Pages

Wednesday, August 1, 2012

Modern Infantry Vehicles Making Tanks Obsolete

      
If procurement of main battle tanks (MBTs) in NATO and certain other countries is any indication, the era of MBTs being the bulwark of land forces may be over. Tanks seem to be losing the strategic advantage to UAVs, and force projection advantage to lighter and more agile armoured vehicles.

      A study by defenseworld.net has revealed that Germany, France, U.K., and the U.S., have not issued RFPs for new MBTs in the past few years. Instead, highly mobile infantry combat vehicles (IFVs) and All Terrain Vehicles (ATVs) seem to be the flavor of the season.

      Used and refurbished MBTs seem to be finding new homes in developing countries. Recently, the Czech Army announced plans to sell 134 T-72 MBTs to an unnamed African country. Earlier, the Czech Republic had sold an unspecified number of T-72s to Algeria. Taking a cue from their NATO neighbors’, the Czech army seems keen on light armored vehicles with higher mobility over the T-72 which can be bogged down in urban environments and are sitting ducks for armed UAVs and other air launched weapons in open fields.

      However, some developing countries too seem to be having second thoughts about MBTs. Indonesia which is in the line to purchase 100 used German Leopold tanks has had opposition from Indonesian lawmakers who have voiced that the 62-ton German-built tank is unsuited for the far-flung archipelago with two land borders and an under-developed network of roads and bridges which would be major obstacles to their effective deployment.

      IFV manufacturers meanwhile are being flooded with orders. Oshkosh Corporation recently won an order for its mine-resistant, ambush-protected all-terrain vehicles (M-ATVs) from the UAE. Since 2009 Oshkosh has received orders for more than 9,500 M-ATVs. Oshkosh Navistar International Corp. has also pursued contracts with foreign armies interested in upgrading their tactical-truck fleets.

      Defense market research organization, Forecast International expects the market for IFVs to be worth more than $19.7 billion, through 2021.

      As part of its modernization program, the United Arab Emirates (UAE) Army has issued an international request for proposals (RFP) for 600, 8x8 wheeled combat vehicles. Prospective contenders include BAE Systems Land Systems South Africa's RG41, the ARTEC Boxer (Germany), the FNSS Savunma Sistemleri Pars (Turkey), the General Dynamics European Land Systems Piranha 5.

      South Africa is planning to procure a new IFV called Project Hoefyster. BAE Systems has offered the RG41 stating that it was more modern and cheaper than the locally-customised version of the Patria AMV currently slated for production as the “Badger”.

      Johan Steyn, director Land Systems SA managing director said “Technology has evolved significantly in the years since Project Hoefyster was first launched".

      “It makes sense then to look at newer solutions such as RG41 now available, which largely meet the technical requirements and could provide cost savings and broader economic benefits for the country".

      China too has switched over to light armed vehicles in many applications where tanks were earlier used. China’s Type 90 armored personnel carrier (APC) and Type 90 mechanized infantry combat vehicle (MICV) represent a new generation of IFVs the country will increasingly use.

      Russia was in talks with French manufacturer Panhard on the purchase of 5001-ton light armored vehicles for its border guards. Russia is scaling down the production of its T-90 tanks for its own forces though it offers a modernized version for export.

      India, which has considerable inventory of Russian T-72 and T-90 tanks, has launched its Future Infantry Combat Vehicle (FICV) project. The objective is to have a highly mobile, lightweight and a lethal vehicle which can match a tank in firepower.

      The Indonesian government owned manufacturing company Pindad said it will begin production of an armored fighting vehicle in 2014
 
sumber :

Tuesday, July 31, 2012

Teknologi ''Kapal Perang Stealth (Siluman)'' dari Surabaya

foto
Kapal perang Perancis jenis Fregat, FNS Vendemiaire F743 di sambut tarian tradisional saat bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Kamis (26/4). .TEMPO/iqbal Lubis20120426

 


TEMPO.CO , Surabaya- Teknologi siluman, yang memungkinkan kapal perang tak terdeteksi radar musuh, menjadi salah satu keunggulan penting bagi sistem pertahanan di negara maju. Hanya saja, untuk menciptakan teknologi canggih seperti ini membutuhkan anggaran besar. Tak mengherankan jika teknologi semacam ini seperti menjadi monopoli negara maju.


