Pages

Monday, April 30, 2012

U.S. Deploys F-22 Stealth Jets in Southwest Asia


F-22 Raptor
MOSCOW, April 29 (RIA Novosti)

The U.S. Air Force has deployed its fifth-generation stealth fighters, F-22 Raptor, in Southwest Asia, the Washington Post newspaper said, citing an Air Force spokesman.
The paper quoted An Air Force spokesman, Capt. Phil Ventura, as saying that the deployment was “regularly scheduled” and was directed at improving “tactical interoperability.”
The number of F-22s, as well as the location of their base, was not disclosed “to protect operational security,” Washington Post said.
The deployment comes as the Iran Six, which includes the United States and Russia, is preparing for talks with Iran on its controversial nuclear program.
Aviation Week, which was the first to report the deployment of the fighters earlier this week, quoted industry sources as saying the planes would operate out of Al Dhafra Air Base in the United Arab Emirates, which has a border with Iran. There was no official confirmation of the information, however.
F-22 is a single-seat, twin-engine fifth-generation fighter aircraft that uses stealth technology. It has never been combat-proven.
The $150-mln plane entered service with the USAF in 2005. Over 160 F-22s have been built by Lockheed Martin with projected goal of 187 aircraft. The export sale of the F-22 is prohibited by U.S. federal law.
The USAF already lost two F-22s - during takeoff at Nellis Air Force Base in December 2004 and during a test flight near Edwards Air Force Base in March 2009.

sumber RIA NOVOSTI

Komisi I Dukung Rencana TNI AD Beli Tank Leopard


28 April 2012


Tank Leopard 2A6 (image : Militaryphotos)
Senayan - Komisi I DPR RI sepakat untuk mendukung rencana TNI AD membeli tank Leopard produksi Jerman. Sebelumnya banyak anggota Komisi Pertahanan yang menolak rencana pembelian tank bekas pakai Belanda ini. Mereka menolak karena perangkat perang ini tak sesuai dengan kondisi geografi Indonesia dan alih teknologinya sulit direalisasikan oleh produsen.

Komisi I akan mengiyakan secara resmi rencana TNI AD ini dengan catatan, sepanjang tidak ada upaya politisasi dari pihak mana pun. Selain itu, pembelian tank tersebut harus dilakukan langsung ke produsen di Jerman.

"Dengan demikian, memungkinkan adanya alih teknologi dan kerja sama pemeliharaan antara produsen dan PT Pindad," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (27/4).

Menurut Mahfudz, pembelian langsung ke produsen tank Leopard di Jerman akan memungkinkan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia dan lebih efisien harganya.

Meskipun hampir semua anggotanya menyatakan dukungan, hingga kini Komisi DPR belum mengeluarkan keputusan resmi guna menyetujui rencana ini. Keputusan resmi akan dikeluarkan setelah anggaran untuk meng-goal-kan rencana ini dianggap sesuai. "Ya, Komisi I memang belum memutuskan persetujuan anggaran untuk pengadaan tank tersebut," ujar Wasekjen DPP PKS ini


(Jurnal Parlemen)

Thailand-China to Jointly Develop MLRS with a Guidance System





In an earlier joint deal, Thailand and China developed the DTI-1 system, DTI-1G [Guided]" will be more accurate and have a greater range than existing systems (photo : MThaiNews)
Top brass China visit secures joint missile deal
BEIJING : Thailand and China have agreed to jointly develop multiple rocket l$unchers with a guidance system as part of a move to strengthen military ties.
The two sides reached the agreement during a visit to China by the Thai military top brass in what was described by Defence Minister Sukumpol Suwanatat as a call by "the whole family" to China which is "our close relative".
It is the first time in 15 years that a defence minister has led all key military leaders ranging from the defence permanent secretary, supreme commander and armed forces chiefs to meet Chinese senior military officers, led by National Defence Minister Gen Liang Guanglie.
Under the new agreement, the Thai Defence Technology Institute will work with China to develop new multiple rocket launchers called "DTI-1G [Guided]" which will be more accurate and have a greater range than existing systems, said ACM Sukumpol after the meeting.
Multiple rocket launchers are known for their devastating capabilities and ability to deliver a large amount of ordinance simultaneously, but are not recognised for precision because they are not usually equipped with a guidance system.
In an earlier joint deal, Thailand and China developed the DTI-1 system, which had a range of between 60 and 180km, but it lacked accuracy.
The new DTI-1G project will last three years and will be funded under a 1.5-billion-baht budget, ACM Sukumpol said.
Gen Liang also told the delegation that if Thailand wants to buy weapons from China, it will be willing to sell them at "friendly prices", ACM Sukumpol quoted Gen Liang as saying."The price of Chinese weaponry has increased greatly recently. Arms are not as cheap as before so we will have to consider this carefully," ACM Sukumpol said.
As well as technological cooperation, the Thai and Chinese defence ministries have also agreed to hold a joint military exercise involving their air forces for the first time.
"We will need to discuss more details of this because Thailand and China have different military doctrines in the aviation area," ACM Sukumpol said.
So far the two countries have held joint military drills involving the army's special warfare units and the navy's marine corps.
(Bangkok Post)

