Pages

Thursday, May 31, 2012

Prototipe Jet Tempur KFX/IFX Siap 2013

IFX/KFX/F-33 STEALTH
Jet tempur Gen 4,5 Stealth (siluman) KFX/IFX/F33

Jurnas.com | PEMBUATAN pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan terus mengalami perkembangan. Hingga saat ini, tim dari kedua negara tengah mengerjakan Technical Development Test (TDT).

Diharapkan prototipe pesawat tersebut telah jadi 2013. “Hingga saat ini TDT berjalan baik, dan tak mundur dari waktu yang ditentukan. Kalaupun mundur akan kami kejar,” kata Sekjen Kemhan Marsdya Eris Herryanto di Kantor Kementerian Pertahanan Jakarta, Kamis (24/5).

Selanjutnya, para teknisi yang mengerjakan pembangunan pesawat akan memasuki Engineering Manufacturing Development (EMD). Sesuai rencana, fase EMD ini akan dikerjakan pada 2013. “Di tahun itu, telah ada enam unit prototipe pesawat KFX/IFX,” katanya.

Untuk mengerjakan pembangunan pesawat dengan skema joint production ini, Indonesia telah mengirimkan 40 orang teknisinya ke Korea pertengahan tahun lalu. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pesawat ini mencapai US$8 miliar (sekitar Rp72 triliun). Indonesia mendapat porsi anggaran sebanyak US$1,6 miliar.

Pengembangan teknologi ini akan berlangsung selama 8 tahun hingga 2020. Persiapan produksi pesawat jet tempur baru dilakukan setelah 2020.
 
sumber : JURNAS

Delegasi Rusia: Pesawat Sipil Sukhoi Akan Terbang di Indonesia


ist
Delegasi Rusia yakin dalam waktu dekat pesawat-pesawat sipil akan terbang di langit Indonesia.

Jurnas.com | KETUA tim delegasi Rusia di Indonesia, Yuri Slyusar, yang juga Wakil Menteri Perdagangan dan Perindustrian Rusia, yakin dalam waktu dekat pesawat-pesawat sipil akan terbang di langit Indonesia.

Keyakinan itu diungkapkannya usai menyaksikan penandatanganan berita acara penyerahan puing pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ-100) di KNKT Jakarta, Senin (21/05).

"Saya telah mendapat izin dari Pak Tatang, walau tim SAR masih bekerja mencari FDR (Flight Data Recorder) dan data VCR (Voice Cockpit Recorder) sedang dibaca bahwa belum ada tanda-tanda ini berkaitan dengan technical condition," katanya seperti diterjemahkan oleh Alexander Shnakov, Direktur Regional Asia Pasifik Sukhoi.

Keyakinan Rusia tersebut memang sangat diharapkan oleh maskapai-maskapai penerbangan Indonesia yang telah memesan pesawat canggih tapi harganya lebih murah dari sekelas pesaingnya dari Boeing dan Airbus itu.

Walaupun begitu, Yuri tidak ingin melangkahi wewenang dan otoritas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diketuai Tatang Kurniadi. "Kami bisa melihat dalamnya proses investigasi yang dilakukan KNKT, mereka mempunyai alat yang cukup canggih untuk menyelesaikan penyelidikan," katanya menambahkan.

Dia juga menyatakan terimakasihnya karena delegasi Rusia mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh pengertian dari KNKT dan jajarannya. "Saya berharap kita dapat bekerja sama untuk penyelidikan penyebab asli kecelakaan ini," katanya.

Sementara itu, Tatang Kurniadi mengatakan bahwa kerja sama KNKT Rusia dan Indonesia baru terjadi kali ini. "Kami mempunyai banyak pesawat Rusia tapi baru kali ini melakukan investigasi kecelakaan dari pesawat buatan Rusia," katanya usai menerima cendramata berupa model pesawat SSJ-100.

