Pages

Wednesday, December 7, 2011

TNI AL Gelar Latihan Bersama US Navy


(Foto: Dispenarmatim)

6 Desember 2011, Surabaya (Dispenarmatim): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menggelar latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam Improvised Explosive Disposal (IED), Explosive Ordonance Disposal (EOD) Training –Underwater Demolitions Suubject Matter Expert Exchange (SMEE). Latihan tersebut dibuka oleh Komandan Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) Kolonel Laut (P) Budhianto di Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa (6/12).

Latihan akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 6 hingga 10 Desember 2011. Latihan ini bertujuan saling menguntungkan diantara kedua belah pihak. Keuntungan itu antara lain meningkatkan interobilitas dan pemahaman serta kerjasama antara TNI AL dan US Navy, memantapkan kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI AL dalam hal IED, EOD dan SMEE dan meningkatkan hubungan diplomatik dua Negara, khususnya bidang militer serta terjalinnya kerjasama taktis dan teknis TNI AL dengan US Navy.

Dalam sambutan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi, SE yang dibacakan Komandan Kolatarmatim mengatakan, bahwa Latihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil training Planning Conference IED/ EOD training Underwater Demolitions Subject Matter Expert Exchange (SMEE), antara US Navy dengan TNI AL, yang telah dilaksanakan tanggal 4 oktober 2011 di Surabaya.

“Kita ketahui bersama, bahwa perkembangan ilmu dan teknologi berubah begitu cepat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang teknologi militer, seperti kesenjataan dan bahan peledak. Bahkan masyarakat sipil pun saat ini telah banyak yang mengenal dan menguasai sistem kesenjataan dan seluk beluk bahan peledak,”kata Pangarmatim.

Menurut Pangarmatim, yang perlu diwaspadai adalah bahwa terdapat beberapa oknum yang dengan keahliannya itu digunakan tidak sebagaimana mestinya , namun justru dipakai untuk hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan orang lain, seperti aksi-aksi terorisme dan kejahatan bersenjata lainnya.

“Hal ini memberikan konsekuensi dan tuntutan kepada kita sebagai personel militer untuk memahami dengan benar terhadap teknologi kesenjataan dan bahan peledak yang salah satunya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar IED, EOD dan mengetahui SOP dalam menangani bahan peledak,” tegas Pangarmatim.

Peserta Latihan ini terdiri dari Prajurit dari Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim dan Koarmabar, Satkopaska Koarmatim dan Koarmabar, Dislambair Koarmatim, Pasmar 1 Yon Zeni Marinir, Perwakilan Arsenal/Labinsen dan perwakilan US Navy, Pendukung dan Penilai.

Latihan bersama Negara sahabat ini merupakan latihan bersama yang saling memantapkan bidang Training Introduction, Basic IED Definition, IED SOP, Tools And Tehniques, Search Tehniques With Pratice, Disruption Device Pratice, Basic Definition Of EOD, Standart Operation Procedure, Recognition, Disposal, Pratice (EOD/IED) serta Underwater Demolition SMEE. Latihan ini diikuti oleh 72 peserta.

Sumber: Dispenarmatim

Tuesday, December 6, 2011

Second Air Defense Radar System Delivered to Indonesia


Second Air Defense Radar System Delivered to Indonesia 

ThalesRaytheonSystems has delivered a second air defense radar station to Indonesia. It was commissioned in the presence of Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) officials at an inauguration ceremony on Nov. 15. The first radar station was successfully commissioned by TNI-AU in March 2011.
Located in the Eastern part of Indonesia, the new radars will feed air surveillance data to TNI-AU’s command and control center in Jakarta. The C2 center, developed by ThalesRaytheonSystems, is responsible for airspace surveillance, interceptor tasking and control, and providing air space protection over the 17,000 islands and across 33 provinces.
“Since the 1970s, Thales and ThalesRaytheonSystems have worked side-by-side with the Indonesian government on the installation of long-range radars and national and regional air command and control centers. This year will mark a significant milestone in the development of Indonesia’s national air defense system with the commissioning of these additional radars in some of the most remote regions of the Indonesian archipelago,” said Philippe Duhamel, CEO, ThalesRaytheonSystems, French Operations.
By partnering with local companies and training Indonesian personnel, ThalesRaytheonSystems has also enabled TNI-AU to tailor cost-effective life-cycle support. This approach has the added benefit of creating local jobs and strengthening the country’s domestic knowledge of radar technologies.
ThalesRaytheonSystems is an international company specializing in air defense systems, command and control systems, 3-D air defense radars, battlefield and weapon locating radars. Since its founding in 2001, ThalesRaytheonSystems has become one of the defense industry’s most successful transatlantic joint ventures. The company employs 1,600 people and is equally owned by Raytheon and Thales.


