Pages

Sunday, December 4, 2011

Ditemukan Keretakan, Produksi F-35 Terancam Tertunda Lagi



3 des 2011
jsf.mil
Pesawat tempur JSF F-35B
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Produksi skala penuh pesawat tempur F-35 Lightning II disarankan ditunda lagi setelah ditemukan sejumlah keretakan di kerangka pesawat dan berbagai "titik panas" atau masalah tersembunyi lainnya di pesawat itu. Berbagai masalah itu baru ketahuan setelah pesawat generasi kelima ini menjalani berbagai uji coba dan analisis.

Hal itu disampaikan Direktur Program Joint Strike Fighter (JSF) Departemen Pertahanan AS Laksamana Madya David Venlet, dalam wawancara dengan AOL Defense yang diterbitkan hari Jumat (2/12/2011) waktu AS.

"Berbagai masalah yang muncul dalam 12 bulan terakhir ini telah mengejutkan kami dalam hal jumlah perubahan yang harus dilakukan serta biayanya. Sebagian masalah itu memang kecil, tetapi jika dikumpulkan jadi satu dan dilihat posisinya di badan pesawat dan bagaimana sulitnya menemukan mereka setelah Anda membeli pesawat itu, maka beban ongkosnya akan membuat Anda pusing," ungkap Venlet.

Menurut dia, lebih baik menunda produksi untuk sementara sampai berbagai masalah itu bisa dikelola dengan benar. Venlet menambahkan, berbagai perubahan yang diperlukan untuk mengatasi masalah itu lebih banyak dari yang diperkirakan semula, dan pesawat-pesawat yang baru selesai dirakit harus dibongkar seluruhnya untuk dimodifikasi, sehingga mereka tetap akan bisa bertahan hingga 8.000 jam terbang seperti rencana awal.

Kontraktor utama proyek ini, Lockheed Martin, mengatakan, berbagai masalah yang disebutkan Venlet itu tidak berpengaruh pada keselamatan penerbangan pesawat, kinerja pesawat, dan masih dalam batas-batas perkiraan awal.

Pesawat, yang dirancang memiliki kemampuan tak terdeteksi radar (siluman atau *stealth*), itu, kini sudah memasuki tahap produksi awal dengan kapasitas produksi terbatas. Produksi skala penuh diharapkan akan dimulai pada tahun 2015 atau 2016.

Pentagon saat ini berencana membeli lebih dari 2.440 unit pesawat F-35 dalam tiga varian, yang diperkirakan akan menelan anggaran hingga 382,5 miliar dollar AS (hampir Rp 3,5 kuadriliun) hingga tahun 2035. Program JSF ini dikembangkan bersama dengan delapan negara lain, dan diharapkan akan menggantikan 13 jenis pesawat yang saat ini menjadi andalan negara-negara itu, termasuk F-16 buatan Lockheed Martin.

Lockheed berharap akan bisa menjual hingga 750 unit pesawat kepada negara-negara mitra program tersebut.

Namun berbagai masalah yang muncul selama pengembangan program ini membuat biaya produksi membengkak dan produksi skala penuh pesawat F-35 terus tertunda-tunda. Pihak Dephan AS sendiri sudah dua kali merestrukturisasi program JSF dalam beberapa tahun terakhir, dan sejauh ini, nilai rencana pembelian pesawat tersebut sudah mencatat rekor pengadaan senjata terbesar sepanjang sejarah AS.

Ketidakpastian masa depan dan jadwal produksi pesawat tersebut juga telah membuat dua produsen mesin jet, yakni General Electric dan Rolls Royce, memutuskan keluar dari program ini, Jumat. Mereka sebelumnya berniat membuat mesin alternatif untuk F-35, di luar mesin buatan Pratt & Whitney yang dipakai sejak awal.

kompas

Juru bicara Lockheed Martin Michael Rein mengatakan, jika bicara soal biaya pengembangan F-35 yang makin besar, semua pihak terkait harus membandingkan dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbarui dan merawat armada pesawat tua yang akan digantikan F-35. 

KOMPAS

Pemerintah Menargetkan Modernisasi Alutsista TNI Terealisasi Tahun 2014


Pemasangan rudal Yakhont pada fregat TNI AL. (Foto: Dispenarmatim)

2 Desember 2011, Jakarta (DMC): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menargetkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI terealisasi pada tahun 2014. Modernisasi Alutsista TNI ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis negara.

