Pages

Thursday, January 5, 2012

Efektifkah sanksi baru AS terhadap Iran?

AS dan rezim Zionis Israel
menggunakan berbagai cara untuk
menekan Iran dari berbagai sisi.
Belum lama ini AS mendesak Dewan
Keamanan PBB untuk menjatuhkan
sanksi baru atas Iran, namun
membentur dinding karena tidak
disetujui anggota lainnya.
Para anggota dewan keamanan menilai
tudingan baru AS terhadap Iran
mengenai program nuklir Iran yang
dijadikan alasan untuk menjatuhkan
sanksi baru terhadap Tehran tidak
memadai.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat,
Barack Obama Sabtu (31/12)
menandatangani sanksi baru anti Iran
yang dirilis Kongres negara ini. The
Wall Street Journal menilai tindakan
Obama tersebut akan memperparah
ketegangan di Teluk Persia.
Keputusan baru Washington ini
disusun untuk memaksa negara dunia
memilih bertransaksi dengan Iran atau
Amerika. Undang-undang tersebut
akan diberlakukan 60 hari mendatang,
namun khusus transaksi minyak baru
berlaku enam bulan mendatang.
Di dalam negeri AS sendiri, mayoritas
pengamat ekonomi dunia
memperingatkan dampak ekonomi bagi
kebijakan seperti ini terutama bagi
Negeri Paman Sam yang sedang dililit
krisis ekonomi.
Lalu efektifkah seruan AS untuk
mengembargo industri minyak Iran di
tingkat dunia. Korea Selatan
menyatakan bahwa negaranya akan
tetap mengimpor minyak dari Iran.
Begitu juga dengan Turki dan negara
lainnya. Perusahaan Minyak Nasional
Iran (NIOC) baru-baru ini
memperpanjang kontrak untuk
mengekspor minyak mentah ke Turki
hingga tahun 2012, di tengah tekanan
Barat yang memberlakukan sanksi
terhadap Tehran.
NIOC memperbaharui kontrak ekspor
minyak mentah dengan sejumlah
perusahaan minyak Turki, termasuk
Tubrash, importir minyak terbesar
Turki, sampai akhir 2012. Perusahaan-
perusahaan Turki terus
memperpanjang transaksi dengan
Tehran di tengah sanksi anti-Iran oleh
negara-negara Barat.
Turki merupakan pasar potensial untuk
ekspor minyak mentah Iran ke Eropa.
Pada tahun 2011, pembelian Turki dari
Iran mencapai 150.000 barel per hari
dan impor harian diperkirakan akan
meningkat menjadi 200.000 barel pada
tahun 2012.
Sementara itu, Uni Eropa masih
menunda embargo minyak Iran,
sehingga bisa menemukan alternatif
pemasok minyak ketika kebutuhan
minyak di Eropa mencapai puncak
permintaan.sumber (IRIB Indonesia/PH )

Imbas Pengurangan Anggaran Pertahanan AS Boeing tutup Pabrik di Wicita

Boeing Tutup Pabrik,
2000-an Karyawan
Kena PHK
Wichita, 13:52 Thu, 5 Jan 2012
Jurnas.com | PERUSAHAAN pembuat
pesawat terbang asal Amerika Serikat,
Boeing, Rabu waktu setempat,
mengumumkan rencananya untuk
menutup pabrik di Wichita, Kansas,
sebelum akhir 2013. "Ini keputusan
sulit, namun harus diambil
berdasarkan analisis kondisi pasary
masa kini dan masa depan," kata Wakil
Presiden Direktur Divisi Pemeliharaan,
Modifikasi dan Peningkatan "Boeing
Defense, Space and Security " (BDS),
Mark Bass.
Ia menambahkan, analisis itu juga
mengkaji kemampuan Boeing agar
tetap kompetitif dan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dengan solusi
terbaik dan terjangkau.
Pengumuman tersebut membuat 2.160
orang karyawannya harus kehilangan
pekerjaan di pabrik Boeing di Kansas,
tempat pangkalan Sistem Transportasi
dan Eksekutif Global perusahaan itu.
Fasilitas tersebut juga menyediakan
sarana pendukung untuk perencanaan
penerbangan dan logistik yang
terintegrasi.
Berdasarkan rencana baru Boeing,
bagian pemeliharaan, modifikasi dan
sarana pendukung pesawat akan
dipindahkan ke fasilitas Boeing di San
Antonio. Sementara pekerjaan
rekayasa akan ditempatkan di instalasi
di Oklahoma City.
Alasan utama di balik penutupan
fasilitas di Wichita adalah pengurangan
dana US$500 miliar dari anggaran
pertahanan dalam 10 tahun
mendatang. "Pada masa pengurangan
anggaran pertahanan seperti saat ini,
ditambah pergeseran prioritas
konsumen, Boeing memutuskan untuk
menutup operasinya di Wichita demi
mengurangi biaya, meningkatkan
efisiensi dan mendorong daya saing,"
kata Bass.
Dalam lima tahun terakhir, kontrak di
fasilitas Wichita telah jatuh tempo atau
mendekati akhir dan fasilitas tersebut
tidak layak mendukung kelangsungan
bisnis terutama tuntutan menciptakan
struktur biaya yang terjangkau demi
memelihara dan memperoleh bisnis
baru.
Antara/Xinhua /OANA
Jurnas

