Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) tidak cocok di Indonesia karena bobotnya terlampau berat sehingga akan "amblas"
Nah kepada reader Indonesia defence admin akan mengetik ulang pembahasan special report yang bersumber dari majalah DEFENDER edidi 56 2012.
Ini Ulasannya :
Yang kita bicarakan adalah kendaraan tempur dengan roda rantai ( Tapak jejak / track) yang justru didesain dari awal untuk mnghindari hal ini agar mampu menyokong bobot yang berat diatas segala kondisi tanah , mulai dari lahan keras, batu cadas hingga lahan gembur bahkan lumpur sekalipun. Dalam kendaraan non militer pun menggunakan demikian , misalnya buldozer untuk buka dan perbaikan kebun kelapa sawit, exavator untuk perbaikan parit-parit dan pertambangan.
Alasannya sederhanan : Ilmu Fisika
Dengan membagi berat diatas penampang yang lebih luas , maka akan didapatkan tekanan rata-rata yang lebih rendah. Tidak perlu jauh jauh membahas tank , bayangkanlah diri anda sendiri yang bertelanjang kaki lalu turun kesawah yang berlumpur dimana hanya dalam sekejap kaki an_a.akan tenggelam hingga ke betis,... admin : Ya toooh? betul kan ?
Tapi bila anda anda melemparkan sepotong papan triplek dengan ukuran yang cukup besar ke atas permukaan sawah tersebut agar anda bisa berdiri diatasnya , maka anda tidak akan terbenam . Ini karena berat anda disebarkan oleh permukaan papan triplek yang menyentuh permukaan sawah dan tidak langsung bertumpu pada kedua kaki sebagai mana yang akan terjadi pada contoh sebelumnya.
Hal yang sama berlaku untuk kendaraan-kendaraan berat yang menggunakan roda rantai. Luas permukaan tapak jejak yang menyentuh tanah dari sebuah kendaraan beroda rantai lebih luas dibanding bila kendaraan tersebut menggunakan roda ban biasa. Dengan kata lain penggunaan roda berantai akan membuat kendaraan tersebut mampu bergerak bebas diatas kondisi lahan yang tidak akan mampu dilalui oleh kendaraan beroda ban.
Inilah yang dikenal dengan sebutan " GRound Pressure" atau tekanan permukaan dimana benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih kecil tidak akan amblas diatas permukaan tanah yang sama dibanding benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih besar.
Perhitungan yang disederhanakan berikut ini bisa memberikan ilustrasi yang lebih jelas , dimana leopard 2A6 yang berbobot 62.300 Kg di bandingkan dengan salah satu mobil keluarga yang populer di indonesia (Toyota Kijang) yang berbobot 1.650 kg. spesifikasi keduanya sbb:
LEOPARD 2A6
Berat total : 62,3 ton/62.300 kg
Lebar tapaj jejak : 63,5 cm
Panjang Tapak jejak menyentuh tanah : 494,5 cm.
Jumlah tapak jejak : 2
( sumber : www.army-guide.com/eng/product149)
TOYOTA KIJANG
Berat total : 1.650 kg
lebar permukaan ban : 13,3 cm
Panjang Permukaan ban menyentuh tanah: 13.3 cm
jumlah ban : 4
(sumber : www.miata.net/garage/ticalc.html)
RUMUS YANG DI GUNAKAN ADALAH : BERAT TOTAL DIBAGI LUAS PERMUKAAN MENYENTUH TANAH DAN HASILNYA SEBAGAI BERIKUT
LEOPARD 2A6
62.300 KG/ (494,5 X 63,5) X 2 = 0,9920114522 KG/CM PERSEGI
TOYOTA KIJANG
1.650 KG/ (13,3 X 13,3) X 4 = 2,331957714 KG/CM PERSEGI
Kesimpulannya: diatas lahan yang sama toyota kijang beresiko amblas dua kali lebih besar bila di banding MBT leopard 2A6.
Namun biarpun demikian, bukan bearti MBT sekelas Leopard 2A6 diatas sama sekali tidak bisa terjebak dalam medan yang sulit. Adakalanya tank-tank semacam itu terperosok dan terjebak, misalnya dalam kubangan dengan kedalaman dan kemiringan yang terlampau besar buat bisa dilalui ( yang tentunya juga tidak bisa dilintasi kebanyakan kendaraan - kendaraan lain termasuk kendaraaan normal/sipil/ kendaraan proyek yang lebih ringan atau berat). Tapi hal ini telah dipikirkan jauh jauh hari sebelumnya dengan adanya kendaraan yang disebut ARMORED RECOVERY VEHICLE / COMBAT ENGINEERING VEHICLE (yang biasa selalu diikutkan dalam setiap paket pembelian MBT. Selain itu pemetaan medan yang intensif dan strategi penempatan MBT yang digelar secara cermat juga bisa mengantisipasi kemungkinan stuck nya MBT-MBT dilapangan.
