Pages

Thursday, January 19, 2012

KASAD: MBT Leopard 2A6 Cocok untuk Indonesia

VIVAnews - Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
menyatakan Tank Leopard asal Belanda
cocok untuk kawasan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia.
Edhie menjelaskan bila dilihat dari
negara-negara Asia Tenggara, beberapa
negara sudah memiliki tank berat.
Seperti Malaysia, Singapura, Vietnam
dan Kamboja,
"Itu mereka tinggal di kawasan yang
sama dengan kita, kebetulan kita di
pulau tapi kawasan daratannya sama
hutannya sama. Apakah jalan-jalan kita
tidak lebih baik dari mereka," kata
Pramono Edhie di Mabes TNI, Jakarta,
Rabu 18 Januari 2012.
Menurut Edhie, untuk menentukan tank
kelas berat jenis Leopard, pihaknya
sudah melakukan penelitian, termasuk
menanyakan kepada pihak-pihak yang
mumpuni soal alutsista. Apalagi
kebutuhan akan Leopard juga
merupakan permintaan si pemakai
yakni Batalyon Kavaleri.
"Saya hukumnya wajib mencari, jadi
saya persilakan untuk melihat tank
berat yang ada dan untuk dipelajar. Jadi
ada urutannya," ujar Edhie.
Jenderal Edhie mengakui memang
belum memberikan penjelasan terkait
pengadaan tank Leopard asal Belanda
ini kepada DPR. Namun ia menegaskan
kebutuhan akan tank kelas berat
berjenis Leopard adalah permintaan
pengguna.
"Jadi teknis saya tanyakan ke pengguna,
saya juga tidak lebih mahir dari kavaleri
jadi bicara masalah teknis mereka yang
punya, kalau mereka minta ya saya
adakan," ujarnya.
Soal tank Leopard ini Wakil Ketua
Komisi I, Tubagus Hasanuddin,
mengungkapkan penolakan DPR.
Berbeda dengan KSAD, dari hasil
penelitian dan analisa DPR, tank
Leopard tidak cocok untuk kontur alam
Indonesia . (umi)
© VIVAnews

Keunggulan MBT leopard 2A6

VIVAnews - Indonesia merencanakan
menambah kekuatan militernya.
Rencananya, 100 tank jenis Leopard
2A6 akan dibeli pemerintah dari
Belanda.
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal
Pramono Edhie Wibowo, menyatakan
Leopard asal Belanda cocok untuk
kawasan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia.
Leopard 2 ini merupakan tank andalan
Jerman pada masa lalu. Tank tempur
utama Jerman ini merupakan
pengembangan dari Leopard 1,
dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada
awal 1970. Tank ini pertama kali
digunakan pada 1979. Dan kini sudah
lebih dari 3.480 Leopard 2 telah
diproduksi.
Angkatan Darat Jerman pertama kali
menggunakan Leopard 2 dalam perang
di Kosovo. Tank ini juga pernah
digunakan pasukan Kanada dan
Denmark di Afganistan.
Leopard tipe 2A6 ini merupakan salah
satu tank tempur terbaik di dunia.
Bahkan, laman www.military-
today.com menyebutkan kualitas tank
ini melebihi tank jenis Abrams M1A 2,
Challenger 2 dan Leclerc dalam hal
perlindungan, daya tembak dan
mobilitas.
Leopard 2A6 ini juga dilindungi bahan
lapis baja generasi terbaru. Dan lebih
canggih dibanding pendahulunya, tipe
2A5.
Untuk persenjataan, Leopard 2A6
menggunakan kanon Rheinmetall
kaliber 120 mm. Senjata ini dirakit
sesuai dengan standar NATO. Selain
itu, tank ini memiliki persenjataan
sekunder berupa senapan mesin
kaliber 7,62 mm.
Kendaraan tempur ini dapat diisi 4
orang yakni komandan, penembak,
pengisi peluru, dan sopir. Mesinnya,
diesel MTU turbocharged dengan 1.500
tenaga kuda. Tank berbobot 62,3 ton
ini memiliki panjang 7,7 meter, lebar 3,7
meter, dan tinggi 3 meter.
© VIVAnews

