Pages

Wednesday, June 6, 2012

Tubagus-PDIP Soal Pengadaan Kapal RI-Belanda


DPR setuju ada pengadaan kapal perusak, namun kecewa dengan detail kontraknya.


VIVAnews - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang menjadi Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Tubagus Hasanuddin, menyatakan bahwa Kontrak Kementerian Pertahanan dengan Director Naval Sale of Damen Schelde Naval Shipbuilding Evert van den Broek, Belanda, untuk pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal 10514 telah dilaksanakan kemarin, Selasa 5 Juni 2012.

Rencana pengadaannya memang telah disetujui DPR RI, yaitu bahwa kapal perang itu akan dibangun di PT PAL dengan melibatkan para teknisi anak bangsa. Tapi DPR RI kecewa dengan detail kontrak yang dibuat pemerintah, dalam hal ini Kemenhan.

"Ternyata rincian detail kontrak yang dilakukan pemerintah banyak dipertanyakan. Kapal itu sekarang dipastikan akan dibangun di galangan kapal Belanda, dan dari nilai kontrak seharga 220 juta USD, Indonesia (PT PAL) hanya mendapat pekerjaan sebesar 7 juta USD saja (kurang dari 3%), sementara untuk TOT (transfer of technology)  Indonesia malah harus membayar lagi sebesar 1,5 juta USD, belum lagi harus membayar untuk sistem senjata dan pelurunya," ujar Tubagus kepada VIVAnews, Rabu 6 Juni 2012.

Kondisi kontrak semacam itu, lanjut Tubagus, bertentangan dengan semangat Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan terutama sebagaimana diatur pasal 4 ayat 2 (d): "dalam pemenuhan kebutuhan  Alutsista TNI sekurang kurangnya memiliki syarat alih tehnologi/produk bersama untuk kepentingan pengembangan industri pertahanan dalam negeri."

Oleh karena itu, Komisi I DPR RI yang membidangi pengawasan kinerja pemerintah dalam program pertahanan, keamanan, dan politik luar negeri, akan memprotes kontrak antara Kemenhan dengan perusahaan galangan kapal di Belanda tersebut dalam agenda rapat kerja mendatang. "Komisi I DPR akan menanyakan rincian kontrak ini pada kesempatan pertama," kata Tubagus.

"Mengapa harus memaksakan diri membeli dari Belanda? Padahal pabrik kapal Orizonte dari Itali menurut PT PAL sudah menawarkan diri bekerjasama membangun kapal itu di Indonesia dengan local content minimal 25%  dan siap melibatkan perusahaan lain di dalam negeri seperti PT Pindad, PT Karakatau Steel dan lain-lain," ujar Tubagus.

sumber : VIVA NEWS

Indonesia Akan Orbitkan Satelit Bikinan Sendiri


05 Juni 2012
Satelit Lapan A2, 100% buatan Indonesia (photo : Lapan)
Indonesia Akan Terbitkan Satelit Baru 
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienta mengatakan LAPAN akan mengorbitkan satu satelit bikinan Indonesia pada Agustus mendatang.
“Itu satelit seluruhnya bikinan Indonesia,” kata Soewanto di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin siang, 4 Juni 2012.
Satelit yang akan diorbitkan itu diberi nama LAPAN-A2. Ia mengatakan LAPAN menyertakan tiga perangkat utama dalam satelit tersebut. Perangkat pertama adalah pemotret Bumi. Nantinya Indonesia bisa memotret Bumi dari angkasa dengan satelit tersebut.
Perangkat kedua adalah pembaca sinyal kapal. Dengan perangkat tersebut, pemerintah bisa mengetahui setiap kapal besar yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Kapal secara otomatis mengirim sinyal yang akan ditangkap satelit,” kata Soewarto.
Kapal-kapal yang mampu dilacak oleh satelit itu umumnya adalah kapal besar. Satelit belum bisa menangkap keberadaan kapal nelayan kecil yang umumnya terbuat dari kayu. “Selama ada pengirim sinyal, bisa dilacak,” katanya.
Perangkat ketiga adalah penunjang komunikasi radio amatir. Perangkat tersebut akan sangat berguna bagi proses penanggulangan bencana. Ini untuk menjamin alat komunikasi radio amatir tetap menyala dalam situasi genting. “Kalau saat bencana, umumnya alat komunikasi konvensional mati,” ujarnya.
Satelit tersebut akan diorbitkan menggunakan sebuah roket peluncur satelit dari India. Soewarto mengatakan Indonesia belum menguasai teknologi roket peluncur satelit, sehingga pengorbitan satelit dilakukan di India.

Vietnam to Buy Amur Diesel Submarines from Russia ?


05 Juni 2012
Amur diesel submarines (photo : Rubin) 
Russia began to Vietnam to offer an upgraded version of the Kilo class submarines - Amur, this submarine is well suited for patrolling and fighting in the East Vietnam Sea.
According to analysts, if Vietnam could buy a fleet of Amur submarines, submarine forces of Vietnam will truly become a powerful force in the region.
Amur class submarines can also be equipped with missiles launched from submarines to attack ground targets, so it can fully protect all targets on the coast and the islands of the East Vietnam Sea South. Vietnam Navy can be a powerful force in the water in the South China Sea.
According to the Shanghai newspaper said Deputy Director of Military Technology Cooperation Russian design bureau that Ruby started looking for the export market for Amur diesel-electric submarines of the Russian. Being version submarine's inland with a number of submarines Lada in Russian Navy, the formation of the a force new combat underwater.
Deputy director of defense export company Rosoboronexport said Victor Komar said that Russia is committed to strengthening military cooperation and technology with countries in the Asia-Pacific region, especially in some Southeast Asian countries, Russia is considered the greatest potential for arms export market.
With Amur - 1650 Vietnam will help protect the most perfect national sovereignty of islands.
Victor Komar said that the 'partner in Southeast Asia, most importantly, Vietnam, Russia Vietnam is considered one of the most important consumers of defense. Vietnam has ordered six submarines from Russia's Design Bureau 'Ruby' development, submarine factory is located in St Petersburg, is expected to begin transfer operations in 2014.
There Amur submarines, Vietnam will be deployed in the South China Sea, a very intimidating force under water.
However, Vietnam can not simply take six Kilo class submarines. Mr. Komar said: 'Vietnam Navy they needed a fighting strength of higher than submarine Kilo urgent and must be set up in six or seven years, they can not just rely on the Kilo submarines. According to analysts, if Vietnam could buy a fleet of Amur submarines, submarine forces of Vietnam will truly become a powerful force in the region '.
The Russian defense export company is actively working contacts with Vietnam. To end this agreement, the company said that Russia will play the Amur submarines, while Vietnam's shipbuilding enterprises involved in the project can produce submarines.
Russia not only design but also give joint cooperation in the production process and provide training for Vietnam and some submarine building technology advanced.

BERITA POLULER