Jadi kesimpulannya : mitos akan amlasnya MBT berbobot puluhan ton di Indonesia hanyalah sekedar mitos , atau setidaknya SUATU KEKHAWATIRAN YANG BERLEBIHAN TANPA DASAR YANG KUAT YANG SELAMA INI DI DENGUNG DENGUNGKAN DAN DIANGGAP SEBAGAI SUATU KEBENARAN MUTLAK . Lagi pula sadarkah anda bahwa kendaraan-kendaraan dengan bobot yang jauh lebih berat dari MBT sudah bertahun tahun beroperasi dengan leluasa di bumi indonesia ini?
( Admin Indonesia Defence : Lah tronton-tronton yang lewat pantura , trailer trailer , truck-truck yang muatannya super lebih (maklum bisnis) itu berkeliaran hampir semua berkeliaran, dari sabang sampae meroke , ya kan?)
Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) akan merusak permukaan jalan dan tidak akan mampu melintasi jembatan jembatan di indonesia ! Katanya
Sudah sejak perang dunia II tank - tank dilengkapi rubber pad ( bantalan karet) yang pada awalnya ditunjukan untuk mengurangi kebisingan gerak maju roda rantai , tapi ternyata juga bermafaat untuk melintas di jalan beraspal tanpa merusak jalan tersebut.
Tapi tidak hanya itu , kekhawatiran akan bobot MBT yang kan merusak jalan -jalan di indonesia juga sebenarnya tidak beralasan. sesuai ulasan panglima TNI di DPR baru - baru ini , sebagian besar daerah menentukan kelas jalanan sebagai kelas I dan jalan Kelas II , Dimana Muatan Sumbu Terberat (MST) dari jalan kelas 1 diijinkan lebih dari 10 ton. kelas 2 maksimal 10 ton.
Bobot Leopard 2A6 dibagi dengan 7 sumbu roda bogiewheel yang menjejak tanah sehingga didapatkan hasil 62,3 ton dibagi 7 = 8,85 ton.
jelas sudah Leopard 2 A6 masih bisa melaju diatas jalan kelas II tanpa merusak jalan, jadi untuk pendapat bahwa MBT akan merusak jalan - jalan di Indonesia , sekali lagi adalah kekhawatiran atau opini tak berdasar. dan bila ada opini lain yang mengatakan bahwa jalan - jalan di indonesia masih banyak yang rusak sehingga kedatangan MBT malah akan memperparah keadaan , yah jangan salahkan MBT yang belum datang bila jalanan di indonesia masih banyak yang rusak.
Lalu mengenai MBT yang dicurigai tidak akan bisa melalui jembatan - jembatan di indonesia , dari presentasi yang sama juga diketahui bahwa hal ini tidak akan menjadi masalh yang ber arti.
Mengambil dasar aturan dari surat Edaran Dirjen Perancangan dan persyaratan Teknis Jembatan Rangka Baja Tahun 2007 , disitu disebutkan dua kategori jembatan yaitu :
- Jembatan kelas A, Lebar 7 Meter ditambah 1 meter untuk trotoar ( kanan dan kiri).
- Jembatan Kelas B, Lebar 6 meter ditambah 0,5 meter untuk trotoar ( Kanan dan kiri).
Dengan panjanga kedua kelas jembatan tersebut antara 40 hingga 60 meter , mengambil contoh jembatan kelas B dengan spesifikasi Lebar 6,5meter dengan panjang 40 meter dengan perhitungan beban terbagi rata ( BTR) dalam arah memanjang maka digunakan rumus dari edaran tersebut sebagai berikut :
q=8,0(0,5+15/L)k Nm2
Dimana q = Intensitas Beban Terbagi Rata (BTR)
L = Luas Jembatan
dari sini bisa didapat hasil :
a. untuk BTR jembatan q=8,0( 0,5+15) : (6,5 x 40) = 4,46k Nm2
b. Untuk BTR Tank dengan rumus : (Berat x gaya grafitasi ) : (Luas Jembatan)
q=(62x10) : (6,5 x 40) = 2,38k Nm2
Dari perhitungan dalam paparan diatas , jelas terlihat bahwa BTR sebuah MBT masih di bawah BTR jembatan kelas B sehingga masih sangat mungkin untuk melintasi jembatan tersebut.