Komisi I DPR Jajaki Pembelian Leopard di Jerman



Leopard 2A4M. (Foto: Photo Credit: Master Corporal Holly Cowan)

29 April 2012, Bonn: Pada tanggal 22-26 April 2012, Komisi I DPR RI telah melakukan kunjungan kerja ke Jerman. Kunjungan kerja ini selain dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap eksekutif, juga guna menjajaki ke arah upaya pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman. Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. ​

Selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), pertemuan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain melakukan pertemuan dengan mitra Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI juga mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan seluruh Perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg), serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara."Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012“ demikian disampaikan Dr. Eddy Pratomo, Dubes RI di Berlin.

"Delegasi Komisi I DPR RI juga mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista,“ demikian Dubes Eddy Pratomo menjelaskan.

Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya,“ lanjut Dubes Eddy Pratomo.

Di KMW, Delegasi Komisi I DPR RI berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR RI membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer of technology sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut.

Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner. Selain menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia, Komisi I DPR RI juga bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.

Selain itu, Delegasi Komisi I DPR RI juga menjajaki pembentukan Kemitraan antara kedua negara, melalui kerja sama yang lebih erat antara kedua Parlemen. Komisi I DPR RI juga mengundang anggota Parlemen Jerman untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Parlemen Jerman menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia. Parlemen Jerman juga menyampaikan kekagumannya atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Mereka menganggap bahwa reformasi di Indonesia dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR RI bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang Kementerian tersebut.

Menanggapi penjelasan Komisi I DPR RI, pihak Jerman menyampaikan bahwa Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara.

Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu. Delegasi Komisi I DPR RI menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.

Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara.

Sumber: KBRI Bonn

Wednesday, April 25, 2012

Vietnam's Su-30MK2 Has a New Color Scheme



24 April 2012

Sukhoi Su-30MK2 #8573 delivered in December 2011 (photo : ttvnol, image : mars.slupsk)

One of the Su-30MK2 aircraft  that had been delivered by Russia to the Vietnam Air Force has a new color scheme.  The color not blue-dark blue as before, but the Su-30MK2 with number 8573 has green-brown color.


Vietnam has received the Russian-made Su-27 and Su-30 aircrafts. Based on 1995 contracts Vietnam has ordered seven Su-27SK (6001, 6002, 6003, 6004, 6005, 6006, 6007), and based on 1997 contracts Vietnam has ordered five Su-27UBK (8521, 8523, 8525, 8526, 8527), the contract was fulfilled.


Russia also has fulfilled the contract for orders in 2003 of four Su-30MK2 (8531, 8532, 8533, 8534), also for the order of eight Su-30MK2 in 2009 (8535, 8536, 8537, 8538, 8539, 8540, 8541, 8542).

In 2010, Vietnam has ordered 12 Su-30MK2, four Su-30MK2 (8544, 8548, 8551, 8555) were delivered in June 2011 and four Su-30MK2 (8573, 8577, 858X, 858X) were delivered in december 2011.

Vietnam will receive another four Su-30MK2 in 2012, but one aircraft crash while testing in february 2012.

(Defense Studies)

TNI Tempatkan Batalion Tank Leopard di Perbatasan RI-Malaysia


 KALIMANTAN TIMUR - TNI akan menempatkan satu batalion tank di perbatasan antara Kalimantan Timur di Indonesia dan Sabah di Malaysia. TNI juga akan menempatkan skuardron helikopter tempur untuk memperkuat pengamanan di perbatasan RI-Malaysia.

Batalion tank Leopard, skuardron helikopter tempur dan rudal penghancur tank, akan melengkapi penjagaan kedaulatan bangsa Indonesia di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur. Dalam kunjungannya di perbatasan Kalimantan Timur Indonesia dan Sabah Malaysia, Panglima Daerah Militer VI Mulawarman mengatakan, batalion Mulawarman akan menjaga perbatasan dengan diperkuat sebanyak 44 tank Leopard.

