Pages

Thursday, March 29, 2012

Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin-Pembelian Itu Sudah Benar


PDF Print
Tuesday, 27 March 2012


(Foto: Kompas)
 
Bagaimana tanggapan Bapak terkait proses pengadaan Sukhoi ini?

Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada siapa pun,termasuk ICW, karena dengan itu rincian menjadi terbuka. Selama ini,kita tidak mendapatkan itu.Ke depan,ini akan menjadi pembelajaran DPR dan pemer i n t a h agar proses lebih t r a n s - p a r a n d a n l e b i h v a l i d d a l a m membuat perencanaan.

Nah, soal tadi itu, kita akan dorong, jadi tidak lagi menoleh masalah tadi, tapi kita akan dorong mungkin kita akan cari klarifikasi ke PT Rosoboronexport, mungkin ke kedutaan dan kalau mungkin pakai saja state credit.Dan diamendemen (shoping list) dimulai dari nol lagi.

Jadi belum ada skandal?

Yang bilang ada skandal siapa? Justru kita baru mulai, belum selesai,belum memproses. Tapi masalahnya bagus, ada masukan,lalu kita coba buka lagi karena kalau diteruskan ada potensi.Itu baru potensi (skandal).

PT Trimarga sudah bermitra sejak dulu. Bagaimana Bapak menanggapinya?

Wah, saya tidak tahu soal PT itu, soal broker yah.Saya tidak tahu. Kalau saya mempertanyakan juga tidak yakin mendapat. Tetapi, silakan publik mencari dan informasikan ke kami,bantu kamilah.

Adakah beda mekanisme pembelian Sukhoi yang sekarang dengan pada tahap pertama dulu?

Kalau pembelian secara langsung, saya tidak tahu, saya harus pelajari yang lama. Namun, menurut saya,dalam proses pembelian (yang dulu) itu, Kemhan sudah benar. Bahwa kemudian konon itu memakai sistem imbal beli, itu merupakan keputusan yang kemudian juga diakui oleh DPR saat itu.

Jadi,menurut Bapak tidak ada masalah?

Setahu saya tidak ada masalah. Dalam proses seperti ini, siapa pun presidennya, tidak sampai ikut dalam tawar-menawar harga dan lain sebagainya. Siapa pun presidennya,saya yakin tidak ikut tawar-menawar harga. Kami pun tidak tahu bahwa (untuk pembelian sekarang) akan terjadi tawar-menawar dan ternyata bisa,sehingga harga jatuh pada angka USD54,8 juta.Jadi,mari kita fokuskan pada prosedur unitunit operasional itu yang harus kita benahi dan tadi juga ada pernyataan dari wamenhan agar struktur perencanaannya itu disesuaikan lagi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan jika pembelian Sukhoi pertama penuh skandal. Saat itu adalah proyek Presiden Megawati Soekarnoputri. Tanggapan Bapak?

Saya tidak tahu. Tapi saya harus menghormati Pak SBY. Siapa pun,yadiusut saja.Ya to? Silakan diusut. Sama kok, presiden tidak sampai mengurusi jual-beli. Kita yang ingin adalah tidak boleh terjadi penggelembungan harga pada pokok dan di DPR,di mana sajalah.
sumber : SINDO

2014, Indonesia Siapkan Roket 100 Kilometer


29 Maret 2012

Rencana pengembangan roket R-Han 122 (photo : Defense Studies)


BATURAJA, KOMPAS - Tahun 2014 ditargetkan Indonesia sudah mampu membuat sendiri roket berdaya jelajah di atas 100 kilometer. Roket tersebut merupakan proyek jangka panjang dan kolaborasi teknokrat dan birokrat.

"Ini sebuah perjalanan maraton kebangkitan industri pertahanan kita," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (28/3), seusai menyaksikan uji coba R-Han 122 milimeter di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.

Uji coba ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan uji-uji sebelurnnya. Sebelumnya, November 2011, peluncuran roket dilakukan dari dudukan berupa karung. Saat ini, PT Pindad sudah membuat peluncur roket yang terdiri atas 16 tabung.

Sjafrie menilai, terjadi kemajuan yang signifikan walaupun harus ada pengembangan kualitas. Rencana berikutnya adalah mengadakan transfer teknologi untuk perbaikan. "Targetnya, jarak tempuhnya tahun 2014 sudah tiga digit dan akan menggunakan seluruh kemampuan multilaunch rocket system," ujarnya.

