7 Agustus 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui bahwa pihaknya telah membeli sebanyak tiga kapal selam asal Korea Selatan. Menurut dia, pembelian telah resmi dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui mekanisme transfer of technology (TOT).
"Sudah resmi dibeli dengan TOT," kata Menhan saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (7/8). Tiga kapal tersebut, jika menggunakan mekanisme TOT, maka pembuatan akan dilakukan di dua negara terkait.
Menurut Menhan, satu kapal akan dibuat di Korea Selatan dengan dihadiri teknisi asal Indonesia. Setelah itu, satu kapal kemudian dibuat secara bersama-sama, sementara sisanya akan dibuat di negara pembeli.
Purnomo mengatakan, karena kontrak kerjasama sudah ditandatangani, maka pembelian kapal selam yang difungsikan untuk menguatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada sektor perairan itu hanya tinggal menunggu waktu.
Punomo berharap, ketiga kapal selam itu nantinya mampu menghadapi tantangan di zona laut, apalagi telah menggunakan teknologi yang mumpuni.
Sumber: Republika
Tuesday, August 7, 2012
Embrarer kirim 4 Super Tucanno ke Indonesia
Sao Paulo (ANTARA News) -Produsen pesawat terbang terkemuka Brazil, Embraer, akan mengirimkan empat pesawat tempur ringan A-29 Super Tucano untuk Angkatan Udara Indonesia
Demikian, diungkapkan dalam sebuah upacara yang diadakan Senin di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, yang terletak sekitar 270 kilometer dari Sao Paulo, lapor AFP.
Pesawat-pesawat tersebut merupakan bagian dari delapan pesawat yang dipesan oleh Indonesia pada 2010 untuk menggantikan armada pesawat OV-10 Bronco.
Embraer mengatakan bahwa Angkatan Udara Indonesia telah memesan sejumlah pesawat Super Tucano yang kedua sebagai bagian dari modernisasi peralatan mereka.
Super Tucano dapat digunakan untuk berbagai misi, termasuk serangan ringan, pengintaian, intersepsi udara-ke-udara dan kontra-pemberontakan.
Amerika Serikat awal tahun ini mengatakan akan membuka kembali penawaran setelah membatalkan kontrak dengan Embraer untuk 20 pesawat AT-29 Super Tucano untuk angkatan bersenjata Afghanistan.
Embraer dan mitra AS di Sierra Nevada memberikan kontrak pada Desember, tetapi Angkatan Udara AS membatalkan kesepakatan pada Februari setelah mendapat tantangan hukum dari saingan, Hawker Beechcraft Corp.
Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, di belakang Boeing AS dan Airbus Eropa. Pada 2010, pihaknya telah menjual 101 pesawat komersial dan 145 jet eksekutif.
Sebelumnya, akhir Juli lalu, siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menyatakan empat pesawat tempur ringan Super Tucano yang telah dibeli Indonesia segera diterbangkan dari Sao Paulo, Brazil, ke Jakarta.
"Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012," demikian Dispenau.
Tim dari Kemenhan dan TNI AU telah mengecek langsung serta melakukan uji penerbangan di pabrikan pesawat Super Tucano seri produksi 179 dan 180 di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, Sao Paulo. (A026/A023)
SUMBER: ANTARA
KSAD : Berharap Leopard Bisa Dipamerkan
6 Agustus 2012, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo tetap berharap Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 dapat beroperasi di Indonesia sesuai rencana, meski banyak penolakan dari sejumlah pihak. "Kami berharap agar sesuai dengan rencana. Bisa berjalan lancar, kami berharap segera datang,"kata KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Senin (6/8).
Namun begitu, kata Edhi, TNI AD menyerahkan sepenuhnya pada Kementerian Pertahanan sebagai pemegang kebijakan. Pilihan TNI AD terhadap Leopard diputuskan atas pertimbangan yang cocok di lapangan.
KSAD pun berharap, tank Leopard yang dibeli dari Jerman dapat segera beroperasi di Indonesia tahun ini. Edhi menginginkan tank-tank yang dipesan dapat dipamerkan agar dapat dilihat masyarakat. "Jika memang bisa, saya berkeinginan sekali untuk bisa datang dan dipamerkan, bisa di Jawa Timur atau bisa di Jawa Barat," ujarnya.
Sumber: Jurnas
et
Sunday, August 5, 2012
Indonesia siap luncurkan roket RX-550
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, mengatakan tahun ini Indonesia sudah siap meluncurkan roket RX-550 (Kaliber 550mm) dengan jangkauan 300 km yang akan membawa peralatan pengukur atmosfer.
