Pages

Tuesday, August 7, 2012

Indonesia dan Jepang Rintis Kerjasama Riset Penginderaan Jauh

Sumber : Antara Bandung (ANTARA News) -Pemerintah Indonesia dan Jepang merintis kerja sama pengembangan riset bidang teknologi penginderaan jauh atau remote sensing melalui program "Indonesia-Japan Joint Airborne Pi-SAR-L2 Campaign." Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta meresmikan permulaan program tersebut di hanggar Fix Wing CN-235 PT Dirgantara Indonesia Bandung, Rabu, dalam rangkaian peringatan Hari Teknologi Nasional. "Program ini melibatkan peneliti, lembaga penelitian dan perguruan tinggi, tujuannya menuju penguasaan teknologi penginderaan jauh yang akan memegang peranan penting di masa depan," kata Gusti. Dalam hal ini, lembaga-lembaga riset Indonesia dan Japan Aerospace and Exploration Agency (JAXA) akan melakukan berbagai kegiatan dalam program yang ditujukan untuk menguji-kaji sensor dan sistem PALSAR untuk satelit Advanced Land Observation Satellite (ALOS-2) sebelum diluncurkan pada November 2013 oleh JAXA. Lingkup program tersebut meliputi pemantauan biomasa hutan, deteksi kapal, pemantauan untuk mitigasi bencana alam, evaluasi geometrik untuk menguji ketelitian citra radar dan pemantauan tanaman untuk memperkirakan biomasa tanaman padi. Menteri Riset dan Teknologi mengatakan pemerintah berkomitmen mendukung program pengembangan alih teknologi kedirgantaraan untuk penguatan industri. "Penguatan teknologi penginderaan jarah jauh salah satunya, karena melalui penginderaan maka akan dihimpun informasi geospasial yang dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi," katanya dalam acara yang dihadiri ilmuwan dari kedua negara itu. Sementara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yosinori Katori, mengatakan kerja sama alih teknologi penginderaan jauh akan memberikan keuntungan bagi Indonesia maupun Jepang. "Kerjasama ini merupakan salah satu yang dilakukan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang yang sangat penting dan strategis bagi kedua belah pihak," katanya. Menurut Deputi Menteri Riset dan Teknologi Bidang SDA, Ridwan Djamaludin, misi alih teknologi penginderaan jauh sudah dimulai pada 4 Agustus lalu dengan menerbangi hutan Riau; pemotretan Gunung Krakatau; pemotretan dan pemetaan hutan dan lahan gambut; serta pemotretan udara Gunung Gamalama di Halmahera Utara. Program alih teknologi itu merupakan awal dari kegiatan yang lebih besar dan strategis dalam Pembangunan Sistem Satelit Pengindera Bumi Indonesia (Ina-SAT) dan Sistem Informasi Kebumian Indonesia (Indonesia Information Earth Observation Center/Ina-ICEO) dalam kerangka Konsorsium Nasional yang melibatkan setiap institusi terkait di Indonesia.

Indonesia Resmi Membeli KS dari KORSEL

7 Agustus 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui bahwa pihaknya telah membeli sebanyak tiga kapal selam asal Korea Selatan. Menurut dia, pembelian telah resmi dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui mekanisme transfer of technology (TOT). "Sudah resmi dibeli dengan TOT," kata Menhan saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (7/8). Tiga kapal tersebut, jika menggunakan mekanisme TOT, maka pembuatan akan dilakukan di dua negara terkait. Menurut Menhan, satu kapal akan dibuat di Korea Selatan dengan dihadiri teknisi asal Indonesia. Setelah itu, satu kapal kemudian dibuat secara bersama-sama, sementara sisanya akan dibuat di negara pembeli. Purnomo mengatakan, karena kontrak kerjasama sudah ditandatangani, maka pembelian kapal selam yang difungsikan untuk menguatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada sektor perairan itu hanya tinggal menunggu waktu. Punomo berharap, ketiga kapal selam itu nantinya mampu menghadapi tantangan di zona laut, apalagi telah menggunakan teknologi yang mumpuni. Sumber: Republika

