Pages

Monday, January 30, 2012

Fokus di kapal perang, PAL kejar laba 2012 Rp 46 M



JAKARTA. PT PAL Indonesia menargetkan laba perusahaan mencapai Rp 46 miliar pada 2012 ini. Target ini setelah serangkaian restrukturisasi yang dilakukan produsen kapal plat merah ini.

"Dari kalkulasi kami, tahun ini optimistis akan meraih laba. Targetnya Rp 46 miliar," ujar Direktur Utama PT PAL Indonesia Harsusanto, Senin (30/1).

Harsusanto mengatakan, proses restrukturisasi terus bergulir dan mencapai tahap krusial pada tahun ini. Dalam proses restrukturisasi, lanjutnya, PAL fokus pada pengerjaan dan modernisasi kapal perang. "Dengan dua bisnis utama itu, tahun ini kami menargetkan pendapatan perusahaan hingga Rp 1,3 triliun," ujarnya.

Menurutnya, proyek pembuatan kapal perang lebih cerah ketimbang kapal komersial. Saat ini, PAL sedang menyelesaikan pemesanan 12 kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, satu unit kapal tanker Pertamina dan satu unit kapal tanker pesanan Italia. Pemesanan kapal itu akan selesai pada 2013 mendatang.

PAL akan memakai Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 648,3 miliar untuk modal kerja perseroan. Menurut Harsusanto, dana tersebut akan dipakai untuk memperbaiki tempat reparasi bagi kapal-kapal yang menggunakan jasa galangan, mesin derek berat, dan mesin-mesin lainnya (floating dock). Dia beralasan, peralatan tersebut sudah ada yang berumur 30 tahun. 
 
sumber : kontan

KITA HARUS OPTIMIS DENGA UP GRADE F16-BLOCK 25 KE BLOCK 32 + YANG KEMAMPUANNYA MENDEKATI BLOCK 52


F-16 block 32 (photo : Defencetalk)

Berita mengenai kisruhnya hibah F-16 masih berlanjut dalam Fokus majalah.... "Ramai-ramai Sebelum Jet Datang", "Bertempur dengan F-16 block 32 Siapa takut ?" kemudian.... "Bekas Tapi Bukan Rongsokan".
Kelihatannya F-16 hibah yg diterima akan di upgrade menjadi F-16 block 32+ yg berkemampuan mendekati block 52.
Upgrade meliputi:
  • Mesin menjadi PW-220E
  • Radar dan operational flight plan setara dengan block 50/52
  • peralatan pemandu navigasi terbaru, memadukan INS/GPS dan berakurasi tinggi
  • HUD terbaru, kompatibel dgn Mounted Cueing System dan NVG
  • Mampu menggunakan targeting POD canggih (Sniper/Litening)
  • RWR dan chaff flare dispenser standar USAF
  • 2 layar warna dan layar digital moving map (seperti pada block 52)
Kapasitas angkut persenjataan dan penggunaan conformal tank yg menjadi pembeda dengan block 52

Kalau Radar dan operational flight plan setara dengan block 50/52 yaitu APG-68(v)9 dengan kemampuan mencari 160 mil laut, berarti kita setidaknya bisa mengimbangi f16 C/D block 50/52 punya singapura,Grifen,sukhoi MKI.

Dan Menurut informasi dari kemenham melalui menhan seperti yang di beritakan di media online juga mengupgrade persenjataan yang dibawanya, avionik, air frame, dan enjinenya artinya F16 bock 25 yang di upgrade ke Block 32+ itu mampu membawa persenjataan sebagai berikut:


AGM-65 Maverick
Air-to-ground missile

AGM-84 Harpoon
Anti-ship missile

AIM-120 AMRAAM
Advanced Medium Range Air-to-Air Missile

AIM-7 Sparrow
Medium Range Air-to-Air Missile

AIM-9 Sidewinder
Short Range Air-to-Air Missile

AN/AAQ-13 & AN/AAQ-14 LANTIRN
Navigation & Targeting Pod

GBU-31 and GBU-38 JDAM
Joint Direct Attack Munition
M61 A1 Vulcan
20mm gatling gun system
Other Armament
US Tri-Service Designation System Electronic Equipment
US Tri-Service Designation System Guided Missiles

Semoga Upgrde bukan hanya upgrdenya saja tapi persenjataan diatas harus dibeli kalau tidak, .. baik yang bekas atau baru seperti layaknya macan ompong.  

