Pages

Thursday, December 1, 2011

Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan



u3C/h3>
(Foto: DMC/Sapardi)

30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.

Sumber: Kemhan

11 Helikopter Seasprite untuk TNI AL Diproses Pengadaannya



01 Desember 2011

Helikopter SH2G Seasprite buatan Kaman Helicopters AS (photo : Jetphotos)

Heli Antikapal Selam Perkuat TNI AL
JAKARTA – Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam, antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.

Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI). Wilayah laut Indonesia yang luas, menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Karena itu, keberadaan tambahan dua unit maritime patrol aircraft (MPA) dan11 helikopter anti kapal selam Seasprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,” tegas Untung di Jakarta, kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.

Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Seasprite sejumlah satu skuadron itu, memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,” ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.

Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta, namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.

Tuesday, November 29, 2011

Jerman taruh perhatian pada ASEAN Regional Forum

Rabu, 30 November 2011 
London (ANTARA News) -  State Secretary Kementerian Luar Negeri Jerman, Emily Haber mengakui Pemerintah Jerman menaruh perhatian terhadap pentingnya upaya membangun kepercayaan (confidence building) dan diplomasi preventif dalam kerangka ASEAN Regional Forum (ARF).

Hal itu disampaikan Emily Haber, pada pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) High-Level Workshop on Confidence Building Measures and Preventive Diplomacy in Asia and Europe di Berlin yang dihadiri Deputi II Bidang Politik Luar Negeri Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Dubes Nadjib Riphat Kesoema.

Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia G.L. Kalake kepada ANTARA London, Rabu, menyebutkan Indonesia dan Jerman bertindak sebagai co-host pada Workshop yang akan berlangsung selama dua hari di Kementerian Luar Negeri Jerman, Berlin.

Lebih lanjut State Secretary Emily Haber mengatakan pembangunan kepercayaan dan diplomasi preventif telah menjadi bagian dari sejarah Jerman yang menjadi faktor pendorong runtuhnya tembok Berlin, penyatuan kembali Jerman, dan proses penyatuan masyarakat Eropa di bawah payung Uni Eropa.

Dikatakannya dalam sudut pandang Eropa, kawasan Asia Pasifik saat ini mengalami perkembangan yang signifikan, yaitu diantaranya perkembangan arsitektur kawasan yang semakin kuat, bangkitnya kekuatan Cina, dan peranan Amerika Serikat yang lebih besar di kawasan ini.

Emily Haber menambahkan seiring dengan semakin pesatnya globalisasi yang membuat negara menjadi lebih saling terkait dibanding sebelumnya, munculnya berbagai tantangan keamanan baru yang mendapat perhatian bersama seperti terorisme, penyebaran senjata pemusnah massal, serta konflik regional.

Dalam menghadapi tantangan ini, ASEAN merupakan kekuatan inti (nucleus) dari ARF dalam upaya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik, ujarnya.

Sementara itu, Dubes Nadjib Riphat Kesoema menggarisbawahi peranan penting Indonesia selama menjadi Ketua ASEAN di tahun 2011 termasuk kontribusi Indonesia dalam memperkuat pilar CBMs dan PD di ARF.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 ASEAN, Indonesia berhasil mendorong transformasi ASEAN menjadi komunitas yang lebih kohesif dan kolaboratif, serta membangun tatanan regional yang efektif.

Dikatakannya Negara anggota ASEAN juga menyepakati pembentukan Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) yang diharapkan turut menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman dan stabil.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen Kerja Sama ASEAN, Djauhari Oratmangun, menekankan Indonesia senantiasa berperan dalam pencegahan konflik melalui upaya membangun kepercayaan.

Hal ini dilakukan antara lain dengan membantu mencari solusi dari konflik perbatasan dan konflik Laut China Selatan, mendorong kemajuan dalam negosiasi Six Party Talks untuk mengatasi masalah Semenanjung Korea, mendorong terciptanya kawasan bebas nuklir di ASEAN, dan memperkuat ASEAN Maritime Forum.

Berbagai upaya tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat dua pilar utama ARF yaitu Confidence Building Measures (CMBs) dan Preventive Diplomacy (PD) agar dapat mencapai pilar yang ketiga yaitu resolusi konflik.

Workshop yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang pernah diadakan pada tahun 2008 di Berlin, diikuti sekitar 100 delegasi negara-negara ARF berlangsung dalam suasana yang terbuka dan dinamis.

