Pages

Friday, May 18, 2012

Salim Mengga Bantah Anggota Komisi Pertahanan Terima Komisi Pembelian Sukhoi

16 Mei 2012, Senayan: Anggota Komisi I DPR RI Salim Mengga menangkis tudingan di seputar pengadaan alutsista pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Yakni, soal transparansi pengadaan dan dugaan adanya anggota Komisi Pertahanan yang menerima komisi dari pemerantaan jual-beli. Salim Mengga mengatakan, pembelian alutsista tersebut menggunakan sistem 'G to G' (Government to Government) alias kesepakatan bisnis antarpemerintah kedua negara. Proses transaksi pembelian Sukhoi itu dilakukan oleh pemerintah RI dan Rusia secara transparan tanpa intervensi dari Komisi I. "Perusahaan yang ditunjuk Rusia adalah Rosoborn Export. Sedangkan yang berhubungan dengan Indonesia adalah perusahaan resmi yang ditunjuk pemerintah Rusia. Dan, kita tidak kenal dengan PT Trimarga," ujar Salim Mengga saat melakukan interupsi dalam Sidang Paripurna DPR, Rabu (16/5). Penjelasan itu ia sampaikan untuk menanggapi interupsi dari anggota Fraksi Hanura, Akbar Faisal. Akbar mempersoalkan pengadaan pesawat tempur Sukhoi yang diduga tidak transparan dan melalui perantara pihak ketiga. Menurut Salim, tak ada kaitan sama sekali antara pengadaan pesawat tempur Sukhoi dengan pesawat sipil komersial Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Spesifikasi kedua pesawat tersebut sangat berbeda. Lagi pula, pengadaan pesawat sipil bukanlah urusan Komisi I. Ia lantas menegaskan bahwa tak ada satu pun anggota Komisi I yang menerima sesuatu atau kesepakatan tertentu dalam pengadaan pesawat tempur Sukhoi sesuai usulan Kementerian Pertahanan. "Kalau ada anggota komisi I yang pergi makan malam karena persoalan pesawat tempur Sukhoi itu, tunjukkan saja orangnya. Saya selaku anggota komisi I yang tergabung dalam Panja Alutsista tidak merasa diundang oleh siapa pun, dan saya tidak pernah menginjak restoran ataupun hotel untuk membicarakan soal alutsista," tegas politisi Demokrat ini. Salim Mengga menyesalkan sikap saling curiga di antara anggota DPR. Apalagi jika hal itu disampaikan dalam forum sidang paripurna yang mestinya jadi ajang DPR untuk membulatkan suara. Jika ada hal yang belum jelas soal ini, kata dia, maka seyogianya dipertanyakan ke komisi terkait. "Sebelum menyampaikan sesuatu di forum seperti ini, sebaiknya melakukan klarifikasi dulu ke Komisi I yang membidangi persoalan alutsista. Jangan terjadi fitnah sesama kita," ujarnya. Sumber: Jurnal Parlemen

Vietnam has continued to receive 3 more advanced fighters Su-30MK2

Vietnam has continued to receive 3 more advanced fighters Su-30MK2, in total Vietnam has 23 Su-30MK2 because one of the aircraft crashed during trial test in Russia (photo : Aviator 007) "Rosoboronexport" and "Sukhoi" company set in Vietnam three multipurpose fighter Su-30MK2, said the military-diplomatic source. "Aircraft have been delivered to the customer. In the near future they will become part of the Vietnamese Air Force, "- said the source. He noted that at the Komsomolsk-on- Amur Aircraft Production Association is building the next batch of fighter jets destined for delivery to Vietnam in accordance with the previously signed contracts. The interviewer reminded the agency that currently are in operation two contracts to supply aircraft to Vietnam. First, the total cost of about $ 400 million, provides for the delivery of eight Su-30MK2, the second contract, worth, according to unofficial data, is already a billion dollars Vietnamese Air Force will receive 12 Su-30MK2. These contracts also provided for the supply of weapons, equipment and spare parts for these aircraft. Earlier it was reported that in the future of Vietnam may buy another 24 Su-30MK2. Previous batch of four aircraft was delivered to Vietnamese Air Force in December last year. This time it was sent to Vietnam three rather than four Su-30MK2 due to the fact that one of the fighters destined for Vietnam, crashed during a flyby in February of this year. "In the near future, the delivery schedule will be restored. Construction of the new aircraft is already under way in Komsomolsk-on-Amur, "- said the source. According to the correspondents' military- industrial complex, news agencies ARMS- TASS and Interfax-AVN (VPK-News )

