Sumber: Humas/JH
Monday, June 4, 2012
Sunday, June 3, 2012
Dubes RI: Rusia mitra strategis Indonesia
Jumat, 1 Juni 2012 06:41 WIB
Saya langsung setuju ketika ditunjuk oleh Presiden untuk menangani Indonesia. Bagi saya Indonesia tidak asing lagi karena mertua saya pernah bertugas di Indonesia pada era Uni Soviet dan banyak bercerita kepada saya"
Hal itu disampaikan Dubes Djauhari Oratmangun sehubungan dengan penunjukan Dmitry Rogozin oleh Presiden Federasi Rusia untuk menangani Indonesia, kata Sekretaris Dua KBRI Moskow Enjay Diana kepada ANTARA London, Jumat.
Bagi Dmitry Rogozin, penunjukkan dirinya sebagai Wakil Perdana Menteri yang mengisi kabinet pemerintahan baru Rusia di bawah Presiden Putin disambutnya tanpa berpikir panjang.
Apalagi dalam sidang yang akan diadakan 25-26 Juni mendatang di Moskow, Dmitry Rogozin sebagai Co-chairs pada Sidang Komisi Bersama (SKB) VIII RI-Rusia bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.
"Saya langsung setuju ketika ditunjuk oleh Presiden untuk menangani Indonesia. Bagi saya Indonesia tidak asing lagi karena mertua saya pernah bertugas di Indonesia pada era Uni Soviet dan banyak bercerita kepada saya," ucap Dmitry Rogozin.
Hal itu diungkapkan Dmitry Rogozin pada saat pertemuan dengan Dubes BLBP RI untuk Federasi Rusia beberapa waktu lalu di kantornya di Gedung Pemerintahan Federasi Rusia, Moskow.
Awal pertemuan bukannya membahas substansi, tetapi Wakil Perdana Menteri tersebut bercerita tentang Indonesia, antara lain yang sering didengar dari keluarganya.
Menurutnya, tidak sedikit buku tentang Indonesia dan souvenir dari Indonesia yang dimiliki sehingga terasa kehadiran Indonesia dalam keluarganya.
Wakil Perdana Menteri yang berbadan tinggi besar dan kekar itu terlihat menyimpan perasaan yang mendalam terhadap Indonesia yang tersirat dari nada bicaranya ketika menyebut nama Indonesia.
Sementara itu, Dubes Djauhari Oratmangun menyampaikan apresiasi terhadap pandangan Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia terhadap bangsa Indonesia dan hubungannya dengan Rusia.
Menurut Dubes Djauhari Oratmangun, kehadiran Rusia tidak hanya sebagai sahabat dekat bagi Indonesia, tetapi juga mitra strategis. Kerjasama di berbagai bidang yang berpotensi besar dapat diwujudkan untuk kepentingan kedua bangsa, ujarnya.
Pendapat senada disampaikan Wakil Perdana Menteri yang juga pernah menduduki jabatan yang sama di masa Pemerintahan Presiden Medvedev.
Dmitry Rogozin mengharapkan hubungan kedua bangsa dapat lebih meningkat lagi di berbagai bidang, seperti ekonomi, pariwisata, teknik militer dan pertahanan.
Kerjasama-kerjasama kedua negara dapat dikembangkan antara lain melalui mekanisme Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Rusia Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik.
SUMBER : ANTARA
Tiga kapal perang AS tiba di Banongan
Senin, 4 Juni 2012 08:15 WIB
Wartawan ANTARA Edy M Ya`kub yang mengikuti perjalanan dengan kapal perang AS "United States Ship (USS) Germantown LSD-42" melaporkan ketiga kapal AS bersama tiga KRI (Kapal Perang RI) menempuh perjalanan dari Surabaya ke Banongan dengan melintasi Selat Jawa selama sehari semalam.
Kapal USS Germantown LSD-42 yang paling belakang berangkat, telah meninggalkan dermaga di sisi selatan Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Minggu (3/6) pukul 07.48 WIB dan akhirnya tiba di perairan Banongan pada Senin pukul 07.10 WIB.