“Keinginan pemerintah di tahun 2010 – 2014 menjadi masa untuk modernisasi, pada tahun 2014 dimana akhir KIB II modernisasi Alutsista sudah dapat terealisasi” ungkap Wamenhan saat mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Massa Nasional, Kamis Malam (1/12) di Jakarta.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik Kemhan ini merupakan pertemuan silaturrahim dengan maksud untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Kemhan dengan media massa. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan kebijakan strategis Kemhan di bidang pertahanan negara. Secara khusus dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan kebijakan terkait modernisasi Alutsista TNI.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pemred Metro TV Elman Saragih, Wartawan Senior Metro TV Suryo Pratomo, dan sejumlah Pemred dari media massa. Sementara itu, turut mendampingi Wamenhan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Bongas Silaen, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, pertama untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan.

Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga, realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.

Wamenhan mengatakan, modernisasi Alutsista TNI diprioritaskan kepada Alutsista yang bergerak, sebagai contoh kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, kapal diatas pemukaan dan kapal dibawah permukaan atau kapal selam.

Dalam rangka tercapainya target modernisasi Alutsista tahun 2014, maka pemerintah dalam hal ini Presiden telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC) yang bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista.

HLC diketuai oleh Wamenhan dan terdiri dari pejabat Eselon I dari Bappenas, Kemkeu, Kemhan, Mabes TNI/Angkatan dan TKP3B (Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa). TIM Konsultasi tersebut terdiri dari Irjen Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BPKP, LKPP, MoU Kemhan – KPK.

Sumber: Kemhan

Saturday, December 3, 2011

F16 makin memperkuat pertahanan udara RI

2 Desember 2011, Jakarta
(Jurnas.com): Menteri
Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro menyatakan,
Indonesia akan meng-up grade
pesawat tempur F-16 hasil hibah
dari Pemerintah Amerika Serikat.
Ini bertujuan agar kekuatan
udara Indonesia semakin
terbangun. “Kami akan
meningkatkannya agar setara
Blok 52,” kata Purnomo di
Kementerian Pertahanan Jakarta,
Jumat (2/ 12).
Dia menuturkan, dilakukan
beberapa perbaikan agar
pesawat tersebut siap. Saat ini,
pesawat hibah tersebut adalah
pesawat dengan Blok 25.
Indonesia saat ini memiliki
pesawat F-16 dengan Blok 15.
Beberapa bagian yang
ditingkatkan kemampuannya
adalah engine system, karena
kekuatan pesawat terbang, kata
Purnomo, tergantung pada
mesin.
Selain itu, avionik atau peralatan
tempur pesawat tersebut akan
ditingkatkan. Dikatakannya,
peningkatan kekuatan tempur ini
agar pesawat tersebut memiliki
kemampuan bertempur
(dogfight) udara-udara , dan
udara-darat . Airframe atau
badan pesawat juga diperbaiki
agar mampu dioperasikan lebih
lama. “Harus diperkuat agar bisa
terbang hingga 4.000 jam
terbang,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, jika masa
terbang pesawat tersebut dipakai
200 jam terbang tiap tahun, maka
akan mampu dipakai selama 20
tahun. “Atau paling sedikit 15
tahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I
Tubagus Hasanuddin
menyatakan, kekuatan pesawat
hibah AS tersebut rendah.
Menurut Hasanuddin,
kemampuan pesawat tersebut
yang hanya 4.000 jam terbang
dan hanya bisa dimanfaatkan
selama delapan tahun. Hal ini
sangat jauh jika dibandingkan
pesawat baru yang mampu
terbang hingga 30 tahun.
Pesawat F-16 Fighting Falcon yang
akan dihibahkan AS adalah jet
tempur multiperan yang
dikembangkan General Dynamics,
yang kemudian diakuisisi
Lockheed Martin. Meski pada
awalnya dirancang sebagai
pesawat tempur ringan, pesawat
ini telah berevolusi menjadi
pesawat multiperan yang tangguh
dan amat populer.
Sumber: Jurnas

Friday, December 2, 2011

Pemerintah Pesan 7 Helikopter Bell



Lima helikopter Bell 412 akan dikirim ke PTDI pada akhir tahun ini.

Jum'at, 2 Desember 2011, 14:21 WIB
Hadi Suprapto
VIVAnews – Bell Helicopter, perusahaan milik Textron Inc, mengumumkan telah menerima lima pesanan tetap dan dua pesanan tambahan helikopter Bell 412 dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Helikopter ini nantinya akan dikirim ke instansi-instansi pemerintah di Indonesia.

