Pages

Thursday, December 8, 2011

Panzer, Raketen, Kampfjets: Indonesiens lange Einkaufsliste in Russland






Indonesien plant massive Waffeneinkäufe in Russland. Neben den sechs Kampfjets des Typs Su-30 will der südostasiatische Inselstaat demnächst T-90-Panzer sowie Mehrfachraketenwerfer Smertsch in Auftrag geben. 



Dies teilte der Vizechef des russischen Waffenexporteurs Rosoboronexport, Viktor Komardin, am Mittwoch, am Rande der Rüstungsmesse LIMA 2011 auf der malaysischen Insel Langkawi mit. Darüber hinaus zeigt Indonesien Komardin zufolge Kaufinteresse an russischen Hubschraubern des Typs Mi-17 und Mi-35 sowie an den Schützenpanzern BMP-3.

Die Schützenpanzer, die Russland zuvor geliefert habe, seien insbesondere bei der indonesischen Marineinfanterie sehr populär, sagte Komardin.
Zuvor bereits hatte Russland zehn Su-30-Jäger, 24 Hubschrauber der Typen Mi-35 und Mi-17 sowie Schützenpanzer 17 BMP-3F an Indonesien verkauft. Auch waren 48 Schützenpanzer des Typs BTR-80A und 9000 Sturmgewehre Kalaschnikow AK-102 an den äquatorialen Inselstaat geliefert worden.

Langkawi

Indonesia berencana membeli sejata skala besardari Rusia, Selain 6 pesawattempur Su-30, Negarakepulauan di Asia tenggaratersebut juga akan membeliTank T-90 dan Smerch MLRSdalam list belanjaalutsistanya.Hal ini diumumkan oleh wakilkepala ekportir senjata RusiaRosoboronexport, ViktorKomardin pada hari rabuyang ikut serta dalamPameran LIMA 2011 di pulauLangkawi Malaysia. Selain ituIndonesia juga tertarikmembeli helikopter Mi-17dan Mi-35 dan BMP-3.Sebelumnya BMP-3F buatanRusia yang telah dipakai olehmarinir Indonesia sangatpopuler, kata Komardin.Sebelumnya, Rusia telahmengirim pesawat tempurSu-27/30, 24 helikopterMi-17/35,17 BMP-3F, 48BTR-80A dan senapan serbuKalashnikov AK-102 keIndonesia.

SUMBER RIANOVOSTI

Kemhan Awasi Kualitas Produksi Alutsista



 
Jurnas.com | KEMENTERIAN Pertahanan mengawasi pengelolaan manajemen keuangan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Pengawasan tersebut sangat penting agar kualitas produksi Alutsista TNI bisa terjamin.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin saat mengadakan kunjungan kerja ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara, Kamis (8/12).

Sjafrie menjelaskan Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan karena Menteri Pertahanan sebagai pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan ( KKIP).

Berkaitan dengan KKIP, Wamenhan menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta.

Menurut Wamenhan, pemerintah sedang mengakselarasi modernisasi alutsista TNI, khusus untuk modernisasi peralatan TNI AL yaitu sisi combatan dan sisi noncombattan. Wamenhan melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan untuk modernisasi peralatan militer, khususnya kapal jenis tanker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST).

Ditanya soal kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI, menurut Sjafrie, Kemhan akan mementingkan aspek manajemen supaya terjadi resultan antara kualitas produksi dan kualitas manajemen keuangan pembangunan alutsista TNI. Sjafrie menambahkan anggaran pembangunan kekuatan TNI dari tahun 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.

jurnas

Wamenhan Tinjau Proses Pembuatan Kapal Tanker



 
/
Jurnas.com | WAKIL Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau proses pembuatan kapal untuk modernisasi peralatan militer seperti kapal combattan, kapal angkut dan kapal tanker.

"Kita ingin melihat kualitas kapal, harganya maupun kemampuan militernya," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau proses pembuatan kapal di Galangan I, Dok dan Perkapalan Koja Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/12).

Saat melakukan peninjauan, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Asisten Perencanaan Umum TNI, Laksda TNI Among Margono, Asisten Perencanaan KSAL, Laksamana Muda TNI Sumartono. “Nanti dalam pelaksanaan dari Dok Koja Bahari (DKB) ini diusahakan ada Tim representatif yang bertugas mengawasi proses produksi," kata Wamenhan.

Direktur PT. Dok Koja Bahari, Riry Syeried Jetta mengatakan perusahaannya membuat satu unit kapal tanker pada tahun 2011 sesuai dengan alokasi anggaran dari APBN-P tahun 2011 sebesar Rp205 miliar.

