Pages

Thursday, December 1, 2011

INDONESIA AJUKAN KERJASAMA IDUSTRI MILUTER DENGAN JERMAN


LINA NURSANTY/"PRLM"
LINA NURSANTY/"PRLM"
PRESIDEN Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama Presiden Republik Jerman, Christian Wulff dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/12). Jerman dan Indonesia...
JAKARTA, (PRLM).- Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan kerja sama industri militer dengan Republik Jerman dalam jangka panjang. Kerja sama yang akan dibangun tersebut meliputi produksi bersama antara perusahaan Indonesia dengan Jerman. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan itu dalam Pernyataan Pers Bersama Presiden Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
Presiden berharap agar Pemerintah Jerman bersedia meningkatkan kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini tidak hanya penyediaan alat pertahanan, melainkan juga produksi bersama industri pertahanan. “Contohnya PT Dirgantara Indonesia sekarang ada kerja sama dengan Airbus Military. Saya usul kerja sama strategis dan dalam long term (jangka panjang), tidak hanya procurement, tapi juga joint production,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Jerman, Indonesia pernah membeli kapal selam dan vessels dari Jerman. Kerja sama latihan bersama yang telah dirintis sejak tahun 1972 sempat terhenti ketika tahun 1998 Indonesia diwarnai isu pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Namun, seiring reformasi militer yang terus berlangsung, Indonesia berharap kerjasama militer dengan Jerman kembali ditingkatkan.
Medio September lalu, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pembicaraan dengan produsen senjata Jerman, yaitu Rheinmetall di Berlin. Rombongan yang saat itu dipimpin oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin itu mengobservasi produk meriam 155 mm serta menjajaki pembelian dan produksi bersama main battle tank TNI Angkatan Darat. Saat itu, Rheinmetall berkomitmen membantu modernisasi peralatan militer dan perlengkapan sumber daya manusia. Pada tahun 2012-2014 mendatang, TNI akan mendapat prioritas kredit dari kedua perusahaan tersebut.
Selain bidang militer, Presiden mengajukan empat bidang lain untuk ditingkatkan kerja samanya. Keempat bidang tersebut, yaitu investasi dan perdagangan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi. Dasar permohonan itu adalah karena Jerman sebagai negara yang sangat kuat di bidang teknologi sementara Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan kelas menengah yang sedang tumbuh. “Dari Indonesia mengusulkan beberapa agenda strategis yang bisa dilakukan karena Jerman negara kuat, dengan ekonomi terbesar di Eropa dan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, punya resource yang besar dan peran internasional yang makin mengemuka. Dengan potensi kekuatan ini, kita bisa meningkatkan kerjasama strategis,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Wulff menyambut baik permohonan kerjasama dari Indonesia. Wulff yang datang untuk pertama kalinya ke Indonesia itu sangat mengapresiasi kebangkitan kembali Indonesia di Kawasan Asia. “Maka kami sangat tertarik untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Indonesia selama 60 tahun menjalin kerjasama tanpa konflik. Kita menghadapi perayaan 60 tahun hubungan diplomatik yang baik dan dalam keluarga PBB, Indonesia terkenal sebagai negara yang berhasil ekonominya dan kaya sumber daya alam,” ujarnya.
Wulff juga mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang memiliki motto Bhineka Tunggal Ika sehingga memungkinkan penduduknya yang mayoritas beragama Islam namun memiliki tingkat toleransi tinggi sehingga orang hidup damai dan bebas memilih agamanya masing-masing. “Indonesia bisa jadi teladan untuk demokrasi di negara yang mayoritas Islam seperti negara di Afrika Utara dan Arab. Mereka harus memandang Indonesia untuk melihat bagaimana negara mayoritas Islam, berdemokrasi dengan pertumbuhan ekonomi, iklim transparansi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua negara, Wulff menugaskan Kanselir Jerman Angela Markel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan. Rencananya, Markel akan didampingi pebisnis dan pengusaha Jerman. Saat ini, volume perdagangan antara Indonesia-Jerman mencapai 6 miliar USD, meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, nilai investasi Jerman di Indonesia mencapai 300 juta USD dan akan ditargetkan akan ditingkatkan dua kali lipat pada tahun mendatang menyusul kedatangan Markel tersebut. 

PIKIRAN RAKYAT

Alutsista Wilayah Timur Diperkuat



PDFPrint
Friday, 02 December 2011
JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan kemampuan pertahanan khusus di kawasan Indonesia timur.

Peningkatan ini berkaitan dengan rencana penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) yang cukup banyak untuk beberapa tahun mendatang. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyatakan, pertahanan di Indonesia bagian timur memang sedang menjadi fokus pengembangan lantaran di sana banyak terdapat wilayah perbatasan darat.