Benarkah teknologi seperti itu tak bisa dimiliki oleh Indonesia? Jawaban atas pertanyaan inilah yang ingin dipecahkan oleh Mochammad Zainuri, dosen Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui risetnya sejak 2009 lalu.  


Menurut dia, teknologi siluman sebenarnya bisa dikembangkan dengan dua cara. Pertama, membuat kapal dengan struktur dan desain yang tidak bisa dilacak dengan radar. Artinya, saat terkena radar, bagian dari kapal tersebut akan memantulkannya ke arah lain sehingga membuatnya tak terdeteksi. "Untuk membuat kapal sendiri dengan desain dan struktur canggih, butuh biaya sangat besar. Ini tidak mungkin saya lakukan," kata dia saat ditemui Tempo di rumahnya di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu 29 Juli 2012. Ia menyadari anggaran untuk alat utama sistem persenjataan Indonesia sangat terbatas. 


Kedua, mengembangkan teknologi "kapal siluman" dengan menyulap kapal-kapal bekas yang dilapisi material nano komposit sehingga bisa menyerap gelombang radar. Konsep inilah yang sedang ditelitinya sejak tiga tahun lalu hingga kini. Pria 48 tahun ini terus mengembangkan teknologi siluman dengan mengembangkan material nano komposit, pelapis yang mampu menyerap gelombang radar. 


Material untuk nano komposit itu diambil dari bahan-bahan alam pasir besi di Pantai Bambang Lumajang, Jawa Timur.  Pertimbangannya, pasir di wilayah ternyata mempunyai sifat veromagnetik (pasir besi). Untuk bisa menjadi bahan nano komposit, pasir besi ini terlebih dahulu dipisahkan, diekstraksi, dan direkayasa. Hasilnya lantas digabung dengan partikel listrik yang berbahan dasar PANi (ponianeline) dalam orde nano dan diikat sehingga bisa dilapiskan dalam bahan logam. 


Kenapa dalam ukuran orde nano? Kata Zainuri, semakin kecil ukuran partikel maka akan memperluas permukaan spesifik, sehingga kemampuan menyerap radar semakin besar. 


Setelah diuji coba, kata Zainuri, logam yang telah dilapisi dengan material ini tidak bisa dilacak radar jarak jauh microwafe dengan gelombang 8-12 GHz. Radar jarak jauh jenis ini biasanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal. Hasilnya, gelombang radar yang dikirim oleh alat deteksi tidak bisa terpantul kembali alias terserap atau (terabsorsi) oleh material tersebut hingga 99 persen.


Zainuri menambahkan, prinsip kerja radar adalah mengirim gelombang ke kapal tersebut. Biasanya kapal selalu memantulkan kembali gelombang yang dikirim tersebut, sehingga membuat keberadaannya terbaca di alat pemantau radar. "Jika diberi pelapis logam ini, maka kapal-kapal perang kita tidak akan terdeteksi oleh gelombang radar meski sebelumnya adalah kapal-kapal bekas yang selalu bisa terdeteksi oleh gelombang radar," ujarnya.


Ia mengungkapkan, ketertarikannya untuk menggunakan pasir besi pesisir pantai Lumajang menjadi bahan dasar pelapis logam anti radar berawal dari karena keterlibatannya dalam survey yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Jawa Timur. Ia diminta untuk meneliti bahan-bahan alternatif yang terkandung pada pasir pantai tersebut. 


Saat itu kata dia, banyak kontraktor perumahan yang langsung datang dan membeli pasir di wilayah setempat. Harga pasirnya juga lebih lebih mahal dari yang lain. "Saya diminta meneliti apa kelebihannya.Dan setelah saya teliti ternyata pasir setempat mempunyai sifat veromagnetik (pasir yang mengandung besi)," kata pria kelahiran Surabaya, 30 Januari 1964 ini.


