Pages

Thursday, April 19, 2012

PT DI Bersiap-Siap Rakit CN-295


19 April 2012

7 dari 9 pesawat CN-295 pesanan Kementrian Pertahanan akan dirakit di PT DI (photo : PT DI)
JAKARTA: PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan merakit pesawat CN295 di Bandung mulai akhir 2013.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso mengatakan perakitan akhir 7 dari 9 pesawat rancangan Airbus Military (AM) CN295 pesanan Kementerian Pertahanan akan dikerjakan di pabrik PTDI.

Dia menjelaskan perakitan 7 pesawat tersebut akan dimulai setelah lini produksi PTDI di Bandung bisa memenuhi standar produksi yang ditetapkan AM.

Revitalisasi dan modernisasi sistem produksi pesawat PTDI, jelasnya, direncanakan selesai dalam 18 bulan sejak penandatanganan kerjasama strategis antara PTDI, AM dan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) di Bandara Halim Perdanakusuma.

“Setelah itu, seluruh pesanan pesawat CN295 di Asia Pasifik tidak lagi diproduksi di Spanyol. Semua diproduksi di Indonesia, begitu juga C-212,” kata Budi.

Direktur Aerospace PTDI Andi Alisjahbana mengatakan kesepakatan yang ditandatangani di depan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menandakan tercapainya syarat awal teaming agreement antara PTDI dan AM yang terbentuk Juni tahun lalu.

“Syaratnya ketika itu, PTDI membantu CN295 terjual. Itu sudah tercapai. Kesepakatan baru ini menandakan seluruh rencana rencana restrukturisasi yang disusun PTDI bersama AM masih berjalan tepat waktu,” katanya.

Kontrak pembelian 9 unit CN295 oleh Kementerian Pertahanan diumumkan pada awal tahun ini dengan nilai mencapai US$325 juta.

Menhan menjelaskan pembelian 9 unit pesawat tersebut adalah bagian dari rencana pencapaian kemampuan angkatan bersenjata minimal (minimum essential force) pemerintah sampai 2015.

Andi memaparkan mulai pertengahan tahun ini AM mulai memberi bantuan tenaga ahli, perangkat peralatan dan permesinan, serta sistem informasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi pesawat PT DI.

Salah satu di antaranya adalah memperpendek waktu produksi PT DI dari 6—9 bulan per unit pesawat menjadi 6 pekan per unit pesawaat.

“Seluruh investasi restrukturisasi sepenuhnya merupakan investasi PTDI. AM akan memberi bantuan know how,” jelas Andi.

Direktur Utama PPA Boyke Mukijat mengatakan PTDI mengajukan proposal anggaran senilai Rp2,055 triliun untuk proses restrukturisasi perusahaan termasuk pembangunan lini produksi CN295 yang rencananya beroperasi pada 2013.

Dia menjelaskan PPA memberi dukungan pendanaan senilai Rp675 miliar sampai seluruh permintaan anggaran pemerintah untuk dana restrukturisasi PTDI disetujui oleh DPR.

“Juga ada dana pinjaman dari perbankan. Kami juga mengawasi pembelanjaan dan apa kerjasama ini fair,” tambah Boyke.

Senior Vice President AM Ignacio Alonso mengatakan kerjasama kedua perusahaan akan mencakup aspek industri dan komersial.

Selain membentuk kerjasama pemasaran dan pusat produksi, jelasnya, kedua perusahaan akan membangun pusat servis yang memberikan pelayanan logistik, pemeliharaan dan pelatihan awak pesawat untuk seluruh produk PTDI dan AM untuk wilayah Asia Tenggara.
Pesawat AIRBUS A400M produk terbaru Airbus Military setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (18/4). Airbus Military A400M yang untuk pertama kalinya mendarat di tempat itu adalah pesawat angkut militer yang bisa memuat hingga 37 ton dalam jarak tempuh hingga 3.300 kilometer atau hingga 6.400 kilometer dengan muatan seberat 20 ton. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/Spt/12)
“Hasil kerjasama sejauh ini sangat baik yang memungkinkan kita untuk terus memperluas lingkup visi jangka panjang kerjasama, yang mungkin akan mencakup pesawat A400M,” kata Alonso.

Hari ini, AM menghadirkan pesawat kargo A400M yang bisa mengangkut muatan seberat 30 ton dengan jarak tempuh maksimal sejauh 8.700 kilometer di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta.

Purnomo mengatakan pesawat kargo tersebut bisa menjadi alternatif pengganti pesawat Hercules C-130 yang selama ini diandalkan TNI AU.

