Pages

Sunday, April 15, 2012

Tank Malaysia Siaga di Perbatasan Kalimantan

foto
Tank Leopard. worldwide-military.com
Tank yang di minati Yonkav TNI AD


TEMPO.CO, Balikpapan - Komando Daerah Militer VI Mulawarman menuturkan, di perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah berjajar tank-tank jenis PT–91 buatan Polandia yang beratnya hingga 50 ton. Tank-tank milik Malaysia ini memang dipersiapkan untuk pengamanan perbatasan di sepanjang Kalimantan. “Tank-tank Malaysia sudah siap di perbatasan Kalimantan,” kata Panglima Kodam Mulawarman Mayor Jenderal Subekti, Selasa, 10 April 2012.

Bukan hanya itu. Malaysia, kata Subekti, juga membangun infrastruktur jalan penghubung di wilayahnya sendiri untuk memudahkan pergerakan pasukan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dengan situasi seperti itu, Subekti memaklumi jika saat ini pemerintah melakukan pengadaan tank Leopard buatan Jerman yang bobotnya hingga 62 ton. Batalyon tank Leopard itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan, baik di Bulungan, Sangata, serta Malinau. Secara total, batalyon tank Bulungan akan memiliki sebanyak 44 Leopard. Keseluruhan pengadaan perlengkapan dan sarana batalyon bisa dituntaskan pada Oktober 2013 mendatang.

Subekti mengatakan batalyon tank Leopard itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta kewibawaan Indonesia di mata negara tetangga. Dia menilai tank tempur Kodam Mulawarman jenis AMX–13 dan panser Sarasin, Saladin, dan Perret, sudah ketinggalan zaman. “Bila dibandingkan tank Malaysia, seperti mainan saja tank TNI. Dalam kategori strategi militer, tank TNI sudah dianggap tidak ada, saking tuanya,” katanya.

Subekti memastikan keberadaan batalyon Leopard akan mampu meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata negara-negara tetangga. Alat tempur darat tersebut mampu menyaingi persenjataan tank tempur Malaysia.

Selain batalyon Leopard, pengamanan perbatasan juga diperkuat oleh pembentukan skuadron helikopter tempur yang berpusat di Berau. Skuadron ini nantinya dilengkapi oleh 16 pesawat helikopter serang buatan PT Dirgantara Indonesia, Agusta 129 Mangusta dari Italia, dan Super Cobra buatan Amerika Serikat.

Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, hasil pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Senjatanya adalah senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

TNI, kata Subekti, menginginkan Super Cobra sebagai pilihan utama, di samping juga heli serbaguna Agusta Westland buatan Italia. Bahkan, kalau dapat izin, ia juga menginginkan heli Apache buatan Amerika Serikat karena dianggap sangat cocok untuk pengamanan perbatasan.

Untuk pengamanan perbatasan di darat, akan dilakukan oleh tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti-tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 kilometer serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brasil. Kata Subekti, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.

Menurut Subekti, ketersediaan alat utama sistem senjata dan personel di perbatasan itu akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara tetangga, terutama dengan negara yang berbatasan langsung di Kalimantan. “Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser,” ujarnya. 