Usai melakukan survey itulah muncul ide untuk berkontribusi terhadap ketahanan alutsista Indonesia. Ide semacam ini juga terpicu oleh tantangan Profesor Sirait, promotor Strata III-nya di Universitas Indonesia. "Lue bisa apa untuk bantu pertahanan keamanan Indonesia ?" kata Zainuri, menirukan ucapan promotornya. Zainuri adalah lulusan Strata 3 Metalurgi dan Material Universitas Indonesia tahun 2008. Strata 2-nya juga dari kampus yang sama. Sedangkan Strata 1-nya dari ITS.


Setelah itu, ia terus berfikir untuk meneliti sesuatu dan memanfaatkan ilmunya. "Awalnya ingin melakukan riset menciptakan peluru ramah lingkungan sehingga selongsongnya tidak terbuang sia-sia. Namun akhirnya menawarkan untuk mengembangkan teknologi anti radar," ujar dia. Dengan bantuan dana dari Departemen Riset dan Teknologi, ia kemudian mengembangkan riset teknologi siluman ini.

TNI patroli gabungan di Lebanon

Senin, 30 Juli 2012 18:25 WIB

Beberapa prajurit TNI (tengah) yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL, (Indobatt) melaksanakan Patroli Gabungan Bersama dengan Tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) dan Tentara FCR (Force Commander Reserve) Perancis, di area operasi Indobatt sekitar perbatasan (blue line) antara Lebanon dengan Israel, Minggu (29/7). (ANTARA/Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL-Lettu Inf Suwandi)
"Ini bertujuan untuk mengontrol dan memonitor suasana perdamaian yang sudah tercipta selama ini."

Jakarta (ANTARA News) - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) pada Minggu (29/7) berpatroli gabungan di tapal batas Israel bersama tentara Lebanon dan komando cadangan Prancis (Force Commander Reserve/FCR).

Perwira Penerangan Satuan Tugas Kontingen Garuda (Satgas Konga) XXIII-F/UNIFIL, Lettu Inf Suwandi, melalui pesan elektronik yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Senin, mengemukakan bahwa patroli dilaksanakan dalam rangka menjaga dan memantau situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon.

Kegiatan patroli yang dilaksanakan meliputi CRLO (Counter Rocket Launcher) yang dilaksanakan oleh tim dari Kompi Dragon bersama FCR disekitar Area Operasi Kompi Adshid al Qusayr, dengan Komandan Tim Lettu Inf Kukuh.

Patroli gabungan berkendaraan dilaksanakan oleh tim dari Kompi Cheetah dengan FCR di seluruh Area Operasi Indobatt, dengan Komandan Tim Lettu Mar Empri. Untuk kegiatan patroli jalan kaki dilaksanakan oleh tim dari Kompi Alphard bersama LAF dan FCR, dengan Komandan Tim Letda Inf Irwan Tanjung.

Selain itu, ia melaporkan, patroli jalan kaki (foot patrol) juga dilakukan di sekitar perbatasan Lebanon-Israel (blue line), dengan start awal dari Markas Kompi Alphard UN Pos 9-63 berakhir di Pos Panorama Point.

Dari seluruh rangkaian kegiatan patroli gabungan bersama yang dilaksanakan selama satu hari, menurut dia, pelaksanaannya berjalan lancar dan aman, serta tidak ditemukan hal-hal yang menonjol yang terjadi di Area Operasi Indobatt.

Komandan Satgas Indobatt, Letkol Inf Suharto Sudarsono, yang hadir pada saat pelaksanaan debriefing usai pelaksanaan patroli mengatakan patroli gabungan bersama ini merupakan program UNIFIL dan Indobatt bekerja sama dengan militer Lebanon (LAF).

"Ini bertujuan untuk mengontrol dan memonitor suasana perdamaian yang sudah tercipta selama ini," katanya.

Patroli bersama diharapkan dapat meningkatkan hubungan yang baik antar angkatan dalam melaksanakan tugas misi perdamaian di Lebanon.

sumber : Antara

Monday, July 30, 2012

Sembari Latihan Pitch Black 2012 ,6 sukhoi baru akan datang dari Russia, dan Indonesia juga segera memiliki flight simulator Sukhoi



MAKASSAR, FAJAR -- Pesawat tempur terbaik Indonesia kini sedang tampil setiap hari di atas langit Australia. Ya, sebuah Sukhoi Su-27 dan Su-30 teranyar milik Skadron 11 Lanud Hasanuddin Makassar ikut terlibat dalam latihan udara terbesar Australia 2012 bertajuk "Pitch Black".