"Kita sedang mengembangkan roket RX-550 dan siap meluncurkannya tahun ini," kata Menristek dalam jumpa pers tentang peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta, Jumat.
Roket RX-550 yang merupakan roket terbesar yang pernah dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjadi bukti atas kemampuan bangsa Indonesia mengembangkan teknologi tinggi, ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana mengatakan, setelah Idul Fitri atau sekitar akhir Agustus hingga September pihaknya akan melakukan uji statik roket RX-550 untuk yang kedua kalinya.
"Uji statik roket ini merupakan uji di darat untuk mengetahui kinerjanya misalnya daya dorongnya saat akan tinggal landas, atau kemulusannya saat dinyalakan," katanya.
Setelah uji statik bisa dilalui, RX-550 akan diuji terbang, agar tahun depan roket ini bisa diluncurkan, ujarnya.
Untuk peluncuran tersebut, ujar Bambang, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemda Morotai, Maluku Utara, karena RX-550 akan diterbangkan dari Morotai yang lokasinya sangat bagus untuk peluncuran roket.
"Morotai itu langsung menghadap Pasifik, jadinya roket Sonda ini akan langsung dilepas di atas samudra Pasifik untuk keperluan pengukuran atmosfer," katanya.
Mobil Listrik
Menristek dalam kesempatan sama juga menyebutkan bahwa Indonesia menargetkan sudah bisa memproduksi mobil listrik sendiri pada 2018, setelah prototipe produksi dihasilkan.
"Saat ini kita baru di level lima dari sembilan level yang harus dilalui dalam technology readyness level," katanya.
Soal mobil listrik, ujarnya, segala komponennya sudah siap dibuat di dalam negeri, selain itu pemerintah juga sudah siap membangun stasiun-stasiun pengisian energi listrik bagi batere mobil tersebut, namun komponen baterenya yang masih tergantung pada impor akan terus dilakukan riset.
sumber : ANTARA
Pemerintah Beli Rudal C-705 dari Cina
6 Agustus 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memastikan akan membeli misil C-705 dari Cina pada 2013 depan. “Misil ini memiliki akurasi yang sangat tinggi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, Ahad 5 Agustus 2012.
Kementerian Pertahanan mengatakan rencana pembelian misil ini sudah dibicarakan dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina, Maret 2012 lalu. Rencana ini kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan bertajuk “First Defense Industry Cooperation Meeting RI-China”, akhir Juli 2012 lalu.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin, mengatakan misil dengan jarak tempuh 135 kilometer ini telah diuji dua kali di Selat Sunda sejak 2011. “Misil ini terbukti efektif setelah diuji coba,” kata Hartind.
Uji coba penembakan rudal C-705. (Foto: Defence Update)
Pada 30 Agustus nanti, Hartind menambahkan, Cina akan memberikan proposal tahap pertama yang berisi spesifikasi teknis. Baru, pada September, kedua pihak akan menentukan harga dan jumlah misil yang dibeli. Jika tak ada halangan, ujar dia, pemerintah akan meneken kontrak pembelian misil C-705 pada 1 Maret 2013.
TNI Angkatan Laut juga pernah menguji rudal Yakhont asal Rusia pada 2011 lalu. Rudal ini, kata Untung, berbeda dengan misil C-705. "C-705 memiliki jangkauan setengah dari rudal Yakhont," ucapnya. Karena itu, ujar Untung, Yakhont cocok untuk pertempuran di perairan luas, sedangkan C-705 cocok di perairan kepulauan.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanuddin mengatakan pembelian misil C-705 telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. “Sudah dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010,” kata Hasanuddin.
Sumber: TEMPO
TNI Segera Diperkuat Pesawat Tempur IFX/KFX Generasi 4,5 Semi Stealth
Metrotvnews.com, Jakarta: Modernisasi
militer terus diupayakan oleh pemerintah. Dalam waktu dekat, dua unit
pesawat tempur KFX/IFX Generasi 4,5 akan tiba di Tanah Air.
"Sekarang sedang dalam pembuatan di Korea Selatan di mana 27 teknisi dari Indonesia juga ikut di sana. Sudah tujuh bulan ini mereka di sana, ada dari PT Dirgantara Indonesia, ITB, dan TNI-AU. Akhir tahun ini akan tiba dua unit," ujar Kapuskom Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (3/8).
Jet Tempur KFX/IFX gen 4,5 ( Semi Stealth ) itu, kata dia, merupakan pengembangan teknologi Jet tempur generasi 4 yang sudah dimiliki Indonesia saat ini. "Tentu saja ini ada kemajuan dalam teknologi, baik dari sisi daya jelajah, kecepatan, manuver yang lebih canggih. diatas F16 blok 52 dibawah F-35 yang dimiliki Amerika Serikat saat ini," jelas Asrind.