sumber : Tempo.co

Saturday, April 14, 2012

TNI AL perlu perkuat jaringan dengan media

PWI : TNI-AL perlu perkuat jaringan
dengan media
Sabtu, 14 April 2012 01:48 WIB | Dibaca 1213
kali
Surabaya (ANTARA
News) - Ketua
Persatuan Wartawan
Indonesia Jawa Timur
Akhmad Munir mendorong TNI
Angkatan Laut untuk terus memperkuat
jaringan dan kerja sama dengan media
massa agar perannya dapat lebih
diketahui masyarakat.
Saat memberikan materi pembekalan
pada Latihan Keamanan Laut Wilayah
Timur 2012 di Koarmatim, Surabaya,
kemarin, ia mengatakan, media massa
memiliki peran besar dalam
mendorong kinerja TNI AL, sekaligus
dalam pembentukan opini.
"Selama ini kerja sama TNI AL dengan
media sudah berjalan dengan baik.
Banyak kegiatan TNI AL yang
diberitakan media, seperti pengamanan
patroli laut, penanganan penangkapan
ikan ilegal di perairan Indonesia dan
latihan tempur," katanya.
Dalam hal pembentukan opini publik,
lanjut Munir, media massa memiliki
peran tidak kecil saat memberitakan
personel Korps Marinir dalam
pengamanan unjuk rasa mahasiswa
besar-besaran di akhir era orde baru.
"Saat itu Korps Marinir banyak
mendapat simpatik dari mahasiswa dan
masyarakat, karena kesatuan TNI AL
tersebut mampu memberikan citra
bagus dan diekspos besar-besaran oleh
media massa," tambah Kepala Biro
LKBN ANTARA Jatim itu.
Terkait masalah sengketa wilayah
perbatasan, Munir berharap TNI AL
bersedia memberikan pemahaman
kepada media massa secara lebih utuh,
terutama terkait masalah hukum
internasional yang selama ini belum
banyak dipahami publik.
"Dengan begitu, diharapkan
pemberitaan media massa bisa lebih
objektif dan mementingkan nilai
nasionalisme," katanya.
Selain Ketua PWI Jatim, pembicara lain
yang tampil memberikan materi
pembekalan antara lain peneliti senior
CSIS Dr Eddy Prasetyono, Prof Dr Etty
R Agoes (Kementerian Luar Negeri) dan
Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan
HAM Jatim Drs Mashudi.
Kegiatan Latihan Keamanan Laut itu
dibuka Panglima Komando Armada RI
Kawasan Timur (Pangarmatim)
Laksamana Muda TNI Agung Pramono
di Pusat Latihan Kapal Perang
Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Rabu
(11/4).
Latihan yang diikuti seluruh komandan
satuan dan kapal perang di lingkungan
Koarmatim itu, dijadwalkan
berlangsung hingga Jumat (13/4).
(T.D010/I007)
sumber : antara

Kopassus Ikut dalam Ekspedisi katulistiwa

Kopassus Ikut
Berpartisipasi Dalam
Team Ekspedisi
Khatulistiwa
JAKARTA - Pengiriman tim Ekspedisi
Khatulistiwa ke Kalimantan bertujuan
untuk melatih naluri tempur prajurit
TNI AD, TNI AL, dan TNI AU di
perbatasan, gunung dan pegunungan
serta medan "Ralasuntai"(rawa, laut
sungai dan pantai).
"Hutan di Kalimantan memiliki medan
yang lebih sulit dibandingkan hutan di
Sumatera dan Jawa. Oleh karenanya,
kami kirim tim ekspedisi di Kalimantan
untuk melatih naluri tempur prajurit.
Jadi, kita bukan `show of force`
untuk menekan Malaysia di
perbatasan," kata Komandan Grup III
Komando Pasukan Khusus Kolonel
(Inf) Izhak Pangemanan usai lomba
menembak antarwartawan di Markas
Kopassus, Cijantung, Jakarta, Sabtu
(14/4).
Jumlah personel yang terlibat dalam
tim ekspedisi itu sekitar 977 orang,
yang terdiri dari prajurit TNI, peneliti,
pecinta alam, kelompok masyarakat,
instansi pemerintah dan lainnya.
Untuk prajurit Kopassus sendiri,
dikerahkan sekitar 200 personel.
Kegiatan yang bertajuk "Lestarikan
Alam Indonesia" ini akan berlangsung
hingga 17 Juli 2012.
Pasukan bergabung dengan
akademisi dan segenap elemen
masyarakat bertujuan juga untuk
mendata kekayaan alam, potensi
bencana, dan potensi konflik di
Kalimantan, ujarnya.
Hasil dari pendataan itu dilakukan
untuk memberikan masukan kepada
pimpinan TNI dalam mengambil
kebijakan pembangunan di
pedalaman Kalimantan.
"Kami melibatkan ahli geologi, flora
dan fauna untuk melakukan
pendataan tentang potensi bencana
dan kekayaan alam yang ada," ujar
Izhak.
Team Ekspedisi di bagi menjadi empat
koordinatorat wilayah, yang kemudian
dibagi lagi menjadi delapan
subkoordinatorat wilayah.
Tim koordinatorat wilayah barat
meliputi provinsi Kalimantan Barat,
Koordinatorat wilayah tengah adalah
provinsi Kalimantan Tengah dan
koordinatorat wilayah selatan adalah
provinsi Kalimantan Selatan.
Sementara koordinatorat wilayah
timur adalah provinsi Kalimantan
Timur. Sedangkan delapan
subkoordinatorat meliputi wilayah
Sambas, Sanggau, Kapuas Hulu/
Putussibau, Murung Raya/Muara
Tewe, Nunukan, Malinau, Kutai Barat,
Hulu Sungai Tengah/Barabai.
Komandan koordinatorat wilayah
untuk Ekspedisi Khatulistiwa ini,
masing-masing dipegang oleh
Danrem. Sedangkan untuk komandan
subkoordinatorat wilayah dipegang
oleh Dandim.
Sumber : ANTARANEWS.COM