Perlu diketahui kita sudah punya 10 unit Sukhoi (6 unit sudah diorder menunggu kedatangan), 10 F16 A/B block 15 OCU (24 unit f16-block 25 diupgrade ke block 32 + sedang proses dan dikabarkan f16 sebelumnya yang kita miliki akan di upgrade juga), 16 unit T50 golden eagle (baby F16) dari korsel menunggu kedatangan, 16 unit super tucanno menunggu kedatangan, kedepan RI melalui kemhan berencana membeli 180 unit varian sukhoi dan TNI AU berminat terhadap sukhoi 35 BM dan T50 Pakfa, RI juga Joint production dan TOT dengan korsel dalam pembuatan F33/IFX/KFX , RI direncanakan mendapat 50 unit f33.

Semoga paparan diatas bisa bermanfaat bagi kita semua.

wasalam 
by IWJ
Indonesia defence 2012




Sunday, January 29, 2012

F-16 Armament

sumber :http://www.f-16.net/f-16_armament.html


Weapons, Targeting/Navigation Pods, and external stores



AGM-65 Maverick
Air-to-ground missile
AGM-84 Harpoon
Anti-ship missile
AIM-120 AMRAAM
Advanced Medium Range Air-to-Air Missile
AIM-7 Sparrow
Medium Range Air-to-Air Missile
AIM-9 Sidewinder
Short Range Air-to-Air Missile
AN/AAQ-13 & AN/AAQ-14 LANTIRN
Navigation & Targeting Pod
GBU-31 and GBU-38 JDAM
Joint Direct Attack Munition
M61 A1 Vulcan
20mm gatling gun system
Other Armament
US Tri-Service Designation System Electronic Equipment
US Tri-Service Designation System Guided Missiles  

Russian Military to Buy 60 Italian Tactical Vehicles


Light multirole armored vehicles (LMV) from Iveco
16:36 24/01/2012
MOSCOW, January 24 (RIA Novosti)
Russia signed a deal with Italy in December on the semi-knocked down assembly of 60 Lynx light multirole armored vehicles (LMV) from Iveco, Deputy Defense Minister Alexander Sukhorukov said on Tuesday.
“The deal was signed in December. Italy will supply kits that will be assembled at a joint enterprise in [central] Russian city of Voronezh,” Sukhorukov said.
Four vehicles were earlier acquired and brought to Russia for comparative tests with Russian analogues, he said.
“They displayed better characteristics than the vehicles we are currently using,” Sukhorukov said.
The LMV M65 is a light multirole armored vehicle developed in 2001 by Iveco Defense Vehicles. It is designed primarily for strategic and tactical mobility with a high level of protection against anti-tank and anti-personnel mines.
Russian military currently exploits Tigr (Gaz-2330) light armored vehicles manufactured at Russia's Gorkovsky automobile plant (GAZ) and Arzamas machinery plant (AMZ)

sumber RIA NOVOSTI

Panglima TNI: Kalau Peralatan Militer Tidak Berguna, Kita Tidak Beli


Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (kanan), dan Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, berbincang saat pertemuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1). (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ss/ama/12)

30 Januari 2012, Jakarta: Pinjaman luar negeri untuk belanja peralatan militer masih tersisa 80 persen. Dubes Rusia mewakili negaranya yang meminjamkan US$ 1 miliar kepada Indonesia sempat mempertanyakan pinjamannya yang tidak terserap dengan baik itu.

Panglima TNI, Laksamana (TNI) Agus Suhartono mengatakan peralatan militer dengan pinjaman luar negeri disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. “Kalau kita beli senjata dari pinjaman luar negeri, kita hitung secara benar, bisa digunakan apa tidak,” kata Agus Suhartono kepada itoday, sebelum rapat dengan Komisi I DPR, Jakarta, Senin (30/1).

Menurut Agus, pembelian peralatan militer dari pinjaman luar negeri tidak seharusnya dibelanjakan semua. “Kalau peralatan militer itu tidak bisa digunakan, kita tidak membeli,” paparnya.