Pesawat Sukhoi Superjet (SSJ-100) mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Rabu (09/05) usai melakukan penerbangan promosi (joy flight). Seluruh 45 penumpangnya tewas dan telah selesai diidentifikasi oleh DVI (Disaster Victim Identification) Polri, Minggu (20/05) di RS Polri Kramat Jati.
 
sumber : JURNAS

Wamenhan Rapat Dengar Pendapat Dengan Komisi I DPR RI



31 Mei 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Panglima TNI Laksamana TNI Agus suhartono yang didampingi para Kepala Staf Angkatan, melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR/RI yang membahas tentang Rencana Kerja Kementerian Pertahanan dan TNI, terkait dengan kebutuhan anggaran pertahanan negara tahun 2013, Kamis (31/5) di Jakarta.

Pada RDP yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR/RI T.B. Hasanuddin tersebut, Wamenhan menyampaikan bahwa sasaran pembangunan pertahanan negara tahun 2013, didasarkan pada permasalahan yang dihadapi di bidang pertahanan, antara lain terwujudnya postur Minimum Essential Force (MEF), terbangunnya 13 pos pertahanan baru di perbatasan darat dan satu pos pertahanan baru di pulau terdepan, terdayagunakannya industri pertahanan nasional, penurunan gangguan keamanan maupun pelanggaran hukum di laut termasuk di Selat Malaka, terpantaunya potensi tindak terorisme, terlaksananya pemantauan dan pendeteksian ancaman keamanan nasional serta terlaksananya transformasi penentu kebijakan ketahanan nasional untuk meningkatkan kualitas rekomendasi kebijakan nasional yang terintegrasi, tepat sasaran dan tepat waktu.

Sedangkan berdasarkan kondisi umum, kata Wamenhan melanjutkan penjelasannya, berdasarkan kondisi umum, permasalahan dan sasaran pembangunan, diperlukan penekanan serta percepatan pencapaian sasaran, dengan arah kebijakan pembangunan pertahanan antara lain, percepatan pencapaian MEF melalui modernisasi alutsista, peningkatan profesionalisme prajurit yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan prajurit, akselerasi penuntasan payung hukum pembentukan komponen cadangan maupun komponen pendukung, percepatan pembangunan pos pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan, memperluas pendayagunaan industry pertahanan nasional, intensifikasi dan ekstensifikasi patrol keamanan laut, pemantapan tata kelola pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme, peningkatan kompotensi SDM intelejen serta meningkatkan kapasitas maupun keserasian lembaga penyusun kebijakan pertahanan keamanan Negara.

Sementara fokus dan kegiatan prioritas pembangunan pertahanan negara tahun 2013, lebih jauh Wamenhan menjelaskan, dititikberatkan pada lima prioritas, yang pertama, prioritas peningkatan kemampuan pertahanan menuju MEF yang meliputi prioritas peningkatan profesionalisme personel, modernisasi alutsista dan non alutsista untuk Ketiga Angkatan, percepatan pembentukan komponen cadangan dan pendukung serta prioritas peningkatan pengamanan wilayah perbatasan.

Kemudian yang kedua, prioritas pemberdayaan industri pertahanan nasional yang meliputi perluasan pemberdayaan BUMNIP dan BUMS, peningkatan rasa aman dan ketertiban masyarakat, modernisasi deteksi dini keamanan nasional serta prioritas peningkatan kualitas kebijakan keamanan nasional.

Sumber: DMC

Mandiri dengan R-Han 122



31 Mei 2012: Memiliki wilayah luas dengan belasan ribu pulau yang terpencar, Indonesia mengembangkan sistem pertahanan yang strategis untuk mengamankannya. Salah satu sarananya adalah roket. Kemandirian di bidang peroketan mulai dibangun dengan merintis pembuatan roket pertahanan R-Han 122.

Rancang bangun dan rekayasa roket pertahanan merupakan upaya Indonesia membangun kemandirian dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan. Rintisan dimulai lewat prototipe roket pertahanan sistem balistik berdiameter 122 milimeter disebut R-Han 122.

Roket R-HAn 122 terus dilakukan uji coba sebelum diproduksi massal (all photos : DMC)

Roket pertahanan ini merupakan derivasi roket eksperimen rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), D230 tipe RX1210.