Saat ini R-Han 122 yang berkaliber 122 millimeter itu memiliki jarak tempuh 14 kilometer. Roket ini diproduksi bersama oleh Kementerian Pertahanan serta Kementerian Riset dan Teknologi.
PT Dahana membuat bahan peledaknya, PT Krakatau Steel membuat baja untuk nozzle dan merakitnya, sementara PT Dirgantara Indonesia memproduksi berbagai komponen seperti selongsong dan sirip.

PT Pindad membuat hulu ledak (warhead) dan memodifikasi mobil untuk peluncur 16 tabung yang bisa berputar 360 derajat.

"Uji coba hari ini penting karena berarti kita sudah membuktikan bahwa konsep kita sudah benar, tinggal memperbaiki saja," kata Direktur Utarna PT Pindad Adik A Soedarsono.

Roket dalam strategi militer sangat penting dalam penangkalan dan penolakan.

Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kodiklat TNI AD Brigjen Aryadi Patmanegara menjelaskan, kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri, akan sangat efisien. Sebab, seperti roket yang dibeli Singapura dan Malaysia, dengan jangkauan 43 kilometer dan 40 kilometer, harga seluruh sistemnya, termasuk 18 kendaraan peluncur, mencapai Rp 3 triliun. (EDN)

(Kompas)

Mitos mitos yang mengemuka tentang MBT Leopard dan MBT lainya

Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) tidak cocok di Indonesia karena bobotnya terlampau berat sehingga akan "amblas"

Nah kepada reader Indonesia defence admin akan mengetik ulang pembahasan special report yang bersumber dari majalah DEFENDER edidi 56 2012.

Ini Ulasannya :

Yang kita bicarakan adalah kendaraan tempur dengan roda rantai ( Tapak jejak / track) yang justru didesain dari awal untuk mnghindari hal ini agar mampu menyokong bobot yang berat diatas segala kondisi tanah , mulai dari lahan keras, batu cadas hingga lahan gembur bahkan lumpur sekalipun. Dalam kendaraan non militer pun menggunakan demikian , misalnya buldozer untuk buka dan perbaikan kebun kelapa sawit, exavator untuk perbaikan parit-parit  dan pertambangan.

Alasannya sederhanan : Ilmu Fisika
Dengan membagi berat diatas penampang yang lebih luas , maka akan didapatkan tekanan rata-rata yang lebih rendah. Tidak perlu jauh jauh membahas tank , bayangkanlah diri anda sendiri yang bertelanjang kaki lalu turun kesawah yang berlumpur dimana hanya dalam sekejap kaki an_a.akan tenggelam hingga ke betis,... admin : Ya toooh? betul kan ?

Tapi bila anda anda melemparkan sepotong papan triplek dengan ukuran yang cukup besar ke atas permukaan sawah tersebut agar anda bisa berdiri diatasnya , maka anda tidak akan terbenam .   Ini karena berat anda disebarkan oleh permukaan papan triplek yang menyentuh permukaan sawah dan tidak langsung bertumpu pada kedua kaki sebagai mana yang akan terjadi pada contoh sebelumnya.

Hal yang sama berlaku untuk kendaraan-kendaraan  berat yang menggunakan roda rantai.  Luas permukaan tapak jejak yang menyentuh tanah dari sebuah kendaraan beroda rantai lebih luas dibanding bila kendaraan tersebut menggunakan roda ban biasa. Dengan kata lain penggunaan roda berantai akan membuat kendaraan tersebut mampu bergerak bebas diatas kondisi lahan yang tidak akan mampu dilalui oleh kendaraan beroda ban.

Inilah yang dikenal dengan sebutan " GRound Pressure" atau tekanan permukaan dimana benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih kecil tidak akan amblas diatas permukaan tanah yang sama dibanding benda yang memiliki tekanan permukaan yang lebih besar.