Saat hendak berangkat dari Surabaya, posisi kapal terletak tidak jauh dari lokasi keberangkatan atau kedatangan kapal penumpang di Gapura Surya atau tidak berada di dekat lokasi bongkar muat barang di Dermaga Jamrud.
Dalam perjalanan, posisi kapal saat berangkat adalah USS Vande Grift di barisan terdepan, lalu diikuti KRI Sultan Iskandar Muda - 367, USCGC Waeshe, KRI Silas Papare - 384, KRI Banda Aceh - 593, dan USS Germantown LSD-42 di posisi paling belakang.
Ketika berada di Laut, KRI Banda Aceh - 593 sempat di belakang USS Germantown LSD-42, namun akhirnya bergerak di depan kapal perang AS yang dikomandani seorang perempuan, Carol McKenzie CDR, USN.
Di Selat Jawa, kapal perang USS Germantown LSD-42 pada Minggu (3/6) pukul 14.00 WIB sempat hendak melakukan manuver penembakan target dengan meluncurkan "kapal target" dalam jarak tertentu, namun hal itu batal dilakukan akibat kendala teknis.
Para komandan Angkatan Laut AS dan TNI Angkatan Laut terlihat beberapa kali menggunakan teropong untuk memantau pergerakan "kapal target" itu dan sejumlah anggota Angkatan Laut AS juga sudah siap melakukan penembakan itu, namun manuver itu akhirnya dibatalkan.
"Latihan akan kita laksanakan, besok (Senin, 4/6)," kata Humas USS Germantown LSD-42 untuk CARAT 2012, Ensign (Letda) Jason Tross, didampingi salah seorang komandan dari Marinir AS Capt Kjono dan seorang penghubung media dari TNI AL, Letda H. Yaman.
Menurut dia, CARAT sudah 18 tahun dilaksanakan antara Angkatan Laut AS dengan Indonesia.
"Tahun 2010 dilaksanakan di wilayah timur, tahun 2011 di wilayah barat, dan sekarang (2012) di wilayah timur lagi," katanya.
Ensign (Letda) Jason Tross yang tinggal di Washington bersama istri dan seorang anak itu mengaku baru pertama kali ke Indonesia melalui CARAT 2012, namun dirinya tertarik untuk datang lagi ke Indonesia.
"Saya pernah ke Thailand, Kamboja, dan Filipina. Saya baru pertama kali ke Indonesia, tapi saya ingin mengajak keluarga ke Bali," kata Tross yang mengaku suka sate itu.
(ANT)
sumber : Antara
Setelah Indonesia ,Australia Berencana Membuat Kapal Selam Masa Depan Sendiri
Australian Defence Industry Meet to Develop Future Submarine Skills Plan
Minister for Defence Materiel Jason Clare announced that the first
meeting of the Future Submarine Industry Skills Plan Expert Industry
Panel was held today.
“The Future Submarine Project is the biggest and most complex Defence project Australia has ever embarked upon,” Mr Clare said.
“Hundreds of companies and thousands of workers will be required to support the construction of Australia’s future submarines.
“The Industry Skills Plan will establish a roadmap to build and sustain the skills required to successfully deliver Australia’s Future Submarine capability.
“The Industry Skills Plan will establish a roadmap to build and sustain the skills required to successfully deliver Australia’s Future Submarine capability.
“In
order to develop an effective Skills Plan we need to engage industry
early and work closely together throughout the life of the project.
An
Expert Industry Panel has been established to consult with industry and
key stakeholders. It is headed by Mr David Mortimer, AO who has over 40
years of business experience.
The Expert Industry Panel includes representatives of major Defence companies, unions, Department of Industry, Innovation, Science, Research and Tertiary Education, Skills Australia and Defence and Unions.
The
Panel will undertake a program of consultation with State Governments,
Australian industry, industry associations, universities and other
academic organisations and think tanks.