Roket eksperimen (RX) dikembangkan untuk misi nonmiliter, seperti pemantauan cuaca, pemantauan pelayaran, pertanian, bencana, dan observasi untuk perencanaan tata ruang. Roket dimuati radio, kamera, dan sensor. Adapun roket untuk pertahanan (R-Han) dipasang bahan peledak, demikian paparan Hari Purwanto, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bidang Hankam.

Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk tujuan militer, penguasaan teknologi peroketan tak mudah. Penyebarannya dipagari dengan beberapa aturan, antara lain, missile technology control regime dan center for information on security trade control.

Saat ini teknologi hankam tersebut hanya dimiliki negara tertentu. Di Asia negara yang tergolong maju dalam teknologi ini antara lain China, India, Korea Selatan, dan Korea Utara.

Kemampuan rekayasa dan rancang bangun peroketan sampai batas tertentu dimiliki oleh BPPT, Balitbang Kemhan, dan PT LEN Industri. Dengan kemampuan masing-masing lembaga, kata Gunawan Wibisono, Asisten Deputi Menristek Bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis, terbentuk Konsorsium Roket Nasional tahun 2007.

Konsorsium terdiri dari Kementerian Ristek, Kementerian Pertahanan, TNI AL, lembaga riset (BPPT dan Lapan), perguruan tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dan Undip), serta industri strategis PTDI, Krakatau Steel, LEN Industri, Pindad, dan Perum Dahana. Konsorsium inti terdiri atas beberapa plasma yang menangani riset material, mekatronika, dan sistem kontrol atau kendali.

Kementerian Ristek menyediakan dana insentif untuk pembuatan prototipe roket. PTDI melaksanakan pengembangan struktur dan desain roket. PT Krakatau Steel menyediakan material untuk tabung dan struktur roket. Bahan bakar roket, yakni propelan, disediakan PT Dahana.

Bagian PTDI adalah membangun sarana peluncur roket dan sistem penembaknya dengan laras sebanyak 16. Kendaraan yang digunakan sebagai anjungan untuk peluncuran adalah jip GAZ buatan Rusia, Nissan Jepang, dan Perkasa buatan Tata, India.

Muatan Teknologi

Meski bentuk roket sederhana, tabung bermoncong lancip, pembuatannya tidak sederhana. Di dalamnya termuat berbagai komponen berteknologi mutakhir, seperti material maju, mekatronika, dan propulsi.

Dibandingkan roket generasi lama, R-Han 122 mengalami beberapa pengembangan desain dan material. Pada roket eksperimen menggunakan baja. Pada R-Han digunakan aluminium dan karbon yang dua kali lebih ringan. Bahan itu lebih tahan panas. Untuk menjaga kestabilan dan daya jangkau yang tinggi, material yang digunakan harus tahan terhadap suhu 3.000 derajat celsius, kata Ketua Program Penggabungan Roket Nasional Sutrisno.

Pengembangan lain pada konstruksi roket, pada versi terdahulu, roket menggunakan sirip tetap. Untuk meluncurkan, roket harus ditumpangkan pada peluncur dilengkapi rel. Pada roket generasi baru dipasang sirip lipat yang dilengkapi pegas yang akan menegakkan sirip secara otomatis setelah keluar dari tabung peluncur.

Pada roket terdahulu, tabung propelan diisi langsung dan terikat permanen di tabung roket. Kini tabung propelan dibuat terpisah dan diberi lapisan isolasi termal. Saat ini bahan propelan masih diimpor. Untuk membangun kemandirian, pabrik propelan akan dibangun PT Dahana.

Untuk wahana peluncur, dilakukan modifikasi kendaraan jip berbobot 2,5 ton dan truk berkapasitas 5 ton. Dirancang pula bangun unit peluncur yang memuat 16 roket dan mampu meluncurkan secara otomatis sejumlah roket tersebut dengan hanya menekan satu tombol.

