Pages

Wednesday, March 28, 2012

Super Cobra Akan Jaga Perbatasan RI-Malaysia


27 Maret 2012

Helikopter serang Bell AH-1W Cobra (photo : Airliners)
Balikpapan (ANTARA News) - Selain akan dijaga dengan tank-tank Leopard 2A6, perbatasan Indonesia-Malaysia juga bakal dilengkapi satu skuadron heli tempur Bell AH-1W Super Cobra, kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Subekti.

"Kami akan tempatkan di Berau dan Nunukan," ujarnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Saat ini Kodam VI Mulawarman sedang menyiapkan basis bagi skuadron heli tersebut. "Kami gunakan anggaran antara Rp17 miliar hingga Rp19 miliar untuk persiapan pangkalan skuadron heli tempur tersebut," katanya.

Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, Amerika Serikat (AS), dan pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Persenjataannya senapan mesin Gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

"Super Cobra ini adalah pilihan utama. Namun demikian, kami punya pilihan lain yang lebih bersahabat dengan keuangan, yaitu heli serbaguna Agusta Westland," ujar mantan Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) tersebut.

Heli tempur buatan Bell itu senilai sekira 11,3 juta dolar AS (setara Rp96 miliar) per unit. Untuk komplet satu skuadron dengan 16 pesawat, maka pemerintah RI menyediakan tidak kurang dari Rp1,53 triliun. Harga tersebut belum termasuk persenjataannya.

Super Cobra berkemampuan jelajah hingga 510 km pada kecepatan maksimum 277 km per jam, kecepatan menanjak 8,2 meter per detik, dan bisa mengambang di udara pada ketinggian 3.720 meter.

Dengan berpangkalan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, maka SuperCobra hanya perlu beberapa menit untuk sampai di perbatasan dan menyelesaikan misinya.

Adapun helikopter Agusta Westland nilainya lebih murah. Heli tempur Agusta Westland AW 109LUH harganya 9 juta dolar AS (setara Rp76,5 miliar) per unit, atau total Rp1,22 triliun untuk satu skuadron.

Selanjutnya, Kodam Mulawarman akan dilengkapi tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 km, serta sistem peluncur roket serentak (multiple launch rocket system/MLRS) Astros II buatan Brazil.

"Dengan amunisi roket aslinya, jarak tembaknya bisa mencapai 300 km, atau 70 km dengan amunisi roket lain," jelas Subekti.

Bersama satuan tank Leopard, maka seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai 2012. Menurut dia, akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, terutama yang berbatasan langsung di Kalimantan.

"Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi, setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser," demikian Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subekti. (T.KR-NVA)

Ketua HLC dan Komisi I DPR Bahas Rencana Modernisasi Alutsista Melalui APP 2010-2014


28 Maret 2012
Marinir diusulkan untuk mendapatkan tambahan kendaraan 8x8 BTR-80A sebanyak 14 unit sehingga menjadi total 26 unit dan tank BMP-3F sebanyak 37 unit sehingga total menjadi 54 unit (photo : Kaskus Militer)

Jakarta, DMC – Wakil Menteri Pertahanan dalam hal ini selaku Ketua High Level Comitte (HLC), Sjafrie Sjamsoeddin, bersama anggota Komisi I DPR RI, Senin (26/3) di Ged. DPR, Jakarta membahas rencana Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN).

Ketua HLC pada kesempatan Raker tersebut mengatakan hingga tahun 2014 didalam proyeksi Minimum Esential Force khususnya modernisasi untuk Alutsista bergerak, Kemhan dan TNI ingin melengkapi postur kekuatan pertahanan di setiap Angkatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemhan juga memiliki rencana kebutuhan belanja (shopping list) alutsista bergerak prioritas hingga tahun 2014 akan mempergunakan pinjaman pemerintah dari luar negeri.
Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, untuk Mabes TNI hingga 2014 memerlukan kendaraan taktis dan kendaraan angkut amunisi 5 ton dengan jumlah besar yang menurut jumlah pagu mencapai 110 juta Dolar.
Sementara untuk Angkatan Darat, terdapat empat prioritas yang ingin dicapai, diantaranya Helikopter serang dan serbu termasuk persenjataan sebanyak 24 Unit, kendaraan tempur Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 sebanyak 44 Unit, ME Armed 155 Howitzer, Rudal MLRS dan Rudal Arhanud.
TNI AL mengusulkan untuk membeli tiga kapal multi-role light frigates ex Nakhoda Ragam class (photo : Deadmans Handle)