Keunggulan MBT leopard 2A6

VIVAnews - Indonesia merencanakan
menambah kekuatan militernya.
Rencananya, 100 tank jenis Leopard
2A6 akan dibeli pemerintah dari
Belanda.
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal
Pramono Edhie Wibowo, menyatakan
Leopard asal Belanda cocok untuk
kawasan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia.
Leopard 2 ini merupakan tank andalan
Jerman pada masa lalu. Tank tempur
utama Jerman ini merupakan
pengembangan dari Leopard 1,
dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada
awal 1970. Tank ini pertama kali
digunakan pada 1979. Dan kini sudah
lebih dari 3.480 Leopard 2 telah
diproduksi.
Angkatan Darat Jerman pertama kali
menggunakan Leopard 2 dalam perang
di Kosovo. Tank ini juga pernah
digunakan pasukan Kanada dan
Denmark di Afganistan.
Leopard tipe 2A6 ini merupakan salah
satu tank tempur terbaik di dunia.
Bahkan, laman www.military-
today.com menyebutkan kualitas tank
ini melebihi tank jenis Abrams M1A 2,
Challenger 2 dan Leclerc dalam hal
perlindungan, daya tembak dan
mobilitas.
Leopard 2A6 ini juga dilindungi bahan
lapis baja generasi terbaru. Dan lebih
canggih dibanding pendahulunya, tipe
2A5.
Untuk persenjataan, Leopard 2A6
menggunakan kanon Rheinmetall
kaliber 120 mm. Senjata ini dirakit
sesuai dengan standar NATO. Selain
itu, tank ini memiliki persenjataan
sekunder berupa senapan mesin
kaliber 7,62 mm.
Kendaraan tempur ini dapat diisi 4
orang yakni komandan, penembak,
pengisi peluru, dan sopir. Mesinnya,
diesel MTU turbocharged dengan 1.500
tenaga kuda. Tank berbobot 62,3 ton
ini memiliki panjang 7,7 meter, lebar 3,7
meter, dan tinggi 3 meter.
© VIVAnews

DPR Ogah Merestui Leo

VIVAnews - Rencana pembelian tank
Leopard bekas dari Belanda belum juga
mendapat restu dari Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Tentangan tak hanya
datang dari anggota Komisi I, tapi juga
unsur pimpinan Dewan.
Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung
mengatakan, salah satu yang menjadi
pokok keberatan adalah soal harga.
Dana US$280 juta akan ditukar dengan
100 unit tank Leopard, dianggap
kelewat mahal.
"Kalau mau beli tank, simpel saja, kalau
harga terlalu mahal dibandingkan saja.
DPR bisa mengecek. TNI memang perlu
persenjataan yang lebih kuat, (tapi)
jangan sampai ditunggangi agar tidak
menimbulkan kecurigaan. Tawarkan ke
semua produsen," kata dia, Kamis 19
Januari 2012.
Politisi PDIP itu menduga, pemerintah
belum solid sehingga belum siap
memproduksi alat utama sistem
pertahanan (alutsista) di dalam negeri.
"Industri dalam negeri harus didorong,
kita harus malu dengan anak-anak
SMK. Harus ada political will , saya yakin
kita mampu. Tank bukan teknologi
canggih. Harus ada blue print, harus
ada keinginan politik," kata dia.
Perang urat syaraf pemerintah-DPR
tentang pembelian Leopard bekas asal
Belanda tak kunjung berakhir.
Kemarin, Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Pramono Edhie Wibowo
menjawab soal kekhawatiran para
politisi.
Pertama, soal cocok tidaknya Leopard
digunakan di Indonesia. Jenderal Edhie
mengatakan, tank yang sama juga
digunakan di negara-negara tetangga,
Malaysia, Singapura, juga Kamboja.
"Mereka tinggal di kawasan yang sama
dengan kita. Kebetulan kita di pulau
tapi kawasan daratannya sama
hutannya sama. Apakah jalan-jalan kita
tidak lebih baik dari mereka," kata
Pramono Edhie di Mabes TNI, Jakarta,
Rabu 18 Januari 2012.
Kenapa tidak memakai buatan dalam
negeri? "Untuk tank berat (teknologi)
kita belum mampu," kata dia.
Soal harga, pihak pemerintah
berpendapat, ini justru kesempatan
mendapatkan alutsista murah.
Mumpung Belanda mengobral tank
mereka, sebagai langkah penghematan
gara-gara hantaman krisis Eropa. (umi)
viva news