Uji Peluncuran

Adi Indra Hermanu, Kepala Subbidang Analis Teknologi Hankam Kementerian Ristek, menyatakan, uji coba peluncuran roket R-Han 122 dilaksanakan akhir Maret di Baturaja, Sumatera Selatan. Sebanyak 50 roket diluncurkan di hutan lindung itu. ”Roket R-Han 122 yang diluncurkan rata-rata mampu melesat dengan kecepatan 1,8 mach atau 2.205 km per jam,” ujarnya.

Pada tahap peluncuran, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berperan mengoperasikan sistem radar untuk memantau posisi jatuh roket. ITB memasang sistem kamera nirkabel untuk merekam gambar saat roket meluncur sampai di lokasi sasaran.

Dalam penggunaannya, R-Han 122 pada tahap awal akan menjadi senjata dengan sasaran target di darat yang berjarak tembak 15 km. Roket ini akan digunakan TNI AL untuk pengamanan pantai.

Menurut Sonny S Ibrahim, Asisten Direktur Utama PTDI, tahun ini tahap pengembangan teknis selesai. Persiapan industrialisasi saat ini sudah 80 persen.

Sumber: KOMPAS

Wednesday, May 30, 2012

12 Penerbang Dikirim ke Brasil

TNI AU Segera Miliki Empat Pesawat Tempur Super Tucano EMB-314
Super Tucano EMB-314
PDF Print
Thursday, 31 May 2012
MALANG – Sebanyak 23 personel TNI Angkatan Udara terdiri atas 12 penerbang tempur dan 11 teknisi diberangkatkan ke Brasil sebagai persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super-Tucano.

Infrastruktur di Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh, Malang juga terus disempurnakan. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, ada petugas yang dikirim ke Brasil untuk masing-masing sistem dari pesawat itu, termasuk penerbang.“ Tentu yang dikirim adalah yang qualified. Mereka untuk membawa pesawat nanti ke Indonesia,” katanya saat kunjungan di Lanud Abdurachman Saleh Malang kemarin.

Azman menuturkan, mereka yang diberangkatkan akan menularkan ilmunya kepada personel lain di Tanah Air. S.lain itu,Brasil juga akan mengirimkan teknisi ke Indonesia sehingga memudahkan proses penguasaan pesawat. Menurut Azman, pesawat Super-Tucano tidak serumit dengan pesawat-pesawat yang sekarang di miliki TNI Angkatan Udara di Lanud Abdurachman Saleh seperti Hercules.

“Itu (Super-Tucano) mirip dengan pesawat KT1B di Yogyakarta,”imbuhnya. Kasihar Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh Mayor Tek Anton Firmansyah mengatakan, sebanyak 12 penerbang yang dulunya menerbangkan pesawat OV-10F Bronco akan diberangkatkan ke Brasil.OV-10F Bronco merupakan pesawat yang sudah grounded dan akan digantikan Super-Tucano.

Para penerbang tempur itu setelah OV-10F Bronco grounded tidak lagi berada di Skuadron 21 secara keseluruhan. “Mereka yang sudah tersebar itu dikumpulkan lagi untuk menerbangkan Super-Tucano,” ujar Anton. Selain mempersiapkan penerbang, di Skuadron 21 juga sudah dibangun shelter baru untuk sekitar enam Super-Tucano. Ada juga bangunan yang nanti digunakan sebagai tempat simulator.Adapun hanggar juga disempurnakan
 
sumber : SINDO

Tiga Danrem Papua akan Dijabat Brigjen

(Foto: Kodam XVII)
Rabu, 30 Mei 2012, 06:49 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tiga Komandan Resort Militer di wilayah teritorial Kodam XVII/Cenderawasih, Provinsi Papua pertengahan Juni 2012 akan dijabat perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen).

Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri di Biak, seusai dialog Selasa (29/5) malam mengakui, surat keputusan Panglima TNI tentang peningkatan status jabatan perwira tinggi bagi tiga Danrem, yakni Korem 171/PVT Sorong, Korem 173/PVB Biak serta Korem 174/AWT Merauke sudah keluar.

"Saya akan melantik tiga Danrem 15 Juni mendatang, karena itu keputusan pimpinan TNI mengenai peningkatan status komandan Korem segera dilakukan serah terima jabatan," kata Erwin Syafitri.