Perhitungan yang disederhanakan berikut ini bisa memberikan ilustrasi yang lebih jelas , dimana leopard 2A6 yang berbobot 62.300 Kg di bandingkan dengan salah satu mobil keluarga yang populer di indonesia (Toyota Kijang) yang berbobot 1.650 kg. spesifikasi keduanya sbb: 

LEOPARD 2A6
Berat total : 62,3 ton/62.300 kg
Lebar tapaj jejak : 63,5 cm
Panjang Tapak jejak menyentuh tanah : 494,5 cm.
Jumlah tapak jejak : 2 
( sumber : www.army-guide.com/eng/product149) 

TOYOTA KIJANG
Berat total : 1.650 kg
lebar permukaan ban : 13,3 cm
Panjang Permukaan ban menyentuh tanah: 13.3 cm
jumlah ban : 4
(sumber : www.miata.net/garage/ticalc.html)

RUMUS YANG DI GUNAKAN ADALAH : BERAT TOTAL DIBAGI LUAS PERMUKAAN MENYENTUH TANAH  DAN HASILNYA SEBAGAI BERIKUT

LEOPARD 2A6
62.300 KG/ (494,5 X 63,5) X 2 = 0,9920114522 KG/CM PERSEGI

TOYOTA KIJANG
1.650 KG/ (13,3 X 13,3) X 4 = 2,331957714 KG/CM PERSEGI

Kesimpulannya: diatas lahan yang sama toyota kijang beresiko amblas  dua kali lebih besar bila di banding MBT leopard 2A6.

Namun biarpun demikian, bukan bearti MBT sekelas Leopard 2A6 diatas sama sekali tidak bisa terjebak dalam medan yang sulit.  Adakalanya tank-tank semacam itu terperosok dan terjebak, misalnya dalam kubangan dengan kedalaman dan kemiringan yang terlampau besar buat bisa dilalui ( yang tentunya juga tidak bisa dilintasi kebanyakan kendaraan - kendaraan lain termasuk kendaraaan normal/sipil/ kendaraan proyek yang lebih ringan atau berat). Tapi hal ini telah dipikirkan jauh jauh hari sebelumnya dengan adanya kendaraan yang disebut ARMORED RECOVERY VEHICLE / COMBAT ENGINEERING VEHICLE (yang biasa selalu diikutkan dalam setiap paket pembelian MBT.  Selain itu  pemetaan medan yang intensif dan strategi penempatan MBT yang digelar secara cermat juga bisa mengantisipasi kemungkinan stuck nya MBT-MBT dilapangan.

Jadi kesimpulannya : mitos akan amlasnya MBT berbobot puluhan ton di Indonesia hanyalah sekedar mitos , atau setidaknya SUATU KEKHAWATIRAN YANG BERLEBIHAN TANPA DASAR YANG KUAT YANG SELAMA INI DI DENGUNG DENGUNGKAN DAN DIANGGAP SEBAGAI SUATU KEBENARAN MUTLAK . Lagi pula sadarkah anda bahwa kendaraan-kendaraan dengan bobot yang jauh lebih berat dari MBT sudah  bertahun tahun beroperasi dengan leluasa di bumi indonesia ini?
 ( Admin Indonesia Defence : Lah tronton-tronton yang lewat pantura , trailer trailer , truck-truck yang muatannya super lebih (maklum bisnis) itu berkeliaran hampir semua berkeliaran, dari sabang sampae meroke , ya kan?)

 
Tank Leopard ( atau MBT Lainnya ) akan merusak permukaan jalan dan tidak akan mampu melintasi jembatan jembatan di indonesia ! Katanya

Sudah sejak perang dunia II tank - tank dilengkapi rubber pad ( bantalan karet) yang pada awalnya ditunjukan untuk mengurangi kebisingan gerak maju roda rantai , tapi ternyata juga bermafaat untuk melintas di jalan beraspal tanpa merusak jalan tersebut.

Tapi tidak hanya itu , kekhawatiran akan bobot MBT yang kan merusak jalan -jalan di indonesia juga sebenarnya tidak beralasan.  sesuai ulasan panglima TNI di DPR baru - baru ini , sebagian besar daerah menentukan kelas jalanan sebagai kelas I dan jalan Kelas II , Dimana Muatan Sumbu Terberat (MST) dari jalan kelas 1 diijinkan lebih dari 10 ton. kelas 2 maksimal 10 ton.

Bobot Leopard 2A6 dibagi dengan 7 sumbu roda bogiewheel yang menjejak tanah sehingga didapatkan hasil 62,3 ton dibagi 7 = 8,85 ton.

jelas sudah Leopard 2 A6 masih bisa melaju diatas jalan kelas II tanpa merusak jalan, jadi untuk pendapat bahwa MBT akan merusak jalan - jalan di Indonesia , sekali lagi adalah kekhawatiran atau opini tak berdasar. dan bila ada opini lain yang mengatakan bahwa jalan - jalan di indonesia masih banyak yang rusak sehingga kedatangan MBT malah akan memperparah keadaan , yah jangan salahkan MBT yang belum datang bila jalanan di indonesia masih banyak yang rusak.