Para peserta berasal dari pejabat pemerintah, kalangan militer, akademisi, perwakilan dari OSCE, dan kalangan diplomatic serta Wakil Tetap RI untuk ASEAN, Dubes Ngurah Swajaya.

Selama workshop berlangsung para peserta saling mempelajari pengalaman menangani konflik yang terjadi di beberapa kawasan, misalnya Asia Timur, Asia Tengah, dan Eropa Timur.

Berdasarkan kasus-kasus yang muncul di kawasan, maka dapat dikembangkan konsep yang lebih baik dalam menguatkan peranan institusi regional, dalam hal ini ARF dan OSCE , untuk mengatasi krisis. Para peserta menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi sebagai faktor yang turut memperkuat implementasi CBMs. (ZG)

Edito

antara

Pesawat F-16 Hibah dari AS akan Tiba di Indonesia 2014



29 November 2011


Dengan tambahan 24 pesawat F16, Indonesia akan memiliki tiga skuadron F-16 yang akan di deploy ke seluruh nusantara. (photo : Aus DoD)

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kepada VOA di Jakarta, Senin mengatakan dua lusin pesawat F16 pemberian Amerika Serikat yang telah diperbaharui akan tiba di Indonesia mulai 2014.


Hartind mengatakan pesawat F16 model block 25 ini akan diperbaharui (diremajakan) menjadi block 52, dengan teknologi terbaru dan akan tiba di Indonesia dalam posisi siap pakai.
Dengan tibanya 24 pesawat F16 kata Hartind, Indonesia akan memiliki tiga skuadron yang akan cukup kuat untuk menjaga teritorial udara.


Menurutnya Indonesia saat ini masih kekurangan pesawat tempur untuk menjaga kedaulatan terutama di udara.


Ia mengatakan, "Untuk Patroli diudara menjaga kedaulatan NKRI di udara gitu. Jadi akan patroli di daerah-daerah, tentunya di kita kan punya koops-koops (koops 1 sampai IV) yah, jadi dari Jakarta sampai ke Papua sana. Nanti deployment-nya sesuai dengan koops-koops yang ada tergelar itu.


Dengan adanya itu kira-kira kita sudah mencapai ke minimum esensial forcedari kekuatan angkatan udara Indonesia."


Lebih lanjut Hartind menjelaskan peremajaan 24 pesawat F16 milik Amerika itu akan dibiayai oleh Indonesia. Saat ini, kata Hartind, pihaknya masih terus merundingkan harga dengan pihak Amerika Serikat agar biaya peremajaan pesawat F16 tersebut bisa di bawah 760 juta dolar AS.




Proses peremajaan F16 ini, kata Hartind, diperkirakan makan waktu selama tiga tahun. Hartind juga membantah jika pesawat hibah dari Amerika itu adalah barang rongsokan.

Menurutnya, pesawat yang akan dimodernisasi di perusahaan penerbangan Lockheed Martin itu memiliki ketahanan sekitar 20 tahun dengan 4.000 jam terbang.

Ia mengatakan rata-rata penerbang menghabiskan sekitar 150 jam terbang per tahun.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan itu menambahkan penerimaan hibah pesawat ini dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan membeli pesawat baru.

"Kalau beli baru, kita cuma dapat 6 (pesawat) dengan uang segitu, tetapi kalau kita up grade yang ada sekarang kita dapat 24," ujar Hartind.

Kesepakatan transfer pesawat tempur ini diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pengamat pertahanan dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menilai hibah pesawat F16 dari Amerika Serikat itu lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.

Andi Widjajanto mengatakan, "Karena kalau membeli pesawat baru, berarti kita akan hanya datang Sukhoi 27/30. Berarti nanti seluruh skuadron pesawat tempur baru kita itu Sukhoi. Dan kita akan mengulangi masalah ketergantungan ke (hanya) satu produsen, yang berusaha kita hindari.

Karena berusaha melakukan diversifikasi ini kalau kita merencanakan akan punya 4 skuadron sampai 2014 maka skuadron lainnya tidak bisa Sukhoi harus mencari pesawat tipe lain dan dari pabrikan lain. (Ini) sangat signifikan, terutama untuk memproleh penguasaan dan pengendalian di udara."