AM mengklaim A400M mampu mengangkut beban 2 kali lebih berat dengan jarak tempuh yang setara atau jarak tempuh 2 kali lebih jauh dengan beban yang setara jika dibandingkan dengan C-130.

Namun, Menhan menegaskan pembelian A400M baru bisa direncanakan dalam anggaran pemerintah setelah 2015. (sut)

RI Beli Tank, Malaysia Borong Rudal Rusia

Rudal anti tank Kornet dan rudal anti pesawat udara Igla menjadi incaran negeri jiran itu.

Rabu, 18 April 2012, 07:29 WIB
Igla, rudal anti pesawat Rusia (en.rian.ru)

VIVAnews - Tak hanya Indonesia yang gencar berburu peralatan militer ke Rusia. Negara Jiran, Malaysia, diberitakan tengah bernegosiasi dengan Rusia untuk mendapat sejumlah persenjataan.

Laman Ria Novosti, Selasa 17 April 2012, melaporkan Malaysia akan menandatangani kontak pembelian sejumlah rudal dari perusahaan militer Rusia, Rosoboronexport.

Rudal anti tank Kornet dan rudal anti pesawat udara Igla menjadi incaran negeri jiran itu. Selain itu, Malaysia juga diberitakan berhasrat membeli rudal kendali dan kapal patroli dari Rusia.

Wakil Kepala Rosoboronexport, Viktor Komardin, mengatakan Rusia siap menjual lisensi pembuatan Molniya--kelas kapal rudal--dan Mirazh--kelas kapal patroli--ke Malaysia.

"Malaysia tertarik dengan Kapal Molniya dan Mirazh kami," kata Komardin seperti dikutip Ria Novosti. Dia menambahkan, Malaysia ingin membuat kapal ini di galangan lokal. Komardin juga menilai pembuatan kapal di Malaysia juga cukup bagus.

Sementara itu, Indonesia hampir dipastikan membeli tank ringan, BPM-3F, dari Rusia. Saat ini, proses negosiasi pembelian ini tengah berjalan. "Ini masih preaudit, lalu teken kontrak, baru diketahui berapa unityangkita beli," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin kepada VIVAnews. "Preaudit kira-kira dua minggu lagi selesai."

Namun, Hartind mengaku belum tahu berapa unit BMP-3F yang akan dibeli Indonesia. Ria Novosti melaporkan, Indonesia akan membeli 37 unit BMP-3F dengan harga sekitar US$100 juta.

sumber : VIVA NEWS

Negeri Jiran Beli Rudal Udara-ke- Udara Rusia



19 April 2012, Kuala Lumpur: Rusia dan Malaysia meneken kontrak pembelian rudal udara-ke-udara RVV-AE senilai 35 juta dolar untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), diumumkan Wakil Direktur Rosoboronexport Nikolai Dimidyuk, Kamis (19/2).

Penandatangan kontrak dilakukan di Defense Services Asia-2012 yang sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Rusia akan mengirimkan batch pertama rudal akhir 2012,” ucap Dimidyuk.

TUDM mengoperasikan 16 jet tempur MiG-29N Fulcrum dan 18 Su-30MKM Flanker.

Rudal jarak menengah R-77 RVV-AE (AA-12 Adder) sekelas dengan rudal buatan Amerika Serikat AIM-120 AMRAAM.

Malaysia juga diberitakan akan membeli sistem rudal anti-tank Kornet, rudal anti-pesawat Igla dan kapal patroli.

Wakil Pimpinan Rosoboronexport Viktor Komardin mengatakan Rusia siap menjual lisensi pembangunan kapal rudal kelas Molniya dan kapal patroli kelas Mirazh ke Malaysia.

Sumber: RIA Novosti

PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun

Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia (PT
DI) akhirnya menandatangani kerja sama
dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama
senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun)
itu diharapkan membuat PT DI lebih
kompetitif dalam industri pesawat terbang.
“Bentuk kerja samanya business to
business. Pemerintah hanya regulator,” kata
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
usai penandatanganan kontrak kerja sama
kedua perusahaan di Halim
Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).
Menhan mendukung kerja sama ini karena
selama ini kerja sama yang dilakukan
dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas
kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso
menjelaskan, melalui kerja sama dengan
Airbus Military ini PT DI akan mendapat
fasilitas up-grading assembling dan fasilitas
pembuatan komponen pesawat, baik untuk
pesawat milik Airbus Military, maupun
pesawat lainnya.
“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di
bidang komponen pesawat aerocraft,” kata
Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan
final assembling dilakukan di Bandung
dengan mengembangkan metode yang
digunakan PT DI selama ini. PT DI
membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final
assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa
melakukannya hanya dalam waktu enam
minggu.
“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM,
maupun keuangan. Karena modalnya cepat
klembali. Improvement ini kami harap
dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,”
kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua
perusahaan tengah mempersiapkan Pusat
Pengiriman CN295 di Bandung untuk
pesawat CN295 yang telah dibeli oleh
Kementerian Pertahanan Indonesia.