"Penjualan helikopter ini merupakan bagian dari rangkaian kolaborasi berkelanjutan antara kedua perusahaan kami," kata Senior Vice President, Bell Helicopter’s Commercial Business, Larry D Roberts, dalam keterangan tertulis, Jumat 2 Desember 2011.  “Kami yakin kemitraan ini akan terus berkembang dan tumbuh di masa yang akan datang.”

Lima helikopter Bell 412 akan dikirim ke PTDI pada akhir tahun ini. PTDI kemudian akan mengangkut helikopter-helikopter tersebut ke Bandung, dan akan memasang fitur sesuai pesanan pemerintah, sebelum akhirnya dikirim.

Pada 2010, Bell Helicopter telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja Bell 412EP melalui serangkaian peningkatan kapasitas (upgrade) yang mulai akan ditawarkan kepada pelanggan pada 2012. “Bell 412 pernah mengalami kesuksesan besar di wilayah ini. Keandalan dan kemampuan multi-misinya telah diakui di seluruh dunia. Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi pada Bell 412 dan akan mengembangkannya berdasarkan masukan pelanggan dan kebutuhan misi,” kata Larry.  

Program upgrade ini melibatkan proyek Supplemental Type Certificate (STC) yang bertujuan untuk memperluas berbagai misi yang mampu dilakukan oleh Bell 412EP, terdiri dari upgrade mesin dan flight deck, yang akan tersedia pada opsi 3-axis dan 4-axis.

Upgrade mesin, dalam kemitraan dengan Pratt & Whitney Inc., akan memberikan peningkatan SHP mesin sebanyak 15 persen, perbaikan kualitas OEI dan kinerja panas/tinggi, serta pengenalan kontrol mesin elektronik. Upgrade ini akan menghasilkan peningkatan kinerja CAT A/PC1 & PC2 sebanyak 10-12 persen, peningkatan kemampuan panas/tinggi dan memberikan jalan untuk upgrade di masa depan demi meningkatkan jangkauan dan payload.

Upgrade flight deck
ini akan menyediakan flight deck kaca modern dengan menggunakan perangkat keras yang umum untuk pesawat itu, khususya unit tampilan (display). Hal ini akan memberikan keseragaman pada kabin pesawat Bell Helicopter jenis light twin dan medium twin, menyederhanakan familiaritas pilot, dan pelatihan pemeliharaan

Pada awal tahun ini, Bell Helicopter memulai konstruksi pada fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), atau Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perombakan, di Taman Dirgantara Seletar, Singapura, yang didedikasikan kepada layanan dan dukungan pelanggan untuk wilayah Asia Pasifik.
Fasilitas baru ini, yang dioperasikan Bell Helicopter dalam kemitraan bersama Cessna, akan mengganti dan melengkapi Pusat Penyediaan Bell Helicopter (Bell Helicopter Supply Center) yang sudah ada dan memperkuat penjualannya di wilayah Asia Pasifik, serta meningkatkan distribusi suku cadang dan kemampuan pemeliharaan untuk para operator Cessna di wilayah tersebut. 

“Dengan lebih dari 6,000 helikopter yang terbang di lebih dari 12 negara, Asia Pasifik memiliki armada pesawat terbesar kedua di dunia. Penambahan pusat layanan terbaru ini merupakan cara kami untuk menunjukkan komitmen kepada para pelanggan,” kata Maldonado. (eh)
• VIVAnews                 

Thursday, December 1, 2011

Indonesia Pesan 5 Heli Bell 412 Baru




Jumat 2 Des 2011
indonesian-aerospace.comHelikopter NBell 412
SINGAPURA, KOMPAS.com  Bell Helicopter mengumumkan telah menerima pesanan lima helikopter Bell 412 baru dari Indonesia dan kemungkinan akan ditambah dua heli lagi dalam waktu dekat. Heli tersebut akan diproduksi bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan akan digunakan oleh beberapa lembaga Pemerintah Indonesia.
Demikian isi siaran pers Bell Helicopter, salah satu divisi Textron Inc, yang disebarluaskan dari Singapura, Jumat (2/12/2011).
"Bell Helicopter punya sejarah panjang kemitraan dengan PT DI di Indonesia. Penjualan heli-heli ini adalah bagian dari keranga kerja kolaborasi industrial yang terus berlanjut. Kami percaya kemitraan ini akan terus berkembang dan kemungkinan akan diperluas di masa depan," tutur Larry D Roberts, Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial Bell Helicopter.
Lima Bell 412 baru itu akan diserahterimakan ke pihak PT DI pada akhir tahun ini, dan selanjutnya akan dibawa ke markas PT DI di Bandung, Jawa Barat, untuk dipasangi berbagai muatan lokal, termasuk peralatan misi khusus sesuai pesanan, sebelum diantarkan ke berbagai institusi pemesan.
Heli Bell 412 adalah salah satu produk andalan Bell Helicopter. Heli ini merupakan pengembangan dari helikopter legendaris UH-1 (Huey), yang sangat diandalkan pasukan AS dalam Perang Vietnam. Berbagai institusi di Indonesia, mulai dari perusahaan carter pesawat sampai TNI, menggunakan heli tipe ini.

