Pages

Wednesday, November 2, 2011

Israel Uji Coba Rudal Balistik, Persiapan Serangan ke Iran?


PM Benjamin Netanyahu (AFP)
Yerusalem - Di tengah merebaknya spekulasi mengenai serangan Israel ke Iran, Israel hari ini melakukan uji coba rudal balistik.

"Israel hari ini melakukan uji tembak sistem tenaga penggerak roket dari pangkalan Palmachim (di Israel tengah)," demikian statemen Kementerian Pertahanan Israel seperti diberitakan Israel Radio dan dilansir Reuters, Rabu (2/11/2011).

"Ini telah direncanakan oleh bagian pertahanan sejak lama dan telah dilaksanakan sesuai jadwal," demikian disampaikan.

Pejabat Kementerian Pertahanan menolak berkomentar mengenai jenis roket yang diuji coba. Namun menurut Israel Radio, senjata yang diuji coba tersebut adalah rudal balistik.

Uji coba ini bertepatan dengan meningkatnya spekulasi di Israel bahwa para pemimpin negeri Yahudi itu tengah menyiapkan serangan militer terhadap Iran untuk menghancurkan program nuklirnya.

Surat kabar Israel, Haaretz memberitakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak tengah mencoba meyakinkan kabinet mereka untuk mendukung serangan atas Iran.

Menurut Haaretz, Netanyahu telah berhasil meyakinkan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman untuk mendukung serangan yang dimaksudkan untuk menghancurkan kemampuan nuklir Iran tersebut. Namun sejumlah menteri lainnya tetap menentang keras rencana tersebut. Bahkan sebagian lebih memilih agar serangan ke Iran itu dilakukan oleh Amerika Serikat, bukan Israel

Detik

Tuesday, November 1, 2011

Persiapan Operasi Armada Jaya XXX/11



SURABAYA - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno (dua kanan) didampingi Pangarmatim, Laksamana Muda TNI Ade Supandi (tiga kanan) melihat persiapan Operasi Armada Jaya (AJ) dengan sandi Armada Jaya XXX/11 di Gedung Puslatkaprang Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (31/10). Operasi Amfibi (opsfib) yang melibatkan seluruh jajaran komando utama operasi TNI AL di sekitar perairan Sangatta, Kalimantan Timur pada 7-17 November 2011, tersebut bertujuan untuk mengukur kesiapan prajurit dan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista), serta komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam menjaga keutuhan NKRI. FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/ama/11


antara

Vahidi: Iran Produksi Jet Tempur dan Kapal Selam Baru




Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan pakar militer Iran berhasil memproduksi sebuah jet tempur dan kapal selam baru.

"Program pembangunan pesawat ini merupakan buah bekerjasama departemen pertahanan dengan Angkatan Udara Iran (IRIAF)," kata Vahidi Sabtu (29/10).

Vahidi juga mengumumkan bahwa kapal selam canggih baru akan diserahkan untuk digunakan angkatan laut Iran dalam beberapa bulan mendatang.

"Kapal selam ini adalah teknologi canggih yang memiliki kemampuan manuver yang besar untuk operasi bawah permukaan, dan dilengkapi dengan senjata canggih," kata Vahidi.

Kini, Iran adalah satu-satunya negara di dunia Muslim mampu merancang dan membangun kapal selam.

Vahidi juga mengumumkan peresmian sebuah rudal jelajah baru bernama "Zafar" (kemenangan) oleh angkatan bersenjata Iran.

Iran telah memulai kampanye swasembada di bidang industri pertahanan dan telah meluncurkan sejumlah proyek-proyek militer sejak kemenangan Revolusi Islam 1979.

Iran telah berulang kali menegaskan bahwa doktrin militernya didasarkan pada pencegahan demi mempertahankan wilayahnya melawan agresor dan mewujudkan stabilitas kawasan.

SUMBER :IRIB Indonesia
H

Lisensi Habis, PT DI Butuh Proyek Pengembangan Pesawat



 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | AKIBAT krisis keuangan yang sempat menimpa PT Dirgantara Indonesia, perusahaan pesawat terbang nasional ini kehilangan lisensi beberapa pesawat yang sebelumnya bisa diproduksi.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT. DI Dita Ardonni Jafri berharap, pemerintah dapat memberi bantuan agar PT DI bisa terus hidup.

"Lisensi produksi helikopter kita telah habis,"kata Ardonni di kantor PT DI di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11).

Menurut dia, habisnya lisensi pembuatan pesawat ini dikarenakan PT DI telah mencapai kapasitas produksi yang ditentukan. Untuk mengatasi persoalan ini, Ardonni berharap pemerintah dapat membantu dengan memberikan proyek pembuatan pesawat agar PT DI dapat terus hidup.

Namun, menurut Ardonni, akan lebih baik jika pemerintah memberikan proyek jangka panjang agar pengembangan pesawat baru bisa terus dilakukan.

“Selama ini pemerintah memberikan proyek setahun, setahun. Ini membuat kami kesulitan. Lebih baik jangka panjang, dengan jumlah yang besar,”kata Ardonni.

Lisensi milik PT DI yang saat ini telah habis diantaranya lisensi untuk helikopter Super Puma dan NBell-412.

Selain itu, ada beberapa pesawat yang akan dikembangkan PT DI. CN-235 Next G, Pesawat Twin Outer N-219 yang difungsikan untuk pengamanan wilayah Indonesia bagian timur, IF-X / KF-X yang merupakan Joint Production dengan Korea Selatan, Roket RHan 122 yang sekarang sudah dipesan Kemhan sebanyak 1000 buah, dan helikopter tempur Bumblebee. “Tapi kalau tak ada proyek, kami tak bisa melakukan pengembangan ini,”kata Ardonni.