Lalu mengenai MBT yang dicurigai tidak akan bisa melalui jembatan - jembatan di indonesia , dari presentasi yang sama juga diketahui bahwa hal ini tidak akan menjadi masalh yang ber arti.

Mengambil dasar aturan dari surat Edaran Dirjen Perancangan dan persyaratan Teknis Jembatan Rangka  Baja Tahun 2007 , disitu disebutkan dua kategori jembatan yaitu :
- Jembatan kelas A, Lebar 7 Meter ditambah 1 meter  untuk trotoar ( kanan dan kiri).
- Jembatan Kelas B, Lebar 6 meter ditambah 0,5 meter untuk trotoar ( Kanan dan kiri).

Dengan panjanga kedua kelas jembatan tersebut  antara  40 hingga 60  meter , mengambil contoh jembatan kelas B dengan spesifikasi Lebar 6,5meter dengan panjang  40 meter dengan perhitungan beban terbagi rata ( BTR) dalam arah memanjang maka digunakan rumus dari edaran tersebut sebagai berikut :
                                              q=8,0(0,5+15/L)k Nm2
Dimana q = Intensitas Beban Terbagi Rata (BTR)
            L = Luas Jembatan  
dari sini bisa didapat hasil :
a. untuk BTR jembatan     q=8,0( 0,5+15) : (6,5 x 40) = 4,46k Nm2

b. Untuk BTR Tank dengan rumus : (Berat x gaya grafitasi ) : (Luas Jembatan)  
  
                                     q=(62x10) : (6,5 x 40) = 2,38k Nm2

Dari perhitungan dalam paparan diatas , jelas terlihat bahwa BTR sebuah MBT masih di bawah  BTR jembatan kelas B sehingga masih sangat mungkin untuk melintasi  jembatan tersebut.

Tetapi tidak semua jembatan -jembatan di indonesia  sesuai standar kelas - kelas itu? mungkin akan timbul argumen seperti ini yang bisa di jawab dengan :
- Bila jembatan yang akan dilalui ternyata konstrucksinya lemah dan atau terlalu tua maka MBT sama sekali tidak perlu melewati jembatan karena bisa melintasi dasar sungai tersebut atau yang dikenal dengan sebuta FORDING  hingga kedalaman maksimal 1,2 meter  ( Tanpa persiapan)  hingga 4 meter ( bila menggunakal sorkel)
- Bila kedalam sungai lebih dari 4 meter akan tetapi lebarnya kurang dari 27 meter , bisa digunakan  kendaraaan bridge Layer buat memasang jembatan on site.
- Bila sunganya lebih dalam dari 4 meter dan lebih lebar lagi , bisa menggunakan rakit  atau jembatan ponton.
                           JADI ? APA MASLAHNYA? SO WHAT GITU LO ?

MBT Boros bahan bakar , hanya akan menghabiskan stok solar dan jatah bahan bakar buat TNI hanya 10 liter per hari.

Betul..MBT dan rata-rata kendaraan tempur militer lain apapun tipenya, sangat boros bahan bakar bila dibandingkan dengan kendaraan sipil.  Dalam kasus leopard 2 , dengan kapasitas penuh tangki bahan bakarnya sebesar 1200 liter, jarak tempuhnya hanya 550 km. Tapi membandingkan kendaraan tempur dengan kendaraan sipil dalam hal konsumsi bahan bakar tanpa mengindahkan perbedaan fungsi keduannya adalah sebuah "logical fallacy" dan argumen yang dibuat buat.  Soal stock solar yang di takutkan akan jadi korban .
Mesin-mesin yang digunakan untuk MBT modern, rata-rata bisa mengkonsumsi mulai dari solar, bensin, avtur, minyak tanah sampai minyak goreng.  Ini sudah menjadi hal yang baku dalam merancang bangun sebuah MBT di negara manapun.  Jadi tidak soal bila stock solar menipis..

Memindah midahkan MBT kepulau pulau lain dan bahkan dari pangkalannya dari pelabuhan adalah hal yang sulit.