Tetapi tidak semua jembatan -jembatan di indonesia sesuai standar kelas - kelas itu? mungkin akan timbul argumen seperti ini yang bisa di jawab dengan :
- Bila jembatan yang akan dilalui ternyata konstrucksinya lemah dan atau terlalu tua maka MBT sama sekali tidak perlu melewati jembatan karena bisa melintasi dasar sungai tersebut atau yang dikenal dengan sebuta FORDING hingga kedalaman maksimal 1,2 meter ( Tanpa persiapan) hingga 4 meter ( bila menggunakal sorkel)
- Bila kedalam sungai lebih dari 4 meter akan tetapi lebarnya kurang dari 27 meter , bisa digunakan kendaraaan bridge Layer buat memasang jembatan on site.
- Bila sunganya lebih dalam dari 4 meter dan lebih lebar lagi , bisa menggunakan rakit atau jembatan ponton.
JADI ? APA MASLAHNYA? SO WHAT GITU LO ?
MBT Boros bahan bakar , hanya akan menghabiskan stok solar dan jatah bahan bakar buat TNI hanya 10 liter per hari.
Betul..MBT dan rata-rata kendaraan tempur militer lain apapun tipenya, sangat boros bahan bakar bila dibandingkan dengan kendaraan sipil. Dalam kasus leopard 2 , dengan kapasitas penuh tangki bahan bakarnya sebesar 1200 liter, jarak tempuhnya hanya 550 km. Tapi membandingkan kendaraan tempur dengan kendaraan sipil dalam hal konsumsi bahan bakar tanpa mengindahkan perbedaan fungsi keduannya adalah sebuah "logical fallacy" dan argumen yang dibuat buat. Soal stock solar yang di takutkan akan jadi korban .
Mesin-mesin yang digunakan untuk MBT modern, rata-rata bisa mengkonsumsi mulai dari solar, bensin, avtur, minyak tanah sampai minyak goreng. Ini sudah menjadi hal yang baku dalam merancang bangun sebuah MBT di negara manapun. Jadi tidak soal bila stock solar menipis..
Memindah midahkan MBT kepulau pulau lain dan bahkan dari pangkalannya dari pelabuhan adalah hal yang sulit.
Jawabannya adalah : TANK TRANSPORTER baik itu dalam bentuk trailer yang di tarik truck atau gerbong kereta api kusus , digunakan untuk memindah mindahkan tank dari satu tempat ketempat lain secara cepat tanpa harus menjalankan tank tersebut langsung di jalan raya. Hal ini bertujuan selain untuk menghemat bahan bakar yang digunakan tank , juga memperpanjang usia pemakaian dan mengurangi keausan suku cadang tank - tank tersebut agar bisa tetap dalam kondisi prima manakala keadaan membutuhkan.
Untuk pergerakan antar pulau , TNI AL sejak beberapa tahun lalu memiliki tidak cuma satu, tetapi 4 buah kapal Landing Platform Dock (LPD) kelas makasar yang satu kapalnya bisa memuat +/- 40 kendaraan tempur sekelas Panser Anoa 6x6 atau sekitar 30 an kendaraan tempur sekelas MBT..
Tolak Pembelian MBT karean bisa dan akan dipakai menghadang demonstran
Yang berkata seperti ini itu mungkin kebanyakan menonton video clip tragedi Tiananmen tahun 1991 lalu atau peristiwa pergolakan di mesir dan negara-negara timur tengah lainya baru baru ini , dan herannya alsan yang sama sebelumnnya dikemukakan juga oleh anggota partai oposisi belanda yang menolak penjualan leopard ke indonesia ( Partai kecil , btw , bukan mayoritas parlemennya)
di KOMISI 1 juga penolakan dilontarkan oleh wakil ketua K1 TB hasanudin ( Padahal dia mantan pejabat TNI) maklumlah dah masuk paratai.
LSM-LSM entah titipan dari negara mana .. mereka menolak rame rame kedatangan MBT.
Di era orde baru ABRI atau TNI masih dwifungsi ABRI yang di emban waktu itu , tapi sekarang dengan adanya repformasi di tubuh TNI , TNI kembali ke fungsinya sejatinya sebagai kekuatan pertahanan negara.
isu isu ini dihembuskan hanya untuk menjegal modernisasi alutsista TNI.
TNI dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat masa .... menindas rakyatnya sendiri pake MBT.
terahir dari Admin indonesia defence ayoo kita dukung modernisasi alutsista TNI dan SDM nya ...
WELCOME TO INDONESIA MBT LEOPARD
sumber : Majalah Defender EDISI 56 2012( Majalah Teknologi Taktik Pengetahuan Militer)
Diketik kembali Oleh Admin Indonesia defence