Hibah Hercules dari Australia

Indonesia Dapat Hibah
4 Hercules dari
Australia
Jakarta - Pemerintah Indonesia kembali
mendapatkan hibah pesawat tempur. Kali
ini, 4 pesawat hercules seri C130 seri H
akan dihibahkan dari Australia untuk
kepentingan pertahanan Indonesia.
"Iya betul," kata Menhan Purnomo
Yusgiantoro saat dikonfirmasi soal kabar
penerimaan 4 pesawat itu di Kantor
Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Kamis
(5/1/ 2012).
Menurut Purnomo, pesawat jumbo itu
akan dibawa ke Tanah Air setelah
melewati proses renovasi. Namun
pemerintah masih harus menyiapkan
dananya terlebih dahulu.
"Anggaran itu kan sudah diketok untuk
2012, nanti akan kita persiapkan untuk
APBN Perubahan," ungkapnya.
Lebih lanjut Purnomo menerangkan,
pesawat tersebut akan digunakan untuk
penanggulangan bencana dan
kepentingan transportasi pasukan. Meski
bekas, pesawat itu dijamin masih bagus.
"Seri C130 seri H, bagus itu masih bagus.
Seri pertama kan A, B, C, D ini ada seri
H," urainya.
Berapa biaya untuk renovasi pesawat?
Purnomo belum bisa memastikan. Yang
jelas, dana yang diperlukan berada di
kisaran ratusan miliar.
"Sebenarnya bolanya di kita, dan dananya
nggak besar. Ratusan miliar sajalah,"
ungkapnya.
sumber: detik

Pangkalan kapal selam TNI-AL dibangun di Teluk Palu

Donggala, Sulteng (ANTARA News) -
TNI Angkatan Laut sedang
membangun sebuah pangkalan
khusus untuk kapal selam dan kapal-
kapal perang di Teluk Palu.
"Pembangunannya sudah dimulai
tahun 2011 di dermaga Pangkalan TNI
AL (Lanal) Kelurahan Loli, Kota Palu,"
kata Dan Lanal Palu Kolonel Laut (P)
Budi Utomo kepada ANTARA di
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI)
Donggala, sekitar 35 km utara Kota
Palu, Kamis.
Menurut dia, pemerintah Provinsi
Sulawesi Tengah dan Pemkot Palu
telah membantu TNI AL berupa lahan
seluas tiga hektare untuk
mengembangkan Dermaga Lanal di
Loli tersebut menjadi pangkalan
kapal-kapal selam dan KRI.
Di atas lahan tersebut, TNI AL akan
membangun berbagai sarana dan
fasilitas untuk kepentingan pelayanan
terhadap alutsista TNI AL itu agar
bisa berfungsi maksimal sebagai
tempat istirahat, perbaikan dan
pengisian logistik kapal-kapal selam
dan kapal perang.
Fasilitas yang sedang dan akan
dibangun adalah asrama untuk awak
kapal dan juga sarana dan fasilitas
untuk perbaikan kapal.
"Pangkalan itu sekarang sudah bisa
digunakan hanya belum maksimal.
Sudah pernah diuji coba dengan
kapal selam dan sudah rutin
digunakan oleh KRI-KRI yang
beroperasi di alur laut kepulauan
Indonesia (ALKI) III Laut Banda," ujar
Budi.
Menurut Budi, Dermaga Lanal Palu di
Loli ini merupakan pangkalan kapal
selam satu-satunya di luar Jawa.
Teluk Palu ini dipilih karena lokasinya
yang sangat strategis dan konfigurasi
alur lautnya yang istimewa dan tidak
terdapat di teluk lain di Indonesia
bahkan mungkin di dunia.
"Alur laut teluk Palu mulai dari Laut
Banda sampai Loli mencapai panjang
30 kilometer dengan lebar 10 km dan
kedalaman 400 meter. Ini sangat
istimewa, sehingga raksasa sekelas
kapal induk Amerika Serikat pun bisa
masuk di sini," ujarnya.
Lokasinya juga strategis karena jarak
ke Malaysia 300 kilometer dan ke
Makassar juga 300 kilometer, jadi
berada di tengah-tengah dua titik
penting dalam strategi pertahanan
nasional.
"Kondisi perairan Teluk Palu ini pun
tidak akan terpengaruh oleh kondisi
cuaca dan iklim bagaimanapun yang
terjadi di ALKI III. Jadi teluk ini sangat
cocok untuk dijadikan tempat parade
kapal perang seperti yang pernah
dilaksanakan di Manado," ujarnya.
Ketika ditanya berapa dana yang
dikucurkan dan kapan pembangunan
pangkalan kapal selam ini selesai dan
beroperasi penuh, Budi Utomo
mengaku tidak tahu karena hal itu
tergantung pada pendanaan dari
Mabes TNI AL.
"Dana pembangunannya dikucurkan
bertahap dari Mabes. Proyeknya ada
di Mabes, kami hanya menerima
saja," ujar Budi disela-sela acara
penyerahan kapal bantuan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
kepada para nelayan dari lima
kabupaten di Sulteng.
Ia juga tidak menyebutkan berapa
kapal selam yang akan berpangkalan
di Dermaga Loli ini, namun menyebut
bahwa dalam waktu dekat ini, TNI AL
akan membeli tiga kapal selam baru
dan tidak tertutup kemungkinan
kapal-kapal itu akan ditempatkan di
pangkalan Loli ini.
sumber : Antara