Tiga Kapal Perang Rusia Merapat di Surabaya

VLADIVOSTOK, KOMPAS.com — Iring-
iringan kapal militer dari Armada Pasifik
Rusia dijadwalkan merapat di Surabaya,
Kamis (19/1/ 2012) ini. Konvoi dipimpin
kapal perusak Admiral Panteleyev.
Demikian dinyatakan juru bicara Armada
Pasifik Rusia di Vladivostok, Kamis, seperti
dikutip kantor berita RIA Novosti. Admiral
Panteleyev akan diiringi kapal tunda
penyelamat Fotiy Krylov dan kapal tanker
Boris Butoma.
Kapal-kapal tersebut mampir di Indonesia
dalam perjalanan pulang menuju pangkalan
mereka di Vladivostok, Rusia timur jauh,
setelah sebelumnya menjalankan misi
antiperompak di Teluk Aden, dekat perairan
Somalia.
Seperti diberitakan sebelumnya, tugas
Admiral Panteleyev di Teluk Aden sudah
digantikan kapal perusak Admiral Tributs.
Selama di Surabaya, para perwira dan
pelaut dari tiga kapal ini akan bertemu
dengan para perwira dan prajurit TNI AL,
dan berjalan-jalan keliling kota.
Menurut siaran pers Pangkalan Utama TNI
AL (Lantamal) V Surabaya, Rabu
(18/ 1/2012), tiga kapal Rusia tersebut akan
berada di Surabaya selama sekitar empat
hari, dan dijadwalkan baru bertolak pada
Minggu (22/ 1/2012).
Selain berkunjung ke Panglima Armada
Timur TNI AL dan Wali Kota Surabaya, para
perwira dan personel AL Rusia akan
melakukan berbagai latihan bersama
dengan kolega mereka dari TNI AL.
Admiral Panteleyev adalah salah satu dari
kapal perusak kelas Udaloy yang
dioperasikan AL Rusia. Kapal sepanjang 163
meter ini dirancang untuk misi antikapal
selam dan dianggap setara dengan kapal
perusak kelas Spruance dari AL Amerika
Serikat.
Kapal ini dipersenjatai dengan rudal
antikapal selam SS-N- 14, rudal antipesawat
SA-N- 9 Kinzhal, dan rudal antikapal
permukaan SS-N-22 Sunburn.
Di samping itu juga ada meriam 100 mm
berlaras ganda, empat senapan mesin
gatling 30 mm, sistem pertahanan jarak
dekat CIWS Altair CADS-N-1, dan dua
peluncur roket kaliber 213 mm antikapal
selam RBU 6000, serta dua tabung peluncur
torpedo Type-53.
Kapal perang ini juga dilengkapi hangar
dan dek pendaratan helikopter untuk
membawa dua helikopter Kamov Ka-27
Helix. (RIA Novosti/ naval-technology.com/
DHF)
sumber kompas

Pramono: Pemerintah tak Transparan soal Leopard

 Leopard 2A6
NILAH.COM, Jakarta - Pimpinan DPR meminta pemerintah transparan dengan rencana pembelian tank Leopard dari Belanda. Pemerintah dianggap tidak solid sehingga merembet ke DPR yang menolak rencana tersebut.

"Apakah TNI butuh yang kuat iya, kami harus dorong. Tapi supaya mekanisme tidak dimanfaatkan, maka harus dibuat terbuka dan transparan. Jangan hanya dari satu produsen tapi yang lain tidak," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anum di gedung DPR, Kamis (19/1/2012).

Menurut dia, persoalan ini menjadi rumit karena adanya kepentingan-kepentingan. Ada kecurigaan sesuatu terjadi dari pembelian tank tersebut. "Sebenarnya ini menjadi persoalan rumit ketika banyak interes di dalamnya. Ada quote and quote 'sesuatu'. Kalau butuh, tapi harganya terlalu mahal dan bisa dicek apa terlalui mahal," tuturnya.

Pramono juga menilai, pemerintah tidak akur sehingga persoalan ini berdampak pada ketidaksetujuan anggota DPR terutama Komisi I. "Internal pemerintah tidak solid, sehingga membuat DPR kenapa tidak menyetujui," tambahnya.[yeh

sumber : inilah.com

BERITA POLULER