Kapal tanker minyak ini digunakan untuk pengisian bahan bakar, bantuan pengisian minyak untuk kapal perang di tengah laut. Menurutnya, pengerjaan kapal ini semuanya dikerjakan oleh tenaga dalam negeri.

jurnas

Wednesday, December 7, 2011

Pengadaan Jasa dan Barang di TNI-AU Ikuti Semangat Perubahan




 
Jurnas.com | PROSES pengadaan barang dan jasa TNI memerhatikan semangat perubahan untuk mendukung program pemerintah yang bersih dan berwibawa. Oleh karena itu, kegiatan pengadaan logistik berjalan sesuai aturan yang berlaku. “Kedepan, kegiatan pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah, termasuk institusi TNI AU akan mendapat pengawasan dan pemeriksaan baik internal maupun eksternal secara lebih cermat dan teliti dari instansi berwenang,” kata kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat dalam sambutannya yang dibacakan Inspektur Jenderal Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Irawan Supomo pada acara pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik tahun 2011di Markas Besar Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta, Rabu (7/12).

Dalam sambutannya, KSAU juga memerintahkan jajaran pengelola logistik TNI AU agar bertanggung jawab terhadap proses kegiatan pengadaan barang dan jasa. “Harus segera membenahi dan merapikan administrasi beserta pengorganisasiannya untuk disesuaikan dengan aturan yang berlaku mulai dari undang-undang dan peraturan di bawahnya yang berkaitan dengan sistem logistik,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus.


jurnas

Wamenhan Tinjau Produsen Alutsista TNI



 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | WAKIL Menteri Pertahanan (Wamenhan), Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin akan melakukan peninjauan kesiapan produsen dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

Berdasarkan informasi dari Staf Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Wamenhan dijadwalkan akan meninjau kesiapan produsen alutsista TNI di Dok Koja Bahari, Jalan Sindang Laut 101 Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (8/12) pukul 09.00 WIB.

Terkait modernisasi alutsista TNI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus memberikan perhatian dengan mengagendakannya dalam sidang kabinet bulan November lalu.

Menurut Presiden, pemerintah telah menetapkan kebijakan modernisasi pembangunan pertahanan utamanya jajaran TNI dan dalam skala tertentu Polri termasuk rencana pengadaan alutsista untuk jangka menengah dan jangka panjang. Selama pembangunan 2009-2014, pemerintah juga sudah ditetapkan dukungan pengadaan alutsista.

"Telah saya putuskan dan kita telah menyinkronisasikan kebutuhan pertahanan jajaran TNI/Polri dan dukungan anggaran yang dikelola oleh Kemenkeu dan dalam batas tertentu Bappenas," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantar Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/11).

Presiden mengajak memikirkan pengadaan tambahan alutsista di luar yang sudah disetujui. Padahal batas anggaran sudah ditetapkan. "(Jika itu terjadi) tentu kita bahas kembali," kata Presiden.

Kepala Negara mengingatkan, kembali kebijakan dasar alutsista yang mengharuskan membeli produk dalam negeri.

"Wajib hukumnya menggunakan alutsista produk industri pertahanan kita manakala alutsista sudah bisa diproduksi oleh jajaran industri pertahanan kita. Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa konditionalitas (syarat) apalagi konditionalitas politik," kata Presiden.

jurnas

TNI AL Gelar Latihan Bersama US Navy


(Foto: Dispenarmatim)

6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).

Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.

“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.

Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.

“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.

Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.

Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.

Sumber: Dispenarmatim

Tuesday, December 6, 2011

Second Air Defense Radar System Delivered to Indonesia


Second Air Defense Radar System Delivered to Indonesia 

ThalesRaytheonSystems has delivered a second air defense radar station to Indonesia. It was commissioned in the presence of Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) officials at an inauguration ceremony on Nov. 15. The first radar station was successfully commissioned by TNI-AU in March 2011.
Located in the Eastern part of Indonesia, the new radars will feed air surveillance data to TNI-AU’s command and control center in Jakarta. The C2 center, developed by ThalesRaytheonSystems, is responsible for airspace surveillance, interceptor tasking and control, and providing air space protection over the 17,000 islands and across 33 provinces.
“Since the 1970s, Thales and ThalesRaytheonSystems have worked side-by-side with the Indonesian government on the installation of long-range radars and national and regional air command and control centers. This year will mark a significant milestone in the development of Indonesia’s national air defense system with the commissioning of these additional radars in some of the most remote regions of the Indonesian archipelago,” said Philippe Duhamel, CEO, ThalesRaytheonSystems, French Operations.
By partnering with local companies and training Indonesian personnel, ThalesRaytheonSystems has also enabled TNI-AU to tailor cost-effective life-cycle support. This approach has the added benefit of creating local jobs and strengthening the country’s domestic knowledge of radar technologies.
ThalesRaytheonSystems is an international company specializing in air defense systems, command and control systems, 3-D air defense radars, battlefield and weapon locating radars. Since its founding in 2001, ThalesRaytheonSystems has become one of the defense industry’s most successful transatlantic joint ventures. The company employs 1,600 people and is equally owned by Raytheon and Thales.


Read more: http://www.defencetalk.com/second-air-defense-radar-system-delivered-to-indonesia-38723/#ixzz1fp7ndZLb

BERITA POLULER