Ia mengatakan, pertimbangan untuk meningkatkan kepangkatan berbagai jabatan Danrem di Indonesia berpangkat Brigjen merupakan kebijakan institusi TNI yang telah dikaji sesuai kebutuhan organisasi.

Pangdam mengatakan, dengan status Danrem berpangkat Brigjen diharapkan dapat lebih baik memberikan pelayanan kepada masyarakat, membantu pemerintah dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah teritorial Korem bersangkutan.

"Sebagai Pangdam saya hanya menjalankan keputusan pimpinan TNI yang telah mengangkat tiga Brigjen menduduki pos jabatan Danrem di Biak, Merauke dan Sorong," katanya.

Menyinggung kunjungan kerja ke Polres Biak, menurut Pangdam, itu merupakan silaturahmi dalam rangka fungsi teritorial sebagai pejabat baru Panglima Kodam XVII/Cendrawasih.

"Kunjungan kerja di Biak untuk meninjau markas Korem 173, Kodim, Kompi C Yonif 753/AVT serta mako Polres dan berdialog dengan prajurit," katanya didampingi Danrem Biak Kolonel (Inf) Hendri P Lubis dan Kapolres AKBP Rikho Taruna Mauruh.

sumber : Republika

Prajurit Marinir Siap Sukseskan Latihan CARAT Indonesia-AS


(Foto: Korps Marinir)

30 Mei 2012, Surabaya: Prajurit Korps Marinir siap menyukseskan latihan bersama "CARAT" antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran "US Pasifik Command" (USPACOM) untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara itu.

"Latihan CARAT merupakan latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan US Navy serta meningkatkan keterampilan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan operasi bersama," kata Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono saat memimpin Gelar Pasukan Latihan Bersama (Latma) CARAT 2012 di lapangan apel Resimen Kaveleri-1 Marinir Semarung, Ujung, Surabaya, Selasa sore.

Bagi prajurit TNI AL, lanjut Pangarmatim, latihan itu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukur tingkat profesionalisme yang telah dicapai dan mempelajari hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan keahlian.

"Bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Amerika Serikat, latihan Carat memiliki nilai strategis karena merupakan jalan untuk memelihara hubungan baik dan membangun saling pengertian (Confident Building Measure) antara kedua bangsa," katanya.

Latihan bersama bersandi "Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012" itu berlangsung selama delapan hari mulai 30 Mei 2012 hingga 7 Juni 2012 di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya, perairan Laut Jawa, Kabupaten Madura, dan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Dalam latihan bersama itu, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan tiga kapal perang, yaitu USS Germantown (LSD-42), USS Vandegrift (FFG-48), dan USCG Waesche, yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak, Surabaya.

Sementara itu, TNI AL sendiri akan melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat Cassa, Heli Bell, dan Heli BO-105. Selain itu, TNI AL juga melibatkan Prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim. Adapun personel yang terlibat dari TNI AL mencapai 1.244 orang, sedangkan dari pihak US Navy sekitar 830 orang.

 Kegiatan latihan itu meliputi Demonstrasi Centrixs di Puslat Kaprang Kolatarmatim dan Marinir Exercise di Karang Tekok Situbondo, Simposium Milops, "Aviation", "Submarine", "Medical Subject Matter Expert Exchange" (SMEE), Intel SMEE, "Engineering" SMEE dan Simposium Navedtra.

Selain itu,b&berapa pelatihan (training) yang meliputi teori dan praktek VBSS, teori dan praktek Riverine Marinir di Karang Tekok Situbondo, "Force Protection" di Pangkalan Surabaya, Aviation di Pangkalan Juanda, dan melaksanakan "Sea Phase" di Laut Jawa.

Untuk kegiatan bakti sosial akan melibatkan satu Kompi dari Batalyon Zeni-1 Marinir dan masyarakat Desa Kwanyar, Bangkalan, Madura.

Sumber: ANTARA News Jatim

BERITA POLULER