Read more: http://www.defencetalk.com/second-air-defense-radar-system-delivered-to-indonesia-38723/#ixzz1fp7ndZLb

Russia to sell six Su-30 fighter jets to Indonesia – paper

The source did not specify the price of the contract
06:44 07/12/2011
MOSCOW, December 7 (RIA Novosti)
Russia started the first day at an arms show in Malaysia with a preliminary agreement on the delivery of six Su-30MK2 fighters to Indonesia, the Kommersant business daily said on Wednesday.

Kommersant cited a Russian source at the talks with Indonesia during the LIMA-2011 arms show on the main island of Langkawi as saying that a contract on the Su-30MK2 delivery could be signed as early as by the end of 2011.

The source did not specify the price of the contract as it would depend on the array of weaponry to be installed on the aircraft according to Indonesian specifications.

However, an anonymous source in the Indonesian delegation said the contract could be worth at least $500 million.

Russia’s state-arms exporter Rosoboronexport refused to comment on the negotiations.

Russia recently completed a $300-million contract signed in 2007 on the delivery of three Su-30MK2 and three Su-27SKM fighters to Jakarta in addition to two Su-27SK and two Su-30MK fighters purchased in 2003.

Indonesian Defense Minister Purnomo Yusgiantoro said in October 2010 that his country needed a full-size squadron of 16 Su-family fighters. The Su-30MK2s are optimized as naval strike fighters.

Jakarta became one of Russia's main arms buyers in 1999 when the United States tightened an embargo on arms sales to the country over alleged human rights violations.

RIA NOVOSTI

Obama Puji Indonesia Soal Larangan Uji Coba Nuklir


 
MANDEL NGAN / AFP
Jurnas.com | PRESIDEN Barack Obama memuji tindakan Indonesia yang meratifikasi Kesepakatan Larangan Uji Coba Nuklir (CTBT) yang disahkan oleh DPR dalam sidang paripurna, Selasa (6/12).

Dalam sebuah pernyataannya seperti dilansir situs resmi Gedung Putih, Rabu, Presiden Obama menyambut baik ratifikasi Indonesia atas CTBT dan menjadi contoh yang kuat dari peran kepemimpinan positif Indonesia dalam upaya global untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.

“Perjanjian CTBT merupakan elemen penting dari upaya internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan saya mendorong semua negara untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian,” kata Presiden Obama.

AS, kata Presiden Obama, akan terus mengawal ratifikasi CTBT ini termasuk memimpin upaya global untuk mencegah proliferasi.

Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Organisasi CTBT, Tibor Toth dalam pernyataannya di Wina, Austria, menyatakan, ratifikasi adala langkah penting untuk menjadikannya sebagai hukum secara global.

Sedangkan Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata (ACA) yang berbasis di Wasington menyebut tindakan Indonesia itu sebagai momentum baru terhadap pelarangan uji coba nuklir.

Posisi Indonesia dianggap penting dalam ratifikasi ini karena bersama sembilan negara lainnya termasuk yang telah memiliki reaktor nuklir seperti AS, China, India, Iran, Pakistan, Israel, Korea Utara dan Mesir diperlukan agar CTBT segera diberlakukan dalam 180 hari ke depan.

"Ratifikasi oleh AS dan China adalah hal terpenting dan akan mendorong negara-negara lain yang belum sepakat dengan CTBT,” kata Kimball. Ia menambahkan, ratifikasi oleh Israel, Mesir dan Iran akan membantu mengurangi senjata nuklir dan menciptakan keamanan di wilayah itu.

Saat ini India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel masih kukuh untuk tidak meratifikasinya, termasuk Perjanjian Proliferasi Nuklir (NPT) bagi penyebaran senjata nuklir. Reuters/Whitehouse.go

JURNAS

Navy Revives Plan to Buy P5-b Ship


06 Desember 2011

Indonesia and South Korea will compete for the tender of MRV ship for Philippine navy (photo : Kaskus Militer)
The Navy has been cleared to begin negotiations for the purchase of a multirole vessel from any of the friendly nations, Rear Admiral Alexander Pama said on Sunday.

“The latest process that we had undergone with the Department of National Defense had good results and we did not encounter anymore objections,” Pama said.

“Hopefully, all the procedures required by the defense acquisition system would be finalized and early next year we can start negotiations for the acquisition,” Pama said.

But Pama said the Navy has yet to obtain President Aquino’s approval for the purchase plan, which is part of the military’s modernization.

An MRV, which costs at least P5 billion, will serve as a mother ship equipped with state-of-the-art radars and sensors for monitoring aircrafts and patrol boats, Pama said.

Early this year, Defense Secretary Voltaire Gazmin temporarily dropped the acquisition of an MRV

from the list of big-ticket items and gave priority to light sea-crafts for internal security operations and disaster response.

Gazmin changed his mind following China’s alleged intrusions into Philippine territorial waters particularly in the West Philippine Sea (South China Sea) where the hotly disputed Spratly islands is situated.