Jawabannya adalah : TANK TRANSPORTER baik itu dalam bentuk trailer yang di tarik truck atau gerbong kereta api kusus , digunakan untuk memindah mindahkan tank dari satu tempat ketempat lain secara cepat tanpa harus menjalankan tank tersebut langsung di jalan raya.  Hal ini bertujuan selain untuk menghemat bahan bakar yang digunakan tank , juga memperpanjang usia pemakaian dan mengurangi keausan suku cadang  tank - tank tersebut agar bisa tetap dalam kondisi prima manakala keadaan membutuhkan.

Untuk pergerakan antar pulau , TNI AL sejak beberapa tahun lalu memiliki tidak cuma satu, tetapi 4 buah kapal Landing Platform Dock (LPD) kelas makasar yang satu kapalnya bisa memuat +/- 40 kendaraan tempur sekelas Panser Anoa 6x6 atau sekitar 30 an kendaraan tempur sekelas MBT..

Tolak Pembelian MBT karean bisa dan akan dipakai menghadang demonstran


Yang berkata seperti ini itu mungkin kebanyakan menonton video clip tragedi Tiananmen tahun 1991 lalu atau peristiwa pergolakan di mesir dan negara-negara timur tengah lainya baru baru ini , dan herannya alsan yang sama sebelumnnya dikemukakan juga oleh anggota partai oposisi belanda yang menolak penjualan leopard ke indonesia ( Partai kecil , btw , bukan mayoritas parlemennya)


di KOMISI 1 juga penolakan dilontarkan oleh wakil ketua K1 TB hasanudin ( Padahal dia mantan pejabat TNI) maklumlah dah masuk paratai.


LSM-LSM entah titipan dari negara mana .. mereka menolak rame rame kedatangan MBT.


Di era orde baru ABRI atau TNI masih dwifungsi ABRI yang di emban waktu itu , tapi sekarang dengan adanya repformasi di tubuh TNI , TNI kembali ke fungsinya sejatinya sebagai kekuatan pertahanan negara.


isu isu ini dihembuskan hanya untuk menjegal modernisasi alutsista TNI.


TNI dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat masa .... menindas rakyatnya sendiri pake MBT.


terahir dari Admin indonesia defence ayoo kita dukung modernisasi alutsista TNI dan SDM nya ...

WELCOME TO INDONESIA MBT LEOPARD

sumber : Majalah Defender EDISI 56 2012( Majalah Teknologi Taktik Pengetahuan Militer)
Diketik kembali  Oleh Admin Indonesia defence

 


Wednesday, March 28, 2012

Heli Colibri TNI AU Dukung Operasi Alur Elang


JAKARTA - Satu helikopter EC-120B Colibri nomor registrasi HL-1205 dari Skuadron Udara 7 disiagakan untuk mendukung latihan pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia dalam Operasi Alur Elang.

Helikopter latih lanjut itu berpangkalan di Pangkalan Udara TNI-AU Suryadarma, Subang, Jawa Barat. Untuk sementara dia digeser ke Terminal Selatan Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma dalam operasi itu.

“Sesungguhnya tugas yang kami emban sudah 22 Maret, dengan mendukung Latihan Kilat, Latihan Cakra, Latihan Tangkis Petir dan Kalibrasi Radar Cibalimbing, dan direncanakan akan berakhir sampai 29 akhir bulan ini”, kata Letnan Satu Penerbang Antonius. Dia adalah kapten pilot helikopter itu, di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (28/3).



Selain pengamanan ALKI, Colibri saat ini bertugas sebagai pesawat yang siap untuk operasi Search And Rescue (SAR). Disamping itu, bertugas dalam misi mendukung pengecekan kesiapan unsur demo udara ke Pangkalan TNI Suryadarma dengan rute Halim-Sasaran-Halim.

Colibri, menurut rencana, akan digelar di udara dalam satu formasi aerobatik helikopter, The Pegasus, pada hari puncak HUT ke-66 TNI-AU di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, 9 April nanti.

Demonstrasi udara mengambil nama kuda sembrani mithologi tunggangan Dewa Zeus itu diketengahkan dalam banyak manuver unik khas kemampuan manuver helikopter.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Pembelian Sukhoi Abaikan Proses Alih Teknologi


(Foto: Kompas)

27 Maret 2012, Jakarta: Menjadi sebuah kelaziman bagi negara-negara yang ingin lebih mandiri industri pertahanannya, untuk menyertakan proses alih teknologi saat pembelian alusista. Indonesia pernah melakukan hal itu secara terbatas pada saat pembelian F 16.