Saat ini, jelasnya, proses kajian penambahan masih terus berlangsung di tiap matra (Angkatan Darat/AD, Angkatan Laut/AL, dan Angkatan Udara/ AU) sehingga belum bisa disebutkan secara pasti lokasilokasi yang bakal menjadi tempat pengembangan kekuatan.“ Ini bukan untuk waktu dekat, tapi harapannya sebelum 2024,”tegas Iskandar di Jakarta kemarin. Tiap matra, jelasnya, akan melakukan penguatan pertahanan seperti pembentukan divisi baru serta penambahan alutsista.Di AD, misalnya, saat ini sedang dipersiapkan pembentukan satu divisi baru Kostrad, yakni Divisi Mobil Udara.

Divisi ini akan melengkapi dua divisi sebelumnya yakni Divif-1 (lintas udara) dan Divif-2 (mekanis). Kebijakan ini juga didukung dengan rencana pengadaan alutsista, di antaranya tank dan helikopter serbu. Untuk AL, sekarang ini terus dipersiapkan penambahan satu armada besar sehingga akan menjadi tiga armada, yakni barat, timur, dan tengah. Selain itu direncanakan penambahan divisi Marinir di Sorong.

Adapun alutsista TNI AL yang akan menunjang program ini di antaranya pengadaan kapal selam, kapal cepat rudal, pesawat CN-235 MPA (maritime patrol aircraft), serta helikopter antikapal selam dan kapal permukaan. Untuk TNI AU akan ada penambahan 24 unit pesawat tempur F-16 blok 25 hibah Amerika Serikat yang di-upgrade ke blok 52 serta proyek pesawat antiradar KF-X/IF-X yang menjadi pendukung pengembangan. Pesawat-pesawat tersebut sebagian di antaranya akan ditempatkan di wilayah Indonesia timur.

Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, Kemhan terus berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan di kawasan Indonesia timur, terutama yang memiliki objek vital strategis.Beberapa ditandai dengan peningkatan radar, infrastruktur pertahanan seperti landasan terbang,dermaga,dan revitalisasi gelar pasukan AD. Dia mencontohkan, peningkatan di blok Masela yang berbatasan dengan Darwin, Australia. Blok yang kaya dengan sumber daya minyak ini memiliki sejumlah pulau terdepan seperti Selaru.

Pulau ini akan diperkuat dengan ditambah infrastruktur pertahanannya seperti dermaga. Gelar pasukan batalion TNI AD di Saumlaki juga akan diperbesar.Demikian pula dengan pos- pos TNI AL ke depan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan AL (Lanal). Untuk mendukung penguatan Angkatan Udara, tujuh landasan udara peninggalan Perang Dunia II di Morotai juga akan ditingkatkan kualitasnya. “Ini sudah menjadi perhatian dalam strategi militer masing-masing matra,”ujarnya.

Mengenai keterkaitan penguatan pertahanan di kawasan timur ini dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Darwin,Australia, Sjafrie menyatakan, hal itu bukan menjadi ancaman. Menurut dia, pasukan AS di Darwin tidak akan mendirikan pangkalan baru, melainkan prajurit AS hanya akan bergabung dalam pangkalan milik Australia.“Sebanyak 2.500 prajurit AS itu hanya bergabung dalam pangkalan milik Australia. Ini dalam rangka rotasi,” jelas Wamenhan.

Karena itu,menurut dia,bagi Indonesia keberadaan pasukan itu tidak memengaruhi strategi pertahanan. Meski demikian, dalam konteks kewaspadaan, pemerintah juga tidak akan menafikan atensi dari berbagai kalangan seperti para pakar maupun media.

SINDO

Awal 2012, Delapan Calon Awak Super Tucano A-29 Diberangkatkan ke Brazil



01 Desember 2011

Pesawat EMB-314/A-29 Super Tucano (photo : Jetphotos)

Malang - Delapan penerbang TNI AU dipersiapkan untuk mengawaki pesawat latih taktis Super Tucano A-29. UNtuk itu, delapan penerbang akan diberangkatkan ke Brasil, negara pembuat pesawat itu.


"Januari 2012, delapan penerbangan kita kirim ke Brazil, sebagai persiapan menjadi instruktur Super Tucano," jelas Kolonel (penerbang) Novyanto Widadi saat berbincang dengan detiksurabaya.com via telepon, Senin (29/11/2011).


Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Abdulracman Saleh ini mengungkapkan, pemberangkatan delapan calon instruktur itu menyusul rencana kedatangan empat unit pesawat Super Tucano menggantikan Skuadron OV-10F Bronco yang sudah di-grounded.


"Maret 2012, empat pesawat Super Tucano datang dari Brazil kesini (Lanud Abd Saleh,red), karena itu instruktur perlu disiapkan," ungkap Novyanto.


Ia menambahkan, keberangkatan delapan penerbang itu bersamaan dengan personel lain, untuk melengkapi sumber daya manusia pesawat Super Tucano yang mendirikan skuadron sendiri. "Selain calon instruktur juga personel lain jumlahnya sekitar 80 orang, sebagai teknisi dari pesawat itu," beber Novyanto.