JURNAS

Pemerintah Komitmen Bangun Industri Pertahanan



 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | KEPALA Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomblik) Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk menggunakan alutsista dalam negeri. Komitmen ini turut didukung DPR yang meminta TNI/Polri untuk menggunakan produk alutsista dalam negeri.

Menurut Kapuskomblik, komitmen pemerintah terlihat dari pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang bertujuan mencapai kemandirian alutsista.

“Dengan adanya komitmen ini, ke depan industri pertahanan akan lebih maju,” katanya di Bandung, Jawa Barat (1/11).

Selain itu, saat kunjungannya untuk melihat prototipe pesawat C-295 26 Oktober lalu, presiden telah menginstruksikan untuk menghidupkan PT DI.

Hartind menambahkan, sebagai salah satu komitmen pengembangan PT DI, industri pesawat terbang ini telah menandatangani kontrak untuk permodalan senilai 2 triliun rupiah dengan Bank Rakyat Indonesia.

“Pengucuran dana akan dimulai pada 2012, sebesar Rp 1 triliun,” katanya.

JURNAS

PT DI Nyatakan Mampu Remajakan F-16



 
tni-au.mil.id / tni-au.mil.id
Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menyatakan kemampuannya untuk melakukan retrofit (peremajaan) pesawat, termasuk pesawat tempur F-16 yang akan dihibahkan Amerika Serikat pada Indonesia melalui TNI AU.

Direktur Teknik Teknologi dan Pengembangan PT DI Dita Ardonni Jafri mengatakan, yang dibutuhkan PT DI hanya kepercayaan dan penghargaan.

“Jika tak sesuai dengan penghargaan yang kami terima, buat apa,”kata Ardoni di Bandung Jawabarat, Selasa (1/11).

Menurut Donni, lebih baik PT DI tidak dilibatkan jika nilai proyek retrofit pesawat tersebut tidak sesuai. “Kalau nilainya signifikan kita kerjakan tapi jika tidak PT DI tidak perlu dilibat," imbuhnya.

Soal kemampuan, Donni meyakinkan PT DI mampu mengerjakan proyek tersebut. Dia katakan, PT DI sudah terbiasa melakukan integrasi untuk avionik. Untul hal seperti ini, PT DI sudah memiliki pengalaman saat mengintegrasikan pesawat di Turki.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat berdalih retrofit F-16 hibah dari Amerika Serikat tidak dilakukan di Indonesia karena beban biaya membawa pesawat ke tanah air dan ketidaklengkapan alat serta sumber daya PT DI.

JURNAS

China luncurkan pesawat antariksa tak berawak



Selasa, 1 November 2011 10:03 WIB | 1044 Views
Model yang telah dimodifikasi dari roket Long March CZ-2F yang membawa pesawat luar angkasa tanpa awak Shenzhou 8 diluncurkan dari landasan di Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Provinsi Gansu, China, Selasa (1/11). China meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak Shenzhou 8 Selasa dini hari, membuka jalan untuk pelatihan penggabungan dengan pesawat lain yang akan menjadi uji utama kemampuan negara dengan kekuatan meningkat itu untuk menguatkan cengkeraman jangka panjang mereka di bidang luar angkasa. (FOTO ANTARA/REUTERS/China Daily/ox/11.)
Beijing (ANTARA News) - China mengatakan mereka telah berhasil meluncurkan sebuah pesawat antariksa tak berawak, Selasa, sebagai langkah ke depan ke tujuan untuk membangun stasiun ruang angkasa pertamanya pada 2020.

Shenzhou VIII telah meluncur dari padang pasir Gobi di bagian baratlaut China pada pukul 5.58 waktu setempat (pukul 4.58 WIB), kata kantor berita Xinhua.

Pesawat itu kemudian memisahkan diri dari roket peluncurnya, sebuah Long March-2F yang dimodifikasi, sekitar 200 kilometer di atas Bumi.

Pesawat itu akan bergabung dengan Tiangong-1 atau "Heavenly Palace", mungkin dalam beberapa hari, di tempat yang akan menjadi pengaitan ruang angkasa pertama negara itu dengan sebuah modul yang telah mengorbit Bumi.

Pengaitan percobaan itu adalah bagian dari persiapan China untuk membangun stasiun ruang angkasa pertamanya pada 2020, tempat para astronout dapat tinggal selama beberapa bulan, seperti yang mereka lakukan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) NASA atau bekas Rusia, Mir.

Teknologi pengaitan di ruang angkasa itu sangat penting karena kedua pesawat itu, ditempatkan di orbit yang sama dan memutari Bumi sekitar 28.000 kilometer per jam, harus bersatu secara progresif untuk menghindari penghancuran satu sama yang lainnya.

Jika itu berhasil, China akan meluncurkan dua pesawat antariksa lainnya tahun depan untuk melakukan lebih banyak percobaan-percobaan pengaitan (pesawat ruang angkasa).

Menurut kantor berita Xinhua, sedikitnya sebuah pesawat akan diawaki, dan dua wanita astronout akan termasuk di antara mereka yang dilatih untuk misi tersebut. Jika mereka terpilih, mereka akan menjadi wanita-wanita pertama China yang dikirim ke ruang angkasa.

China telah memulai program penerbangan ruang angkasa berawaknya pada 1990 setelah negara itu membeli teknologi Rusia dan pada 2003 menjadi negara ketiga yang akan mengirim manusia ke ruang angkasa, setelah bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat.

China menganggap program ruang angkasanya yang serius sebagai simbol pencapaian globalnya yang berkembang.
(ANT)

ANTARA

BERITA POLULER