Embrarer kirim 4 Super Tucanno ke Indonesia

Sao Paulo (ANTARA News) -Produsen pesawat terbang terkemuka Brazil, Embraer, akan mengirimkan empat pesawat tempur ringan A-29 Super Tucano untuk Angkatan Udara Indonesia Demikian, diungkapkan dalam sebuah upacara yang diadakan Senin di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, yang terletak sekitar 270 kilometer dari Sao Paulo, lapor AFP. Pesawat-pesawat tersebut merupakan bagian dari delapan pesawat yang dipesan oleh Indonesia pada 2010 untuk menggantikan armada pesawat OV-10 Bronco. Embraer mengatakan bahwa Angkatan Udara Indonesia telah memesan sejumlah pesawat Super Tucano yang kedua sebagai bagian dari modernisasi peralatan mereka. Super Tucano dapat digunakan untuk berbagai misi, termasuk serangan ringan, pengintaian, intersepsi udara-ke-udara dan kontra-pemberontakan. Amerika Serikat awal tahun ini mengatakan akan membuka kembali penawaran setelah membatalkan kontrak dengan Embraer untuk 20 pesawat AT-29 Super Tucano untuk angkatan bersenjata Afghanistan. Embraer dan mitra AS di Sierra Nevada memberikan kontrak pada Desember, tetapi Angkatan Udara AS membatalkan kesepakatan pada Februari setelah mendapat tantangan hukum dari saingan, Hawker Beechcraft Corp. Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, di belakang Boeing AS dan Airbus Eropa. Pada 2010, pihaknya telah menjual 101 pesawat komersial dan 145 jet eksekutif. Sebelumnya, akhir Juli lalu, siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menyatakan empat pesawat tempur ringan Super Tucano yang telah dibeli Indonesia segera diterbangkan dari Sao Paulo, Brazil, ke Jakarta. "Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012," demikian Dispenau. Tim dari Kemenhan dan TNI AU telah mengecek langsung serta melakukan uji penerbangan di pabrikan pesawat Super Tucano seri produksi 179 dan 180 di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, Sao Paulo. (A026/A023) SUMBER: ANTARA

KSAD : Berharap Leopard Bisa Dipamerkan

6 Agustus 2012, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo tetap berharap Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 dapat beroperasi di Indonesia sesuai rencana, meski banyak penolakan dari sejumlah pihak. "Kami berharap agar sesuai dengan rencana. Bisa berjalan lancar, kami berharap segera datang,"kata KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Senin (6/8). Namun begitu, kata Edhi, TNI AD menyerahkan sepenuhnya pada Kementerian Pertahanan sebagai pemegang kebijakan. Pilihan TNI AD terhadap Leopard diputuskan atas pertimbangan yang cocok di lapangan. KSAD pun berharap, tank Leopard yang dibeli dari Jerman dapat segera beroperasi di Indonesia tahun ini. Edhi menginginkan tank-tank yang dipesan dapat dipamerkan agar dapat dilihat masyarakat. "Jika memang bisa, saya berkeinginan sekali untuk bisa datang dan dipamerkan, bisa di Jawa Timur atau bisa di Jawa Barat," ujarnya. Sumber: Jurnas
et

Sunday, August 5, 2012

Indonesia siap luncurkan roket RX-550




Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, mengatakan tahun ini Indonesia sudah siap meluncurkan roket RX-550 (Kaliber 550mm) dengan jangkauan 300 km yang akan membawa peralatan pengukur atmosfer.

"Kita sedang mengembangkan roket RX-550 dan siap meluncurkannya tahun ini," kata Menristek dalam jumpa pers tentang peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta, Jumat.

Roket RX-550 yang merupakan roket terbesar yang pernah dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjadi bukti atas kemampuan bangsa Indonesia mengembangkan teknologi tinggi, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana mengatakan, setelah Idul Fitri atau sekitar akhir Agustus hingga September pihaknya akan melakukan uji statik roket RX-550 untuk yang kedua kalinya.

"Uji statik roket ini merupakan uji di darat untuk mengetahui kinerjanya misalnya daya dorongnya saat akan tinggal landas, atau kemulusannya saat dinyalakan," katanya.

Setelah uji statik bisa dilalui, RX-550 akan diuji terbang, agar tahun depan roket ini bisa diluncurkan, ujarnya.

Untuk peluncuran tersebut, ujar Bambang, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemda Morotai, Maluku Utara, karena RX-550 akan diterbangkan dari Morotai yang lokasinya sangat bagus untuk peluncuran roket.

"Morotai itu langsung menghadap Pasifik, jadinya roket Sonda ini akan langsung dilepas di atas samudra Pasifik untuk keperluan pengukuran atmosfer," katanya.

Mobil Listrik

Menristek dalam kesempatan sama juga menyebutkan bahwa Indonesia menargetkan sudah bisa memproduksi mobil listrik sendiri pada 2018, setelah prototipe produksi dihasilkan.

