Pages

Thursday, December 1, 2011

Awal 2012, Delapan Calon Awak Super Tucano A-29 Diberangkatkan ke Brazil



01 Desember 2011

Pesawat EMB-314/A-29 Super Tucano (photo : Jetphotos)

Malang - Delapan penerbang TNI AU dipersiapkan untuk mengawaki pesawat latih taktis Super Tucano A-29. UNtuk itu, delapan penerbang akan diberangkatkan ke Brasil, negara pembuat pesawat itu.


"Januari 2012, delapan penerbangan kita kirim ke Brazil, sebagai persiapan menjadi instruktur Super Tucano," jelas Kolonel (penerbang) Novyanto Widadi saat berbincang dengan detiksurabaya.com via telepon, Senin (29/11/2011).


Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Abdulracman Saleh ini mengungkapkan, pemberangkatan delapan calon instruktur itu menyusul rencana kedatangan empat unit pesawat Super Tucano menggantikan Skuadron OV-10F Bronco yang sudah di-grounded.


"Maret 2012, empat pesawat Super Tucano datang dari Brazil kesini (Lanud Abd Saleh,red), karena itu instruktur perlu disiapkan," ungkap Novyanto.


Ia menambahkan, keberangkatan delapan penerbang itu bersamaan dengan personel lain, untuk melengkapi sumber daya manusia pesawat Super Tucano yang mendirikan skuadron sendiri. "Selain calon instruktur juga personel lain jumlahnya sekitar 80 orang, sebagai teknisi dari pesawat itu," beber Novyanto.

Sementara dari delapan penerbang itu, lanjut Novyanto, pangkalan TNI AU Avd Saleh hanya menyumbang empat penerbang. Sisanya diambilkan dari pangkalan TNI AU di seluruh Indonesia. "Dari kita hanya empat orang," sambung Novyanto.

Menurut dia, kehadiran empat pesawat pada Maret 2012 mendatang akan disusul kembali empat pesawat berikutnya setelah enam bulan kemudian.

Pengiriman bertahap itu terus dilakukan hingga pesawat genap berjumlah 16 unit. "Pengiriman bertahap setiap enam bulan, sebanyak empat pesawat," kata Novyanto.

(Detik 

F-5 Tiger Masih Layak Jadi Andalan TNI AU




1 Desember 2011, Madiun (Pentak Lanud Iswahjudi): Dengan dicabutnya embargo dan kerjasama dibidang militer 0leh Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, maka keberadaan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, dapat lebih maksimal sehingga menambah panjang pengabdian pesawat tempur F-5 Tiger, terhadap NKRI.

Untuk membuktikan bahwa pesawat tempur F-5 Tiger II, masih layak dan masih menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI Angkatan Udara, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, bersama Kasiops Skadron Udara 14 Mayor Pnb Haris, menjajal pesawat tempur buatan Northrop Co USA, setelah mengalami modernisasi avionik dan weapon system beberapa tahun lalu.

Tak dapat dipungkiri dengan dicabutnya embergo dari negeri produsen, Paman Sam, kesiapan pesawat tempur F-5 Tiger II, yang masih menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara dapat lebih maksimal, sehingga layak bila masa pengabdiannya sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara diperpanjang lagi.

Namun demikian semuanya akan sia-sia jika para perawat (Teknisi) burung besi tersebut tidak maksimal dalam melaksanakan pemeliharaan. Untuk itu orang nomor satu di Lanud Iwj tersebut, selalu menekankanmelaksanakan perawatan sesuai dengan prosedur dan zero accident all mision.

Sumber: TNI AU

Kerjasama pertahanan RI - Jerman

Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff
(kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana
Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12) . Presiden Yudhoyono
dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan
dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana
hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak
usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/
Widodo S. Jusuf/ss/ nz/11)
1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com) : Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang
prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan
Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang
investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan,
riset dan teknologi, energi bersih dan industri
pertahanan.
Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers
bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian
Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana
Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12) .
Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan
antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6
Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya.
Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih,
tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih
tinggi lagi.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY
mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan
Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa
bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.
Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang
diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak
warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di
Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang
ini bisa lebih erat lagi.
“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut
pada pendidikan di bidang teknologi. Kami
membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun
infrastruktur, mengembangkan industri dan
konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,”
kata SBY.
Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman
dalam bidang energi khususnya energi bersih dari
sumber Geotermal.
Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan,
Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan
jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement,
pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada
joint production.
Sumber: Jurnas

UGM Perkenalkan Mini UAV Berdaya Jelajah 200 Kilometer



30 November 2011

Pesawat Udara Tanpa Awak Mini atau Mini UAV dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan bobot 7,5 kilogram mampu menjelajah sampai 200 kilometer dengan kecepatan 120 kilometer per jam, bermanfaat untuk pemantauan batas wilayah atau lokasi-lokasi bencana alam. (photo : Kompas)

Pesawat Tanpa Awak UGM Berdaya Jelajah 200 Kilometer

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memantau batas wilayah atau situasi dan kondisi lokasi bencana alam dengan biaya murah dan efektif, dibutuhkan teknologi pesawat tanpa awak.

Universitas Gadjah Mada (UGM) turut memamerkan hasil risetnya, berupa pesawat udara tanpa awak mini (Mini UAV) pada Forum Riset Industri Indonesia ke-3 2011, Rabu (30/11/2011) di Jakarta.

Pesawat itu memiliki kemampuan jelajah sampai 200 kilometer, dengan lama jelajah sampai 2,5 jam.

Pesawat Mini UAV ini hasil rekayasa dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Sutrisno, dan Dosen Teknik Mesin pada Sekolah Vokasi (D-III) Teknik UGM, Setyawan Bekti Wibowo.
"Kita sudah punya banyak produk riset. Masalahnya sekarang adalah industrialisasinya untuk menjadikan sebagai produk massal masih terjadi kendala," kata Rektor UGM, Sudjarwadi, dalam konferensi pers.

Pesawat Mini UAV dirancang dengan panjang bentang sayap 3,25 meter, dan bobot pesawat tanpa beban mencapai 7,5 kilogram.

Penambahan beban seperti kamera dan sensor lainnya, masih memungkinkan maksimal dua kilogram. Kecepatan Mini UAV mencapai 120 kilometer per jam. Pesawat ini berbahan bakar bensin, dengan kapasitas mesin 55 sentimeter kubik.

Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan



u3C/h3>
(Foto: DMC/Sapardi)

30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.

Sumber: Kemhan

11 Helikopter Seasprite untuk TNI AL Diproses Pengadaannya



01 Desember 2011

Helikopter SH2G Seasprite buatan Kaman Helicopters AS (photo : Jetphotos)

Heli Antikapal Selam Perkuat TNI AL
JAKARTA – Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam, antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.

Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI). Wilayah laut Indonesia yang luas, menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Karena itu, keberadaan tambahan dua unit maritime patrol aircraft (MPA) dan11 helikopter anti kapal selam Seasprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,” tegas Untung di Jakarta, kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.

Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Seasprite sejumlah satu skuadron itu, memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,” ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.

Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta, namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.

BERITA POLULER