PT DI Peroleh Kontrak Rp 8 Triliun hingga 2016
C-295 Spanish Air Force. (Foto: Airbus
Military)
19 Juli 2012, Bandung: Dalam empat tahun ke depan,PT Dirgantara Indonesia (PT DI) siap mengerjakan kontrak senilai Rp8 triliun. Nilai kontrak itu untuk pengadaan komponen dan pesawat yang dikerjakan hingga 2016.
Direktur Umum PT DI Sukatwikanto mengatakan, nilai kontrak sebesar Rp8 triliun itu merupakan hasil kerja sama yang terjalin dengan sejumlah industri pesawat terbang dunia. Salah satu adalah kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military yang menggarap pasar di kawasan Amerika Selatan. Kerja sama itu melalui pemasaran pesawat terbang jenis CN-235 dan CN-295. “Kerja sama ini jelas menguntungkan PT DI.Apalagi bentuknya bukan merger.
Selain itu,bisa menggarap pasar yang lebih luas, termasuk Amerika Selatan,”kata Sukatwikanto. Dia menyebutkan, kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military ini telah berlangsung lama.Perusahaan tersebut semula bernama Cassa dan berganti nama setelah diambil alih oleh Airbus. Namun demikian, untuk merealisasikan kontrak tersebut, BUMN-nya membutuhkan modal kerja sekitar Rp2,06 triliun. Namun, pemerintah baru menyetujui dana modal kerja sebesar Rp1 triliun. Dia menjelaskan, modal kerja senilai Rp2,06 triliun itu untuk melakukan pembelian sejumlah mesin baru dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi.Dengan begitu,jika kapasitas produksi bertambah, tentunya PT DI dapat memenuhi semua pemesanan sesuai kontrak. Selain itu, kata dia, modal kerja yang diperlukan PT DI juga di antaranya menambah sumber daya manusia (SDM). Saat ini,PT DI telah melakukan program revitalisasi dengan merekrut SDM baru. “Setiap tahun kami merekrut sekitar 300 orang karyawan baru. Targetnya 1.500 karyawan baru direkrut hingga 2017. Mereka adalah tenaga ahli engineeringyang disiapkan mengganti tenaga yang pensiun,” jelas Sukatwikanto.
Sumber: SINDO
19 Juli 2012, Bandung: Dalam empat tahun ke depan,PT Dirgantara Indonesia (PT DI) siap mengerjakan kontrak senilai Rp8 triliun. Nilai kontrak itu untuk pengadaan komponen dan pesawat yang dikerjakan hingga 2016.
Direktur Umum PT DI Sukatwikanto mengatakan, nilai kontrak sebesar Rp8 triliun itu merupakan hasil kerja sama yang terjalin dengan sejumlah industri pesawat terbang dunia. Salah satu adalah kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military yang menggarap pasar di kawasan Amerika Selatan. Kerja sama itu melalui pemasaran pesawat terbang jenis CN-235 dan CN-295. “Kerja sama ini jelas menguntungkan PT DI.Apalagi bentuknya bukan merger.
Selain itu,bisa menggarap pasar yang lebih luas, termasuk Amerika Selatan,”kata Sukatwikanto. Dia menyebutkan, kerja sama antara PT DI dengan Airbus Military ini telah berlangsung lama.Perusahaan tersebut semula bernama Cassa dan berganti nama setelah diambil alih oleh Airbus. Namun demikian, untuk merealisasikan kontrak tersebut, BUMN-nya membutuhkan modal kerja sekitar Rp2,06 triliun. Namun, pemerintah baru menyetujui dana modal kerja sebesar Rp1 triliun. Dia menjelaskan, modal kerja senilai Rp2,06 triliun itu untuk melakukan pembelian sejumlah mesin baru dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi.Dengan begitu,jika kapasitas produksi bertambah, tentunya PT DI dapat memenuhi semua pemesanan sesuai kontrak. Selain itu, kata dia, modal kerja yang diperlukan PT DI juga di antaranya menambah sumber daya manusia (SDM). Saat ini,PT DI telah melakukan program revitalisasi dengan merekrut SDM baru. “Setiap tahun kami merekrut sekitar 300 orang karyawan baru. Targetnya 1.500 karyawan baru direkrut hingga 2017. Mereka adalah tenaga ahli engineeringyang disiapkan mengganti tenaga yang pensiun,” jelas Sukatwikanto.
Sumber: SINDO