Ekonomi Indonesia 2011 menggembirakan

Kamis, 5 Januari 2012 14:08
Jakarta (ANTARA
News) - Menteri
KeuanganAgus
Martowardojo
mengumumkan hasil kinerja realisasi
APBN-P 2011 yang cukup
menggembirakan, atau berada pada
tingkat aman untuk mendukung
pencapaian pembangunan nasional.
"Kinerja realisasi APBN-P 2011 aman
karena berbagai indikator ekonomi
makro 2011 seperti optimisme
perekonomian Asia di tengah krisis
global," kata Agus Martowardojo dalam
jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Salah satu contoh dari optimisme
perekonomian tersebut adalah
peningkatan ekspor pada Januari
hingga November 2011 sebesar 32,04
persen dibanding periode yang sama
tahun 2010.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
hingga triwulan ketiga tahun 2011
mencapai 6,5 persen, sehingga
diperkirakan pertumbuhan ekonomi
2011 dapat mencapai 6,5 persen sesuai
dengan target pertumbuhan ekonomi
APBN-P 2011.
Tingkat inflasi 2011 terkendali pada
level 3,79 persen "year on year", ini
lebih rendah dari target inflasi dalam
APBN-P 2011 sebesar 5,65 persen "year
on year".
Sejalan dengan rendahnya inflasi, rata-
rata tingkat suku bunga SPN-3 bulan
sebagai acuan pembayaran bunga
utang pemerintah dalam tahun 2011
mencapai 4,84 persen, ini dibawah
asumsi APBN-P 2011 sebesar 5,60
persen.
Selain itu, kinerja ekonomi nasional
2011 juga menggembirakan dilihat dari
nilai tukar rupiah yang stabil pada
kisaran Rp8.776 /USD. Nilai ini
mendekati asumsi APBN-P sebesar
rata-rata Rp8.700 /USD.
Harga minyak mentah Indonesia dalam
tahun 2011 mencapai rata-rata
USD111,5/ barel, lebih tinggi dari
asumsi APBN-P 2011 sebesar USD95,0/
barel.
Sementara "lifting" minyak mentah
Indonesia dalam tahun 2011 hanya
mencapai 898 ribu barel per hari, ini di
bawah target APBN-P 2011 sebesar 945
ribu barel per hari.

sumber Antara

Batlayon 436 Paskhas Menerima Radar Smart Hunter

Radar Smart Hunter untuk memandu rudal
QW-3 VSHORAD (photo : Kaskus Militer)
“Prajurit Baret Jingga”, Harus Selalu
Siap
Sebagai personel yang bertugas
mempertahankan dan menjaga keamanan
pangkalan, anggota Paskhas harus selalu
siap dan tidak boleh lupa akan bekal
pengalaman maupun pengetahuan yang
telah didapat selama penugasan, sehingga
guna memantapkan kemampuan yang
dimiliki setiap anggota, berbagai latihan
harus terus dilaksanakan.
Oleh karenanya, anggota Paskhas yang
dikenal dengan sebutan “Prajurit Baret
Jingga” tersebu, secara rutin melaksanakan
latihan menembak menggunakan senapan
laras panjang (Presisi) dengan SS-1 VI dan
SS1 V2 yang dilaksanakan oleh prajurit
Bintara dan Tamtama. Sedangan untuk
senapan laras pendek dilaksanakan oleh
Perwira dengan tiga sikap tiarap jongkok
dan berdiri di lapangan tembak Batalyon
463 Paskhas, Rabu, (4/1) .
Pada waktu yang bersamaan Aslog
Makorpaskhas, yang diwakili Mayor Psk
Tunggul memberikan pelatihan tentang
pengoperasian alutsista Radar Smart
Hunter kepada anggota Paskhas,
sehubungan dengan akan diserahkannya
alutsista tersebut ke Batalyon 463 Paskhas
yang saat ini dikomandani oleh Letkol Psk
Rossen L. Sinaga.
Radar Smart Hunter merupakan senjata
Pertahanan Udara yang berfungsi untuk
memandu Gunner Rudal Manpat QW-3
dalam menemukan sasaran lawan yang
tidak bisa dilakukan oleh penembak secara
visual.
(TNI-AU )