Namun Andi Widjajanto juga menambahkan, bahwa pemerintah Indonesia harus transparan terkait hibah pesawat dari Amerika itu.

(VOA)

Monday, November 28, 2011

Ukraina Tawarkan Tank Tempur ke TNI



29 November 2011

MBT Bulat adalah versi upgrade dari T-64B MBT, mempunyai berat 45 ton, dengan kanon smoothbore 125mm (photo : Morozov)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.

Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.


Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.

Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."

Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.

Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.

Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.

Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatn Jerman.

Industri pertahana yg ingin dikuasai Indonesia

Jakarta, PelitaOnline - Indonesia rupanya
terus menaikkan targetnya dalam
mengembangkan industri pertahanan di
Indonesia. Hal ini terlihat pada saat
pertemuan Komite Kebijakan Industri
Pertahanan (KKIP) yang digelar di Kantor
Kementerian Pertahanan, Jumat (25/11 ).
Dalam hasil pertemuan itu, setidaknya
terdapat lima kemampuan yang ingin
dikuasai Indonesia.
Pertama, industri kendaraan tempur
(Ranpur/ armor vehicle) dan kendaraan
taktis (Rantis/ tactical vehicle).
"Kedua, industri kapal perang atas air
(combat vessel) dan bawah air (submarine)
serta kapal-kapal pendukungnya (support
vessel)," kata Ketua KKIP yang juga Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Ketiga, industri pesawat militer angkut
ringan dan sedang (light dan medium
military air transport, fix wing and rotary
wing) serta pesawat tempur (fighter).
Keempat, industri senjata ringan dan berat
untuk perorangan dan kelompok/ satuan
(pistol, assault riffle, caraben, SMR, SMB,
mortir, AGL, RPG) sampai dengan meriam
dan munisinya (MKK dan MKB), roket/
MLRS, torpedo, serta peluru kendali.
Sedangkan kelima adalah industri peralatan
network centric operation system, mulai
alat komunikasi radio, sistem kendali/
kontrol, komputasi, dan komando untuk
penembakan senjata, radar dan thermal
optic untuk pencari/deteksi dan penjajak
sasaran walau dengan kemampuan industri
yang relatif masih terbatas.
KKIP sendiri dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010
dalam rangka memantapkan fondasi
industri pertahanan nasional dalam rangka
revitalisasi industri pertahanan. Tugas
komite ini antara lain merumuskan
kebijakan yang terdiri dari penelitian,
pengembangan, dan peningkatan sumber
daya manusia, mengkoordinasikan
kerjasama luar negeri, dan memantau serta
mengevaluasi kebijakan industri
pertahanan.
(Pelita )

Pilih pilih alutsista eropa

26 November 2011, Jakarta

(PelitaOnline): Kementerian

Pertahanan RI memastikan tetap

melakukan pengadaan alat utama

sistem senjata (alutsista). Di

antara langkah yang dilakukan

Kemhan adalah mengadakan

Sidang Pleno Komite Kebijakan

Industri Pertahanan (KKIP), yang

digelar di Kantor Kemhan, Jumat

(25/11) .

Saat konferensi pers usai sidang,

Ketua KKIP yang juga Menteri

Pertahanan Purnomo

Yusgiantoro mengatakan saat ini

pihaknya memang merencanakan

pembelian. Namun, ia mengaku

tak hanya akan membeli alutsista

yang baru.

"Pembelian alutsista ada yang

baru. Ada yang sudah dipakai,

tapi bagus. Sekarang sedang

dipilah-pilah," kata Purnomo.

Menurut Purnomo, salah satu

alutsista yang kini dibidik

pemerintah, selain tank Leopard

milik Angkatan Darat Jerman juga

helikopter Apache. Kendati begitu

pihaknya masih

mempertimbangkan kembali

pembeliannya.

Alutsista yang akan dibeli, jelas

dia, tidak asal-asalan. Ia harus

memiliki masa pakai minimal 20

tahun setelah di-upgrade.

Negara-negara yang akan dijajaki

dalam pembelian alutsista ini

adalah Prancis, Belanda, Jerman,

Italia, dan Spanyol. Negara-

negara Eropa ini belakangan

tengah mengurangi anggaran

militernya, sehingga mereka

berencana melepas sebagian

peralatan tempur yang canggih

sekalipun.

Sumber: PelitaOnline


Published with Blogger-droid v2.0.1

BERITA POLULER