Sementara dari delapan penerbang itu, lanjut Novyanto, pangkalan TNI AU Avd Saleh hanya menyumbang empat penerbang. Sisanya diambilkan dari pangkalan TNI AU di seluruh Indonesia. "Dari kita hanya empat orang," sambung Novyanto.

Menurut dia, kehadiran empat pesawat pada Maret 2012 mendatang akan disusul kembali empat pesawat berikutnya setelah enam bulan kemudian.

Pengiriman bertahap itu terus dilakukan hingga pesawat genap berjumlah 16 unit. "Pengiriman bertahap setiap enam bulan, sebanyak empat pesawat," kata Novyanto.

(Detik 

F-5 Tiger Masih Layak Jadi Andalan TNI AU




1 Desember 2011, Madiun (Pentak Lanud Iswahjudi): Dengan dicabutnya embargo dan kerjasama dibidang militer 0leh Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, maka keberadaan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, dapat lebih maksimal sehingga menambah panjang pengabdian pesawat tempur F-5 Tiger, terhadap NKRI.

Untuk membuktikan bahwa pesawat tempur F-5 Tiger II, masih layak dan masih menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI Angkatan Udara, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, bersama Kasiops Skadron Udara 14 Mayor Pnb Haris, menjajal pesawat tempur buatan Northrop Co USA, setelah mengalami modernisasi avionik dan weapon system beberapa tahun lalu.

Tak dapat dipungkiri dengan dicabutnya embergo dari negeri produsen, Paman Sam, kesiapan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang masih menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara dapat lebih maksimal, sehingga layak bila masa pengabdiannya sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara diperpanjang lagi.

Namun demikian semuanya akan sia-sia jika para perawat (Teknisi) burung besi tersebut tidak maksimal dalam melaksanakan pemeliharaan. Untuk itu orang nomor satu di Lanud Iwj tersebut, selalu menekankanmelaksanakan perawatan sesuai dengan prosedur dan zero accident all mision.

Sumber: TNI AU

Kerjasama pertahanan RI - Jerman

Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff
(kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana
Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12) . Presiden Yudhoyono
dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan
dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana
hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak
usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/
Widodo S. Jusuf/ss/ nz/11)
1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com) : Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang
prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan
Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang
investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan,
riset dan teknologi, energi bersih dan industri
pertahanan.
Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers
bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian
Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana
Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12) .
Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan
antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6
Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya.
Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih,
tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih
tinggi lagi.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY
mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan
Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa
bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.
Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang
diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak
warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di
Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang
ini bisa lebih erat lagi.
“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut
pada pendidikan di bidang teknologi. Kami
membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun
infrastruktur, mengembangkan industri dan
konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,”
kata SBY.
Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman
dalam bidang energi khususnya energi bersih dari
sumber Geotermal.
Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan,
Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan
jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement,
pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada
joint production.
Sumber: Jurnas

UGM Perkenalkan Mini UAV Berdaya Jelajah 200 Kilometer



30 November 2011

Pesawat Udara Tanpa Awak Mini atau Mini UAV dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan bobot 7,5 kilogram mampu menjelajah sampai 200 kilometer dengan kecepatan 120 kilometer per jam, bermanfaat untuk pemantauan batas wilayah atau lokasi-lokasi bencana alam. (photo : Kompas)

Pesawat Tanpa Awak UGM Berdaya Jelajah 200 Kilometer

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memantau batas wilayah atau situasi dan kondisi lokasi bencana alam dengan biaya murah dan efektif, dibutuhkan teknologi pesawat tanpa awak.

Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memamerkan hasil risetnya, berupa pesawat udara tanpa awak mini (Mini UAV) pada Forum Riset Industri Indonesia ke-3 2011, Rabu (30/11/2011) di Jakarta.

Pesawat itu memiliki kemampuan jelajah sampai 200 kilometer, dengan lama jelajah sampai 2,5 jam.

Pesawat Mini UAV ini hasil rekayasa dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Sutrisno, dan Dosen Teknik Mesin pada Sekolah Vokasi (D-III) Teknik UGM, Setyawan Bekti Wibowo.
"Kita sudah punya banyak produk riset. Masalahnya sekarang adalah industrialisasinya untuk menjadikan sebagai produk massal masih terjadi kendala," kata Rektor UGM, Sudjarwadi, dalam konferensi pers.

Pesawat Mini UAV dirancang dengan panjang bentang sayap 3,25 meter, dan bobot pesawat tanpa beban mencapai 7,5 kilogram.

Penambahan beban seperti kamera dan sensor lainnya, masih memungkinkan maksimal dua kilogram. Kecepatan Mini UAV mencapai 120 kilometer per jam. Pesawat ini berbahan bakar bensin, dengan kapasitas mesin 55 sentimeter kubik.

BERITA POLULER