Ia menambahkan, pabrikan di Korea Selatan secara keseluruhan sedang mengerjakan 50 unit Jet tempur KFX/IFX yang rencananya selesai pada 2050. "Dalam kesepakatan, untuk kita jumlahnya 50unit IFX, itu pengerjaannya sampai 2050. Jadi kita tunggu saja," tambahnya.
Asrin menjelaskan, pengadaan pesawat tempur itu sejalan dengan Rencana Strategis Pengembangan Postur Pertahanan Nasional yang mengutamakan modernisasi militer pada alat utama sistem persenjataan (alutsista) bergerak seperti pesawat tempur, main battle tank, dan kapal selam. "Kita tidak bisa main-main dengan pertahanan. Kalau alat-alat pertahanan semakin canggih, kita juga akan makin disegani," tandas Asrin.
"Sekarang sedang dalam pembuatan di Korea Selatan di mana 27 teknisi dari Indonesia juga ikut di sana. Sudah tujuh bulan ini mereka di sana, ada dari PT Dirgantara Indonesia, ITB, dan TNI-AU. Akhir tahun ini akan tiba dua unit," ujar Kapuskom Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (3/8).
Jet Tempur KFX/IFX gen 4,5 ( Semi Stealth ) itu, kata dia, merupakan pengembangan teknologi Jet tempur generasi 4 yang sudah dimiliki Indonesia saat ini. "Tentu saja ini ada kemajuan dalam teknologi, baik dari sisi daya jelajah, kecepatan, manuver yang lebih canggih. diatas F16 blok 52 dibawah F-35 yang dimiliki Amerika Serikat saat ini," jelas Asrind.
Ia menambahkan, pabrikan di Korea Selatan secara keseluruhan sedang mengerjakan 50 unit Jet tempur KFX/IFX yang rencananya selesai pada 2050. "Dalam kesepakatan, untuk kita jumlahnya 50unit IFX, itu pengerjaannya sampai 2050. Jadi kita tunggu saja," tambahnya.
Asrin menjelaskan, pengadaan pesawat tempur itu sejalan dengan Rencana Strategis Pengembangan Postur Pertahanan Nasional yang mengutamakan modernisasi militer pada alat utama sistem persenjataan (alutsista) bergerak seperti pesawat tempur, main battle tank, dan kapal selam. "Kita tidak bisa main-main dengan pertahanan. Kalau alat-alat pertahanan semakin canggih, kita juga akan makin disegani," tandas Asrin.
sumber : METRO TV
Wednesday, August 1, 2012
Modern Infantry Vehicles Making Tanks Obsolete
If procurement of main battle tanks (MBTs) in NATO and
certain other countries is any indication, the era of MBTs being the
bulwark of land forces may be over. Tanks seem to be losing the
strategic advantage to UAVs, and force projection advantage to lighter
and more agile armoured vehicles.
A study by defenseworld.net has revealed that Germany, France, U.K., and the U.S., have not issued RFPs for new MBTs in the past few years. Instead, highly mobile infantry combat vehicles (IFVs) and All Terrain Vehicles (ATVs) seem to be the flavor of the season.
Used and refurbished MBTs seem to be finding new homes in developing countries. Recently, the Czech Army announced plans to sell 134 T-72 MBTs to an unnamed African country. Earlier, the Czech Republic had sold an unspecified number of T-72s to Algeria. Taking a cue from their NATO neighbors’, the Czech army seems keen on light armored vehicles with higher mobility over the T-72 which can be bogged down in urban environments and are sitting ducks for armed UAVs and other air launched weapons in open fields.
However, some developing countries too seem to be having second thoughts about MBTs. Indonesia which is in the line to purchase 100 used German Leopold tanks has had opposition from Indonesian lawmakers who have voiced that the 62-ton German-built tank is unsuited for the far-flung archipelago with two land borders and an under-developed network of roads and bridges which would be major obstacles to their effective deployment.
IFV manufacturers meanwhile are being flooded with orders. Oshkosh Corporation recently won an order for its mine-resistant, ambush-protected all-terrain vehicles (M-ATVs) from the UAE. Since 2009 Oshkosh has received orders for more than 9,500 M-ATVs. Oshkosh Navistar International Corp. has also pursued contracts with foreign armies interested in upgrading their tactical-truck fleets.
Defense market research organization, Forecast International expects the market for IFVs to be worth more than $19.7 billion, through 2021.