Thursday, April 12, 2012

Roket Korea Utara Jatuh di Laut

Moksa Hutasoit - detikNews
Jumat, 13/04/2012 07:52 WIB

Seoul Korea Utara akhirnya meluncurkan roket jarak jauhnya meski mendapat kecaman. Namun peluncuran itu tidak berjalan mulus. Roket tersebut jatuh di tengah laut.

Informasi yang dikutip dari Reuters, Jumat (13/4/2012), Menteri Pertahanan Jepang, Naoki Tanaka, memastikan roket tersebut memang sempat berada di udara selama satu menit. Tidak lama berselang, roket itu pun jatuh di laut.

"Tidak berdampak pada wilayah Jepang," kata Tanaka.

Sementara itu, pejabat-pejabat militer Amerika Serikat juga percaya kalau Korut sudah gagal dengan peluncuran roketnya. Korut meluncurkan roketnya dari stasiun peluncuran satelit Sohae di bagian utara negara itu, yang berdekatan dengan perbatasan Korea Utara dengan China. Demikian informasi yang diambil dari ABCnews.

Roket itu diluncurkan pada pukul 07:39 waktu setempat. Padahal wacana Korut ini sempat mendapat reaksi negatif dari dunia.
 

Kemhan dan TNI AU bantah soal pembelian Typoon


Eurofighter Typhoon
 
JAKARTA - Kementrian Pertahanan (Kemhan) dan TNI AU membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana ataupun pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon buatan Inggris. Hingga saat ini, pembelian pesawat tersebut tidak masuk dalam rencana belanja alutsista TNI.

“Belum ada. Kami tidak ada rencana membelinya,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Kamis (12/4). Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma Azman Yunus.

Menurutnya, pembelian 24 unit Typhoon hanyalah isu yang tak bertanggung jawab. “Nggak benar isu itu,” kata Azman. Isu pembelian pesawat senilai 2 miliar pound sterling atau senilai Rp29,2 triliun itu muncul sejak tahun 2011 lalu.

Isu tersebut mencuat sejak setahun silam saat Dubes Inggris di Jakarta Mark Canning kembali membuka peluang kerja sama militer dengan Indonesia. Menurutnya Inggris sebelumnya telah dipercaya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," katanya. Soal Eurofighter Typhoon, ia menyatakan berusaha menjual apa pun ia bisa.

Kini isu itu kembali menguat bersamaan dengan kedatangan PM Inggris Davic Cameron, siang tadi.