The FutuFe Submarine Industry Skills Plan will be presented to Government by the end of the year
Sumber: Defence Talk
Singapore Army Wants Bigger Camp
Singapore neither admit or deny it has Centurion tanks. The tank is believed to be
stored in Thailand (photo : Military Factory)
Defence Minister Sukumpol Suwannarat and his counterpart
from Singapore,
Ng Eng Hen, on Friday discussed plans to look for a larger training camp for
Singaporean soldiers.
ACM Sukumpol said Singapore's Defence Ministry did
not want a permanent camp like Sai Yok in Kanchanaburi, where Singaporean
soldiers have been training for more than 30 years.
Sources said the Singaporean army wanted to expand the scale
of its excercises, for battle tanks and artillery.
The new site might be at Dan Lan Hoi village in Sukhothai,
they said.
China Tawarkan Radar Maritim ke Indonesia
Sistem monitor radar IMSS (photo : Antara)
LONDON, KOMPAS.com- China dikabarkan menawarkan pemasangan
sistem pengawas maritim senilai 1 miliar yuan (sekitar Rp 1,5 triliun) di
kawasan Indonesia. Nantinya, sistem tersebut akan melengkapi sistem serupa
buatan AS yang lebih dulu dipasang di Indonesia.
Demikian diungkapkan majalah pertahanan terkemuka IHS Jane's
Defence Weekly (JDW) edisi 16 Mei 2012 yang mengutip berbagai sumber. Menurut
JDW, tawaran tersebut disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat
berkunjung ke Beijing, akhir Maret.
Detail sistem pengawas maritim yang ditawarkan China itu
belum diketahui. Namun, JDW menduga sistem tersebut akan terdiri atas jaringan
radar yang ditempatkan di Pulau Lombok, Selat Sunda, Kalimantan Barat, dan
pantai barat daya Sulawesi. Nantinya, data pengamatan yang diperoleh dari
sistem ini akan dibagi dengan China.
Dengan sistem ini, Beijing akan mendapat keuntungan berupa
data kondisi perairan di Selat Sunda, Selat Karimata, dan Selat Makassar, yang
menjadi titik-titik penyempitan penting di jalur komunikasi laut (SLOC).
Tawaran China itu diberikan hanya beberapa bulan setelah
pemerintah AS menyumbangkan Sistem Pengawasan Maritim Terpadu (IMSS) senilai 57
juta dollar AS (Rp543,9 miliar) kepada TNI Angkatan Laut. Menurut pernyataan
Departemen Luar Negeri AS, IMSS terdiri atas jaringan sensor terpadu yang
dipasang di darat maupun di kapal-kapal perang Indonesia, berbagai peralatan
komunikasi dan perangkat komputasi untuk mengumpulkan, mengirim, dan
menganalisa berbagai data maritim.
Secara konkret, IMSS terdiri atas 18 stasiun pengawas pantai
(CSS), 11 radar berbasis kapal, dua pusat komando regional, dan dua pusat
komando armada di Jakarta dan Surabaya. Pemerintah AS juga telah mengalokasikan
dana tambahan sebesar 4,6 juta dollar untuk merawat sistem tersebut sampai
tahun 2014.
Meski demikian, sumber-sumber JDW mengatakan, bahkan dengan
tambahan alokasi dana dari AS ini, IMSS masih terlalu mahal untuk dioperasikan
oleh TNI AL dan belum terintegrasi secara menyeluruh.
Dengan adanya tawaran dari China ini, China akan memiliki
sistem tandingan strategis terhadap IMSS, dan memungkinkan negara itu memantau
pergerakan kapal-kapal AS dan lalu lintas laut lainnya di perairan Indonesia.
(Kompas)
Presiden: Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
Presiden SBY disambut upacara militer ketika tiba di Pulau Nipah, Sabtu (2/6). (Foto: haryanto/presidensby.info)
2 Mei 2012, Pulau Nipah, Kepri: KRI Diponegoro-365 yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono merapat di dermaga Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) pukul 16.00 WIB.
Setibanya di Pulau Nipah, SBY dan Ibu Ani disambut Korps Marinir TNI AL dan Satuan Tugas Pengamanan Pulau Nipah, setelah itu melaksanakan peninjauan pulau dan barak Satgas Pulau Terluar Nipah.