Kepala Penerangan Koopsau II, Letkol Sus. Andi Arman mengatakan, keiikutsertaan  empat Sukhoi milik Lanud Hasanuddin ini karena mendapat kehormatan diundang untuk mengirimkan pesawatnya dalam berbagai manuver di negara tersebut.



Ikut serta dalam rombongan itu sebagai peninjau Panglima Koopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna. Direncanakan pesawat sukhoi itu akan kembali hingga 13 Agustus mendatang. “Sebab, Pitch Black ini merupakan even bergengsi di Australia,” terang Andi Arman yang dihubungi malam tadi.

Terpisah, Kadispen AU Marsma Azman Yunus di Jakarta kemarin mengatakan, Pitch Black juga diikuti oleh armada udara Negara sahabat Australia lainnya misalnya, Amertika Serikat, Selandia Baru, Singapura, Thailand dan Prancis.

Pemberangkatan satu pesawat tempur Sukhoi didukung 55 kru dan teknisi. Kru diangkut dengan dua pesawat angkut Hercules C-130 dari Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma dan satu Hercules C-130 dari Skuadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Dalam latihan Pitch Black, masing-masing peserta akan dibagi menjadi dua armada. Mereka berlatih offensive counter air combat atau peperangan udara tangkal cepat.

Dua tim akan dibagi menjadi kelompok merah dan kelompok biru. Merah akan menyerang dan biru berusaha melakukan kontra serangan di atas udara dengan kecepatan super . "Sukhoi kita baru pertama ini ikut latihan skala internasional dengan pesawat-pesawat tempur lain," katanya.

Selain mengikuti latihan bersama dengan negara lain, TNI AU kini sedang bersiap menerima enam Sukhoi baru dari Rusia. "Secara bertahap idealnya akan ada 16 pesawat, kita sudah punya 10 di Makassar," kata Azman.

Pilot-pilot Indonesia juga segera memiliki flight simulator Sukhoi yang akan menghemat biaya latihan hingga ratusan juta. "Kita juga diundang angkatan Udara Republik Rakyat China untuk mengirim pilot Sukhoi berlatih di sana," katanya.

sumber : FAJAR

‘Super-JAS’ Costlier Than Expected: Report


The Swedish Armed Forces will have to cut back on billions of kronor by next year if they want to afford putting the new super jet JAS Gripen into production, according to a report by national broadcaster Sveriges Radio (SR).

The military in March supported an earlier proposition voted through in the Riksdag that Sweden should develop up to ten of the E/F model JAS.

But according to SR, the army and the government in May received a cost prediction from the Saab Defence Group, a figure reportedly way above what was expected.
In January, SR reported that the expected price tag on the development of the new super jet would reach the vicinity of 32-33 billion kronor ($4.7-4.8 billion), but this figure has allegedly since risen significantly, according to the broadcaster.
This puts new strain on an already stretched Swedish Armed Forces, which had already come to the conclusion that economies have to be made and that policy decisions about future cut-backs or more government hand-outs must be taken.
Several sources have revealed to SR that the military on Monday will be informing the government that billions of kronor must be cut back from the development of other weapons systems planned for 2013 and 2014 to be able to afford developing the new super jet.
At the same time, the army has long warned that several other weapons systems are in crucial need of updating.
Lieutenant General Jan Salestrand of the Swedish Armed Forces was unwilling to disclose any particulars but told SR that it is a complicated situation.
“An upgrade is necessary if we want to have an air force system in the 2020s and toward 2030 to equal the development in the rest of the world. At the same time, from the military’s point of view, it cannot be done at any price,” he told the broadcaster.
sumber DEFENCE TALK:

Sunday, July 29, 2012

Kekuatan Dirgantara Jadi Tulang Punggung


YOGYAKARTA (Suara Karya): Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan kekuatan dirgantara menjadi tulang punggung pembangunan nasional, karena sekarang ini terjadi pergeseran karakter ancaman yakni perang modern yang mengandalkan teknologi.
"AU sangat berperan dalam perang modern karena perang modern bentuknya mengandalkan teknologi tinggi. Karenanya TNI AU membuat perencanaan pengadaan alutsista sesuai MEF yakni dengan mengisinya dengan pesawat-pesawat terbaik dan radar yang berkualitas canggih," demikian dikatakan KSAU pada upacara peringatan HUT ke-65 Hari Bakti TNI AU di Yogyakarta, Minggu (29/7).