"Anehnya pada saat pembelian Sukhoi, kita sama sekali mengabaikan alih teknologi ini. Kita tidak melibatkan BUMN bidang terkait seperti PT Dirgantara dan PT Pindad," kata juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, Poengky Indarti dalam jumpa pers koalisi tersebut di kantor Kontras siang ini.

Menurut Poengky, Indonesia seharusnya tidak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi, pada saat kita mengalami embargo suku cadang persenjataan kita oleh AS.

"PT Dirgantara dan Pindad kami yakini bisa berperan dalam alih teknologi dalam porsi tertentu, berkaitan dengan teknologi alusista yang kita beli dari luar negeri," kata dia.

Komisi I Seharusnya Kejar Performa Invoice dan Kontrak Pengadaan Sukhoi

Komisi I DPR RI seharusnya berani 'mengejar' Pemerintah yang diwakili Wamenhan, mengenai performa invoice dan kontrak pengadaan Sukhoi. Hal ini penting dilakukan agar dapat menjawab hal-hal yang mencurigakan dalam pengadaan jet tempur buatan Rusia tersebut, yang berpotensi merugikan negara.

"Harusnya Komisi I langsung 'mengejar' Wamenhan soal performa invoice dan kontrak. Janganlah DPR takluk dengan alasan Wamenhan, yang selalu mengatasnamakan rahasia negara," kata peneliti Imparsial Al Araf, dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, di kantor Kontras siang ini.

Menurut Araf, Komisi I DPR juga harus berani meneliti lagi kontrak pengadaan Sukhoi, bahkan merevisi kontrak tersebut, bila memang ada hal-hal yang sangat merugikan keuangan negara. Terlebih lagi situasi keuangan negara saat ini sedang sulit, dan pemerintah sampai harus menaikkan harga BBM, yang berpotensi memberikan efek berganda bagi ekonomi rakyat banyak.

"Kami dari koalisi sangat mendukung modernisasi alusista TNI. Namun jangan sampai proses pengadaannya yang menggunakan anggaran negara dalam jumlah sangat besar, sangat menyakitkan rakyat yang hidupnya masih susah. Ini yang ingin kami tekankan," kata lulusan Magister Menejemen Pertahanan ITB tersebut.

Selain itu Araf mendesak proses hukum harus dikedepankan terlebih dahulu, daripada proses politik dalam menyikapi kasus dugaan mark up pembelian Sukhoi. Terkait dengan hal itu Koalisi meminta KPK untuk serius menindaklanjuti laporan Koalisi tentang dugaan mark up, yang telah diserahkan pekan lalu.

"KPK harus bisa membuktikan sebagai lembaga super untuk pemberantasan korupsi, yang bisa juga mengusut kasus dugaan korupsi di TNI," kata Araf.

Transparansi Pengadaan Alutsista Dinilai Gagal

Pertemuan Wamenhan dengan Komisi I DPR RI terkait rencana pengadaan alusista berupa Sukhoi SU 30-MK2 yang jadi sorotan publik dinilai Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, tidak ada kemajuan dalam konteks penegakan prinsip transparansi dan akuntabilitas pejabat publik.

"Hal ini karena pemerintah belum bersedia membuka kontrak pembelian Sukhoi yang telah ditandatangani pada 29 Desember 2011. Dan pemerintah juga tidak menjawab secara tegas keterlibatan PT Trimarga Rekatama, apakah terlibat perencanaan pengadaan Sukhoi apa tidak. Disisi lain Rusia sudah membantah keterlibatan pihak Trimarga Rekatama. Jadi ini bisa-bisanya pemerintah saja," kata juru bicara Koalisi tersebut, Poengky Indarti, dalam jumpa pers di Kantor Kontras, Selasa (27/3) siang ini.

Menurut Poengky dengan tidak dibukanya hal-hal tersebut, maka hal ini menunjukkan bukti kuat bahwa penggunaan anggaran senilai 470 juta Dolar AS untuk pembelian Sukhoi tidak transparan. "Hal ini juga berarti langkah pemerintah bertentangan dengan UU KIP," kata lulusan FH Unair tersebut.