Sedangkan untuk proyeksi kebutuhan modernisasi Alutsista untuk Angkatan Laut, Kapal Pemukul dengan jenis Klas Korvet, Kapal Pendukung, pesawat Udara jenis CN-235 MPA dan Helikopter AKS, Tank Amfibi BMP-3F serta Panser Ambfibi BTR 80 A. untuk penawaran baru yakni 3 kapal Selam dan 2 Unit PKR namun bisa dikirim setelah tahun 2014 dan 3 unit Fregat (MRLF) namun juga masih dalam proses pengusulan anggaran.

Untuk Angkatan Udara, Shoping list ini tertuju kepada pengadaan SU-30 MK2 dan dukungannya, pengadaan pesawat angkut CN-295 sebagai pengganti pesawat F-27. Ditambah lagi pengadaan Helikopter Full Combat SAR Mission, pengadaan pesawat latih sebagai pengganti AS-202 & T-34C. Totalitas pagu yang di butuhkan untuk bisa memenuhi kebutuhan khusus untuk alutsista bergerak pioritas mencapai 3,741 juta Dollar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, pada akhir raker itu mengatakan, Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang sumber pembiayaannya di alokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014.

Namun demikian Komisi I DPR RI memberikan beberapa saran, antara lain agar dapat mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement Tahun 2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga pengadaan 6 unit Sukhoi Su-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State Credit.

Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6. Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI. Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

Dikatakan Mahfudz Siddiq, Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI. Menurut dirinya Komisi I DPR RI akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2011 – 2012.

Forum Raker pembahasan tentang rencana modernisasi alutsista ini juga dihadiri oleh Para Kepala Staf Angkatan, Sekjen Kemhan dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan dan TNI. (MAW/SR).

(DMC)

R-han 122 Produksi Indonesia Berhasil Diujicobakan


28 Maret 2012

Roket R-Han 122 yang diujicoba telah dipasang di atas platform truk GAZ-63 (eks BM-14) dan truk Perkasa (all photos : Audrey)
Baturaja, Sumsel (ANTARA News) - Sebanyak 50 Roket R-Han 122 produksi Indonesia, berhasil diujicobakan dengan ditembakkan ke sasaran di udara, di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Rabu.

Deputi Menristek Bidang Produktivitas dan Relevansi Riset Iptek, Budi Teguh Raharjo sempat menunjukkan contoh roket R-Han 122 itu, kepada Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, sebelum melakukan uji coba roket tersebut.

Sebanyak 50 buah Roket R-Han 122 diujicobakan sebagai hasil pengembangan konsorsium dari Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri strategis, guna mendukung kemandirian roket 2014 bagi Kementerian Pertahanan.

Roket R-Han 122 memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach dan jarak tembak hingga 15 km.


Selain Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, sejumlah pejabat Pemptov Sumsel dan Pemkab OKU, beberapa petinggi TNI, antara lain Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo dan Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Numantyo ikut pula saat menyaksikan uji coba roket R-Han 122.

Usai peluncuran, Wamenhan juga berkesempatan melakukan pengecekan pada mobil peluncur roket, untuk selanjutnya akan terus dikembangkan sebagai bagian program kemandirian penyediaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) nasional.

Menurut Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenristek, Anny Sulaswatty, Roket R-Han 122 itu merupakan produksi hasil kerja sama anak bangsa Indonesia, diwujudkan melalui penelitian bersama PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana, didukung penuh Kemenristek.

Ujicoba dan demo penembakan Roket R-Han 122 itu menandai keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju kemandirian produksi roket nasional di masa depan.

Tuesday, March 27, 2012

TNI Ciptakan Prototipe Kendaraan Taktis


Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Foto ilustrasi.

Jurnas.com | TNI kini memiliki kendaraan taktis (rantis) dengan tenaga penggerak pada keempat roda (4-Wheels Drive/4x 4).

Penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (8/8).

Agus mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna. Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto menyatakan, kendaraan ini dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur.

“Kendaraan taktis milik TNI belum standar,” kata Rihananto, dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (8/8). Akibatnya, pengoperasionalan jadi rumit, dan pemeliharaan mahal. Untuk itu dibentuklah Working Group TNI guna mewujudkan suatu prototipe kendaraan taktis 4 x 4 yang cocok dengan kebutuhan satuan-satuan maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.

Ke depan, diharapkan ada keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alutsista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alutsista.
 
sumber : JURNAS

Ini Rincian Harga Sukhoi dan Pendukungnya



 
air-attack.comGambar penampang Sukhoi Su-30MKK

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadaan enam unit pesawat tempur jenis Sukhoi SU-30MK2 dari Rusia dinilai berbagai pihak, termasuk di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, terjadi dugaan penggelembungan harga atau mark up. Bahkan, masalah itu sampai dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pemerintah membantah tudingan itu. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya (TNI) Eris Herryanto menyebut pihaknya sudah menekan harga yang diajukan Rosoboron eksport selaku perwakilan pemerintah Rusia di Indonesia.
Eris menjelaskan, awalnya Rosoboron eksport mematok harga berbeda untuk tahun pengantaran yang berbeda. Satu unit pesawat yang diantar tahun 2012, kata dia, dipatok harga 55.980.000 dollar AS. Adapun pesawat yang diantar tahun 2013 seharga 59.000.000 dollar AS.
"Menurut kami itu tidak lazim harga berbeda," kata Eris saat rapat dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (26/3/2012). Selain Eris, hadir Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan para pejabat Kemenhan dan Mabes TNI.
Singkat cerita, setelah negosiasi, harga berubah. Menurut Eris, satu unit Sukhoi tanpa membedakan tahun pengantaran seharga 54.800.000 dollar AS. Tak hanya untuk biaya enam unit pesawat. Adapula biaya lain dengan total 470 juta dollar AS.
Berikut rincian harga pengadaan Sukhoi dengan pendukungnya versi Kemenhan:
1. 6 pesawat @ 54.800.000 dollar AS: 328.800.000 dollar AS
2. 12 unit engines AL-31F series 23 @ 6.490.000 dollar AS: 77.880.000 dollar AS
3. Spare parts, tools, ground maintenance: 35.147.464 dollar AS
4. Removable Role Equipment: 19.056.000 dollar AS.
5. Spare Parts for Removable Role Equipment: 1.026.223 dollar AS
6. Pyrotecnical Means: 136.512 dollar AS
7. Aircrew Equipment: 1.838.800 dollar AS
8. Training 10 pilot dan 35-50 teknisi: 6.115.000 dollar AS
Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengatakan, pihaknya baru menerima rincian harga dari pemerintah. "Selama ini hanya bentuk gelondongan. Rincian itu bisa kita cek nanti valid atau tidak," kata dia. 
 
sumber : KOMPAS

Monday, March 26, 2012

DPR Belum Teken, DP 6 Sukhoi Belum Dibayar

Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Meminta adanya investigasi dalam transaksi Sukhoi.

Jurnas.com | ENAM unit Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia rupanya belum dibayar uang mukanya. Pemerintah belum ada uang lantaran DPR belum memberi persetujuan.

“Uang muka pembelian enam Sukhoi belum dibayar, karena masih menunggu persetujuan DPR,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rapat kerja Komisi I dengan Kemhan dan TNI di DPR RI, Senin (26/3).

Pernyataan Sjafrie menanggapi Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq memersoalkan pembelian pesawat tempur Rusia itu karena tidak menggunakan state credit.

Menurutnya, daftar pembelian alutsista yang dapat dibeli dengan state credit bisa diubah sesuai kesepakatan kedua pihak. “Saya kira itu akan dijajaki Kementerian Keuangan dan Pemerintah Rusia,” kata Mahfudz.

Selain dari dalam, kendala pengadaan Sukhoi juga dari Rusia. Kata Sjafrie, Rusia menolak pembelian Sukhoi dengan state credit.

