Tabriz (ANTARA News) - Pelatihan taktis unit pertahanan udara Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dimulai di wilayah baratlaut Iran pada Ahad.
Pelatihan itu dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat dengan tujuan menyiapkan peralatan dan sumber daya manusia.
Juru bicara manuver taktis mengatakan, bahwa tujuan utama pelatihan taktis adalah untuk meniadakan efek psikologis propaganda yang dilakukan oleh media regional terhadap Iran.
Brigadir Jenderal Shahrokh Shahram mengatakan bahwa kekuatan musuh hipotetis meluncurkan gelombang berat operasi psikologis terhadap pasukan lokal.
Mereka bermaksud untuk menciptakan kekacauan di wilayah tersebut dengan membentuk suasana kacau dan menyebarkan kebohongan mengenai berbagai permasalahan yang ada.
Dia mencatat bahwa pasukan asing terus melanjutkan perang psikologis mereka melalui jaringan televisi, sistem satelit, media regional dan lembaga-lembaga yang ada.
Beberapa hari sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Rabu mengakhiri pelatihan peluru kendali tiga hari dengan para pejabat militer Iran memperingatkan terhadap setiap agresi militer pada negaranya.
Pada hari ketiga atau terakhir latihan rudal, IRGC menembakkan roket pribumi "Teluk Persia" ke sasaran laut tiruan, kata Press TV.
Pasukan kedirgantaraan IRGC juga membombardir target-target yang dicanangkan pada Rabu dengan jet-jet tempur serta pesawat udara tanpa awak, kata laporan tanpa rincian lebih lanjut.
IRGC pada Selasa melakukan berbagai uji tembakrudal dan menguji pesawat-pesawat tak berawaknya selama latihan.
Sebelumnya, Komandan Kedirgantaraan Divisi IRGC, Amir Ali Hajizadeh, mengatakan kepada wartawan bahwa dalam latihan yang berjudul "Nabi Besar 7" itu lebih dari 100 tempat tiruan di gurun tengah akan menjadi sasaran berbagai jenis rudal.
Beberapa rudal IRGC bahkan bisa mencapai 2.000 kilometer, tetapi dalam manuver itu, hanya yang rudal jarak dari 300 kilometer, 500, 800 dan 1.300 kilometer yang diuji, kata Hajizadeh.
Hajizadeh mengatakan Rabu, bahwa rudal Iran dapat menghantam pangkalan-pangkalan militer AS di negara-negara kawasan, kata laporan Press TV.
Dia mengatakan bahwa semua pangkalan AS di kawasan itu berada dalam jangkauan rudal Iran dan rudal Iran juga bisa dengan mudah mencapai Israel.
Sementara itu, komandan membuat satu acuan untuk peluncuran Iran rudal balistik selama latihan tiga hari dan mengatakan, semua rudal "berhasil" memukul target yang ditunjuk yang menyerupai pangkalan udara negara asing di wilayah tersebut, menurut laporan tersebut.
Hajizadeh mengatakan bahwa manuver berbeda dari yang sebelumnya. karena semua rudal yang digunakan dalam latihan terakhir ditembakkan satu target dari lokasi yang berbeda.
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan bahwa Iran akan memberikan tanggapan tegas untuk setiap serangan militer terhadap negara itu, kata laporan Press TV.
"Mereka yang membuat pernyataan tidak berguna tentang mengancam Iran dan memiliki niat buruk terhadap negara ini harus siap untuk menerima jawaban yang menghancurkan (dari Iran)," kata Vahidi kepada wartawan.
Dia mengatakan bahwa manuver itu tidak hanya memanifestasikan kecakapan dan kemampuan Angkatan Bersenjata Iran, tetapi juga menunjukkan bahwa pasukan sepenuhnya sadar akan kerentanan dan kelemahan dari orang yang mengancam Iran.
Menekankan peran penting Iran dalam memberikan keamanan bagi kawasan tersebut, komandan mengatakan bahwa Republik Islam "tidak akan mengizinkan siapa pun untuk bertindak melawan kepentingan di kawasan itu," demikian IRNA.