 
Disampaikan KSAU bahwa pembangunan kekuatan udara didukung teknologi alat utama sistem senjata (alutsista) canggih harus tetap menjadi prioritas tanpa menabrak kebijakan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).
Lebih lanjut, katanya, kekuatan dirgantara sebagai bagian pertahanan negara banyak memengaruhi aspek kepentingan nasional di kancah global. Itu artinya, menurut KSAU, pengelolaan kedirgantaraan nasional harus dilakukan dengan baik sebagai bagian dari komponen kekuatan nasional di bidang pertahanan militer.
"Kekuatan dirgantara kita harus dapat membantu upaya komponen kekuatan negara lainnya seperti diplomasi, ekonomi, dan informasi untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dalam membela kepentingan nasional di kancah global antar negara," ujar KSAU.


 
Dia menyebut, untuk pesawat tempur sekarang ini teknologi tercanggih ada pada pesawat F-22 Raptors milik Amerika Serikat. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk tidak terlacak radar (stealth). Pesawat dengan kemampuan yang tak jauh beda adalah F-35 yang digunakan beberapa negara sekutu Amerika Serikat.
"Kita belum ke sana, tapi untuk pesawat antiradar ini kita sekarang sedang membuatnya bekerja sama dengan Korea Selatan, yaitu KFX/IFX. Itu pesawat generasi 4,5," beber Imam.
Terkait realisasi program MEF tersebut, pada 28 Agustus mendatang akan tiba di tanah air empat unit pesawat tempur ringan Super Tucano. Empat unit lainnya akan menyusul dalam kurun tiga bulan setelahnya. Pesawat ini akan berhome base di Sakdron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, menggantikan pesawat OV-10F/Bronco.
Namun, Imam tak mengesampingkam membangun sebuah angkatan udara yang kuat, diperlukan SDM yang handal. "Juga didukung sumber dana atau anggaran yang tidak sedikit dan pengetahuan akan teknologi tinggi dan modernisasi," sebutnya.
Saat ini, aspek personel dan anggaran serta kebutuhan akan penguasaan teknologi tinggi masih menjadi tatangan tersendiri dalam membangun kekuatan kedirgantaraan, khususnya TNI Angkatan Udara. Tantangan tersebut, kata KSAU, harus dapat dijawab oleh jajaran TNI AU ke depan.

Lebih lanjut dia menuturkan, TNI AU berharap pa-da realisasi kebijakan MEF melalui rencana strategis lima tahunan. "MEF merupakan jawaban tepat dalam memenuhi kebutuhan modernisasi TNI AU. Melalui pelaksanaannya kita berharap TNI AU yang modernisasi setahap demi setahap mampu kita wujudkan," terang Imam.
 
SUMBER : SUARA KARYA

Berita Foto : Pembaretan Anggota Kopassus Baru

 




CILACAP-(IDB) : Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Agus Sutomo (kiri) memakaikan baret merah pada seorang prajurit Komando pada acara penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai. 


Para prajurit Komando Pasukan Khusus yang lulus meluapkan kegembiraannya pada penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai.





Seorang anggota Pasukan Khusus memeragakan keahliannya menangani Kalajengking pada acara penutupan Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Cilacap,jawa Tengah, Minggu (29/7). Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF) Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai.


Sumber : Antara

Kopassus Mendapat Tambahan Personel Baru


CILACAP-(IDB) : Sebanyak 169 personel Kopassus termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) berhasil lolos dalam pendidikan Kursus Komando Angkatan 92 di Pantai Permisan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Minggu (29/7/2012). Upacara penutupan dilakukan langsung oleh Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Agus Sutomo.