"Saat ini kita baru di level lima dari sembilan level yang harus dilalui dalam technology readyness level," katanya.

Soal mobil listrik, ujarnya, segala komponennya sudah siap dibuat di dalam negeri, selain itu pemerintah juga sudah siap membangun stasiun-stasiun pengisian energi listrik bagi batere mobil tersebut, namun komponen baterenya yang masih tergantung pada impor akan terus dilakukan riset. 


sumber : ANTARA

Pemerintah Beli Rudal C-705 dari Cina


Rudal C-705 pertama kali ditampilkan Cina pada pameran alutsista di Zhuhai 2008. (Foto: Zhenguan Studio).

6 Agustus 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memastikan akan membeli misil C-705 dari Cina pada 2013 depan. “Misil ini memiliki akurasi yang sangat tinggi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, Ahad 5 Agustus 2012.

Kementerian Pertahanan mengatakan rencana pembelian misil ini sudah dibicarakan dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina, Maret 2012 lalu. Rencana ini kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan bertajuk “First Defense Industry Cooperation Meeting RI-China”, akhir Juli 2012 lalu.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, mengatakan misil dengan jarak tempuh 135 kilometer ini telah diuji dua kali di Selat Sunda sejak 2011. “Misil ini terbukti efektif setelah diuji coba,” kata Hartind.

Uji coba penembakan rudal C-705. (Foto: Defence Update)

Pada 30 Agustus nanti, Hartind menambahkan, Cina akan memberikan proposal tahap pertama yang berisi spesifikasi teknis. Baru, pada September, kedua pihak akan menentukan harga dan jumlah misil yang dibeli. Jika tak ada halangan, ujar dia, pemerintah akan meneken kontrak pembelian misil C-705 pada 1 Maret 2013.

TNI Angkatan Laut juga pernah menguji rudal Yakhont asal Rusia pada 2011 lalu. Rudal ini, kata Untung, berbeda dengan misil C-705. "C-705 memiliki jangkauan setengah dari rudal Yakhont," ucapnya. Karena itu, ujar Untung, Yakhont cocok untuk pertempuran di perairan luas, sedangkan C-705 cocok di perairan kepulauan.

Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanuddin mengatakan pembelian misil C-705 telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. “Sudah dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010,” kata Hasanuddin.

Sumber: TEMPO

TNI Segera Diperkuat Pesawat Tempur IFX/KFX Generasi 4,5 Semi Stealth



 
Metrotvnews.com, Jakarta: Modernisasi militer terus diupayakan oleh pemerintah. Dalam waktu dekat, dua unit pesawat tempur KFX/IFX Generasi 4,5 akan tiba di Tanah Air.

"Sekarang sedang dalam pembuatan di Korea Selatan di mana 27 teknisi dari Indonesia juga ikut di sana. Sudah tujuh bulan ini mereka di sana, ada dari PT Dirgantara Indonesia, ITB, dan TNI-AU. Akhir tahun ini akan tiba dua unit," ujar Kapuskom Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (3/8).



 Jet Tempur KFX/IFX gen 4,5 ( Semi Stealth )  itu, kata dia, merupakan pengembangan teknologi Jet tempur generasi 4 yang sudah dimiliki Indonesia saat ini. "Tentu saja ini ada kemajuan dalam teknologi, baik dari sisi daya jelajah, kecepatan, manuver yang lebih canggih. diatas F16 blok 52 dibawah F-35 yang dimiliki Amerika Serikat saat ini," jelas Asrind.

Ia menambahkan, pabrikan di Korea Selatan secara keseluruhan sedang mengerjakan 50 unit Jet tempur KFX/IFX yang rencananya selesai pada 2050. "Dalam kesepakatan, untuk kita jumlahnya 50unit IFX, itu pengerjaannya sampai 2050. Jadi kita tunggu saja," tambahnya.


Asrin menjelaskan, pengadaan pesawat tempur itu sejalan dengan Rencana Strategis Pengembangan Postur Pertahanan Nasional yang mengutamakan modernisasi militer pada alat utama sistem persenjataan (alutsista) bergerak seperti pesawat tempur, main battle tank, dan kapal selam. "Kita tidak bisa main-main dengan pertahanan. Kalau alat-alat pertahanan semakin canggih, kita juga akan makin disegani," tandas Asrin.
sumber : METRO TV

BERITA POLULER