Wednesday, May 16, 2012




KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak ke Lebanon

Rabu, 16 Mei 2012 17:10 WIB | Dibaca 1243 kali Jakarta (ANTARA News) - KRI Sultan Hasanuddin– 366 bertolak menuju Lebanon dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI-AL di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu. Dia akan bergabung dengan Satuan Tugas Maritime Taks Force (MTF) Kontingen Garuda XVIII-D/ UNIFIL dan MTF 448 UNIFIL. Tugas utama membantu Angkatan Laut Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya, mengamankan garis pantai, mencegah penyelundupan senjata melalui perairan kewilayah Lebanon serta melaksanakan patroli rutin, latihan bersama dan kegiatan lain. Keberangkatan KRI Sultan Hasanudin–366 menuju Lebanon, dilepas melalui satu upacara militer yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Soehartono, didampingi Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, dan Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, serta sejumlah pejabat teras TNI lainnya. Satgas MTF dimana KRI Sultan Hasanuddin-356 tergabung, akan bertugas di wilayah perairan Libanon selama enam bulan. KRI Sultan Hassanudin–366 menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda–367, yang beberapa waktu lalu telah kembali ke Tanah Air setelah tergabung dengan Satgas MTF di Lebanon selama kurun waktu enam bulan. Kekuatan TNI-AL dalam Satgas MTF/UNIFIL dengan ujung tombak KRI Sultan Hassanudin–366, korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim Surabaya, juga satu helikoper Bolcow-Blohm BO-105. Di dalam lambung kapal perang ini terdapat 25 perwira, 44 bintara, dan 24 tamtama, dan 11 personel non ABK. KRI Sultan Hasanuddin–366 merupakan kapal keempat TNI-AL keempat yang pernah bergabung dengan pasukan internasional di Lebanon. Sebelumnya TNI-AL pernah mengirimkan KRI Sultan Iskandar Muda–367, KRI Frans Kaisepo–368, serta KRI Diponegoro–365. Kesertaan Indonesia dalam gugus tugas pasukan PBB membuktikan profesionalitas tentara Indonesia diakui dunia. (*)

Monday, May 14, 2012

Pakistan tawarkan pesawat tempur JT-17Thunder

Jakarta (ANTARA News) - "Pakistan baru- baru ini menawarkan pesawat tempur jenis JT-17 Thunder kepada Angkatan Udara Indonesia," kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah, di Jakarta, Senin. "JT-17 Thunder merupakan pesawat multidimensional yang fasilitasnya hampir sama dengan generasi terbaru F-16 buatan Amerika Serikat. Pesawat ini bisa diandalkan dan harganya lebih murah," katanya. Dia menjelaskan Kepala Satuan Angkatan Udara Indonesia, Marsekal TNI Imam Sufaat, telah mengunjungi Pakistan untuk melihat pesawat JT-17 Thunder. Dalam kunjungan tersebut, kata Sanaullah, kepala satuan angkatan udara Indonesia menyatakan terkesan dengan pesawat buatan perusahaan Pakistan Aeronautical Complex bekerjasama dengan Chengdu Aircraft Industry Corporation dari China tersebut. "Saat ini kami menunggu kunjungan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ke Pakistan untuk melihat JT-17 Thunder buatan kami," katanya. Pesawat tempur JT-17 Thunder merupakan pesawat multidimensional berbadan ringan, berfungsi di segala cuaca dan memiliki kemampuan tempur sangat baik di udara. sumber antara

BERITA POLULER