Sumber : JURNAS.COM

PT DI turut serta dalam rancang bangun AirBus A350

Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia
(Persero), Rabu, mencatat sejarah baru dan "naik kelas"
dengan menjadi mitra rancang bangun setara bagi Airbus,
dalam pembuatan A350. PT DI bukan lagi sekedar
pembuat komponen (manufacturing) seperti sebelumnya.
Langkah maju PT DI itu ditandai penandatanganan
memorandum kesepahaman antara PT DI dengan Airbus
Industrie di Jakarta, yang menjadi salah satu agenda dalam
kunjungan kenegaraan PM Inggris, David Cameron, yang
disertai 30 pebisnis utama Inggris, termasuk dari Airbus.
PT DI dalam penandatanganan yang berlangsung di Istana
Negara itu diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan
PT DI, Ardonni Jafri. Kini, selain mampu membuat
komponen untuk pesawat Airbus, PT DI dipercaya untuk
berkontribusi dalam rancang bangun pesawat Airbus
A350.
Bicara soal Airbus ini, konsep dan praktis pengendalian
pesawat terbang dua awak (two men cockpit) berbasis
sistem elektronika (fly by wire) jajaran pesawat komersial
A-300 buatan konsorsium penerbangan Eropa ini
diprakarsai tokoh kedirgantaraan nasional, Wiweko
Supomo.
Supomo, yang pernah menjadi direktur utama PT Garuda
Indonesian Airways (saat itu) juga sahabat kental
Nurtanio, pendiri PT DI, yang kemudian namanya sempat
diabadikan menjadi pusat unggulan industri
kedirgantaraan satu-satunya di Asia Tenggara itu.
Mengomentari perkembangan pesat PT DI itu, Direktur
Utama PT DI, Budi Santoso, menggarisbawahinya sebagai
langkah awal menuju status sebagai kontraktor rancang
bangun bagi Airbus.
"Pekerjaan rancang bangun ini akan menjadi langkah awal
sebagai kontraktor rancang bangun bagi pesawat-pesawat
Airbus," katanya.
Bukan hanya itu, Santoso yakin kesepakatan yang
ditandatangani pihaknya dengan Airbus juga berharap
PTDI menjadi pemasok tier-1 (tingkat 1) bagi Airbus.
Ardonni, mengatakan kesepakatan itu secara khusus
ditujukan dalam rancang bangun pengembangan pesawat
Airbus A350, jenis pesawat berbadan lebar berteknologi
masa depan, yang dimulai tahun ini juga.
Pesawat A350 itu sendiri kini masih dalam tahap
perancangan, dimana PT DI akan menyertakan para
insinyurnya sebagai pemikir-pemikir dan penghitung
bagian-bagian dari pesawat masa depan tersebut.
"Kami kini masuki tahapan kerja kerah putih, tak lagi kerah
biru," kata Ardonni.
Dia menambahkan, selain mengangkat nama bangsa
dalam teknologi rekayasa pesawat terbang, PT DI kini
mendapatkan nilai tambah 60 persen lebih besar dari hasil
pekerjaaan yang dilakukan para personilnya dalam proyek
rekayasa seperti itu.
Menurut dia, pengakuan Airbus tersebut bukan hal mudah
karena sebelum memutuskan menjadikan PT DI mitra
rancang bangun, Airbus telah turun ke PT DI di Bandung
dan mengaudit sistem yang digunakan PT DI guna
mengukur kemampuan rancang bangunnya.
Sebelumnya, sejak 2002 PT DI telah dipercaya membuat
berbagai komponen untuk struktur Airbus
A320/321/330/30/350 dan bahkan pesawat berlantai dua
dan terbesar di dunia A380 sejak tahun 2002 yang
diperoleh lewat Spirit (saat ini BAe System) dan juga dari
CTRM Malaysia.
(Antara )

BERITA POLULER