sumber jurnas

BAE System Tawarkan Peremajaan Pesawat Hawk TNI AU

BAE System Tawarkan Peremajaan
Pesawat Hawk TNI AU
Hawk 100 milik TNI AU (Foto:
notadriano@kaskus)
LONDON - Surat kabar Inggris "The Times"
melaporkan Indonesia secara informal
melobi Inggris mengenai kemungkinan
pembelian 24 unit pesawat jet multi-tempur
Eurofighter Typhoon. Penjualan itu, bila
terlaksana, akan bernilai sekitar £5 miliar
atau hampir Rp71 triliun.
Secara terpisah, perusahaan peralatan
militer Inggris, BAE Systems, juga
menawarkan untuk meremajakan jet
tempur Hawk 100/200 yang dimiliki
Indonesia. Dihubungi secara terpisah
Kepala Biro Humas Kementerian
Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio,
membenarkan adanya pembicaraan
mengenai peremajaan pesawat Hawk,
namun beliau membantah ada rencana
pembelian jet tempur Typhoon.
“TNI AU juga sedang mengkaji heli dari
Eurocopter. Tetapi masih harus dievaluasi
untuk dibahas di tingkat TNI AU, belum
dibahas di kementrian (pertahanan),” kata
Wayan Midhio.
Saat ini Indonesia masih mengoperasikan
peralatan tempur dari Inggris, termasuk
diantaranya pesawat latih lanjut Hawk dan
tank Scorpion.
Sebelumnya pemerintah Inggris di bawah
Partai Buruh pada tahun 1999 pernah
melarang penjualan peralatan pertahanan
atas dugaan untuk penyerangan warga sipil
di Timor Timur, Papua dan Aceh. Pada
tahun yang sama Kongres Amerika
menerapkan pelarangan penjualan senjata
kepada Indonesia atas alasan serupa, yang
baru dicabut secara resmi tahun 2010 lalu.
Sumber : POSKOTANEWS.COM

Komisi 1 DPR Tertarik Pada Produk Industri Persenjataan Ceko

CEKO - Delegasi Komisi 1 DPR RI
mengunjungi beberapa pabrikan senjata
Ceko, diantaranya: MPI Excallibur yang
memproduksi senjata artileri dan tank,
perusahaan radar Eldis yang produknya
digunakan beberapa bandara di Indonesia,
serta perusahaan senjata dan amunisi.
"Banyak alternatif alutsista dengan kualitas
dan harga bersaing bagi modernisasi TNI,"
kata Ketua Delegasi Agus Kartasasmita.
Selain itu, delegasi Komisi 1 meminta Ceko
memperhitungkan Indonesia dalam ekspor
strategis Ceko dan mengharapkan
dukungan terhadap upaya Indonesia
dicabut dari daftar negara yang wajib
memperoleh visa untuk masuk negara-
negara Eropa yang menggunakan visa
Schengen.
Delegasi juga berdialog dengan mahasiswa,
masyarakat dan diaspora Indonesia yang
tinggal di Ceko. "Perwakilan mahasiswa
yang pada awalnya mengkritik studi
banding tersebut akhirnya mengakui
pentingnya kunjungan Komisi 1 ke Ceko
dan mengapresiasi atas kinerja dan hasil-
hasil yang di capai selama kunjungan," kata
sekretaris Ketiga Ekonomi dan Penerangan
KBRI Praha Arif Sulaksono kepada Kompas.
Sumber : KOMPAS

Wednesday, April 18, 2012

Malaysia in Talks with Russia on SAM, AT Missiles, Gunboats


17 April 2012

Kornet E anti tank missile (photo : network54)

Malaysia is close to a contract with Russia on the delivery of Kornet anti-tank missile systems, Igla portable anti-aircraft missiles and is also negotiating a deal on Russian guided missile and patrol boats, Russian state-controlled arms exporter Rosoboronexport said on Tuesday.

Rosoboronexport deputy chief Viktor Komardin said Russia is ready to sell Malaysia a license to build Molniya-class guided missile boats and Mirazh-class patrol boats.

Igla SAM is currently operated by ATM (photo : green n black screen)
“Malaysia is interested in our Molniya and Mirazh boats,” he said.

“This refers to their construction under license at local shipyards as shipbuilding in Malaysia is well developed.”

BERITA POLULER