Sidoarjo, Jawa Barat (ANTARA News) - Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan TNI AL.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.
"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya.
Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.
Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.
"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.
Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.
(KR-MSW)
Bawean, 14 Juni 2012
KRI Nanggala-402 berhasil meluncurkan Torpedo SUT Kepala Latihan, dalam
uji coba penembakkan di sekitar perairan Pulau Bawean Gresik, Kamis
(14/06). Penembakan Torpedo oleh KRI Nanggala dilaksanakan pada dini
hari sekitar pukul 04.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), pada posisi 06 03
335 S – 112 38 18 T sebelah Selatan Pulau Bawean, dengan jarak kurang
lebih 3 Nautical Mile menuju sOsaran.
Target senjata pamungka _apal selam itu merupakan sebuah simulator yang dapat menimbulkan suara menyerupai baling-baling kapal (Propeler) berupa Noise Maker. Torpedo Kepala Latihan, berhasil meluncur dari KRI Nanggala hingga kurang lebih berjarak 1 Nautical Mile. Peluru Kendali (Rudal) bawah air itu melesat dari tabung Torpedo KRI Nanggala dengan kecepatan Medium 23 Knot, selanjutnya mencari tracking sasaran hingga beberapa saat kemudian Torpedo itu berhenti dan mengapung diatas permukaan air.
Sebuah kendaraan air cepat berupa Sea Rider
milik Satuan Komando Pasukan Katak yang bertugas mengikuti jejak
Torpedo tersebut langsung memburu isyarat lampu yang menandakan
keberadaan senjata setelah berhasil ditembakkan. Satu tim Kopaska yang
berada di Sea Rider mengikuti luncuran Torpedo Kepala Latihan itu hingga
beberapa saat hingga berhenti dan mengapung diatas air.
Uji coba ini merupakan pertama kalinya setelah KRI Nanggala mengalami perbaikan total (Overhoul) selama kurang lebih dua tahun di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Setelah Overhoul KRI Nanggala mengalami perbaikan dan moderenisasi beberapa sistim dan persenjataan, diantaranya adalah sistim kontrol penembakan (Fire Control) Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2, menggantikan CMS lama tipe Sinbads.
Tujuan uji coba ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan kerja dan sinkronisasi antara sistem CMS MSI yang baru terpasang dengan senjata Torpedo SUT buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia tersebut.
“Dengan berhasilnya penembakan Torpedo SUT kepala latihan ini
menandakan bahwa sistem kendali senjata yang baru CMS MSI 90U MK2 yang
terpasang di KRI Nanggala dapat bekerja secara optimal”, kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Stanley Sangel. SH.
Selesai
uji coba penembakan, Torpedo Kepala Latihan di evakuasi menggunakan dua
buah perahu karet (PK) oleh tim Penyelam TNI AL dari Dinas Penyelamatan
Bawah Air (Dislambair) Koarmatim. Selanjutnya Torpedo SUT yang berhasil
ditembakkan itu dinaikkan ke atas geladak KRI Soputan-923 untuk
selanjutnya dibawa kembali ke gudang senjata TNI AL (ARSENAL) Batu
Poron, Bangkalan, Madura.
Satuan Tugas (Satgas) penembakan Torpedo
Kepala Latihan ini melibatkan beberapa unsur pedukung sebagai
pengamanan area latihan yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804,
2 Sea Rider, 2 (PK). Sedangkan personel yang terlibat adalah 1
tim Kopaska Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Laboratorium Induk
Elektronika (Labinlek) Mabesal, Arsenal serta Diskes Koarmatim. (Dispenarmatim)
SUMBER : KOARMATIM