Padahal prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa, harus menjadi sebuah tahap yang esensial untuk menuju kepada proses pengambilan kebijakan publik yang dapat dipertanggungjawabkan. "Terlebih lagi ini memakai anggaran senilai 470 juta Dolar AS, ini jumlah yang besar sekali," kata Poengky.

Dalam kesempatan yang sama peneliti ICW, Adnan Topan Husodo, mengatakan bahwa koalisi menemukan adanya anggaran ganda dalam rencana pembelian Sukhoi. Menurut Adnan pemerintah membeli Simulator Sukhoi pada sumber anggaran yang berbeda, dan harga yang berbeda pula.

"Satu contoh, untuk APBN-P alokasi anggaran simulator Rp 376 Milyar lebih. Terus mengapa ada anggaran untuk alat yang sama dari alokasi state credit Rusia yang setara dengan Rp 427 Milyar lebih. Mengapa ada dua mata anggaran untuk beli satu alat, kenapa tidak jadi satu saja. Hal ini belum dijawab pemerintah," tanya dia.

Sumber: Suara Merdeka

R-han 122 Produksi Indonesia

Foto-Foto Peluncuran Roket R-Han 122mm

Akreditasi Foto: AUDREY (audryliahepburn@kaskus.us)






AUDREY (audryliahepburn@kaskus.us)

Salim Mengga Setuju Audit Sukhoi Diberlakukan Sejak Era Mega



28 March 2012, Jakarta: Pengusutan pembelian jet tempur Sukhoi sampai era Presiden Megawati tak hanya didukung Ruhut Sitompul. Rekannya sesama Partai Demokrat Salim Mengga juga membuka peluang untuk itu.

“Saya kira mengacu ke pernyataan Pak Presiden saja. Kalau memang diaudit ya seluruhnya mulai audit sejak pertama sampai ke terakhir ini," kata anggota Fraksi PKS Salim Mengga, di Jakarta, Rabu (28/3).

Sebelumnya, Presiden SBY meminta agar kasus Sukhoi diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan baik pembelian saat ini maupun sebelumnya. Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan pembelian Sukhoi era Presiden Megawati terindikasi ada kejanggalan.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi Pertahanan itu menilai pembelian Sukhoi periode Mega bisa saja diungkap kembali. Hanya, katanya, saat ini Komisi Pertahanan belum melebar sampai ke pembelian sebelumnya.

"Saat ini masih fokus pada Sukhoi yang sekarang," kata pensiunan mayor jenderal itu. Rekan Salim di Komisi Pertahanan Lily Wahid setuju saja periode masa lalu diusut juga.

Namun memang harus ada korelasinya dengan era itu. “Persoalan kalau tidak ada korelasinya, ini seperti mencari-cari masalah saja,” katanya.

Ia malah menuding pengawasan DPR saat itu dianggap lemah, sehingga menyebabkan terjadinya pembelian yang melanggar aturan undang-undang.

Di lain pihak, Salim menyatakan, keterlibatan swasta dalam pembelian enam unit Sukhoi sekarang ini tidak lepas dari reaksi PT Trimarga Rekatama, agen pembelian Sukhoi di Jakarta. Padahal jamak diketahui, transaksi kali ini mengambil pola G to G.

Menurut Salim Mengga, nama Trimarga mucul lantaran ada surat dari salah satu pihak di internal manajemen perusahaan itu yang dikirimkan ke Kemhan. Intinya, surat itu meminta Kemhan agar tidak membayar uang muka Sukhoi.

“Ternyata, di internal PT Trimarga sedang ada masalah,” kata Salim. Tahun 2003, pemerintah membeli empat Sukhoi jenis SU-27 dan SU-30, serta dua unit helikopter Mi tipe Mi-35P. Transaksi tersebut nilainya US$193 juta atau sekitar Rp1,74 triliun (kurs Rp9.000 saat itu).

Permasalahan saat itu, pembelian pesawat tidak masuk dalan rencana belanja TNI AU tahun 2003-2004. Diduga pembiayaan tidak berasal dari APBN. Skema pembelian dengan counter trade, yakni imbal beli dengan minyak sawit. Selain itu, banyak pejabat penting dikabarkan tidak tahu menahu, seperti Menko Perekonomian, Menko Polkam, Menteri Keuangan, dan Menteri Pertahanan.

Sumber: Jurnas

BERITA POLULER