Usai peninjauan, Presiden SBY memberikan keterangan pers kepada wartawan. "Dalam pelayaran tadi, saya mendapatkan briefing dari Menteri Pertahanan dan dilanjutkan Menteri Kelautan dan Perikanan," kata SBY. "Menhan melaporkan kepada saya apa saja yang telah dikembangkan di pos depan kita ini, satuan Marinir dan satuan Angkatan Darat, dengan komposisi kurang lebih dua pertiga Marinir dan sepertiga Angkatan Darat, yang tentu melaksanakan tugas-tugas pos depan tempur bagi pertahanan negara kita," jelas SBY.
"Juga dilaporkan kepada saya, rencana pembangunan Batalyon Marinir di wilayah ini. Dan telah saya putuskan tadi, dari 3 alternatif yang diusulkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, kita pilih tempat yang kita rasa paling memiliki nilai strategis dan taktis, dan insya Allah akan segera dibangun," ujar Presiden.
"Dengan demikian akan ada 1 Batalyon Marinir di kawasan ini yang disamping benar-benar menjadi pos depan pertahanan kita, juga bisa ikut menjaga keamanan di Selat Malaka dan Selat Singapura di bagian kita, dan kemudian juga ikut dalam menghadapi kejahatan transnasional bersama-sama dengan Kepolisian dan penegak hukum yang lain," terangnya.
Presiden SBY menyapa petugas saat meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini, Sabtu (2/6) sore. (Foto: anung/presidensby.info)
Presiden SBY mendapatkan penjelasan mengenai rencana pengembangan Pulau Nipah, Sabtu (2/6). (Foto: haryanto/presidensby.info)
Sementara dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Presiden SBY mendapatkan penjelasan bahwa wilayah Nipah nanti juga akan dikembangkan, sehingga disamping berfungsi sebagai pos depan pertahanan, juga ada kegiatan ekonomi yang akan dilaksanakan. "Mengingat kawasan kita ini: Batam Bintan, Karimun, Singapura, dan Johor adalah kawasan ekonomi dan usaha, kita ingin memanfaatkan letak yang strategis ini untuk kepentingan ekonomi kita. Namun demikian, Nipah kita bangun, kita rancang memang untuk gugus depan pertahanan kita," SBY menegaskan.
Saat melakukan peninjauan di Pulau Nipah, Presiden SBY dan Ibu Ani menyempatkan menanam pohon di wilayah itu. SBY menanam pohon Waru, sementara Ibu Ani menanam pohon Jati Londo. Setelah menyampaikan keterangan pers, SBY dan Ibu Ani melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bintan, masih di wilayah Kepulauan Riau, dengan Ferry Dumai Line-1.
2 Mei 2012, Pulau Nipah, Kepri: KRI Diponegoro-365 yang membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono merapat di dermaga Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) pukul 16.00 WIB.
Setibanya di Pulau Nipah, SBY dan Ibu Ani disambut Korps Marinir TNI AL dan Satuan Tugas Pengamanan Pulau Nipah, setelah itu melaksanakan peninjauan pulau dan barak Satgas Pulau Terluar Nipah.
Usai peninjauan, Presiden SBY memberikan keterangan pers kepada wartawan. "Dalam pelayaran tadi, saya mendapatkan briefing dari Menteri Pertahanan dan dilanjutkan Menteri Kelautan dan Perikanan," kata SBY. "Menhan melaporkan kepada saya apa saja yang telah dikembangkan di pos depan kita ini, satuan Marinir dan satuan Angkatan Darat, dengan komposisi kurang lebih dua pertiga Marinir dan sepertiga Angkatan Darat, yang tentu melaksanakan tugas-tugas pos depan tempur bagi pertahanan negara kita," jelas SBY.
"Juga dilaporkan kepada saya, rencana pembangunan Batalyon Marinir di wilayah ini. Dan telah saya putuskan tadi, dari 3 alternatif yang diusulkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, kita pilih tempat yang kita rasa paling memiliki nilai strategis dan taktis, dan insya Allah akan segera dibangun," ujar Presiden.