Pengadaan tank di perbatasan tersebut sudah harus dituntaskan Oktober 2013 mendatang. Personel penjaga perbatasan RI-Malaysia itu akan dilengkapi tiga batalion gabungan infanteri dan artileri, yang memiliki persenjataan anti-tank.

Tim Ekspedisi Belum Temukan Patok Bergeser

Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan dari Pulau Sebatik menuju Kecamatan Sei Menggaris, Nunukan, belum menemukan adanya patok-patok perbatasan RI-Malaysia yang bergeser dari posisi semula.

"Selama perjalanan penjelajahan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 ini, belum ada patok perbatasan yang ditemukan bergeser atau hilang," kata Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya yang juga Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, di Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Rabu.

Danjen Kopassus mengatakan, Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang melakukan perjalanan menjelajahi wilayah perbatasan selama ini belum melaporkan adanya temuan seperti itu.

"Mudah-mudahan para peserta Tim Ekspedisi segera melaporkan apabila menemukan adanya patok-patok yang bergeser atau hilang di perbatasan," katanya.

Sedangkan Wakil Komandan Sub Koordinator Wilayah 5 Nunukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Mayor Inf Achiruddin mengatakan, penjelajahan perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah utara Kabupaten Nunukan selama ini yang ditemukan hanya beberapa patok yang tertimbun tanah atau bergeser akibat longsor.

Sumber : METRONEWS.COM

Tuesday, April 24, 2012

Sudah Saat Indonesia Membeli SAM / Air Power Defence Sekelas S-300 dan S-400

Kalau kita amati dari media elektronik di dunia maya perlombaan senjata di ASEAN tak bisa dipungkiri lagi sedang terjadi, kondisi ini diakibatkan dari kekhawatiran negara-negara Asean akan ekspansi cina di laut cina selatan contoh sengketa spartly, lain dengan Indonesia yang sedang membangun Minimum Essencial Force (MEF) dan sampai dengan tahun 2014 itu harus sudah dipenuhi, dengan adanya MEF sontak anggaran RI melonjak drastis dengan anka nominal 150 triliun, kalau dibilang ini adalah pembelian alutsista besar-besaran jilid 2 setelah peristiwa trikora dalam merebut kembali irian barat, dimana pada waktu itu presiden Soekarno mendatangkan alutsista dari Rusia dengan jumlah yang tidak sedikit dan sangat mempunyai efek deterance yang mumpuni, contoh bomber illusin , TU 16 badger, KS kelas Wiski, dan KRI  IRIAN Yang di sebut monsternya laut RI.

Kembali Ke MEF, Dengan MEF otomatis akan mempengaruhi kekuatan TNI di sekitar kawasan, banyak negara tetangga memperbaharui alutsistanya, contoh negeri jiran,..RI beli Leopard 2A6 mereka beli rudal anti tank kornet dari rusia, bahkan memborong rudal udara ke udara sebesar $35 juta ke Rusia, BrunaiDarussalam tertarik dengan MBT T90 Russia, dan negara lainnya Vietnam, Filipina, Singa Pura, dan Australia.

Kalau di lihat dari matra udara semua negara di kawasan cukup kuat dengan jet tempur modern dan SAM nya, Nah bagai mana dengan Indonesia ? Baiknya Indonesia segera memikirkan Air Defence Power sekelas S-300 , S400 dari Rusia dengan jarak target 300 km , 400 km , SAM dari rusia ini sudah multi fungsi disamping sebagai pencegat rudal supersonic, bisa juga menghajar jet-jet generasi terkini, Drone, dan S-400 bisa mencegat rudal balistik lebih dari satu rudal. Kabar punya kabar TNI AU sekarang akan membangun satuan rudal dan akam membeli SAM dari cina yang kemampuannya setara dengan S300.  Kita berharap bukan hanya dari cina tapi Rusia (S300,S400) perlu di pertimbangkan walau S400 belum ada versi ekspornya , mudah mudahan kalau RI mau menggunakan sisa Flapon  Kredit dari Rusia , Mungkin rusia bisa mempertimbangkannya . Why,... karena indonesia bagi rusia sangat penting bagi politik luar negerinya dan sudah ada sejarah membuktikan di era Presiden Soekarno, Rusia melepas Alutsista tercanggihnya (pada saat itu) untuk Indonesia.

Kita berharap Air Defence Power Kita miliki, jangan takut dengan intervensi - intervensi yang mencegah kita untuk bangkit. 

S300,S400 i love it... kutunggu kedatangan mu di indonesia ( Ngarep dot com hehe)

By : Indra Wijaya
Admin Indonesia Defence
coperygth Indonesia Defence 2012

BERITA POLULER