Ia juga mengatakan, selama ini, pemerintah tidak menyalahi perjanjian dengan Rusia dalam pinjaman pembelian peralatan militer.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Komisi I DPR kedatangan Dubes Rusia yang mempertanyakan pinjaman US$1 miliar ke pemerintah Indonesia untuk pembelian peralatan militer, tapi baru digunakan US$200, sisanya RpUS$800 masih belum dibelanjakan.

Enggartiasto Kritik Ketergantungan Pemerintah pada Dana Asing

Anggota Komisi I DPR RI Enggartiasto Lukita mengkritik kegemaran pemerintah yang terus meminjam dana dari asing, termasuk dalam upaya pembiayaan modernisasi alutsista TNI.

"Meski modelnya atau namanya berubah-ubah, dulu istilahnya kredit ekspor (KE), terus berubah lagi APP, terus sekarang berubah lagi istilahnya menjadi Pinjaman Luar Negeri (PLN) tetap saja itu judulnya pinjam dana asing," tegas Enggartiasto dalam rapat gabungan antara Menhan, Menkeu, dan Panglima TNI soal pembiayaan modernisasi alutsista TNI di Komisi I DPR, Senin (30/1).

Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan pembiayaan modernisasi alutsista TNI hingga 2014 dari sumber pendanaan PLN sebesar 6,5 miliar dolar AS.

Enggartiasto pun mempertanyakan, kenapa pembiayaan modernisasi alutsista TNI itu tidak dilakukan lewat pinjaman dalam negeri (PDN) saja. Karena sesungguhnya banyak sumber pendanaan PDN yang bisa dimaksimalkan. Sehingga selain menekan ketergantungan dari dana asing, ini juga menjadi tekad kuat bagi kemandirian bangsa ini.

"Dulu saya dengar Bank Mandiri saat dipimpin Pak Agus Martowardojo ini telah menawarkan untuk pinjaman PDN untuk keperluan produksi alutsista bagi BUMN. Kenapa itu tidak didorong ke arah sana saja. Terlebih saat ini Menteri Keuangannya Bapak sendiri. Dengan demikian kita tidak lagi ketergantungan dana asing untuk melakukan modernisasi alutsista bagi TNI ini," tegas politisi Golkar ini.

Lebih lanjut Enggartiasto mengatakan, perlunya pemerintah terus menekan ketergantungan pinjaman dana dari luar negeri, untuk berbagai keperluan pembangunan dalam negeri, termasuk soal modernisasi alutsista TNI ini. Terlebih selama ini Presiden sendiri yang menyatakan demikian.

"Sehingga itu jangan lagi sekadar janji dan statement saja. Tetapi harus diwujudkan dalam komitmen yang nyata. Karena semakin kita ketergantungan dana asing, membuat kita kian tidak berdaya atas peranan asing dalam urusan dalam negeri kita ini," tegasnya.

Sumber: Indonesia Today/Jurnal Parlemen

Kopaska Dan Pasukan Khusus AL Rusia Gagalkan “Perompakan” di KM Multi Prima-1



30 Januari 2012, Surabaya: Kesibukan aktifitas pelayaran di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) terganggu dengan adanya aksi “perompakan” di KM Multi Prima-1 yang sedang lego jangkar di sekitar pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, belum lama ini Jum’at (20/01). Setelah mendapat kontak, aksi “perompakan” itu direspon oleh Satuan komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim dengan menerjunkan satu tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS), tim ini didukung oleh pasukan khusus AL Rusia dari kapal perang Russian Navy RFS Admiral Panteleev-548 yang sedang bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Tim VBSS Kopaska yang dibekali dengan senjata lengkap meluncur ke arah KM Multi Prima-1 menggunakan kendaraan air cepat yang biasa disebut Sea Rider, demikian juga tim VBSS dari pasukan Khusus AL Rusia bergerak bersama-sama menuju kapal yang sedang dibajak tersebut. Dua tim pasukan khusus AL dua negara tersebut bergerak mendekati kapal dari arah buritan lambung kanan dan kiri. Penyergapan mendadak dan sangat cepat itu mengejutkan para perompak yang ada di atas kapal. Hal itu menimbulkan konsentrasi mereka menjadi terpecah, sehingga tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat dengan mudah menaiki kapal.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi tim gabungan untuk melumpuhkan 6 orang perompak yang menyandera awak kapal KM Multi Prima-1. Sekitar 5 menit tim Kopaska dan pasukan khusus AL Rusia dapat menguasai obyek-obyek vital yang ada dikapal seperti Anjungan, Ruang Mesin dan Kemudi Darurat. Nahkoda kapal dan seluruh Anak Buah Kapal (ABK) dapat dibebaskan dengan selamat dan 6 orang perompak tersebut berhasil dilumpuhkan.