Dalam amanatnya, Agus mengatakan, tidak semua prajurit didik berhasil menjadi Prajurit Komando. Oleh karena itu, setiap prajurit harus bisa bersyukur dan melihat tantangan ke depan.

"Prajurit Komando yang telah dilatih secara khusus maka para prajurit harus mampu menjawab tantangan tugas, seiring dengan bertambahnya tanggung jawab menghadapi kompleksitas dalam tantangan tugas," kata Agus, Minggu (29/7/2012), seperti yang tertulis dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia berharap agar seluruh prajurit Kopassus di mana pun berada dan bertugas selalu berupaya untuk memberi arti dan peduli terhadap lingkungannya serta memberi solusi terhadap berbagai permasalahan.

Selain itu, prajurit Kopassus harus selalu berlatih dan berlatih untuk mencapai berprestasi demi keharuman korps baret merah.

Adapun, penutupan pendidikan ini ditandai dengan Serangan Regu Komando (Seruko) yang dilaksanakan pada waktu fajar di Pantai Permisan yang merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari keseluruhan tahapan Pendidikan Kursus Komando. Pendidikan yang telah berlangsung selama tujuh bulan tersebut terbagi menjadi tiga tahap yakni tahap basis, tahap gunung hutan, tahap rawa laut.

Pendidikan Kursus Komando Angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF). Keluar sebagai peserta didik terbaik antara lain Perwira terbaik Letda Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda Bambang SB, dan Tamtama terbaik Prada Anas Rifai. Upacara penutupan juga dihadiri oleh Athan Kamboja, para pejabat teras Kopassus dan pejabat Muspida serta orangtua siswa. 


Sumber : Kompas
 

Untuk Tingkatkan Hubungan, Cina Tawarkan Kursus Bahasa Mandarin Untuk TNI


BEIJING-(IDB) : Angkatan Bersenjata Cina People's Liberation Army (PLA), menawarkan kursus bahasa Mandarin bagi perwira TNI. Tawaran itu dalam rangka meningkatkan kerja sama militer kedua negara berdasarkan saling pemahaman kedua pihak.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Surya Margono mengatakan, tawaran kursus bahasa Mandarin bagi perwira TNI dilakukan dalam dua metode. "Pertama mereka akan mengirimkan dua orang instruktur bahasa Mandarin ke Indonesia dan mereka mengundang 10 perwira TNI untuk belajar bahasa Mandarin di Beijing secara intensif," katanya di Beijing, Sabtu (28/7).

Surya menambahkan semua proses kerja sama kursus bahasa Mandarin untuk perwira TNI ini terus dijajaki dan dimatangkan. "Melalui bahasa, akan terwujud saling pemahaman yang benar antara kedua pihak sehingga kerja sama yang telah berjalan baik antara militer Indonesia dan Cina juga akan dapat terus ditingkatkan dengan lebih baik," tuturnya.

Indonesia dan Cina telah membentuk forum konsultasi bidang pertahanan dan keamanan pada 2007 sebagai bagian dari kemitraan strategis yang dideklarasikan kedua pimpinan negara pada April 2005. Sebagai tindak lanjut kerja sama pertahanan yang telah disepakati kedua negara melalui forum konsultasi bilateral itu, militer kedua negara telah melakukan sejumlah kerja sama seperti latihan bersama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Komando Pasukan Khusus PLA.

Pertukaran perwira sekolah staf dan komando serta Universitas Pertahanan, pelatihan pilot pesawat tempur Sukhoi dan pembelian beberapa alat utama sistem senjata. Kedua negara juga telah menyepakati nota kesepahaman kerja sama industri pertahanan pada 2011.

"Kedepan kerja sama yang sudah akan terus ditingkatkan dan diperluas, antara lain dengan peningkatan jumlah perwira sekolah staf dan komando serta Universitas Pertahanan dari sebelumnya dua menjadi tiga perwira untuk setiap angkatan yakni darat, laut dan udara, serta siswa Universitas Pertahanan, serta adanya kursus bahasa Mandarin untuk perwira TNI," kata Surya menekankan.


Sumber : Republika
 

BERITA POLULER