"Tidak disetujui federal service on military technical operation di Rusia. Maka pengadaan Sukhoi tetap menggunakan kredit komersial biasa. Tetapi suku cadang, persenjataan dimasukkan dalam list state credit,” katanya.

Dalam pertemuan itu, DPR tetap meminta penjelasan transaksi Sukhoi. “Ada perbedaan dengan negara tetangga Taiwan dan bedanya cukup besar,” kata Anggota Komisi I DPR RI Lily Wahid.

sumber : JURNAS

Pimpinan marinir AS singgung pangkalan di Darwin

Pimpinan marinir AS singgung pangkalan di Darwin

Senin, 26 Maret 2012 21:02 WIB | 1569 Views
Sejumlah anggota Korps Marinir Amerika Serikat dan prajurit Korps Marinir TNI-AL olah raga bersama di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (4/3). Kedatangan USMC dengan kapal perang AS USS Germantown-42 tersebut, dalam rangka kunjungan persahabatan antara AS dan Indonesia melalui jalur militer. (FOTO ANTARA/Eric Ireng)
...hanya berkekuatan satu kompi atau sekitar 250 personel akan ditambah secara bertahap menjadi satu divisi atau sekitar 2.500 personel hingga 2014....
Berita Terkait
Surabaya (ANTARA News) - Komandan Gugus Pasifik Korps Marinir Amerika Serikat (COMMARFORPAC), Letnan Jenderal Duane Thiessen, menyinggung soal keberadaan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin, Australia. Penempatan mereka di sana bertahap, mulai dari 250 personel hingga akhirnya 2.500 orang.


Hal itu diungkap Thiessen saat disambut Komandan Pasmar-1, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy B Natanegara, dalam pertemuan di Ruang VIP Lapangan Tembak FX Soepramono, Karangpilang, Surabaya, Senin.

Sebelum diterima Natanegara, orang nomor satu di jajaran Korps Marinir AS untuk kawasan Asia-Pasifik itu langsung mengelilingi Ksatrian Sutedi Senaputra di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.

Dalam kunjungannya, Thiessen menyampaikan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin Australia yang hanya berkekuatan satu kompi atau sekitar 250 personel akan ditambah secara bertahap menjadi satu divisi atau sekitar 2.500 personel hingga 2014.
Korps Marinir Amerika Serikat memiliki organisasi dan struktur pasukan tersendiri yang berbeda dengan Angkatan Darat negara itu walau hakekat penugasannya sama-sama di darat. Hal ini didasari pada filosofi penggelaran kekuatan, yaitu Korps Marinir adalah pasukan pendarat dari aspek maritim.


Sehubungan pembangunan pangkalan baru di Darwin itu, Thiessen merencanakan pasukannya latihan bersama dengan sesama marinir di negara-negara Asia, termasuk Korps Marinir TNI-AL. 

Di ASEAN, cuma Indonesia yang memiliki marinir walau masih menjadi satu kecabangan dalam tubuh TNI-AL. Filipina memiliki pasukan serupa walau tidak persis demikian.


Di sela-sela kunjungannya, Thiessen sempat terkesima melihat prajurit Pasmar-1 melaksanakan kegiatan rutin, seperti dayung, karate, lari lintas alam, kolone senapan, dan sebagainya.


November tahun lalu, Duta Besar AS untuk ASEAN, David Carden, mengatakan rencana AS untuk mengirim tambahan 2.500 pasukan ke Australia tidak akan mengakibatkan masalah bagi stabilitas keamanan di kawasan asia pasifik.


"AS dan Australia telah menjalin kerja sama pertahanan sejak 60 tahun lalu. Sudah pernah ditegaskan sebelumnya, penambahan pasukan kami di sana untuk misi penanganan situasi pascabencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi di kawasan ini. Saya rasa tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini," katanya.


Senada dengan itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scott Marciel, mengatakan dirinya ingin meluruskan pemberitaan di media mengenai sebutan "pangkalan AS" di Australia.


"Tidak ada pangkalan AS di Australia ataupun ada rencana untuk membangun pangkalan di sana. Penambahan pasukan AS tidak lain hanya untuk meningkatkan kerja sama dengan Australia dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara lain di luar kerja sama bilateral itu," katanya. 
 
sumber : Antara

BERITA POLULER