Kejadian tersebut merupakan skenario latihan bersama antara Kopaska Koarmatim dan Russian Navy dalam rangka kunjungan persahabatan selama tiga hari kapal perang Rusia RFS Admiral Panteleev di Surabaya. Latihan bersama itu disaksikan oleh Perwira Staf Operasi (Pasops) Satkopaska Koarmatim Letnan Kolonel Laut (P) Sri Gunanto, Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, Atase Pertahanan (Athan) Rusia untuk Indonesia Vladimir Avanasenkov. Selain itu, kedua pasukan khusus AL kedua negara juga menampilkan pameran persenjataan yang mereka gunakan di dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak.

Tentara AL Rusia itu menunjukan persenjataan yang mereka gunakan dalam operasi anti pembajakan dan terorisme di laut, seperti dalam pelaksanaan operasi pembebasan kapal tanker Moscow University pertengahan 2010. Kapal Tanker tersebut milik Rusia yang di bajak perompak Somalia di sekitar Teluk Aden. Kapal Tanker ini membawa muatan minyak mentah sebanyak 86 ribu ton bernilai USD50 juta atau sekitar Rp. 454 miliar (Rp. 9,080 per dolar). Pasukan khusus Rusia yang berada di RFS Admiral Panteleev, berhasil membebaskan 23 pelaut Rusia dan menangkap para pembajak.

Sumber: Koarmatim

Panglima TNI : Opsi Pembelian Tank Akan Digelar



Main Battle Tank Rusia, T-90E (versi ekspor). Unit barunya dijual sekitar US$ 2,23 juta, nyaris sama dengan tank Leopard bekas pakai AD Belanda. (Foto: Uralvagonzavod)

JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, banyak opsi untuk membeli tank guna melengkapi alutsista TNI AD. Oleh karena itu, menurut Agus, tidak perlu berpolemik mengenai rencana pembelian tank Leopard.

"Kan memang belum final," ujar Agus di DPR RI, Jakarta, Senin (30/1). Penjelasan menyeluruh mengenai rencana pembelian alutsista memang harus dilakukan sebelum memutuskan pilihan bersama-sama DPR.

"Kalau mau beli peralatan itu kan ada opsinya. Banyak. A, B, C, semuanya digelar, lalu mana yang cocok, nah itu baru dibeli," kata Agus. Agus memastikan ada banyak opsi yang dapat dibahas dan dipilih bersama DPR.

Ditanya mengenai opsi membeli tank T-90 dari Rusia, Panglima TNI menjawab "Ya, itu salah satu. Tapi kan ada banyak sekali opsi,". Dia menilai tank medium yang dikembangkan PT Pindad pun menjadi opsi menarik untuk dilirik. "Bagus sekali kalau bisa dibuat didalam negeri," katanya.

Meski begitu, Agus menjelaskan bahwa ada aturan untuk pembelian alutsista produksi dalam negeri dan luar negeri. "Kalau bisa di produksi didalam negeri, ya harus dalam negeri. Kalau tidak bisa dalam negeri, harus joint production. Kalau joint production tidak bisa, baru beli dari luar negeri. Itu ada pedomannya. Kami ikuti itu saja. Kita lihat nanti seperti apa perkembangannya," kata Agus.

Sebelumnya, rencana pembelian tank tempur utama Leopard sempat jadi polemik karena DPR menolak rencana TNI AD itu. DPR beralasan, tank Leopard tidak sesuai untuk kondisi medan di Indonesia.

Sumber : VIVANEWS.COM

BERITA POLULER