KRI Kujang Akan Memperkuat TNI AL

Batam - Jajaran Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut (TNI AL)
terus memperkuat armada lautnya.
Setelah KRI Celurit-641,dalam waktu
dekat giliran KRI Kujang-642 yang
akan memperkuat armada laut TNI
AL.
Keduanya merupakan kapal kawal
cepat rudal (KCR) produksi dalam
negeri yang dikerjakan galangan kapal
PT Palindo Marine,Batam. Kedua
kapal untuk patroli tersebut memiliki
spesifikasi yang hampir sama yakni
panjang 44 meter, lebar 7,4 meter,
berbobot 250 ton, dan mampu
berlayar dengan kecepatan
maksimum 30 knot. Kapal
dipersenjatai rudal C-705 , meriam
kaliber 30 mm enam laras, serta
meriam anjungan dua unit kaliber 20
mm.
Pengadaan kapal KCR memang
menjadi salah satu program
penguatan alat utama sistem senjata
(alutsista) TNI AL.Hingga 2024 TNI AL
butuh 24 unit kapal jenis ini.“Kapal
akan dioperasikan di wilayah Armada
Barat dan Sulawesi Utara,”kata
Asrena KSAL Laksamana Muda TNI
Sumartono di Batam kemarin. KSAL
Laksamana TNI Soeparno sebelumnya
mengatakan, program penambahan
alutsista TNI AL pada 2012 adalah
pengadaan kapal selam dan kapal
permukaan.
“Ada tiga kapal selam, dua kapal
permukaan frigate jenis perusak
kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli
cepat dan kapal cepat torpedo,”
ujarnya. Satu unit kapal tersebut
berharga sekitar Rp75 miliar. Pada
pengadaan pertama yakni KRI Celurit,
pemerintah bekerja sama dengan
Bank Mandiri untuk pembiayaannya.
Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI
Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan,
pengadaan alutsista TNI AL meliputi
kapal kombatan dan nonkombatan
seperti kapal tanker dan kapal angkut
tank. Kapal perang dalam waktu dekat
diserahkan kepada KRI
Kujang-642. Selain KCR dari galangan
kapal di Batam,TNI AL juga segera
diperkuat kapal-kapal perang
produksi galangan kapal di
Banyuwangi, Trimaran.
Nama terakhir ini juga menggunakan
senjata peluru kendali dengan jarak
tembak 120 km.TNI AL memesan
empat unit dan dalam waktu dekat
satu di antaranya sudah bisa
diserahkan. Meski demikian, Trimaran
berbeda dengan Celurit maupun
Kujang. Dari segi bahan, Trimaran
menggunakan komposit serat karbon,
sedangkan Celurit dan Kujang terbuat
dari gabungan baja khusus high
tensile steel dan aluminium marine
grade.
Trimaran juga mampu melaju lebih
kencang 5 knot dari Celurit dan
Kujang. Kapal-kapal kecil dinilai cocok
dengan kondisi geografis Indonesia
yang berupa kepulauan, dibandingkan
dengan kapal besar seperti yang
banyak digunakan dalam Perang
Pasifik. Namun, kapal-kapal tersebut
harus dilengkapi dengan persenjataan
yang canggih seperti peluru kendali.
Sekjen Kemhan Marsdya TNI Erris
Heryanto mengatakan, pemerintah
sedang bersiap untuk memproduksi
peluru kendali (rudal) yang akan
dipakai mempersenjatai kapal perang
KCR yakni C-705 . Produksi akan
menggandeng perusahaan di China
yaitu Sastind. “TNI AL akan
menggunakan ini di kapal-kapal
patrolinya.Rudal ini memiliki
jangkauan 110-120 km dan
dipersiapkan untuk sasaran
permukaan,”ujarnya.
Sumber : SINDO

BERITA POLULER