KOMPAS

INDONESIA AJUKAN KERJASAMA IDUSTRI MILUTER DENGAN JERMAN


LINA NURSANTY/"PRLM"
LINA NURSANTY/"PRLM"
PRESIDEN Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Republik Jerman, Christian Wulff dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/12). Jerman dan Indonesia...
JAKARTA, (PRLM).- Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan kerja sama industri militer dengan Republik Jerman dalam jangka panjang. Kerja sama yang akan dibangun tersebut meliputi produksi bersama antara perusahaan Indonesia dengan Jerman. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan itu dalam Pernyataan Pers Bersama Presiden Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
Presiden berharap agar Pemerintah Jerman bersedia meningkatkan kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini tidak hanya penyediaan alat pertahanan, melainkan juga produksi bersama industri pertahanan. “Contohnya PT Dirgantara Indonesia sekarang ada kerja sama dengan Airbus Military. Saya usul kerja sama strategis dan dalam long term (jangka panjang), tidak hanya procurement, tapi juga joint production,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Jerman, Indonesia pernah membeli kapal selam dan vessels dari Jerman. Kerja sama latihan bersama yang telah dirintis sejak tahun 1972 sempat terhenti ketika tahun 1998 Indonesia diwarnai isu pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Namun, seiring reformasi militer yang terus berlangsung, Indonesia berharap kerjasama militer dengan Jerman kembali ditingkatkan.
Medio September lalu, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pembicaraan dengan produsen senjata Jerman, yaitu Rheinmetall di Berlin. Rombongan yang saat itu dipimpin oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin itu mengobservasi produk meriam 155 mm serta menjajaki pembelian dan produksi bersama main battle tank TNI Angkatan Darat. Saat itu, Rheinmetall berkomitmen membantu modernisasi peralatan militer dan perlengkapan sumber daya manusia. Pada tahun 2012-2014 mendatang, TNI akan mendapat prioritas kredit dari kedua perusahaan tersebut.
Selain bidang militer, Presiden mengajukan empat bidang lain untuk ditingkatkan kerja samanya. Keempat bidang tersebut, yaitu investasi dan perdagangan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi. Dasar permohonan itu adalah karena Jerman sebagai negara yang sangat kuat di bidang teknologi sementara Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan kelas menengah yang sedang tumbuh. “Dari Indonesia mengusulkan beberapa agenda strategis yang bisa dilakukan karena Jerman negara kuat, dengan ekonomi terbesar di Eropa dan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, punya resource yang besar dan peran internasional yang makin mengemuka. Dengan potensi kekuatan ini, kita bisa meningkatkan kerjasama strategis,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Wulff menyambut baik permohonan kerjasama dari Indonesia. Wulff yang datang untuk pertama kalinya ke Indonesia itu sangat mengapresiasi kebangkitan kembali Indonesia di Kawasan Asia. “Maka kami sangat tertarik untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Indonesia selama 60 tahun menjalin kerjasama tanpa konflik. Kita menghadapi perayaan 60 tahun hubungan diplomatik yang baik dan dalam keluarga PBB, Indonesia terkenal sebagai negara yang berhasil ekonominya dan kaya sumber daya alam,” ujarnya.
Wulff juga mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang memiliki motto Bhineka Tunggal Ika sehingga memungkinkan penduduknya yang mayoritas beragama Islam namun memiliki tingkat toleransi tinggi sehingga orang hidup damai dan bebas memilih agamanya masing-masing. “Indonesia bisa jadi teladan untuk demokrasi di negara yang mayoritas Islam seperti negara di Afrika Utara dan Arab. Mereka harus memandang Indonesia untuk melihat bagaimana negara mayoritas Islam, berdemokrasi dengan pertumbuhan ekonomi, iklim transparansi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua negara, Wulff menugaskan Kanselir Jerman Angela Markel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan. Rencananya, Markel akan didampingi pebisnis dan pengusaha Jerman. Saat ini, volume perdagangan antara Indonesia-Jerman mencapai 6 miliar USD, meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, nilai investasi Jerman di Indonesia mencapai 300 juta USD dan akan ditargetkan akan ditingkatkan dua kali lipat pada tahun mendatang menyusul kedatangan Markel tersebut. 

