRI Diponegoro-365 dan pilot Bolcow-Blohm 205 kita dalam mendeteksi, menganalisa, dan mengenali lebih jauh tentang kapal selam negara lain."

Sedangkan KRI Nanggala-402 dari kelas U-209 buatan galangan kapal Kiel, Jerman, pada 1981, yang ditenagai diesel elektrik berbobot 1.400 ton dan tidak bisa meluncurkan misil nuklir antar benua laiknya USS Oklahoma City SSN-723. KRI Nanggala-402 baru kembali dari perawatan besar di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan, pada 6 Februari lalu. 

Di sana, KRI Nanggala-402 diperbaiki rusuk, kulit, balast, sistem navigasi dan penjejakan, hingga sistem kesenjataannya. Seluruh proses itu memerlukan waktu dua tahun. Kapal selam ini memiliki "kembaran", KRI Cakra-401 yang sama-sama tergabung dalam Satuan Kapal Selam Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, di Surabaya.

Satuan yang bertanggung jawab dalam pembinaan, penyiapan, dan pengoperasian USS Oklahoma City SSN-723 adalah Skuadron Kapal Selam Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, berpangkalan di Pearl Harbour, Hawaii. Kapal ini diawaki 134 personel, dengan panjang 110,3 meter, lebar 10 meter, dan kecepatan maksimal selam 20 knot perjam. Secara umum, peluru kendali Tomahawk dan Harpoon menjadi persenjataan standardnya. 

Sesuai dengan "aturan main"UNCLOS 1982, selama berada di perairan Indonesia untuk pelayaran damai, USS Oklahoma City SSN-723 berlayar di permukaan dan menunjukkan identitas kapal. Setelah misi latihan dimulai, barulah manuver militer dilakukan bersama. Selama dia hadir di perairan Indonesia, pengawalan dan panduan diberikan oleh jajaran TNI AL, termasuk oleh mitranya, KRI Nanggala-402.
sumber : Antara

Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Korsel


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, Kamis (30/8) menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H.E. Mr. Kim Young Sun beserta rombongan di kantor Kemhan, Jakarta. 

Maksud kunjungan Dubes Korsel kepada Wamenhan kali ini dalam rangka membahas berbagai hal terkait dengan kerjasama pertahanan kedua negara. Dikatakan Dubes Korsel bahwa saat ini kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan mengalami peningkatan dalam segi kuantitas baik di institusi pemerintah maupun di sektor swasta. Untuk itulah pada bulan Mei lalu pihak Korsel mengutus Atase Industri Pertahanannya yang ahli dan profesional di bidangnya datang ke Indonesia untuk memperkuat hubungan kerjasama yang telah terjalin. 

Lebih lanjut Dubes Korsel mengatakan bahwa untuk menandatangani suatu kontrak kerjasama bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Hal yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan melaksanakan kontrak kerjasama tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan  hasil sesuai dengan yang diharapkan kedua belah pihak. Selain itu Hak Intelektual Properti juga menjadi perhatian pihak Korsel dalam kaitannya dengan suatu perjanjian kerjasama.

Mengingat pada bulan Desember tahun ini negara Korea Selatan akan melakukan pergantian pemerintah dengan melangsungkan Pemilihan Umum, maka selaku Dubes Korea Selatan Kim Young Sun berharap kerangka kerjasama kedua negara dapat berjalan dengan baik sehingga momentum kerjasama ini dapat semakin meningkat.  

Menanggapi hal tersebut, Wamenhan menyatakan bahwa Dubes Korsel sangat berperan dalam meningkatkan kerjasama kedua Kementerian Pertahanan. Dikatakan Wamenhan, dalam rangka kerjasama kedua negara posisi Kementerian Pertahanan saat ini berpegang pada target-target strategis yang perlu diselesaikan baik target jangka pendek maupun jangka menengah.

Ditegaskan Wamenhan, untuk tahun 2012 ini diprioritaskan kepada target menyelesaikan penandatanganan MoU itu sendiri dan bagaimana mengimplementasikan penandatanganan kontrak tersebut seperti kontrak penandatanganan kapal selam dan alutsista lainnya. 



Sumber : DMC

Menhan Serahkan Blue Print Pengembangan Alutsista Nasional Ke Presiden


 Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi ibu Lis Purnomo Yusgiantoro bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke 17 Tahun 2012 di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/8). 

Pada acara Peringatan Harteknas ini, Menhan menyerahkan cetak biru riset dan pengembangan produk peralatan pertahanan dan keamanan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Cetak Biru ini dibuat dengan maksud untuk memberikan arah, kerangka kebijakan, pedoman dan prioritas utama dalam riset dan pengembangan produk alat peralatan pertahanan dan keamanan, selaras dengan rencana pencapaian kebutuhan pokok minimum hingga postur ideal alat peralatan pertahanan dan keamanan. 

Sementara itu, acara puncak Harteknas yang bertema "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa" dan dipusatkan di Bandung tersebut, antara lain menggelar berbagai kegiatan antara lain Pameran Ritech Expo, Karnaval Kreativitas Iptek dan The 10th Triple Helix International Conference.

Pada Peringatan Harteknas itu, Presiden RI bersama para Menteri juga berkesempatan menyaksikan pameran mobil listrik karya putera puteri bangsa yang berasal dari lima perguruan tinggi, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Univesitas Sebelas Maret (UNS).

Pada kesempatan tersebut, Menristek juga memberikan penghargaan Anugerah Iptek 2012 kepada 14 orang, yang terbagi dalam lima kategori, yakni Anugerah Iptek Kategori Pemerintah Provinsi, Anugerah Iptek Kategori Kreativitas dan Inovasi Masyarakat, Anugerah Iptek Kategori Pranata Litbang, Anugerah Iptek Kategori Duta Iptek, dan Anugerah Iptek Kategori Peneliti Wanita

Dan dengan pemberian Anugerah Iptek tersebut, diharapkan penelitian dan pengembangan Iptek dapat lebih bertumpu pada kebutuhan masyarakat, mencari solusi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendorong pemenuhan kebutuhan riset yang lebih aplikatif.

Usai menghadiri Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17, Menhan beserta rombongan kembali melanjutkan kunjungan kerjanya ke salah satu Industri Pertahanan dalam Negeri, yang berbasis pada penyiapan kelengkapan pendukung operasional bagi TNI, yakni PT Langit Biru Parasut.



Sumber : DMC

BERITA POLULER