As part of its modernization program, the United Arab Emirates (UAE) Army has issued an international request for proposals (RFP) for 600, 8x8 wheeled combat vehicles. Prospective contenders include BAE Systems Land Systems South Africa's RG41, the ARTEC Boxer (Germany), the FNSS Savunma Sistemleri Pars (Turkey), the General Dynamics European Land Systems Piranha 5.
South Africa is planning to procure a new IFV called Project Hoefyster. BAE Systems has offered the RG41 stating that it was more modern and cheaper than the locally-customised version of the Patria AMV currently slated for production as the “Badger”.
Johan Steyn, director Land Systems SA managing director said “Technology has evolved significantly in the years since Project Hoefyster was first launched".
“It makes sense then to look at newer solutions such as RG41 now available, which largely meet the technical requirements and could provide cost savings and broader economic benefits for the country".
China too has switched over to light armed vehicles in many applications where tanks were earlier used. China’s Type 90 armored personnel carrier (APC) and Type 90 mechanized infantry combat vehicle (MICV) represent a new generation of IFVs the country will increasingly use.
Russia was in talks with French manufacturer Panhard on the purchase of 5001-ton light armored vehicles for its border guards. Russia is scaling down the production of its T-90 tanks for its own forces though it offers a modernized version for export.
India, which has considerable inventory of Russian T-72 and T-90 tanks, has launched its Future Infantry Combat Vehicle (FICV) project. The objective is to have a highly mobile, lightweight and a lethal vehicle which can match a tank in firepower.
The Indonesian government owned manufacturing company Pindad said it will begin production of an armored fighting vehicle in 2014
A study by defenseworld.net has revealed that Germany, France, U.K., and the U.S., have not issued RFPs for new MBTs in the past few years. Instead, highly mobile infantry combat vehicles (IFVs) and All Terrain Vehicles (ATVs) seem to be the flavor of the season.
Used and refurbished MBTs seem to be finding new homes in developing countries. Recently, the Czech Army announced plans to sell 134 T-72 MBTs to an unnamed African country. Earlier, the Czech Republic had sold an unspecified number of T-72s to Algeria. Taking a cue from their NATO neighbors’, the Czech army seems keen on light armored vehicles with higher mobility over the T-72 which can be bogged down in urban environments and are sitting ducks for armed UAVs and other air launched weapons in open fields.
However, some developing countries too seem to be having second thoughts about MBTs. Indonesia which is in the line to purchase 100 used German Leopold tanks has had opposition from Indonesian lawmakers who have voiced that the 62-ton German-built tank is unsuited for the far-flung archipelago with two land borders and an under-developed network of roads and bridges which would be major obstacles to their effective deployment.
IFV manufacturers meanwhile are being flooded with orders. Oshkosh Corporation recently won an order for its mine-resistant, ambush-protected all-terrain vehicles (M-ATVs) from the UAE. Since 2009 Oshkosh has received orders for more than 9,500 M-ATVs. Oshkosh Navistar International Corp. has also pursued contracts with foreign armies interested in upgrading their tactical-truck fleets.
Defense market research organization, Forecast International expects the market for IFVs to be worth more than $19.7 billion, through 2021.
As part of its modernization program, the United Arab Emirates (UAE) Army has issued an international request for proposals (RFP) for 600, 8x8 wheeled combat vehicles. Prospective contenders include BAE Systems Land Systems South Africa's RG41, the ARTEC Boxer (Germany), the FNSS Savunma Sistemleri Pars (Turkey), the General Dynamics European Land Systems Piranha 5.
South Africa is planning to procure a new IFV called Project Hoefyster. BAE Systems has offered the RG41 stating that it was more modern and cheaper than the locally-customised version of the Patria AMV currently slated for production as the “Badger”.
Johan Steyn, director Land Systems SA managing director said “Technology has evolved significantly in the years since Project Hoefyster was first launched".
“It makes sense then to look at newer solutions such as RG41 now available, which largely meet the technical requirements and could provide cost savings and broader economic benefits for the country".
China too has switched over to light armed vehicles in many applications where tanks were earlier used. China’s Type 90 armored personnel carrier (APC) and Type 90 mechanized infantry combat vehicle (MICV) represent a new generation of IFVs the country will increasingly use.
Russia was in talks with French manufacturer Panhard on the purchase of 5001-ton light armored vehicles for its border guards. Russia is scaling down the production of its T-90 tanks for its own forces though it offers a modernized version for export.
India, which has considerable inventory of Russian T-72 and T-90 tanks, has launched its Future Infantry Combat Vehicle (FICV) project. The objective is to have a highly mobile, lightweight and a lethal vehicle which can match a tank in firepower.
The Indonesian government owned manufacturing company Pindad said it will begin production of an armored fighting vehicle in 2014
sumber :
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...