Last August, the Philippines acquired a patrol vessel—Hamilton-class cutter—from the United States Coast Guard for P423 million to beef up security at the Malampaya gas project. The Navy renamed it BRP Gregorio del Pilar.

“The dry-docking and repainting of PF15 costs P47.914 million while the refitting to our Navy configuration is P13.872 million. It was funded by the Department of Energy.”

On Dec. 14, the Navy with Aquino as the guest of honor will launch the commissioning of the vessel together with a Philippine-made Landing Utility Craft called BRP Tagbanua (AT296), a BO105 Helicopter (PNH422) and a refurbished Presidential Yacht called BRP Ang Pangulo (AT25).

The P189 million- BRP Tagbanua, made in Misamis Oriental, is configured to transport combat personnel, tanks, vehicles, artillery equipment, and cargoes in support of military operations and perform medical assistance as well as disaster, rescue and relief operations.

Jet Pejuang Malaysia lebih hebat dari Israel






Cerita in berlaku di Tehran, Iran dimana dalam satu forum, Us Nasruddin Tantawi mendedahkan kemajuan Jet pejuang Israel yang dapat diterbangkan tanpa pilot untuk membunuh umat Islam. Tiba-tiba seorang perserta forum dari Lubnan yang pernah menuntut di UIA mencelah dengan mengatakan Malaysia mempunyai Jet Pejuang lebih maju dari Israel.

Kata-kata itu membuatkan audience terdiam sebentar kerana mereka tidak tahu menahu tentang pekara ini. " Jika Jet Pejuang Israel tanpa pilot, tapi Di Malaysia Jetnya tanpa enjin," tambahnya lagi sebagai menjawab persoalan dalam fikiran audience. Maka gelak besarlah audience ketika itu. Us Nasruddin Tantawi sebagai rakyat Malaysia berasa amat malu ketika itu dan beliau seperti ingin menyorok mukanya dibawah meja.


Pss....... artikel ini tidak bermotifkan politik. Hanya untuk difikirkan bersama 
 

ALUTSISTA UNTUK POLRI

Peresmian Kapal Patroli Polisi

6 Desember 2011, Jakarta (ANTARA News): Sejumlah anggota Polisi Perairan Polri berbaris saat peresmian KP.Abimanyu jenis kapal angkut personil di Markas Komando Ditpolair Baharkam Polri. Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). KP.Abimanyu milik Kepolisian RI diproduksi oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, memiliki panjang 49,50 meter dengan berat 580 ton, kecepatan berlayar bisa mencapai 15 knot, serta draft untuk kedalaman laut 2,20 meter. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

Australia Hibah Tiga Kapal Laut untuk Polri

Kapal patroli KP.Pelatuk-019 milik Ditpolair Baharkam Polri melakukan demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/12). Ketiga kapal hibah dari pemerintah Australia tersebut diberi nama Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018 dan Kapal Pol Pelatuk-019, berkecepatan maksimal 35 knot, untuk mengamankan wilayah laut 12 mil. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ed/nz/11)

6 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Polri menerima hubah 3 unit kapal laut tipe C dari Australian Federal Police (AFC). Kapal-kapal ini akan dipakai untuk keperluan pengamanan polri terutama untuk penegakan hukum di bidang kejahatan lintas negara.

Tiga kapal hibah AFP tersebut adalah Kapal Pol Gagak-017, Kapal Pol Sikatan-018, dan Kapal Pol Pelatuk-019. Kapal tersebut adalah tipe C atau berukuran kecil. Berukuran panjang 16 meter kapal-kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dengan daya jelajah 400 nm (not mile). Kapal yang punya 2 unit mesin pokok ini mempunyai awak 6 orang anak buah kapal.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, Selasa (6/12), kapal tersebut akan diprioritaskan untuk penanggulangan kasus-kasus kejahatan lintas negara. "Untuk wilayah yang banyak kasus people smuggling dan terorisme," kata Saud dalam acara serah terima di Direktorat Polisi Air, Tanjung Priok.

Saat ini armada laut yang dimiliki Direktorat Air Polri dinilai masih kurang. Bantuan dari AFP dinilai sangat membantu. Meski dengan peralatan transportasi yang minim, Polri menurut Saud sudah memenuhi target penegakan hukum.

Selama tahun 2010 Direktorat Polisi Air menangani 422 kasus. Padahal kasus yang ditargetkan untuk ditangani hanya 42 kasus.

Untuk tahun ini target penegakan hukum mencapai 435 kasus dan sudah diselesaikan 397 kasus. Penegakan hukum yang dilakukan meliputi kasus pencurian ikan, pelanggaran pelayaran, kepabeanan, penambangan ilegal, dan narkoba. "Untuk uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp155 miliar," kata Saud.

Sumber: Jurnas

BERITA POLULER