"Dengan demikian akan ada 1 Batalyon Marinir di kawasan ini yang disamping benar-benar menjadi pos depan pertahanan kita, juga bisa ikut menjaga keamanan di Selat Malaka dan Selat Singapura di bagian kita, dan kemudian juga ikut dalam menghadapi kejahatan transnasional bersama-sama dengan Kepolisian dan penegak hukum yang lain," terangnya.
Presiden SBY menyapa petugas saat meninjau barak Satgas Pulau Terluar Nipah saat mengunjungi pulau ini, Sabtu (2/6) sore. (Foto: anung/presidensby.info)
Presiden SBY mendapatkan penjelasan mengenai rencana pengembangan Pulau Nipah, Sabtu (2/6). (Foto: haryanto/presidensby.info)
Sementara dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Presiden SBY mendapatkan penjelasan bahwa wilayah Nipah nanti juga akan dikembangkan, sehingga disamping berfungsi sebagai pos depan pertahanan, juga ada kegiatan ekonomi yang akan dilaksanakan. "Mengingat kawasan kita ini: Batam Bintan, Karimun, Singapura, dan Johor adalah kawasan ekonomi dan usaha, kita ingin memanfaatkan letak yang strategis ini untuk kepentingan ekonomi kita. Namun demikian, Nipah kita bangun, kita rancang memang untuk gugus depan pertahanan kita," SBY menegaskan.
Saat melakukan peninjauan di Pulau Nipah, Presiden SBY dan Ibu Ani menyempatkan menanam pohon di wilayah itu. SBY menanam pohon Waru, sementara Ibu Ani menanam pohon Jati Londo. Setelah menyampaikan keterangan pers, SBY dan Ibu Ani melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bintan, masih di wilayah Kepulauan Riau, dengan Ferry Dumai Line-1.
Presiden Meninggalkan Singapura Menuju Pulau Nipah dengan KRI Diponegoro
Presiden SBY dan Ibu Ani meninggalkan Singapura menuju Pulau Nipah,
Indonesia, dengan KRI Diponegoro-365 dari Changi Naval Base, Sabtu (2/6)
pukul 13.30 WIB. (Foto: anung/presidensby.info)
2 Mei 2012, Singapura: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono dan delegasi meninggalkan Singapura menuju Pulau Nipah, Indonesia, dengan KRI Diponegoro-365 dari Changi Naval Base, Sabtu (2/6) pukul 13.30 WIB.
Rombongan Presiden SBY dilepas Duta Besar RI untuk Republik Singapura Andri Hadi, Atase Pertahanan RI Kol (Pnb) Mochamad Fadjar Sumarijadji, serta siswa-siswi KBRI yang mengenakan seragam pramuka dan melambai-lambaikan miniatur bendera Merah Putih.
Di atas kapal, di bawah terik sinar matahari, Presiden SBY disambut dengan upacara penyambutan militer. Selesai upacara penyambutan, Presiden SBY dan Ibu Ani melakukan peninjauan dalam kapal. KRI Diponegoro kemudian perlahan mulai meninggalkan Changi Naval Base dan berlayar menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau.
Perjalanan menuju Pulau Nipah ditempuh selama lebih kurang 1 jam 30 menit. Selama perjalanan menuju Pulau Nipah, KRI Dipenogoro mendapat pengawalan dari KRI Kujang dan KRI Clurit
2 Mei 2012, Singapura: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono dan delegasi meninggalkan Singapura menuju Pulau Nipah, Indonesia, dengan KRI Diponegoro-365 dari Changi Naval Base, Sabtu (2/6) pukul 13.30 WIB.
Rombongan Presiden SBY dilepas Duta Besar RI untuk Republik Singapura Andri Hadi, Atase Pertahanan RI Kol (Pnb) Mochamad Fadjar Sumarijadji, serta siswa-siswi KBRI yang mengenakan seragam pramuka dan melambai-lambaikan miniatur bendera Merah Putih.