PIKIRAN RAKYAT

Alutsista Wilayah Timur Diperkuat



PDFPrint
Friday, 02 December 2011
JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan kemampuan pertahanan khusus di kawasan Indonesia timur.

Peningkatan ini berkaitan dengan rencana penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) yang cukup banyak untuk beberapa tahun mendatang. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyatakan, pertahanan di Indonesia bagian timur memang sedang menjadi fokus pengembangan lantaran di sana banyak terdapat wilayah perbatasan darat.

Saat ini, jelasnya, proses kajian penambahan masih terus berlangsung di tiap matra (Angkatan Darat/AD, Angkatan Laut/AL, dan Angkatan Udara/ AU) sehingga belum bisa disebutkan secara pasti lokasilokasi yang bakal menjadi tempat pengembangan kekuatan.“ Ini bukan untuk waktu dekat, tapi harapannya sebelum 2024,”tegas Iskandar di Jakarta kemarin. Tiap matra, jelasnya, akan melakukan penguatan pertahanan seperti pembentukan divisi baru serta penambahan alutsista.Di AD, misalnya, saat ini sedang dipersiapkan pembentukan satu divisi baru Kostrad, yakni Divisi Mobil Udara.

Divisi ini akan melengkapi dua divisi sebelumnya yakni Divif-1 (lintas udara) dan Divif-2 (mekanis). Kebijakan ini juga didukung dengan rencana pengadaan alutsista, di antaranya tank dan helikopter serbu. Untuk AL, sekarang ini terus dipersiapkan penambahan satu armada besar sehingga akan menjadi tiga armada, yakni barat, timur, dan tengah. Selain itu direncanakan penambahan divisi Marinir di Sorong.

Adapun alutsista TNI AL yang akan menunjang program ini di antaranya pengadaan kapal selam, kapal cepat rudal, pesawat CN-235 MPA (maritime patrol aircraft), serta helikopter antikapal selam dan kapal permukaan. Untuk TNI AU akan ada penambahan 24 unit pesawat tempur F-16 blok 25 hibah Amerika Serikat yang di-upgrade ke blok 52 serta proyek pesawat antiradar KF-X/IF-X yang menjadi pendukung pengembangan. Pesawat-pesawat tersebut sebagian di antaranya akan ditempatkan di wilayah Indonesia timur.

Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, Kemhan terus berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan di kawasan Indonesia timur, terutama yang memiliki objek vital strategis.Beberapa ditandai dengan peningkatan radar, infrastruktur pertahanan seperti landasan terbang,dermaga,dan revitalisasi gelar pasukan AD. Dia mencontohkan, peningkatan di blok Masela yang berbatasan dengan Darwin, Australia. Blok yang kaya dengan sumber daya minyak ini memiliki sejumlah pulau terdepan seperti Selaru.

Pulau ini akan diperkuat dengan ditambah infrastruktur pertahanannya seperti dermaga. Gelar pasukan batalion TNI AD di Saumlaki juga akan diperbesar.Demikian pula dengan pos- pos TNI AL ke depan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan AL (Lanal). Untuk mendukung penguatan Angkatan Udara, tujuh landasan udara peninggalan Perang Dunia II di Morotai juga akan ditingkatkan kualitasnya. “Ini sudah menjadi perhatian dalam strategi militer masing-masing matra,”ujarnya.

Mengenai keterkaitan penguatan pertahanan di kawasan timur ini dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Darwin,Australia, Sjafrie menyatakan, hal itu bukan menjadi ancaman. Menurut dia, pasukan AS di Darwin tidak akan mendirikan pangkalan baru, melainkan prajurit AS hanya akan bergabung dalam pangkalan milik Australia.“Sebanyak 2.500 prajurit AS itu hanya bergabung dalam pangkalan milik Australia. Ini dalam rangka rotasi,” jelas Wamenhan.

Karena itu,menurut dia,bagi Indonesia keberadaan pasukan itu tidak memengaruhi strategi pertahanan. Meski demikian, dalam konteks kewaspadaan, pemerintah juga tidak akan menafikan atensi dari berbagai kalangan seperti para pakar maupun media.

SINDO

BERITA POLULER