Di atas kapal, di bawah terik sinar matahari, Presiden SBY disambut dengan upacara penyambutan militer. Selesai upacara penyambutan, Presiden SBY dan Ibu Ani melakukan peninjauan dalam kapal. KRI Diponegoro kemudian perlahan mulai meninggalkan Changi Naval Base dan berlayar menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau.
Perjalanan menuju Pulau Nipah ditempuh selama lebih kurang 1 jam 30 menit. Selama perjalanan menuju Pulau Nipah, KRI Dipenogoro mendapat pengawalan dari KRI Kujang dan KRI Clurit
Presiden SBY saat saat berlayar dengan KRI Diponegoro menuju Pulau Nipah, Sabtu (2/6) siang. (Foto: anung/presidensby.info)
Presiden SBY memberikan penghormatan balasan ketika menerima
penghormatan sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI
DPN-365, Sabtu (2/6) siang. (Foto: anung/presidensby.info)
Dari atas kapal KRI Diponegoro, Presiden SBY meninjau perairan Indonesia
dalam perjalanan menuju Pulau Nipah, Sabtu (2/6) siang. (Foto:
anung/presidensby.info)
Tiga puluh menit setelah KRI Diponegoro meninggalkan dermaga, dari anjungan kapal, SBY dan Ibu Ani menerima penghormatan sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI DPN-365, sebagai tanda memasuki wilayah perairan Indonesia. Sailing pass dan flying pass dilakukan oleh KRI Ahmad Yani-351, KRI Pati Unus-371, KRI Kapitan Pattimura-384, dan pesawat Cassa U-618.
Presiden SBY pun memberikan penghormatan balasan. Mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Setkab Dipo Alam, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan KSAL Laksamana TNI Soeparno.
Dengarkan Paparan Menhan di atas KRI Diponegoro
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengarkan paparan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di atas KRI Diponegoro, dalam perjalanan dari Singapura menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) siang.
"Sambil menuju Pulau Nipah, pos depan pertahanan kita yang akan kita tinjau, saya memberi kesempatan kepada Menhan bersama Panglima TNI untuk memaparkan laporan," kata SBY di awal acara.
"Silakan melaporkan tentang, pertama, gelar yang telah kita lakukan di Pulau nipah. Kedua, rencana pembangunan pangkalan untuk batalyon marinir di Pulau Batam atau di manapun nanti yang direkomendasikan kepada saya. Kemudian jika waktu masih memungkinkan, dijelaskan kebijakan kita untuk membangun Pulau Nipah ke depan," SBY menambahkan.
Sumber: Presiden RI
Tiga puluh menit setelah KRI Diponegoro meninggalkan dermaga, dari anjungan kapal, SBY dan Ibu Ani menerima penghormatan sailing pass dan flying pass di anjungan lambung kiri KRI DPN-365, sebagai tanda memasuki wilayah perairan Indonesia. Sailing pass dan flying pass dilakukan oleh KRI Ahmad Yani-351, KRI Pati Unus-371, KRI Kapitan Pattimura-384, dan pesawat Cassa U-618.
Presiden SBY pun memberikan penghormatan balasan. Mendampingi Presiden SBY, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Setkab Dipo Alam, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan KSAL Laksamana TNI Soeparno.
Dengarkan Paparan Menhan di atas KRI Diponegoro
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengarkan paparan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di atas KRI Diponegoro, dalam perjalanan dari Singapura menuju Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (2/6) siang.
"Sambil menuju Pulau Nipah, pos depan pertahanan kita yang akan kita tinjau, saya memberi kesempatan kepada Menhan bersama Panglima TNI untuk memaparkan laporan," kata SBY di awal acara.
"Silakan melaporkan tentang, pertama, gelar yang telah kita lakukan di Pulau nipah. Kedua, rencana pembangunan pangkalan untuk batalyon marinir di Pulau Batam atau di manapun nanti yang direkomendasikan kepada saya. Kemudian jika waktu masih memungkinkan, dijelaskan kebijakan kita untuk membangun Pulau Nipah ke depan," SBY menambahkan.
Sumber: Presiden RI
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...